BAB I
PENDAHULUAN
1
2
teori permainan ini dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara, bergantung pada
faktor-faktor berikut: banyaknya pemain, jumlah keuntungan dan kerugian, dan
banyaknya strategi yang dilakukan dalam permainan.
Persoalan penentuan berapa banyak item/barang yang dapat dimasukkan
kesuatu tempat untuk memaksimalkan keuntungan. Persoalan knapsack selalu
memiliki kapasitas atau capacity yang dapat berupa berat atau ukuran.
Suatu perusahaan sering kali memiliki lebih dari 1 jenis produk. Dimana
masing-masing produk dibuat dengan komposisi bahan yang berbeda-beda, waktu
pengerjaan yang berbeda dan tentunya memberikan kontribusi keuntungan yang
berbeda-beda. Untuk memeperoleh keuntungan yang optimal, perusahaan akan
lebih banyak memeproduksi jenis produk yang memeberikan keuntungan terbesar.
Namun perlu di ingat bahwa terdapat batasan-batasan yang tidak bisa dilanggar,
seperti tingkat permintaan, ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, waktu dan
sebagainya. Sehingga perlu ditentukan kombinasi jenis produk yang akan dibuat
untuk memaksimalkan keuntungan dengan tetap memenuhi batasan-batasan yang
ada.
Untuk mengerjakan produk yang telah ditentukan dari hasil penyelesaian
dan penetapan produk yang akan diproduksi, maka perusahaan akan menentukan
mesin mana yang akan digunakan untuk mengerjakan masing-masing produk
tersebut. Jika pengerjaan produk yang berbeda pada suatu mesin, maka harus
ditentukan mesin mana yang akan digunakan untuk masing-masing produk
sehingga diperoleh total biaya yang minimal.
Perusahaan tentunya harus memenuhi permintaan dari semua wilayah
pemasaran, jika perusahaan memiliki beberapa gudang, maka perusahaan harus
menentukan dari mana permintaan di masing-masing wilayah akan dipenuhi
sehingga mampu meminimasi biaya distribusi.
Salah satu biaya terbesar dalam distribusi produk adalah biaya transportasi.
Perusahaan harus menentukan strategi untuk meminimasi biaya trasnportasi
tersebut. Jika rute untuk melakukan pengiriman dari sumber menuju wilayah
pemasaran melalui beberapa titik, maka harus ditentukan titik-titik jalur
3
perjalanan hingga diperoleh jarak rute yang terpendek. Untuk meminimasi jarak
tempuh, maka harus ditentukan urutan untuk mengunjungi semua agen.
Agen merupakan ujung tombak perusahaan, karena berhubungan langsung
dengan end customer. Tingkat pelayanan yang diberikan agen kepada end
customer merupakan salah satu keunggulan yang harus diperhatikan oleh
perusahaan. Untuk menjamin konsumen terlayani dengan baik, maka tingkat
pelayanan di agen harus sebanding dengan tingkat kedatangan konsumen sehingga
tidak terjadi antrian pelanggan untuk mendapat pelayanan. Untuk itu perlu
ditentukan saluran pelayanan yang sesuai sehingga utilitas sistim bisa optimal.
Dari tabel di atas dapat diuraikan unsur-unsur dasar teori permainan adalah
sebagai berikut :
1. Bilangan-bilangan dalam matriks pay-off atau matriks permainan
menunjukkan hasil-hasil dari s strategi-strategi permainan yang
berbeda-beda. Hasil-hasil ini dinyatakan dalam suatu bentuk
efektifitas atau kegunaan. Sebagai contoh, jika A melakukan strategi
A1 dan B memilih Strategi B2, maka A akan memperoleh 9 dan B
kehilangan 9.
2. Strategi adalah tindakan pilihan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa
strategi ini tidak dapat dibolak-balik oleh para pemain.
3. Aturan permainan menjelaskan tentang bagaimana cara pemain
memilih strategi-strategi mereka.
4. Suatu strategi dinyatakan dominan apabila setiap pay-off yang ada
pada suatu strategi bersifat superior (paling tinggi) dibandingkan
dengan pada setiap pay-off pada strategi lainnya. Aturan dominasi ini
dapat digunakan untuk mengurangi ukuran matrik pay-off dan
menyederhanakan perhitungan.
5. Nilai permainan menyatakan ekspektasi outcome per permainan jika
kedua pemain melakukan strategi terbaik (strategi optimum) mereka.
Suatu permainan dikatakan fair jika nilai permainannya nol, dan
dinyatakan tidak fair jka nilai permainannya bukan nol.
5
Karena nilai minimaks tidak sama dengan nilai maksimin maka persamaan
di atas tidak memiliki saddle point. Sehingga terjadi kondisi unstable game. Pada
permainan ini para pemain dapat memainkan seluruh strateginya sesuai dengan set
probabilitas yang telah ditetapkan. Misal:
xi = Probabilitas pemain A memilih strategi i (i = 1, 2, …, m)
yi = Probabilitas pemain A memilih strategi j (j = 1, 2, …, n)
Dimana m dan n adalah banyaknya strategi yang dapat digunakan. Kita
tahu bahwa:
m n
xi yj 1
i 1 j 1
xi, yj 0
Solusi persoalan strategi campuran ini masih didasarkan pada kriteria
maksimin dan minimaks. Perbedaannya adalah bahwa A akan memilih x1 yang
memaksimumkan ekspektasi pay-off terkecil pada suatu kolom, sedangkan B
memilih Yj yang dapat meminimumkan ekspektasi pay-off terbesar pada suatu
baris. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permainan jenis ini, diantaranya ialah dengan cara grafis dan dengan
menggunakan program linier.
7
n
Berdasarkan pembatas : Xij
j 1
= ai , i = 1,2,…, m
Xij
i 1
= bj , j = 1,2,.…, n
Formula Matematis:
Fungsi Tujuan : Min Z = C11X11+ C12X12...... + C23X23
St x11 + x12 + x13 =a1
Pembatas Sumber
x21 + x22 + x23 =a2
x11 + x21 = b1
x12 + x22 = b2 Pembatas Tujuan
x13 + x23 = b3
Model transportasi dikatakan seimbang jika total kapasitas sumber
(supply) sama dengan total tujuan (demand). Persoalan transportasi memiliki sifat-
sifat khusus dimana semua koefisien teknosif bernilai nol atau satu, sehingga tabel
simpleks dari persoalan transportasi dapat digantikan dengan matriks berikut ini.
jaringan dengan informasi jarak, waktu tempuh atau ongkos transportasi dari suatu
node ke node lainnya. Kemudian tugasnya adalah mencari rute yang mempunyai
jarak, waktu tempuh atau ongkos transportasi yang minimum. Di dalam persoalan
jaringan ini dapat kita bagi menjadi tiga macam persoalan, diantaranya:
a. Persoalan Rute Terpendek (Shortest Route)
Sebuah masalah rute terpendek menyangkut suatu jaringan tersambung
yang memiliki suatu biaya tak negative yang dikaitkan dengan tiap-tiap busur.
Tujuannya adalah menetukan suatu lintasan yang menghubungkan sumber
sedemikian rupa sehingga biaya-biaya yang berkaitan dengan tiap-tiap busur
dalam lintasan ini adalah minimum. Bobot disini dapat berupa jarak, waktu
tempuh atau ongkos transportasi dari satu node ke node lainnya yang berbentuk
rute tertentu. Algoritma untuk mencari rute terpendek ini dikembangkan pada
tahun 1959 oleh Dijkstra, dengan batasan atau ketentuan yang mengatakan bahwa
algoritma Dijkstra ini hanya dapat digunakan apabila semua busur pada
jaringannya mempunyai bobot non-negative.
b. Persoalan Aliran Maksimum (Maximum Flow)
Tujuan dari suatu masalah aliran maksimal adalah untuk mengembangkan
suatu jadwal pengiriman yang memaksimumkan jumlah bahan yang dikirim
antara dua buah titik. Informasi yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan
persoalan ini adalah mengenai jumlah perjalanan yang dapat dilakukan pada
masing-masing jalan yang menghubungkan satu stasiun dengan stasiun lainnya.
Dengan kata lain diperlukan data mengenai kapasitas aliran pada masing-masing
busur.
BAB II
STUDI KASUS
1. Marketing
PT.Track saat ini memiliki 3 perusahaan lain yang bersaing dipasar yang
sama yaitu PT.jayen, PT.whycycle dan PT.urban. Pada awal tahun penguasaan
pasar oleh masing-masing Perusahaan adalah PT.Track 25%, PT.Jayen 25%,
PT.Whycycle 26% dan PT.Urban 24%. Ternyata selama satu tahun terjadi
perpindahan pelanggan dari satu merk ke merk lain. Perpindahan tersebut adalah
sebagai berikut:
17
18
2. Perencanaan Produksi
Saat ini PT. Track sedang melakukan perencanaan produksi, untuk memenuhi
permintaan dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Perusahaan ini
memproduksi 3 jenis sepeda dengan nilai keuntungan yang berbeda beda, yaitu :
Tabel 2.3 Keuntungan dan Permintaan Minimal
Keuntungan Permintaan Minimal
Jenis Sepeda
(Rp. Per unit) (dalam ribuan) (unit)
Lipat 150 700
Fixie 350 900
Gunung 100 500
3. Distribusi
PT.Track akan mengirimkan order berupa ketiga jenis sepeda tersebut
dengan menggunakan sebuah kendaraan kontainer. Namun karena kontainer
memiliki keterbatasan kapasitas, maka PT.Track tidak dapat mengangkut semua
order tersebut. Kendaraan kontainer yang dimiliki perusahaan berkapasitas 20 ton,
maka harus ditentukan jenis-jenis barang apa saja yang akan diangkut untuk
memperoleh keuntungan maksimal tanpa melanggar batas beban maksimum dari
kapasitas kendaraan.
Jenis sepeda yang akan dikirim berbentuk paket dengan berat paket dan
keuntungan sebagai berikut:
4. Jalur Distribusi
Jalur yang dapat ditempuh dari tiap-tiap pabrik ke ketiga wilayah pasar yang
ada adalah sebagai berikut, dimana angka-angka yang tertera pada anak panah
menunjukkan jarak (Km) antara satu titik dengan titik lainnya.
12 D
A 8 I Pasar A
14 12 12
20
Pabrik 22
1 11 8
G
J 9
B
16 21
28 Pasar B
10 14
Pabrik
22 10
14 12 E H
K 12
11
C
11 18
14 Pasar C
F
L 9
14
Di setiap wilayah pemasaran, PT. Track memiliki sejumlah agen yang harus
disupply kebutuhannya. Saat ini agen pertama yang ada didaerah pemasaran A
memiliki 6 orang pelayan (server). Secara general untuk melayani 1 pelanggan
dibutuhkan waktu 15 menit , sementara dalam 1 jam rata-rata datang 25 orang
pelanggan. Satu orang kasir mendapatkan gaji Rp. 30.000 per hari dengan jam
kerja 7 jam per hari. Sementara itu jika seorang pelanggan menunggu maka ada ia
akan rugi karena kehilangan waktu kerja, dikonversikan dalam bentuk kerugian
finansial sebesar Rp. 3.500 per jam. Untuk itu harus ditentukan jumlah pelayan
yang optimal sehingga mampu melakukan pelayanan dengan baik kepada
pelanggan dan meminimasi biaya antriannya.
22
BAB III
PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
A. Market Share
1. Pengumpulan Data
PT. Track saat ini memiliki 3 perusahaan lain yang bersaing dipasar yang
sama yaitu PT. Jayen, PT. Whycycle dan PT. Urban. Pada awal tahun penguasaan
pasar oleh masing-masing perusahaan adalah PT. Track 25%, PT. Jayen 25%, PT.
