Anda di halaman 1dari 37

Modul 1

Deret Fourier
Prof. Dr. Bambang Soedijono

PENDAHULUA N

P ada modul ini dibahas masalah ekspansi deret Fourier Sinus – Cosinus
untuk suatu fungsi periodik ataupun yang dianggap periodik, dan dibahas
pula transformasi Fourier ataupun transformasi Cosinus Fourier dan
transformasi Sinus Fourier. Hal ini cukup penting, terutama dalam
penyelesaian berbagai masalah syarat batas yang penyelesaiannya disajikan
dalam bentuk deret fungsi sinus-cosinus.
Pada bagian akhir modul ini dibahas pula berbagai aplikasi deret Fourier.
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu memahami masalah
ekspansi deret Fourier ataupun transformasi Fourier suatu fungsi, dan
mempunyai keterampilan dalam mengaplikasikan Deret Fourier.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan:
1. mampu menyajikan ekspansi deret Fourier ataupun transformasi Fourier
suatu fungsi,
2. terampil mempergunakan transformasi Fourier untuk menghitung nilai
suatu integral tertentu,
3. terampil menyelesaikan suatu masalah syarat batas dengan
memanfaatkan ekspansi deret Fourier suatu fungsi.
1.2 Metode Matematis I z

Kegiatan Belajar 1

Deret Fourier

P ada kegiatan belajar ini dibahas ekspansi suatu fungsi dalam bentuk
Deret Fourier. Deret Fourier merupakan suatu deret tak hingga dengan
suku-suku memuat komponen trigonometri, sinus-cosinus, yang konvergen
ke suatu fungsi periodik.

FORMULA DERET FOURIER

Suatu fungsi f merupakan fungsi periodik jika dan hanya jika terdapat
konstanta c , sehingga untuk setiap x dalam domain f dipenuhi
f ( x + 2c) = f ( x) , dan 2c disebut periode dari fungsi f .
Mudah dipahami apabila 2c merupakan periode dari fungsi f , maka
2nc juga merupakan periode dari fungsi yang sama, fungsi f .

Contoh pada aplikasi, suatu gaya dengan besar (magnitude) konstan bekerja
pada suatu sistem mekanik akan digambarkan sebagai grafik fungsi periodik
sebagaimana disajikan dengan Gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1
z MATA4431/MODUL 1 1.3

Misalkan f , y = f (t ) suatu fungsi periodik dengan periode 2π , dan


disajikan sebagai:
a0
+ a1 cos t + b1 sin t + + an cos nt + bn sin nt + (1.1)
2
dengan an , bn konstanta, dan jika untuk setiap x deret tersebut konvergen ke
f ( x ) , maka
a0
f ( x) = + a1 cos x + b1 sin x + + an cos nx + bn sin nx + (1.2)
2
Selanjutnya, deret (1.2) disebut deret Fourier untuk fungsi periodik
f ( x ) , dengan periode 2π .
Jika kedua ruas persamaan (1.2) dikalikan dengan cos mx (m integer)
dan selanjutnya diintegralkan terhadap x dari −π hingga π , diperoleh:
π a0 π π π
∫−π f ( x) cos mx dx= 2 ∫−π cos mx dx + a1 ∫−π cos x cos mx dx + b1 ∫−π sin x cos mx dx
π π
+ + an ∫−π cos nx cos mx dx +bn ∫−π sin nx cos mx dx+
dan dengan mengingat:
π ⎧0 jika m ≠ n

∫−π cos nx cos mx dx =⎪⎨⎪⎪⎩π jika m = n > 0
π
∫−π sin nx cos mx dx= 0 untuk setiap integer m, n

diperoleh
π
∫−π f ( x) cos mx dx = π am , m =1, 2,…
atau dapat disajikan sebagai
1 π

π ∫−π
an = f ( x) cos nx dx, n =1, 2,… (1.3)

dan untuk n = 0,
1 π
a0 =
π ∫−π f ( x) dx . (1.4)
1.4 Metode Matematis I z

Jika kedua ruas persamaan (1.2) dikalikan dengan sin mx (m integer)


dan selanjutnya diintegralkan terhadap x dari −π hingga π , diperoleh
π a0 π π π
∫−π f ( x)sin mx dx= 2 ∫−π sin mx dx + a1 ∫-π cos x sin mx dx +b1 ∫-π sin x sin mx dx
π π
+ + an ∫ cos nx sin mx dx + bn ∫ sin nx sin mx dx +
-π −π

dengan mengingat
π ⎧

⎪ 0 jika m ≠ n
∫−π sin nx sin mx dx = ⎨
⎩π

⎪ jika m = n > 0
maka diperoleh
1 π

π ∫−π
bn = f ( x)sin nx dx, n =1, 2,… (1.5)

Dengan demikian, setiap fungsi f , y = f ( x ) merupakan fungsi


periodik dengan periode 2π selalu dapat disajikan dalam bentuk deret
Fourier (1.2) dengan an , bn ditentukan dengan persamaan (1.3), (1.4),
dan (1.5).

Contoh 1.1 Diberikan f , y = f ( x ) suatu fungsi periodik dengan


periode 2π dan
π
f ( x ) = 0, − π ≤ x < −
2
π π
f ( x ) =1, − < x<
2 2
π
f ( x ) = 0, < x ≤π
2
⎛ π⎞ ⎛π ⎞ 1
f ⎜− ⎟= f⎜ ⎟=
⎝ 2⎠ ⎝2⎠ 2
z MATA4431/MODUL 1 1.5

Gambar 1.2

Sajikan y = f ( x) dalam bentuk deret Fourier.

Penyelesaian: Perderetan Fourier untuk fungsi f , y = f ( x ) di atas


berbentuk
a0 ∞
f ( x) = + ∑ [ an cos nx + bn sin nx ]
2 n =1
dengan
π
1 π 1
a0 =
π ∫−π f ( x) dx = π ∫−2π dx =1
2
1 π
an =
π ∫−π f ( x) cos nx dx
π
1
=
π ∫−2π cos nx dx
2
nπ −nπ
sin − sin
1 2 2
=
π n
⎧⎪ 2
⎪⎪− untuk n = 3, 7,11,15,...
⎪⎪ nπ
⎪⎪
⎪ 2
an = ⎨ untuk n =1,5,9,13,...
⎪⎪ nπ
⎪⎪
⎪⎪
⎪⎪ 0 untuk n = 2, 4, 6,8,...
⎪⎩
1.6 Metode Matematis I z

1 π
f ( x )sin nx dx
π ∫−π
bn =
π
1
=
π ∫−2π ( x)sin nx dx
2
nπ −nπ
− cos+ cos
= 2 2

= 0 untuk n =1, 2, 3,... .
Dengan demikian deret Fourier di atas dapat ditulis
1 2 2 2 2
f ( x) = + cos x − cos3x + cos5 x − cos 7 x + .
2 π 3π 5π 7π
Selanjutnya, jika diambil:
1
S0 ( x) =
2
1 2
S1 ( x) = + cos x
2 π
1 2 2
S 2 ( x) = + cos x − cos3 x
2 π 3π
maka grafik kurva S0 , S1 , dan S 2 disajikan dengan Gambar 1.3.

Gambar 1.3
z MATA4431/MODUL 1 1.7

Diketahui fungsi f , y = f ( x ) merupakan fungsi kontinu dan terdefinisi


pada interval (−C , C ) dan di luar interval tersebut dipenuhi
f ( x + 2C ) = f ( x) , misalkan f ( x) merupakan fungsi kontinu dan periodik
dengan periode 2C, dengan demikian fungsi f dapat disajikan dalam bentuk
deret Fourier. Untuk menyusun perderetan Fourier fungsi f tersebut dilakukan
substitusi variabel
π
t= x.
C
⎛C ⎞
Sehingga f ( x ) = f ⎜ t ⎟ = φ ( t ) dengan φ suatu fungsi periodik dengan
⎝π ⎠
periode 2π dan perderetan Fouriernya adalah

C a
f ( t ) = 0 + ∑ ( an cos nx + b n sin nx ) (1.6)
π 2 n =1
dengan
1 π ⎛C ⎞
f ⎜⎜ t ⎟⎟ cos nt dt
π ∫−π ⎜⎝ π ⎟⎠
an =

1 C nπ ⎛π ⎞
f ( x ) cos x d ⎜⎜ x⎟⎟⎟
π ∫−C
=
C ⎜⎝ C ⎠

atau dapat disajikan sebagai


1 C nπ
an =
C ∫−C
f ( x) cos
C
x dx, n =1, 2,...
dan
1 π ⎛C ⎞
f ⎜⎜ t ⎟⎟ sin nt dt
π ∫−π ⎜⎝ π ⎟⎠
bn =

1 C nπ ⎛π ⎞
f ( x )sin x d ⎜⎜ x⎟⎟⎟
π ∫−C
=
C ⎜⎝ C ⎠
atau dapat disajikan sebagai
1 C nπ
bn =
C ∫−C
f ( x)sin
C
x dx, n =1, 2,... .
1.8 Metode Matematis I z

Dengan demikian persamaan (1.6) dapat disajikan sebagai


a0 ∞ ⎛ nπ nπ ⎞
f ( x) = + ∑ ⎜ an cos x + b n sin x⎟ (1.7)
2 n =1 ⎝ C C ⎠
dengan
1 C nπ
an = ∫
C −C
f ( x) cos
C
x dx, n =1, 2,...

1 C nπ
bn = ∫ f ( x)sin x dx, n =1, 2,... (1.8)
C −C C
dengan an , bn diperoleh dari persamaan (1.8).
Apabila f ( x) suatu fungsi kontinu dengan periode 2C , maka
perderetan Fourier fungsi f ( x) dapat disajikan dengan persamaan (1.7)
di atas dengan koefisien an dan bn disajikan sebagai
1 L + 2C nπ
C ∫L
an = f ( x) cos x dx, n =1, 2,...
C
1 L+2C nπ
bn = ∫ f ( x)sin x dx, n =1, 2,... (1.9)
C L C
dengan L suatu bilangan real.

Contoh 1.2 Sajikan fungsi f ( x) = x 2 , 0 < x < 6 dalam deret Fourier


apabila fungsi tersebut mempunyai periode 6.

Penyelesaian:
z MATA4431/MODUL 1 1.9

Fungsi f ( x) = x 2 mempunyai periode 2 C = 6 berarti C = 3 dan dengan


mengambil L = 0 , dengan demikian koefisien Fourier (1.9) menjadi
1 L + 2C nπ
an =
C ∫ L
f ( x) cos
C
x dx

1 6 nπ x
= ∫ x 2 cos dx
3 0 3
A1 = 10,93
A2 = 2,73
A3 = 1, 22
A4 = 0,68

1 L +2C nπ
bn = ∫
C L
f ( x)sin
C
x dx

1 6 nπ x
= ∫ x 2 sin dx
3 0 3
B1 = −34,36
B2 = −17,18
B3 = −11, 45
B4 = −8,39
Dengan demikian diperoleh
f ( x) = x 2
πx 2π x 4π x
= 10,93cos + 2, 73cos + 1, 22 cos π x + 0, 68cos +
3 3 3
πx 2π x 4π x
− 34,36sin −17,18sin − 11, 45sin π x − 8,39sin −
3 3 3
1.10 Metode Matematis I z

DERET SINUS FOURIER, DERET COSINUS FOURIER

Suatu fungsi f , y = f ( x ) terdefinisi pada selang − a ≤ x ≤ a dikatakan


fungsi genap jika f ( − x ) = f ( x ) dan dikatakan fungsi ganjil jika
f ( − x ) = − f ( x ) , dengan demikian dipenuhi
⎧⎪ 0 jika f fungsi ganjil
a ⎪⎪
∫−a f ( x) dx =⎨⎪⎪2 a f ( x) dx jika f fungsi genap (1.10)

⎪⎩ 0
Karena cos x merupakan fungsi genap dan sin x merupakan fungsi
ganjil, maka persamaan (1.8) menjadi
1 C nπ 2 C nπ
an = ∫ f ( x) cos x dx = ∫ f ( x) cos x dx (1.11)
C −C C C 0 C
jika f merupakan fungsi genap, dan
1 C nπ
an = ∫ f ( x) cos x dx = 0
C −C C
jika f merupakan fungsi ganjil, dan
1 C nπ
f ( x)sin
C ∫−C
bn = x dx = 0
C
jika f merupakan fungsi genap, dan
1 C nπ 2 C nπ
bn = ∫ f ( x)sin x dx = ∫ f ( x)sin x dx (1.12)
C −C C C 0 C
jika f merupakan fungsi ganjil.
Selanjutnya, jika f merupakan fungsi periodik dengan periode 2C dan
juga merupakan fungsi genap, maka perderetan Fourier (1.7) untuk fungsi f
tersebut menjadi
a0 ∞ nπ
f ( x) = + ∑ an cos x (1.13)
2 n =1 C
dengan an , n = 0, 1, 2,..., diperoleh dari persamaan (1.11).
Jika f merupakan fungsi periodik dengan periode 2C dan juga
merupakan fungsi ganjil, maka perderetan Fourier (1.7) untuk fungsi f
tersebut menjadi


f ( x ) = ∑ bn sin x (1.14)
n =1 C
z MATA4431/MODUL 1 1.11

dengan bn , n =1, 2,..., diperoleh dari persamaan (1.12).


