Anda di halaman 1dari 9

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Profil Perusahaan

Nama : PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)


Bidang Usaha : Pembangkitan, Distribusi, Transmisi dan Jasa lain Terkait
Kelistrikan.
Kepemilikan : 100% Pemerintah Indonesia
Alamat : PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M-I
No.135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia
Tanggal Pendirian : 1 Januari 1961
Modal Dasar : Rp 439 Triliun
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Rp 109,8 Triliun
Kode Obligasi : PPLN

Telepon : +62 21 725 1234, 725 0550, 726 1122


Fax. : +62 21 722 1330
Email : pln123@pln.co.id
Website : www.pln.co.id

Visi

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan terpercaya
dengan bertumpu pada Potensi Insani.

Misi

● Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
● Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
● Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
● Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Moto
“Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik”

Maksud dan Tujuan Perseroan


Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam
jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan
Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Sejarah

Industri ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan penggilingan gula dan perkebunan teh milik Belanda mulai membangun
pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Kemudian di masa pendudukan Jepang tahun
1942-1945, pembangkit listrik tersebut diambil alih dan dimanfaatkan oleh tentara
pendudukan Jepang.

Jatuhnya Jepang ke tangan sekutu dan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk mengambil alih perusahaan
listrik yang dikuasai Jepang. Delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas bersama-sama dengan
Pimpinan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mendesak Presiden Soekarno untuk
menasionalisasi perusahaanperusahaan listrik tersebut. Pada tanggal 27 Oktober 1945,
Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, yang berada di bawah Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk mengelola pembangkit listrik yang dimiliki saat itu
dengan kapasitas total 157,5 MW. Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas
berubah nama menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang
bergerak di bidang usaha listrik, gas dan kokas. Pada tanggal 1 Januari 1965 BPUPLN
dibubarkan dan Pemerintah membentuk dua perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
Negara.

Tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status Perusahaan Listrik Negara
(PLN) berubah menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara, bertindak sebagai Pemegang
Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Tahun 1994 Pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta
untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik. PLN kemudian beralih menjadi Perusahaan
(Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum.

Seiring terbitnya UU No. 30 Tahun 2009, PLN bukan lagi sebagai PKUK namun sebagai
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. PLN kini telah berkembang sebagai salah satu dari kelompok korporasi
dengan aset terbesar di seluruh dunia. Total daya pembangkit milik PLN yang dikelola
sampai akhir tahun 2018 telah semakin berkembang menjadi 41.697 MW yang menghasilkan
produksi listrik sebesar 178.194 GWh dan jumlah aset per 31 Desember 2018 mencapai
Rp1.492 triliun.

Kegiatan dan Bidang Usaha

Berdasarkan Undang - Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan serta


Anggaran Dasar Perusahaan, kegiatan usaha Perusahaan Listrik Negara, adalah;
1. Menjalankan penyediaan tenaga listrik yang mencakup:
a. Pembangkitan tenaga listrik
b. Penyaluran tenaga listrik
c. Distribusi tenaga listrik
d. Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik
e. Pengembangan penyediaan tenaga listrik, penjualan tenaga listrik.
2. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup:
a. Konsultansi ketenagalistrikan
b. Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan
c. Pemeriksaan dan pengujian peralatan ketenagalistrikan
d. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan
e. Laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik
f. Sertifikasi peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik
g. Sertifikasi kompetensi tenaga teknik, ketenagalistrikan.
3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup:
a. Pengelolaan dan pemanfaatan SDA dan sumber energi lainnya untuk tenaga
listrik
b. Jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran,
distribusi dan retail tenaga listrik
c. Industri perangkat keras, lunak dan lainnya di bidang ketenagalistrikan
d. Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang
ketenagalistrikan di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan
informasi terkait dengan ketenagalistrikan
e. Usaha jasa ketenagalistrikan.

Adapun bidang usaha Perusahaan Listrik Negara, meliputi:


1. Kegiatan perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik (pembangkitan, transmisi
dan distribusi umum) dan penunjang, rencana pendanaan, pengembangan usaha,
pengembangan organisasi, dan SDM.
2. Kegiatan pembangunan konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik pembangkitan,
transmisi dan gardu induk.
3. Kegiatan pengusahaan/operasi pusat-pusat pembangkit tenaga listrik misalnya:
a. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
b. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
c. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG-gas turbine)
d. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
e. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
f. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
g. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
h. Pengoperasian transmisi dan distribusi listrik pada pelanggan.
Selain itu PLN juga menjalankan kegiatan sewa pembangkit dan pembelian tenaga
listrik yang diproduksi oleh pusat-tenaga listrik swasta.
4. Kegiatan riset dan penunjang berkaitan dengan bidang kelistrikan..

Produk dan jasa yang dihasilkan:


1. Jasa layanan dan penyediaan tenaga listrik.
2. Jasa sertifikasi peralatan dan instalasi ketenagalistrikan.
3. Jasa konsultasi ketenagalistrikan.
4. Jasa pembangunan, pemeliharaan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan.
5. Jasa pengembangan ketenagalistrikan (riset dan penunjang).
6. Jasa lainnya di bidang ketenagalistrikan

Segmen Operasi
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan karakteristik ekonomis yang sejenis (seperti
margin keuntungan, persebaran, tingkat pertumbuhan penjualan, dll).
Perusahaan membagi segmen operasi berdasarkan regionalisme. Oleh karenanya, segmen
operasi PLN terdiri dari 7 segmen operasi regional, yaitu: Regional Sumatera, Regional Jawa
Bagian Barat, Regional Jawa Bagian Tengah, Regional Jawa Bagian Timur, Bali & Nusa
Tenggara, Regional Kalimantan, Regional Sulawesi, serta Regional Maluku & Papua​.
Struktur Organisasi