Whycycle 26% dan PT. Urban 24%. Ternyata selama satu tahun terjadi
perpindahan pelanggan dari satu merk ke merk lain. Perpindahan tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 3A.1 Perpindahan Pelanggan Antar Perusahaan
Awal Pindah dari Merk Pindah ke Merk Akhir
Merk
Tahun T J W U T J W U Tahun
Track 200 - 10 20 10 - 10 15 10 205
Jayen 200 10 - 15 10 20 - 10 10 195
Whycycle 300 10 15 - 10 15 20 - 10 290
Urban 300 15 10 20 - 15 10 10 - 310
1000 1000
2. Pengolahan Data
2.1 Pengolahan Data Secara Manual
Matriks probabilitas transisi perubahan merek
22
23
Misal πA = 1
Substitusi ke persamaan (1)
πA = 0,825 πA + 0,1 πB + 0,05 πC + 0,05 πD
1 = 0,825 + 0,1 πB + 0,05 πC + 0,05 πD
0,175 = 0,01 πB + 0,05 πC + 0,05 πD
πB = 0,175 – 0,05 πC – 0,05 πD
0,1
πB = 1,75 – 0,5 πC – 0,5 πD
πC = 2, + 0239 - 0,493 πD
= 2,239 – 0,493(1,722)
= 2,239 – 0,849
= 1,39
πB = 0,63 + 0,514 πD
= 0,63 + 0,514 (1,722)
= 0,63 + 0,885
= 1,515
∑π = 1
∑π = πA + πB + πC + πD
= 1 + 1,515 + 1,39 + 1,722
= 5,627
1
πA = = 0,178
5,627
1,515
πB = = 0,269
5,627
1,39
πC = = 0,427
5,627
1,722
πD = = 0,306 +
5,627
1
25
3. Analisis Data
Dari hasil output qsbwin dapat dilihat bahwa perusahaaan kita memiliki
pesaing yang kuat yaitu PT Whycycle, karena PT Whycycle memiliki pangsa pasar
/ steady state yang paling besar yaitu 29,01% sedangkan PT yang lain yaitu PT
Track memiliki nilai 24,39%, PT Jayen memiliki nilai 21,97% dan PT Urban
dengan nilai24,63%
Kemudian dari output dapat diketahui jumlah pelanggan PT Track 409 orang,
PT Jayen 455 orang, PT Whycycle 344 orang dan PT Urban 406 orang.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis di atas didapat kesimpulan bahwa pesaing terbesar
PT Whycycle dengan steady state sebesar 29,01% sedangkan untuk pesaingnya
yaitu PT Urban dengan probabilitas steady state sebesar 24,63%.
27
B. Penentuan Strategi
1. Pengumpulan jData
Melihat adanya persaingan dalam menarik pelanggan, maka PT. Track
merencanakan strategi untuk memenangkan persaingan. PT. Track menyiapkan
dana Rp. 150.000.000,- untuk memenangkan pasar dengan bersaing dengan
perusahaan yang saat ini menguasai pasar (memiliki market share terbesar).
Terdapat tiga strategi yang direncanakan yaitu discount, variasi bentuk dan bonus.
Ketiga perusahaan yang lain juga memiliki strategi penjualan masing-masing.
Dalam persaingan ini penggunaan strategi yang berbeda akan menghasilkan
perubahan market share yang berbeda-beda. Prediksi perubahan market share
yang terjadi akibat penggunaan strategi-strategi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3B.1 Prediksi Perubahan Market Share
Strategi PT. Jayen Strategi PT. Whycycle Strategi PT. Urban
Strategi B. A. B. B.
A. A.
PT. Track Hadiah Menambah Program Variasi
Discount Bonus
Langsung Outlet Paket warna
A. Discount 15% -5% 13% 5% 12% -16%
B. Variasi bentuk 10% 5% -5% 15% 15% 20%
C. Bonus 15% -30% 10% 15% -12% 17%
2 Pengolahan Data
2.1 Pengolahan Data Secara Manual
Tabel 3B.2 Matriks Permainan dengan Perusahaan Pesaing
Strategi PT. Urban
Strategi PT. Track Nilai Minimal
A. Bonus B. Variasi warna
A. Discount 12% -16% -16%
B. Variasi bentuk 15% 20% 15%
Maksimin
C. Bonus -12% 17% -12%
Nilai Maksimal 15% 20%
Minimaks Saddle
Point
Dari matriks permainan di atas dapat dicapai kondisi Saddle Point, yakni
ketika PT Track menggunakan strategi “Variasi bentuk” dan PT Urban
menggunakan strategi “Bonus”. Sehingga Saddle Point sebesar 15%.
28
b. Output
Adapun solusi yang dihasilkan berdasarkan hasil running software QSB
Win dengan metode Decision Analysis adalah sebagai berikut:
Tabel 3B.4 Hasil Running Software
29
3. Analisis Data
Analisa dari hasil runing software diketahui bahwa PT Track menggunakan
strategi Discount, variasi bentuk dan bonus, dimana strategi bonus mendominasi
strategi variansi bentuk sehingga PT Track akan menggunakan ketiga strategi
dengan masing-masing proporsinya untuk menang. Pada perusahaan komppetitor
yaitu PT Whycycle, strategi menambah outlet dan program paket yang tidak saling
mendominasi sehingga PT Whycycle juga akan menggunakan kedua strategi
dengan masing-masing proporsinya untuk menang. Pada matriks permainan diatas
tidak dicapai kondisi saddle point, sehingga menggunakan strategi campuran yaitu
strategi discount, variasi bentuk dan bonus. Sedangkan besar proporsinya yakni
38%, 0% dan 62%. Untuk masing-masing strategi dan alokasi dananya sesuaing
dengan masing-masing proporsi strategi yaitu sebesar Rp 57.000.000 , Rp 0 , Rp
93.000.000 .
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dana sebesar Rp
150.000.000,- akan dialokasikan oleh perusahaan PT.Whycycle untuk
menggunakan strategi campuran yaitu strategi discount, variasi bentuk dan bonus.
Dengan besar proporsinya yakni 38%, 0% dan 62%.
30
C. Kombinasi Produk
1. Pengumpulan Data
Saat ini PT. Track sedang melakukan perencanaan produksi, untuk memenuhi
permintaan dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Perusahaan ini
memproduksi 3 jenis sepeda dengan nilai keuntungan yang berbeda beda, yaitu:
Tabel 3C.1 Keuntungan dan Permintaan Minimal Sepeda pada PT. Track
Keuntungan Permintaan Minimal
Jenis Sepeda
(Rp. per unit) (dalam ribuan) (unit)
Lipat 150 700
Fixie 350 900
Gunung 100 500
2. Pengolahan Data
2.1 Pengolahan Data Secara Manual
- Tujuan : Memaksimalkan keuntungan
- Batasan : Permintaan produk dan kapasitas waktu proses produksi
- Keputusan : Jumlah dan jenis sepeda yang harus diproduksi
- Notasi
X1 = Sepeda lipat
X2 = Sepeda fixie
X3 = Sepeda gunung
31
- Bentuk primal
Max Z = 150 X1 + 350 X2 + 100 X3
s.t.
X1 ≥ 700 (Batasan Permintaan)
X2 ≥ 900 (Batasan Permintaan)
X3 ≥ 500 (Batasan Permintaan)
5 X1 + 3 X2 + 2 X3 ≤ 10000 (Batasan Kapasitas Proses)
3 X1 + 2 X2 + 3 X3 ≤ 8000 (Batasan Kapasitas Proses)
2 X1 + 4 X2 + 4 X3 ≤ 9000 (Batasan Kapasitas Proses)
- Bentuk dual
Min W = 10000 Y1 + 8000 Y2 + 9000 Y3 + 700 Y4 + 900 Y5 + 500 Y6
s.t.
5 Y1 + 3 Y2 + 2 Y3 ≥ 700
3 Y1 + 2 Y2 + 4 Y3 ≥ 900
2 Y1 + 3 Y2 + 4 Y3 ≥ 500
Pivoting
Baris kunci:
Baris S3 = [ 2 4 4 0 0 1 9000 ] :4
= [ 0,5 1 0,75 0 0,25 0 2250 ]
Baris S1 = [ 5 3 2 1 0 0 10000 ] -
3 [ 0,5 1 1 0 0 0,25 2250 ] -
3,5 0 -1 1 0 -0,75 3250
Baris S2 = [ 3 2 3 0 1 0 8000 ] -
2 [ 0,5 1 1 0 0 0,25 2250 ] -
2 0 1 0 -1 -0,5 3500
b. Output
Adapun solusi yang dihasilkan berdasarkan hasil running software
QSBWin dengan metode Linear and Integer Programming adalah sebagai
berikut:
Tabel 3C.6 Hasil Running Software
34
3. Analisis Data
Dari hasil software QSBWin data input diketahui bahwa untuk mendapatkan
keuntungan maksimal, perusahaan PT Track harus memproduksi sepeda lipat
sebanyak 700 unit dengan keuntungan perunit Rp 150,- dan memberikan
kontribusi keuntungan kepada perusahaan sebanyak Rp 105.000,- .
Sepeda fixie akan diproduksi sebanyak 1400 unit dengan keuntungan per unit
Rp 350,- dimana produsi tersebut akan memberikan kontribusi keuntungan pada
perusahaan sebesar Rp 490.000,- .
Sepeda gunung akan diproduksi sebanyak 500 unit dengan keuntungan per
unit Rp 100,- dimana produsi tersebut akan memberikan kontribusi keuntungan
pada perusahaan sebesar Rp 50.000,- . Sehingga total keuntungan yang didapat
adalah Rp 645.000,- .
Selain itu dari hasil software qsbwin juga diketahui bahwa jumlah sepeda
lipat yang harus diproduksi adalah sebanyak 700 unit, dengan kapasitas 700 unit.
Hal itu menunjukan tidak ada keurangan maupun kelebihan produksi. Untuk
sepeda fixie yang harus diproduksi adalah sebanyak 1400 unit dengan kapasitas
sebanyak 900 unit. Untuk sepeda fixie menunjukan ada kekurangan produksi
sebanyak 500 unit. Untuk sepeda gunung yang harus di produksi adalah sebanyak
500 unit dengan kapasitas 500 unit. Hal ini menunjukan tidak ada kekurangan atau
kelebihan produksi.
Hasil output software qsbwin juga diketahui bahwa C4 waktu yang
dibutuhkan untuk memproduksi adalah 8.700 jam dengan kapasitas waktu
produksinya sebesar 10.000 jam. Hal ini menunjukan ada kelebihan yang
berjumlah 1.300 jam. Pada C5 waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi adalah
6400 jam dengan kapasitas waktu produksinya sebesar 8000 jam. Hal ini
menunjukan adanya kelebuhan waktu produksi sebesar 1600 jam. Sedangkan
apada C6 waktu yang dibutuhkan untuk produksi adalah 9000 jam, dengan
kapasitas waktu produksinya sebesar 9000 jam. Hal ini menunjukan tidak ada
kekurangan atau kelebihan waktu produksi.
35
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data maka untuk menghasilkan keuntungan yang
maksimal perusahaan PT Track harus memproduksi sepeda lipat sebanyak 700
unit dengan keuntungan perunit Rp 150,- dan memberikan kontribusi keuntungan
kepada perusahaan sebanyak Rp 105.000,- . Sepeda fixie akan diproduksi
sebanyak 1400 unit dengan keuntungan per unit Rp 350,- dimana produsi tersebut
akan memberikan kontribusi keuntungan pada perusahaan sebesar Rp 490.000,- .
Sepeda gunung akan diproduksi sebanyak 500 unit dengan keuntungan per unit
Rp 100,- dimana produsi tersebut akan memberikan kontribusi keuntungan pada
perusahaan sebesar Rp 50.000,- . Sehingga total keuntungan yang didapat adalah
Rp 645.000,- .
36
D. Penugasan Tim
1. Pengumpulan Data
Untuk proses assembly, PT. Track memiliki 3 mesin assembly yang akan
mengerjakan ketiga jenis produk tersebut. Namun biaya pengerjaan tiap produk
dimasing-masing mesin assembly berbeda, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3D.1 Biaya Pengerjaan Tiap Jenis Sepeda di Tiap Mesin pada PT. Track
Biaya pengerjaan dimasing-masing mesin assembly
Jenis Sepeda (Rp. per unit) (dalam ribuan)
Mesin Assembly 1 Mesin Assembly 2 Mesin Assembly 3
Lipat 12 15 20
Fixie 12 20 20
Gunung 15 22 25
2. Pengolahan Data
2.1 Pengolahan Data Secara Manual
- Tujuan : Meminimasi total biaya perakitan untuk semua produk
- Batasan : Penggunaan mesin, dimana satu mesin hanya merakit satu
jenis sepeda
- Keputusan : Pembagian kerja di masing-masing mesin untuk merakit
tiap-tiap produk
Formulasi Matematis
- Notasi
X1 = Sepeda lipat dirakit di mesin assembly 1
X2 = Sepeda lipat dirakit di mesin assembly 2
X3 = Sepeda lipat dirakit di mesin assembly 3
X4 = Sepeda fixie dirakit di mesin assembly 1
X5 = Sepeda fixie dirakit di mesin assembly 2
X6 = Sepeda fixie dirakit di mesin assembly 3
X7 = Sepeda gunung dirakit di mesin assembly 1
X8 = Sepeda gunung dirakit di mesin assembly 2
X9 = Sepeda gunung dirakit di mesin assembly 3
37
- Fungsi tujuan
Min Z = 12 X1 + 15 X2 + 20 X3 + 12 X4 + 20 X5 + 20 X6 + 15 X7 + 22 X8
+ 25 X9
- Batasan
X1 + X2 + X3 = 1 X1 + X4 + X7 = 1
X4 + X5 + X6 = 1 X2 + X5 + X8 = 1
X7 + X8 + X9 = 1 X3 + X6 + X9 = 1
4. Output
Adapun solusi yang dihasilkan berdasarkan hasil running software
QSBWin dengan metode Linear and Integer Programming adalah sebagai
berikut:
Tabel 3D.6 Hasil Running Software 1
3. Analisis
Dari hasil pengolahan data di atas, dengan menggunakan software QSBWin
untuk mengidntifikasi penugasan mesin assembly untuk digunakan pada masing-
masing produk sepeda. Terlihat dari hasil pengolahan data di atas bahwa untuk
produk sepeda lipat dikerjakan pada mesin assembly 2 dengan biaya sebesar Rp.
15.000,-, dengan kontribusi sebesar Rp. 15.000,-. Untuk sepeda fixie dikerjakan
pada mesin assembly 3 dengan biaya sebesar Rp. 20.000,-, dengan kontribusi
sebesar Rp. 20.000,-. Untuk sepeda gunung dikerjakan pada mesin assembly 1
dengan biaya sebesar Rp. 15.000,-, dengan kontribusi sebesar Rp. 15.000,-.
Dengan total biaya minimum sebesar Rp. 50.000,-.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis di atas didapat kesimpulan bahwa perusahaan
menugaskan tim dimana sepeda lipat untuk tim assembly 2, sepeda fixie untuk tim
assembly 3 dan sepeda gunung untuk tim assembly 1. Dimana total biaya produksi
sebesar Rp 50.000,-.
40
E. Pengiriman Produk
1. Pengumpulan Data
PT Track akan mengirimkan order berupa ketiga jenis sepeda tersebut
dengan menggunakan sebuah kendaraan kontainer. Namun karena kontainer
memiliki keterbatasan kapasitas, maka PT Track tidak dapat mengangkut semua
order tersebut. Kendaraan kontainer yang dimiliki perusahaan berkapasitas 20 ton,
maka harus ditentukan jenis-jenis barang apa saja yang akan diangkut untuk
memperoleh keuntungan maksimal tanpa melanggar batas beban maksimum dari
kapasitas kendaraan. Jenis sepeda yang akan dikirim berbentuk paket dengan berat
paket dan keuntungan sebagai berikut:
Tabel 3E.1 Jenis Sepeda, Berat Paket, dan Keuntungan
Keuntungan (Rp per