Jika fungsi f , y = f ( x ) terdefinisi pada selang [ 0, C ] , dan selanjutnya
didefinisikan fungsi f1 , fungsi periodik dengan periode 2C,
f1 ( x ) = f ( − x ) , − C ≤ x ≤ 0
= f ( x), 0≤ x ≤ C
berarti f1 merupakan fungsi genap, sehingga perderetan Fourier untuk
fungsi f1 berbentuk
a0 ∞ nπ
f1 ( x ) = + ∑ an cos x.
2 n =1 C
Karena f1 ( x) = f ( x ) , 0 ≤ x ≤ C , maka diperoleh
a0 ∞ nπ
f ( x) = + ∑ an cos x, 0 ≤ x ≤ C (1.15)
2 n =1 C
dengan
2 C nπ
an = ∫0 f ( x) cos x dx, n = 0,1, 2,... . (1.16)
C C
Persamaan (1.15) disebut perderetan Cosinus Fourier untuk fungsi f,
y = f ( x) , 0≤ x ≤C .

Dengan cara yang sama, didefinisikan fungsi f 2 , fungsi periodik dengan


periode 2C ,
f2 ( x ) = − f ( − x ) , − C ≤ x ≤ 0
= f ( x), 0≤ x≤ C
berarti f 2 merupakan fungsi ganjil, sehingga perderetan Fourier untuk
fungsi f 2 berbentuk


f 2 ( x ) = ∑ bn sin x.
n =1 C
Karena f 2 ( x ) = f ( x ) untuk 0 ≤ x ≤ C , maka diperoleh


f ( x ) = ∑ bn sin x, 0 ≤ x ≤ C (1.17)
n =1 C
1.12 Metode Matematis I z

dengan
2 C nπ
f ( x)sin
C ∫0
bn = x dx . (1.18)
C
Persamaan (1.17) disebut perderetan Sinus Fourier untuk fungsi f,
y = f ( x), 0≤ x ≤C .

Contoh 1.3 Sajikan fungsi f ( x ) = π − x, 0 ≤ x ≤ π dalam bentuk deret


Cosinus Fourier.

Penyelesaian:
2 π
a0 = ∫0 (π − x) dx = π
π
2 π
(π − x)cos nx dx
π ∫0
an =
n
2 1 − (−1)
=
π n2
a2 n =0
4
a2 n+1 = 2
π (2n + 1)
Deret Cosinus Fourier untuk f ( x ) = π − x adalah
π ∞ 4 cos ( 2n + 1) x
π − x= + ∑ .
2 n =0 π ( 2n + 1)2

Contoh 1.4 Sajikan fungsi f ( x ) = x 2 , 0 ≤ x ≤1 dalam bentuk deret Sinus


Fourier.

Penyelesaian:
1
bn = 2 ∫ x 2 sin nπ x dx
0

(−1) (2 − n 2π 2 )− 2
n

=2
n3 π 3
z MATA4431/MODUL 1 1.13

Deret Sinus Fourier untuk f ( x ) = x 2 adalah


∞ ( −1)n ( 2 − n 2 π 2 ) − 2
x = 2∑
2
sin nπ x .
n =1 n3π 3

L A TIH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Ekspansikan fungsi f ( x ) = 2 − x untuk 0 < x < 4, f ( x ) = x − 6 untuk


4 < x < 8 , dalam bentuk deret Fourier dengan periode 8.

2) Ekspansikan fungsi
⎧1, 0 ≤ x ≤ π
⎪ 2
f ( x) = ⎨
⎪⎩ 0, π < x ≤ π
2
ke dalam bentuk deret Sinus Fourier.

3) Tentukan ekspansi deret Fourier untuk fungsi


⎧0, −2 ≤ t ≤ −1
⎪ 1 + t, −1 ≤ t ≤ 0

f (t ) = ⎨
⎪ 1 − t, 0 ≤ t ≤1
⎪⎩ 0, 1≤ t ≤ 2

Petunjuk Jawaban Latihan

16 ⎡ π x 1 3π x 1 5π x ⎤
1) f ( x ) = 2 ⎢
cos + 2 cos + 2 cos + ⎥
π ⎣ 4 3 4 5 4 ⎦

∞ 1 − cos
2 2 sin nπ
2) f ( x ) = ∑
π n −1 n
1.14 Metode Matematis I z

1 4 8
3) a0 = , an = untuk n =1,3,5,..., an = untuk n = 2, 6,10,...,
2 2
2 n π n π2
2

an = 0 untuk n = 4,8,12, dan bn = 0 untuk n = 1, 2,3,...

RA NGK UMA N

Setiap fungsi f , y = f ( x ) merupakan fungsi periodik dengan


periode 2π dapat disajikan dalam bentuk deret Fourier:
a0 ∞
f ( x) = + ∑ [ an cos nx + bn sin nx ]
2 n =1
dengan
1 π
f ( x ) dx
π ∫−π
a0 =

1 π
an =
π ∫−π f ( x)cos nx dx, n = 1, 2,...
1 π
f ( x )sin nx dx,
π ∫−π
bn = n =1, 2,... .

Jika fungsi f , y = f ( x ) merupakan fungsi periodik dengan


periode 2C , maka ekspansi deret Fouriernya berbentuk
a0 ∞ ⎡ nπ nπ ⎤
f ( x) = + ∑ ⎢ an cos x + bn sin x⎥
2 n =1 ⎣ C C ⎦
dengan
1 C nπ
an = ∫ f ( x ) cos x dx, n = 0,1, 2,...
C −C C
1 C nπ
bn = ∫ f ( x )sin x dx, n =1, 2,...
C −C C
atau dapat pula disajikan sebagai
1 L + 2C nπ
an =
C ∫ L
f ( x) cos
C
x dx, n =1, 2,...

1 L + 2C nπ
bn = ∫ f ( x)sin x dx, n =1, 2,...
C L C
dengan L konstanta.
z MATA4431/MODUL 1 1.15

Jika fungsi f , y = f ( x ) terdefinisi pada selang 0 ≤ x ≤ L dan juga


kontinu (kontinu bagian demi bagian), maka ekspansi deret Cosinus
Fouriernya berbentuk:
a0 ∞ nπ
f ( x) = + ∑ an cos x, 0 ≤ x ≤ L
2 n =1 C
dengan
2 L nπ
an = ∫ f ( x ) cos x dx, n = 0,1, 2,...
L 0 L
dan ekspansi deret Sinus Fouriernya berbentuk


f ( x ) = ∑ bn sin x, 0 ≤ x ≤ L
n =1 L
dengan
2 L nπ
bn = ∫ f ( x )sin x dx, n = 1, 2,...
L 0 L

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

⎧0, − 5 < x < 0


1) Jika fungsi f ( x) = ⎨ fungsi periodik dengan
⎩ 3, 0 < x < 5
periode 10 diperderetkan ke dalam bentuk deret Fourier, maka
koefisien-koefisiennya adalah ….
3 (1 − cos nπ )
A. a0 = 3; an = 0, n ≠ 0; bn = , n =1, 2,3,…

3 (1 − cos nπ )
B. an = 0, n = 0,1, 2,... ; bn = , n =1, 2,3,...

3 (1 − cos nπ )
C. a0 = 3; an = , n =1, 2,... ; bn = 0, n =1, 2,3,…

3 (1 − cos nπ )
D. an = , n = 0,1, 2,... ; bn = 0, n =1, 2,3,...

1.16 Metode Matematis I z

2) Ekspansi deret Fourier fungsi f ( x ) pada soal nomor 1 adalah ….


∞ 3 (1 − cos nπ ) nπ
A. f ( x ) = ∑ cos x
n=0 nπ 5
3 ∞ 3 (1 − cos nπ ) nπ
B. f ( x ) = + ∑ cos x
2 n =1 nπ 5
∞ 3 (1 − cos nπ ) nπ
C. f ( x ) = ∑ sin x
n =1 nπ 5
3 ∞ 3 (1 − cos nπ ) nπ
D. f ( x ) = + ∑ sin x
2 n =1 nπ 5

3) Berdasarkan jawaban soal nomor 2, deret di ruas kanan konvergen titik


demi titik ke f ( x ) , dan untuk x = 0 deret tersebut konvergen ke ….
A. 0
3
B.
2
C. 3
2
D.
3

4) Ekspansi deret Sinus Fourier fungai f ( x ) = cos x, 0 < x < π adalah ….



8 n
A. f ( x ) =
π
∑ 2n + 1 sin 2nx
n =1

8 n
B. f ( x ) =
π
∑ 2n − 1 sin 2nx
n =1

8 n
C. f ( x ) =
π
∑ 4n2 − 1 sin 2nx
n =1

8 n
D. f ( x ) =
π
∑ 4n2 + 1 sin 2nx
n =1
z MATA4431/MODUL 1 1.17

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1


yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = ×100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.18 Metode Matematis I z

Kegiatan Belajar 2

Integral Fourier

P ada kegiatan belajar ini dibahas ekspansi suatu fungsi dalam bentuk
integral Fourier. Integral Fourier merupakan suatu integral tak
sebenarnya yang merupakan bentuk pendekatan suatu fungsi, dengan
demikian kegiatan belajar ini didasarkan pada integral tak sebenarnya dan
juga kekonvergenan integral tak sebenarnya.

FORMULA INTEGRAL FOURIER

Sebagaimana telah dipelajari, apabila diberikan fungsi f, y = f ( x) ,


terdefinisi pada selang (− c, c) dan juga merupakan fungsi periodik dengan
periode 2c, maka fungsi f dapat diperderetkan dalam deret fourier sebagai
a0 ∞
f ( x) = + ∑ ( an cos nx + bn sin nx )
2 n =1
dengan
1 x=c
c ∫ x=−c
a0 = f ( x) dx

1 x =c nπ
an = ∫ f ( x)cos x dx
c x=−c c
1 x=c nπ
bn = ∫ f ( x)sin x dx
c x =−c c
atau dapat disajikan sebagai
1 x=c 1 ∞ x=c nπ
f ( x) = ∫ f (ξ ) dξ + ∑ ∫ f (ξ )cos( (ξ − x)) dξ . (1.19)
2c x=−c c n=1 x=−c c
Apabila fungsi f terdefinisi dan memenuhi kondisi di atas untuk setiap
interval, untuk setiap nilai c cukup besar tetapi berhingga, maka deret
1 x =c 1 ∞ x= c nπ
2c ∫ x=−c
f (ξ ) d ξ + ∑
c n=1 ∫x=−c f (ξ ) cos( c (ξ − x)) d ξ

konvergen ke f ( x) .
z MATA4431/MODUL 1 1.19

Hal di atas menunjukkan suatu gambaran bahwa deret tersebut


konvergen untuk c cukup besar dekat pada tak hingga, dan fungsi f bukan
fungsi periodik. Dalam hal ini suku pertama dari deret bernilai nol,
1 x=c x=∞

2 c ∫ x=−c ∫x=−∞ f (ξ ) dξ
f (ξ ) d ξ = 0 , untuk c →∞ , karena

mempunyai nilai berhingga.


π
Selanjutnya diambil Δυ = dan deret di atas dapat disajikan sebagai
c

1 x =c π
π
∑ Δυ ∫ x=−c f (ξ ) cos(n Δυ (ξ − x)) dξ , c = Δυ
n=1
atau dapat pula disajikan sebagai

1 ⎛ x=c ⎞ π
π
∑ ⎜⎜⎝∫ x=−c f (ξ ) cos(n Δυ (ξ − x)) dξ ⎟⎟⎟⎠ Δυ , c = Δυ .
n=1
Misalkan x diangap tetap, dan ∆υ positif cukup kecil, maka nΔυ
berjalan sepanjang sumbu υ positif, dengan demikian diperoleh
π
lim = ∞ dan
Δυ → 0 Δυ

1 ⎛ x=c ⎞
lim
π Δυ → 0
∑ ⎜⎜⎝∫x=−c f (ξ ) cos(n Δυ (ξ − x)) dξ ⎠⎟⎟⎟ Δυ
n=1
1 υ =∞ ⎛ ξ =∞ ⎞
⎜ f (ξ ) cos(υ (ξ − x)) d ξ ⎟⎟⎟ dυ .
π ∫υ =0 ⎜⎝ ∫ξ =−∞
=

Sehingga diperoleh hubungan
1 υ =∞ ξ =∞
f ( x) =
π ∫υ =0 ∫ξ =−∞ f (ξ ) cos(υ (ξ − x)) dξ dυ (1.20)

yang dikenal sebagai formula integral Fourier untuk fungsi f ( x) .


Formula integral Fourier untuk fungsi f ( x) sebagaimana disajikan
dengan persamaan (1.20) mudah dijabarkan menjadi
υ =∞
f ( x) = ∫ [ A(υ ) cosυ x + B(υ )sin υ x ] dυ , − ∞< x <∞ (1.21)
υ =0
1 ξ =∞

π ∫ξ =−∞
A(υ ) = f (ξ )cosυξ d ξ (1.22)

1 ξ =∞

π ∫ξ =−∞
B (υ ) = f (ξ )sin υξ d ξ . (1.23)
1.20 Metode Matematis I z

Contoh 1.5 Bila diberikan fungsi f ( x) = e ax , tentukan bentuk integral


Fourier untuk fungsi f ( x) tersebut.

Penyelesaian: Formula integral Fourier disajikan sebagai


υ =∞
f ( x) = ∫ [ A(υ ) cosυ x + B(υ )sin υ x ] dυ
υ =0
dengan
1 ξ =∞ aξ
π ∫ξ =−∞
A(υ ) = e cosυξ d ξ

e aυ (a cos bυ + b sin bυ )
=
a 2 + b2
1 ξ =∞ aξ
π ∫ξ =−∞
B (υ ) = e sin υξ d ξ

e aυ (a sin bυ − b cos bυ )
=
a2 + b2
sehingga diperoleh
υ =∞ ⎧ ⎫
⎪ aυ aυ
eax = ∫ ⎪e (a cos bυ +b sin bυ ) cosυ x + e (a sin bυ −b cos bυ ) sinυ x ⎪

⎨ ⎬ dυ .
υ=0 ⎪ a 2
+ b 2
a 2
+ b 2 ⎪

⎩ ⎪

Contoh 1.6 Tentukan formula integral Sinus Fourier untuk fungsi


⎧1, 0 ≤ x < c

⎪1
f ( x) = ⎨ , x = c
⎪2
⎪⎩0, x > c .

Penyelesaian: Fungsi f dapat dianggap sebagai fungsi ganjil, sehingga


formula integral Sinus Fourier untuk fungsi f tersebut adalah
2 ∞ ∞
f ( x) = f (t ) sin λ t sin λ x dt d λ
π ∫0 ∫0
2 ∞⎡ ∞ ⎤
f (t ) sin λ t dt ⎥ sin λ x d λ .
π ∫0 ⎣⎢ ∫0
= ⎢
⎦⎥
z MATA4431/MODUL 1 1.21

∞ c ∞
∫0 f (t ) sin λt dt = ∫ f (t ) sin λ t dt + ∫ f (t )sin λ t dt
0 c
c
= ∫ sin λt dt
0
1 − cos λ c
= .
λ
Dengan demikian formula di atas menjadi
2 ∞ 1 − cos λ c
f ( x) =
π ∫0
sin λ x d λ .
λ

Contoh 1.7 Tentukan formula integral Cosinus Fourier untuk fungsi


f ( x ) = e − x cos x, x ≥ 0 .

Penyelesaian: Fungsi f , f ( x ) = e− x cos x ( x ≥ 0 ) , dapat dianggap


sebagai fungsi genap, sehingga formula integral Cosinus Fourier untuk fungsi
tersebut adalah
2 ∞ ∞
f ( x )= ∫0 ∫0 f (t ) cos λ t cos λ x dt d λ
π
2 ∞⎡ ∞ ⎤
= ∫0 ⎢ ∫ f (t ) cos λ t dt ⎥ cos λ x d λ .
π ⎣⎢ 0 ⎥⎦

∫0 f (t ) cos λt dt

=∫ e−t cos t cos λ t dt
0
1 ∞ −t ⎡
e ⎣cos (1 + λ )t + cos (1 − λ )t ⎤⎦ dt
2 ∫0
=

1 ∞ 1 ∞
= ∫ e −t cos (1 + λ )t dt + ∫ e −t cos (1 − λ )t dt
2 0 2 0
1 1 1 1
= 2
+
2 1 + (1 + λ ) 2 1 + (1 − λ )2

2+λ2
= .
4+λ4
1.22 Metode Matematis I z

Dengan demikian formula di atas menjadi


2 ∞ 2 + λ2
f ( x) = ∫0 cos λ x d λ .
π 4 + λ4
Formula integral Fourier untuk fungsi f ( x) sebagaimana disajikan
dengan persamaan (1.20),
1 υ =∞ ξ =∞

π ∫υ =0 ∫ξ =−∞
f ( x) = f (ξ )cos(υ (ξ − x)) d ξ dυ
dapat pula disajikan sebagai
1 υ =∞ ξ =∞
f (ξ ) eiυ (ξ − x ) d ξ dυ .
2π ∫υ =0 ∫ξ =−∞
f ( x) = (1.24)

Apabila f ( x) tidak kontinu di x, maka persamaan (1.24) disajikan


sebagai
f ( x + 0) + f ( x − 0) 1 υ =∞ ξ =∞
f (ξ ) eiυ (ξ − x ) d ξ dυ (1.25)
2π ∫υ =0 ∫ξ =−∞
f ( x) ≈ =
2
dan apabila f ( x) suatu fungsi genap maka persamaan (1.20) menjadi
2 υ =∞ ξ =∞

π ∫υ =0 ∫ξ =0
f ( x) = f (ξ ) cos υξ cos υ x d ξ dυ , −∞< x <∞ (1.26)

dan apabila f ( x) suatu fungsi ganjil maka persamaan (1.20) menjadi


2 υ =∞ ξ =∞

π ∫υ =0 ∫ξ =0
f ( x) = f (ξ ) sin υξ sin υ x d ξ dυ , −∞< x <∞ . (1.27)

Catatan:
f ( x + 0) = lim f ( x + Δ x) limit kanan
Δx → 0
f ( x − 0) = lim f ( x − Δ x) limit kiri
Δx → 0

Contoh 1.8 Buktikan bahwa


υ =∞ cosυ x π
∫υ=0 2
dυ = e− x , x ≥ 0 .
υ +1 2
z MATA4431/MODUL 1 1.23

Bukti: Misalkan f ( x) = e − x , mudah ditunjukkan bahwa f ( x) suatu fungsi


genap, maka berdasarkan formula integral Fourier diketahui
2 υ =∞ ξ =∞

π ∫υ =0 ∫ξ =0
f ( x) = f (ξ ) cosυξ cosυ x d ξ dυ .
Dengan demikian diperoleh
2 υ =∞ ξ =∞ −ξ
cosυξ cosυ x d ξ dυ = e− x
π ∫υ =0 ∫ξ =0
e
Mudah ditunjukkan bahwa
ξ =∞ −ξ 1
∫ξ =0 e cosυξ d ξ = 2
υ +1
sehingga
2 υ =∞ ξ =∞ −ξ 2 υ =∞ cos υ x
dυ = e− x
π ∫υ =0 ∫ξ =0 π ∫υ =0
e cos υξ cos υ x d ξ dυ = 2
υ +1
terbukti
2 υ =∞ cosυ x
dυ = e− x
π ∫υ =0 υ +12

atau
υ =∞ cosυ x π
∫υ=0 2
dυ = e− x .
υ +1 2

Selanjutnya teorema di bawah ini membuktikan bahwa untuk


setiap f ( x) suatu fungsi kontinu bagian demi bagian pada selang berhingga
f ( x0 + 0) + f ( x0 − 0)
dan untuk setiap titik diskontinu x0 dipenuhi f ( x0 ) =
2
maka fungsi f ( x) juga dapat disajikan dalam bentuk formula integral
Fourier.