Nilai Perusahaan
1. Saling percaya
Suasana saling menghargai dan terbuka diantara sesama anggota perusahaan yang
dilandasi oleh keyakinan akan integritas, itikad baik, dan kompetensi dari pihak-pihak
yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan praktik bisnis yang bersih dan etis.
2. Integritas
Wujud dari sikap anggota perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kejujuran,
keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggung jawab terhadap
pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan perusahaan untuk kepentingan
baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta rasa tanggung jawab terhadap
semua pihak yang berkepentingan.
3. Peduli
Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja
yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka
bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan setiap permasalahan yang
dihadapi Perusahaan serta mencari solusi yang tepat.
4. Pembelajar
Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan
praktik pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai
perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir demi pembaharuan Perusahaan secara
berkelanjutan.

Budaya Perusahaan

Budaya PT PLN (Persero) adalah program unggul yang terus digalakkan PLN untuk
mendukung program strategis PLN untuk menjadikan ​mindset,​ ​values,​ dan ​beliefs PLN
menjadi standar & identitas bagi perusahaan serta ​professional​ bagi pegawainya.
Di tahun 2018 fokus program unggul in terdiri dari tiga bagian utama, antara lain:
A. Change Agent Enrichment
Change Agent adalah peserta yang mempelopori dan mengawal program PLN
Berintegritas khususnya di Unit Kerja masing-masing dan juga sekaligus sebagai
kepanjangan tangan manajemen dalam melakukan internalisasi & memastikan baik
kebijakan maupun produk PLN tersampaikan ke seluruh pegawai yang ada di Unit
kerjanya masing- masing.
B. Festival Budaya
Festival Budaya merupakan program penguatan ​Change Agent dengan mengangkat
program budaya unit untuk menjadi program nasional yang akan menjadi sebuah
identitas perusahaan yang mana fokus program budaya di tahun 2018 adalah perubahan
perilaku yang berdampak kepada peningkatan​ engagement​ pegawai.
C. Engagement Survey
Seluruh kegiatan Program budaya Unggul Unit akan dilakukan evaluasi secara
periodik dengan menggunakan media survey yang dilaksanakan dengan bekerja sama
dengan pihak independen yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas dan
implementasi program budaya Unggul tersebut di Unit.

Sesuai dengan ​roadmap budaya perusahaan PT PLN (Persero) 2017 - 2021 maka
revitalisasi budaya perusahaan di tahun 2019 yaitu:
1. Penerapan Budaya Perusahaan pada sistem rekrutmen untuk pegawai baru
2. Pengembangan sistem karir dan kompetensi yang sesuai dengan Budaya Perusahaan
3. Budaya Perusahaan dalam sistem kinerja

Anak Perusahaan dan Asosiasi


Hingga akhir tahun 2018, kami memiliki 11 Anak Perusahaan. Selain itu, kami juga memiliki
sejumlah perusahaan asosiasi dan ventura bersama dengan kepemilikan minoritas. Anak
perusahaan dan asosiasi yang kami miliki bergerak dalam sektor industri yang bervariasi,
namun tetap bersinergi untuk mencapai tujuan perusahaan dalam melayani rakyat Indonesia.
Bidang usaha anak-anak perusahaan PLN, antara lain Pembangkitan Tenaga Listrik, Jasa
Penyediaan Jaringan Telekomunikasi, Penyedia Tenaga Listrik, Jasa EPC, Perdagangan Batu
Bara, Lembaga Keuangan, dan Pelayaran.

Skala Ekonomi Perusahaan

Untuk mewujudkan pelayanan kebutuhan listrik bagi seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang
sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, di tahun 2018, PLN didukung oleh 54.124
pegawai (45.497 pegawai holding dan 8.627 pegawai entitas anak). Selain menyalurkan
kebutuhan listrik nasional, kami secara terbatas juga melakukan pembelian maupun
penyaluran tenaga listrik dengan negara tetangga yang berbatasan yaitu Malaysia. Untuk
melakukan pembangunan dan pemeliharaan pembangkit listrik, jaringan transmisi dan
distribusi termasuk gardu induk dan gardu distribusi. Pada akhir tahun 2018, PLN memiliki
modal atau ekuitas sebesar Rp927,4 triliun dengan nilai pendapatan sebesar Rp321 triliun.

Rantai Pasokan PLN

Penjelasan Umum
• Rantai pasok (supply chain) menggambarkan rangkaian interaksi kegiatan operasional
PLN dengan kegiatan para pemasok pada setiap tahapan operasional signifikan, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dalam memberi dukungan berupa
penyediaan barang maupun jasa secara rutin untuk digunakan PLN dalam menyediakan
pasokan listrik dan layanan terkait kepada para pelanggannya.

• Kualitas barang para pemasok ini berpengaruh signifikan terhadap kinerja PLN

• Seluruh perusahaan tersebut dikelompokkan ke dalam 4 kelompok utama: pemasok


energi primer; pemasok tenaga listrik yang langsung berkaitan dengan bidang usaha;
pemasok suku cadang, software & hardware; dan pemasok kebutuhan kegiatan
administrasi & pendukung.

Kebijakan Umum

• Kinerja para pemasok eksisting dinilai secara berkala.

• Pemasok baru diseleksi sesuai prosedur internal yang berlaku.

• Seleksi pemasok menggunakan mekanisme e-procurement.

• Untuk pasokan barang/jasa di atas nilai tertentu, PLN mensyaratkan track record
pemenuhan aspek HAM dan Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai