Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PRIBADI (RESUME)

NAMA : WAHFIUDDIN RAMBE


NIM : 0303171065
JURUSAN : BKI-1 (SEMESTER V)

“Analisis Aspek-Aspek Budaya Dalam Mempengaruhi Kehidupan Klien”

1. Hubungan Bimbingan Konseling dengan Kebudayaan


Hubungan antara bimbingan konseling dengan kebudayaan adalah: bimbingan dan
konseling merupakan gejela kebudayaan, yang diselenggarakan oleh oleh manusia
(makhluk yang berbudaya). Sebagai gejala kebudayaan maka seluruh kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling diwarnai oleh kebudayaan, dimana ada BK di situ ada
kebudayaan. Dari sisi lain melalui bimbingan dan konseling, kebudayaan dapat
dilestarikan, diteruskan dan dikembangkan.

2. Komunikasi Antar Budaya


Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Pusat perhatian komunikasi dan kebudayaan terletak pada variasi langkah dan cara
manusia berkomunikasi melintasi komunitas manusia atau kelompok sosial. Pelintasan
komunikasi itu menggunakan kode-kode pesan, baik secara verbal maupun nonverbal,
yang secara alamiah selalu digunakan dalam semua konteks interaksi. Pusat perhatian
studi komunikasi pola-pola tindakan, dan bagaimana makna serta pola-pola diartikulasi
dalam sebuah kelompok sosial, kelompok budaya, kelompok politik, proses pendidikan,
bahkan lingkungan teknologi yang melibatkan interaksi antar manusia. Untuk menjaga
keharmonisan antar etnis maka perlu di jaga komunikasi antar budaya setiap etnis.
Komunikasi antar budaya juga dapat diartikan proses bertukar fikiran antara orang-orang
berbeda budaya.
Dan juga menurut Lustig dan Koeter yang dikutip oleh Alo menyatakan bahwa
komunikasi antarbudaya adalah suatu proses komunikasi simbolik, interpretatif,
transaksional, dan kontekstual yang dilakukan oleh sejumlah orang yang karena memiliki
perbedaan derajat kepentingan memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda
terhadap apa yang disampaikan dalam bantuk perilaku tertentu sebagai makna yang
dipertukarkan.
3. Kontak Budaya
Kontak antar budaya tidak saja terjadi antara dua budaya yang berbeda, antara
suatu bangsa dengan bangsa lain, tetapi bisa pula terjadi antara satu-satuan budaya yang
terdapat dalam suatu negara atau wilayah yang memiliki tingkat heteroginitas budaya,
seperti negara Indonesia. Situasi di Indonesia yang memiliki keragaman suku, ras,
tingkat peradapan dan sebagainya dengan latar belakang budaya yang berbeda,
memungkinkan terjadinya kontak antar budaya.
Dalam hal ini maka memungkinkan terjadi asimilasi budaya atau bahkan
ketegangan budaya baik tingkat individu maupun kelompok. Meskipun memiliki
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” namun ketegangan-ketegangan antar budaya masih
sering dijumpai, misalnya ketegangan antar pribumi dengan etnis China, konflik antar
suku di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, pengusiran pendatang di Irian Jaya,
Aceh, Issu” Jawanisasi dan Islamisasi” dalam program transmigrasi dan sebagainya.

4. Faktor-Faktor Terjadinya Kontak Antar Budaya


a. Faktor pendidikan
b. Faktor migrasi
c. Bisnis/perdagangan
d. Bantuan Internasional
e. Tourisme

Anda mungkin juga menyukai