Teorema 1.1 Misalkan f suatu fungsi kontinu bagian demi bagian pada setiap
selang berhingga dan untuk setiap titik diskontinu x0 berlaku

f ( x0 ) =
( ) ( ).
f x0+ + f x0−
2
1.24 Metode Matematis I z


Jika ∫−∞ f ( x ) dx ada, maka untuk setiap x, f R′ ( x ) dan f L′ ( x ) ada,
fungsi f dapat disajikan dalam bentuk formula integral Fourier:
1 ∞ ∞
f ( x )= ∫0 ∫−∞ f (t ) cos λ (t − x) dt d λ (1.28)
π
dengan f R′ dan f L′ berturut-turut menyatakan derivatif kanan dan derivatif
kiri fungsi f.

Bukti: Ditinjau integral


∞ ∞ β ∞
∫0 ∫−∞ f (t ) cos λ (t − x) dt d λ = lim
β →∞ ∫ 0 ∫−∞
f (t ) cos λ (t − x ) dt d λ
∞ ⎡ β ⎤
f (t ) ⎢ ∫ cos λ (t − x ) d λ ⎥ dt
β →∞ ∫−∞
= lim
⎣⎢ 0 ⎦⎥
∞ sin β (t − x )
f (t )
β →∞ ∫−∞
= lim dt
t−x
dengan demikian diperoleh
∞ ∞ ∞ sin β (t − x )
∫0 ∫−∞ f (t ) cos λ (t − x) dt d λ = βlim
→∞ ∫−∞
f (t )
t−x
dt . (1.29)

Selanjutnya ditinjau integral


∞ sin β (t − x) a sin β (t − x)
∫−∞ f (t ) t−x
dt = lim ∫ f (t )
a→∞ −a t−x
dt

x sin β (t − x )
= lim
a→∞
∫−a f (t ) t−x
dt

a sin β (t − x)
+ lim ∫x f (t ) dt .
a→∞ t−x

Jika diambil substitusi τ = x − t , diperoleh


x sin β (t − x ) a+x sin βτ
∫−a f (t ) t−x
dt = ∫
0
f ( x −τ )
τ

dan jika diambil substitusi τ = t − x , diperoleh


a sin β (t − x ) a− x sin βτ
∫x f (t ) dt = ∫ f ( x +τ ) dτ .
t−x 0 τ
z MATA4431/MODUL 1 1.25

Didefinisikan fungsi g dan h, dengan


g (τ ) = f ( x −τ ) dan h (τ ) = f ( x +τ ) .
Dengan demikian diperoleh
( )
g 0+ = f ( x − 0 ) dan h 0+ = f ( x + 0 ) ( )
dan
( ) ( )
g R′ 0+ = f L′ ( x ) dan hR′ 0 + = f R′ ( x )
dengan f L′ ( x ) dan f R′ ( x ) berturut-turut menyatakan derivatif kiri dan
derivatif kanan fungsi f.
Karena untuk setiap titik diskontinu fungsi f, namakan titik x, berlaku

f ( x) =
( ) ( )
f x+ + f x−
2
atau dapat pula ditulis
f ( x + 0) + f ( x − 0)
f ( x) =
2
berlaku untuk setiap x, dengan demikian diperoleh
a sin β (t − x) x sin β (t − x) a sin β (t − x)
∫ f (t )
−a t−x
dt = ∫ f (t )
−a
dt + ∫ f (t )
t−x
dt
x t−x
a+x sin βτ a−x sin βτ
= ∫
0
g (τ )
τ
dτ + ∫
0
h (τ )
β

sin βτ g (τ )− g 0 ( )
+

( )∫
a+x a+x

+
=g 0 dτ + sin βτ dτ
0 τ 0 τ

sin βτ h (τ )− h 0 ( )
+

( )∫
a−x a−x

+
+h 0 dτ + sin βτ dτ .
0 τ 0 τ
1.26 Metode Matematis I z

Selanjutnya untuk β → ∞ diperoleh


sin β (t − x ) sin βτ g (τ ) − g 0 ( )
+

( ) lim ∫
a a+x a+x

∫ ∫
+
lim f (t ) dt = g 0 dτ + lim sin βτ dτ
β →∞ −a
t−x β →∞ 0
τ β →∞ 0
τ

sin βτ h (τ ) − h 0 ( ) +

( ) lim ∫
a− x a− x


+
+h 0 dτ + lim sin βτ dτ
β →∞ 0
τ β →∞ 0
τ
π π
=g 0 ( ) +
+h 0( ) +

2 2

( ) + h (0 )
g 0
+ +


2
f ( x − 0) + f ( x + 0)

2
= π f ( x) .

Dengan demikian persamaan (1.29) menjadi


∞ ∞ ∞ sin β (t − x )
∫0 ∫−∞ f (t )cos λ (t − x) dt d λ = βlim ∫ f (t )
→∞ −∞ t−x
dt

⎡ a sin β (t − x ) ⎤
= lim ⎢ lim ∫ f (t ) dt ⎥

a→∞ β →∞ −a t−x ⎥
⎣ ⎦
= lim π f ( x )
a→∞
=π f ( x)
dan diperoleh
1 ∞ ∞
f ( x )=
π ∫0 ∫−∞
f (t ) cos λ (t − x ) dt d λ .

Contoh 1.9 Tentukan formula integral Fourier untuk fungsi f,


⎧⎪1, x <1
f ( x) = ⎨
⎪⎩0, x > 1
1
dengan f (1) = f ( −1) = .
2
z MATA4431/MODUL 1 1.27

Penyelesaian: Karena fungsi f merupakan fungsi kontinu bagian demi bagian


pada setiap selang berhingga dan untuk titik diskontinu x0 = 1 dan x0 = −1

berlaku f ( x0 ) =
( ) ( ) , maka
f x0+ + f x0−
2

f ( x) = ∫ ⎡ A(λ ) cos λ x + B (λ )sin λ x⎤ d λ
0 ⎣ ⎦
dengan
1 ∞
A (λ ) =
π ∫−∞
f ( x ) cos λ x dx

1 ⎡ −1 1 ∞ ⎤
= ⎢∫ f ( x ) cos λ x dx + ∫ f ( x) cos λ x dx +∫ f ( x) cos λ x dx⎥
π ⎢⎣ −∞ −1 1 ⎥⎦
1 1
= ∫ cos λ x dx
π −1

2
= sin λ
λπ
dan
1 ∞
B (λ ) = ∫−∞ f ( x) sin λ x dx
π
1 ⎡ −1 1 ∞ ⎤
= ⎢∫ f ( x )sin λ x dx +∫ f ( x ) sin λ x dx + ∫−1 f ( x) sin λ x dx⎥⎥⎦
π ⎢⎣ −∞ −1

1 1
= ∫ sin λ x dx
π −1

=0.
Dengan demikian diperoleh
∞ 2
f ( x )= ∫ sin λ cos λ x d λ
0 λπ
2 ∞ sin λ cos λ x
π ∫0
= dλ .
λ

Contoh 1.10 Tentukan formula integral Fourier untuk fungsi f,


⎧0, x ≤ 0 dan x ≥ π
f ( x) = ⎨
⎩sin x, 0 ≤ x ≤ π .
1.28 Metode Matematis I z

Penyelesaian: Karena fungsi f merupakan fungsi kontinu bagian demi bagian


pada setiap selang berhingga maka formula integral Fourier untuk fungsi f
adalah

f ( x )= ∫ ⎡ A(λ ) cos λ x + B (λ )sin λ x ⎤ d λ
0 ⎣ ⎦
dengan
1 ∞
B ( λ )= f ( x )sin λ x dx
π ∫−∞
1 0 1 π 1 ∞
f ( x )sin λ x dx + ∫ f ( x )sin λ x dx + f ( x)sin λ x dx
π ∫−∞ π ∫π
=
π 0
1 π
=
π ∫0 sin x sin λ x dx

1 π
⎡cos (1 + λ ) x − cos (1 − λ ) x ⎤ dx
=
2π ∫0 ⎣ ⎦
1 ⎡ sin (1 + λ )π sin (1 − λ )π ⎤
= ⎢ − ⎥
2π ⎢ 1+ λ 1− λ ⎥
⎣ ⎦
sin λπ
=−
(1− λ 2 )π
dan
1 ∞
A (λ ) = f ( x) cos λ x dx
π ∫−∞
1 0 1 π 1 ∞
f ( x) cos λ x dx + ∫ f ( x) cos λ x dx + f ( x ) cos λ x dx
π ∫−∞ ∫π
=
π 0 π
1 π

π ∫0
= sin x cos λ x dx

1 π
⎡sin (1 + λ ) x + sin (1− λ ) x⎤ dx
=
2π ∫0 ⎣ ⎦
1⎡ cos (1 + λ )π cos (1− λ )π 1 1 ⎤⎥
= ⎢− − + +
2π⎢ 1+ λ 1− λ 1 + λ 1− λ ⎥⎦

1 + cos λπ
= .
(
1− λ 2 π )
z MATA4431/MODUL 1 1.29

Dengan demikian diperoleh


⎡ ⎤
∞ ⎢1 + cos λπ sin λπ ⎥
f ( x )= ∫ ⎢ cos λ x − sin λ x ⎥ d λ
0 ⎢ 1− λ
⎢⎣ ( 2
π ) 1− λ π2
( ⎥
⎦⎥ )
∞ cos λ x + cos λπ cos x − sin λπ sin λ x
=∫ dλ
0 1− λ 2 π ( )
1 ⎡
⎢cos λ x + 1 cos λ (π + x ) + 1 cos λ (π − x )

=∫
0
(1− λ 2 ) π ⎢⎣ 2 2

1 1 ⎤
− cos λ (π + x ) + cos λ (π − x )⎥ d λ
2 2 ⎥⎦
1 ∞ cos λ x + cos λ (π − x)
π ∫0
= 2
dλ .
1− λ

Contoh 1.11 Tentukan formula integral Fourier untuk fungsi f,


⎧0, x < 0

⎪1
f ( x) = ⎨ , x = 0
⎪2
⎪⎩e − x , x > 0 .
Penyelesaian: Karena fungsi f merupakan fungsi kontinu bagian demi bagian
pada setiap selang berhingga maka diperoleh

f ( x )= ∫ ⎡ A(λ ) cos λ x + B (λ ) sin λ x ⎤ d λ
0 ⎣ ⎦
dengan
1 ∞
A ( λ )= f ( x ) cos λ x dx
π ∫−∞
1⎡ 0 ∞ ⎤
= ⎢∫ f ( x ) cos λ x dx +∫ f ( x) cos λ x dx⎥
π ⎢⎣ −∞ 0 ⎥⎦
1 ∞
= ∫ e− x cos λ x dx
π 0

1
=
π (1 + λ 2 )
1.30 Metode Matematis I z

dan
1 ∞
B ( λ )= f ( x ) sin λ x dx
π ∫−∞
1⎡ 0 ∞ ⎤
= ⎢∫ f ( x ) sin λ x dx +∫ f ( x) sin λ x dx⎥
π ⎣⎢ −∞ 0 ⎥⎦
1 ∞
= ∫ e− x sin λ x dx
π 0

λ
= .
π (1 + λ 2 )
Dengan demikian diperoleh
⎡ ⎤
∞⎢ 1 λ ⎥
f ( x )= ∫ ⎢ cos λ x + sin λ x ⎥ d λ
0 ⎢π 1+ λ
⎣⎢ (2
) (
π 1+ λ 2
) ⎥
⎦⎥
1 ∞ cos λ x + λ sin λ x
= ∫ dλ .
π 0 1+ λ 2

L A TIH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Tentukan representasi integral Fourier untuk fungsi


⎧ e ax , x ≤ 0

a. f ( x) = ⎨ a>0
⎪⎩e − ax , x ≥ 0
⎧⎪1 − x 2 , x 2 ≤1
b. f ( x) = ⎨
⎪⎩ 0, x 2 ≥1
2) Tentukan representasi integral Fourier untuk fungsi
⎧ 0, −∞ < t < 1
⎪−1, −1 < t < 0

f ( x) = ⎨
⎪ 1, 0 < t < 1
⎪⎩ 0, 1 < t < ∞
z MATA4431/MODUL 1 1.31

3) Jika diberikan fungsi f ( x) = 0 untuk x < 0 , f ( x) = e − x untuk x > 0 ,


1
dan f ( 0 ) = , maka buktikan bahwa fungsi f ( x) memenuhi kondisi
2
formula integral Fourier, dan selanjutnya untuk setiap nilai x berlaku
1 υ =∞ cosυ x +υ sin vx
f ( x) =
π ∫υ =0
dυ , − ∞ < x < ∞ .
1+υ 2
4) Pergunakan formula integral cosinus Fourier untuk membuktikan
2 v=∞ υ2 + 2
e− x cos x =
π ∫υ =0
cosυ x dυ , x ≥ 0
υ4 + 4
5) Pergunakan identitas Parseval untuk menentukan nilai integral
x=∞ dx
a. ∫ x =0 2
( x2 + 1)
x=∞ x2
b. ∫ x =0 2
dx
( x2 +1 )
Petunjuk Jawaban Latihan

2a υ =∞ cosυ x
1) a. f ( x) = ∫υ =0 dυ
π a2 +υ 2
4 υ =∞ sin υ − υ cosυ
f ( x) =
π ∫υ =0
b. cos υ x dυ
υ3
2 υ =∞ 1 − cosυ
f ( x) =
π ∫υ =0
2) sin υ x dυ
υ

5) Pergunakan transformasi sinus Fourier dan transformasi cosinus Fourier


untuk f ( x) = e − x , x > 0 .
π
a.
4
π
b.
4
1.32 Metode Matematis I z

RA NGK UMA N

Apabila fungsi f terdefinisi dan merupakan fungsi periodik dengan


periode 2c untuk setiap interval, untuk setiap nilai c cukup besar tetapi
berhingga, maka deret
1 x =c 1 ∞ x =c ⎛ nπ ⎞
∑ ∫x=−c f (ξ )cos ⎜⎜⎝⎜ c (ξ − x)⎟⎟⎟ d ξ
2c ∫ x=−c
f (ξ ) d ξ +
c n=1 ⎠
konvergen ke f ( x) .
Hal di atas menunjukkan suatu gambaran bahwa deret tersebut
konvergen untuk c cukup besar dekat pada tak hingga, dan fungsi f
bukan fungsi periodik.
Sehingga diperoleh hubungan
1 υ =∞ ξ =∞
f ( x) =
π ∫υ=0 ∫ξ =−∞ f (ξ ) cos(υ (ξ − x)) dξ dυ
yang dikenal sebagai formula integral Fourier untuk fungsi f ( x) .
Formula integral Fourier untuk fungsi f ( x) mudah dijabarkan
menjadi
υ =∞
f ( x) = ∫ [ A(υ )cosυ x + B(υ )sin υ x ] dυ , −∞< x <∞
υ =0
1 ξ =∞

π ∫ξ =−∞
A(υ ) = f (ξ )cosυξ d ξ

1 ξ =∞

π ∫ξ =−∞
B (υ ) = f (ξ )sin υξ d ξ .
Selanjutnya apabila f suatu fungsi kontinu bagian demi bagian pada
setiap selang berhingga dan untuk setiap titik diskontinu x0 berlaku

f ( x0 ) =
( ) ( )
f x0+ + f x0−
2
dan jika

∫−∞ f ( x ) dx ada

maka untuk setiap x, f R′ ( x ) dan f L′ ( x ) ada, fungsi f dapat disajikan


dalam bentuk formula integral Fourier:
1 ∞ ∞
f ( x )= ∫0 ∫−∞ f (t ) cos λ (t − x) dt d λ
π
z MATA4431/MODUL 1 1.33

dengan f R′ dan f L′ berturut-turut menyatakan derivatif kanan dan


derivatif kiri fungsi f.

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Jika diketahui
2 υ =∞
Fc ( f ) = f ( x ) cosυ x dυ
π ∫υ =0
maka ….
2 υ =∞
f ( x) = Fc ( f ) cosυ x dυ
π ∫υ =0
A.

1 υ =∞
B. f ( x) = ∫υ=0 Fc ( f ) cosυ x dυ

2 υ =∞
f ( x) = Fc ( f ) cosυ x dυ
π ∫υ =0
C.

2 υ =∞
D. f ( x) = ∫υ=0 Fc ( f ) cosυ x dυ

2) Jika diketahui
x=∞ ⎪1 −υ , 0 ≤ υ ≤ 1

∫ x =0 f ( x ) cosυ x dx = ⎪


⎩ 0,
⎪ υ >1
maka f ( x ) adalah ….
2 (1 − sin x )
A.
π x2
2 (1 + sin x )
B.
π x2
2 (1 − cos x )
C.
π x2
2 (1 + cos x )
D.
π x2
1.34 Metode Matematis I z

3) Dengan mempergunakan soal nomor 2 diperoleh nilai integral


∞ sin 2 x
∫0 x 2
dx adalah ….
A. 2π

B.
2
C. π
π
D.
2

4) Bentuk umum persamaan gelombang satu dimensi, jika sebuah senar


direntangkan dengan kedua ujungnya terikat, adalah ….
∂ 2 y ( x, t ) 1 ∂ y ( x, t )
2
0≤ x≤L
A. = ,
∂x 2
α 2
∂t 2 t≥0
y ( 0, t ) = 0 = y ( L, t ), t>0
y ( x, 0 ) = f ( x ) ⎫

∂y ( x, 0 ) ⎬, 0< x<L
= g ( x )⎪
∂t ⎭
∂ 2 y ( x, t ) 1 ∂ y ( x, t ) 0 ≤ x ≤ L
2
B. = ,
∂x 2 α2 ∂t 2 t≥0
y ( 0, t ) = 0 = y ( L, t ), t>0
y ( x, 0 ) = 0 ⎫

∂y ( x, 0 ) ⎬, 0< x<L
= g ( x )⎪
∂t ⎭
∂ 2 y ( x, t ) 1 ∂ y ( x, t ) 0 ≤ x ≤ L
2
C. = ,
∂x 2 α2 ∂t 2 t≥0
y ( 0, t ) = 0 = y ( L, t ), t >0
y ( x, 0 ) = f ( x ) ⎫

∂y ( x, 0 ) ⎬, 0< x<L
=0 ⎪
∂t ⎭
z MATA4431/MODUL 1 1.35

∂ 2 y ( x, t ) 1 ∂ y ( x, t ) 0 ≤ x ≤ L
2
D. = ,
∂x 2 α2 ∂t 2 t≥0
y ( 0, t ) = 0 = y ( L, t ), t >0
∂y ( x, 0 )
y ( x, 0 ) = 0 = , 0< x<L
∂t

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2


yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = ×100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.36 Metode Matematis I z

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2


1) D 1) B
2) A 2) C
3) B 3) D
4) C 4) A
z MATA4431/MODUL 1 1.37

Daftar Pustaka

Kreider D.L. et al. (1966). Introduction to Linear Analysis. Massachusetts:


Addison-Wesley Publishing Company.

Wylie C.R. and Barrett L.C. (1982). Advanced Engineering Mathematics.


Singapore: McGraw-Hill International Book Co.

Murray R Spiegel, PhD. 1971. Theory and Problems of Advanced


Mathematics for Engineers and Scientists, Schaum’s Outline Series,
New York: McGraw-Hill Book Company.

Ruel V Churchill. 1963. Fourier Series and Boundary Value Problems,


New York: McGraw-Hill Book Company.

Anda mungkin juga menyukai