No Jenis Sepeda Berat paket (Ton)
paket) (dalam ribuan)
1. Sepeda Lipat 2 250
2. Sepeda Fixie 1 100
3. Sepeda Gunung 4 500
2. Pengolahan Data
2.1 Pengolahan Data Manual
Tabel 3E.2 Stage 3 : sepeda mini dengan berat 4 ton dan keuntungan 500 (dalam ribuan)
Jumlah paket sepeda yang di angkut
state F3* X3*
0 1 2 3 4 5
20 0 500 1000 1500 2000 2500 2500 5
19 0 500 1000 1500 2000 2000 4
18 0 500 1000 1500 2000 2000 4
17 0 500 1000 1500 2000 2000 4
16 0 500 1000 1500 2000 2000 4
15 0 500 1000 1500 1500 3
14 0 500 1000 1500 1500 3
13 0 500 1000 1500 1500 3
12 0 500 1000 1500 1500 3
11 0 500 1000 1000 2
10 0 500 1000 1000 2
9 0 500 1000 1000 2
41
Tabel 3E.3 Stage 2 : sepeda Fixie dengan berat 1 ton dan keuntungan 100 (dalam ribuan)
state 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 F2* X2*
20 2500 2100 2200 2300 2400 2000 2100 2200 2300 1900 2000 2500 0
19 2000 2100 2200 2300 1900 2000 2100 2200 1800 1900 2000 2300 3
18 2000 2100 2200 1800 1900 2000 2100 1700 1800 1900 2000 2200 2
17 2000 2100 1700 1800 1900 2000 1600 1700 1800 1900 1500 2100 1
16 2000 1600 1700 1800 1900 1500 1600 1700 1800 1400 1500 2000 0
15 1500 1600 1700 1800 1400 1500 1600 1700 1300 1400 1500 1800 3
14 1500 1600 1700 1300 1400 1500 1600 1200 1300 1400 1500 1700 2
13 1500 1600 1200 1300 1400 1500 1100 1200 1300 1400 1000 1600 1
12 1500 1100 1200 1300 1400 1000 1100 1200 1300 900 1000 1500 0
11 1000 1100 1200 1300 900 1000 1100 1200 800 900 1000 1300 3
10 1000 1100 1200 800 900 1000 1100 700 800 900 1000 1200 2
9 1000 1100 700 800 900 1000 600 700 800 900 1100 1
8 1000 600 700 800 900 500 600 700 800 1000 0
7 500 600 700 800 400 500 600 700 800 3
6 500 600 700 300 400 500 600 700 2
5 500 600 200 300 400 500 600 1
4 500 100 200 300 400 500 0
3 0 100 200 300 300 3
2 0 100 200 200 2
1 0 100 100 1
0 0 0 0
42
Tabel 3E.4 Stage 1 : sepeda lipat dengan berat 2 ton dan keuntungan 250 (dalam ribuan)
state 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 F1* X1*
20 2500 2450 2500 2450 2500 2450 2500 2450 2500 2450 2500 2500 10
43
b. Output
Adapun solusi yang dihasilkan berdasarkan hasil running software QSB
Win dengan metode Dynamic Programing adalah sebagai berikut:
Tabel 3E.6 Hasil Running Software
3. Analisis Data
Dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa PT.Track, untuk
memaksimalkan jumlah keuntungan akan mendistribusikan item sepeda gunung
sebanyak 5 paket dengan berat perpaket 4 ton dan keuntungan Rp 500.000
perpaket sehingga total keuntungan Rp 2.500.000. untuk sepeda lipat dan sepeda
fixie tidak dikirim.
44
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa untuk memaksimalkan
keuntungan akan mendistribusikan item sepeda gunung sebanyak 5 paket dengan
berat perpaket 4 ton dan keuntungan Rp 500.000 perpaket dengan total
keuntungan Rp 2.500.000.
F. Distribusi Pasar
1. Pengumpulan Data
PT. Track memiliki 2 pabrik yang harus memenuhi permintaan di 3 wilayah
pemasaran. Diketahui Permintaan di pasar A sebesar 1200 unit, pasar B sebesar
1200 unit dan pasar C sebesar 800 unit, dan total permintaan 3200 unit. Untuk
memenuhi kebutuhan itu akan diproduksi dikedua pabrik masing-masing
sebanyak 1600 unit. Biaya pengiriman (Rp. per unit) (dalam ribuan) dari masing-
masing pabrik ke setiap pasar adalah sebagai berikut:
Tabel 3F.1 Biaya Pengiriman, Kapasitas Pabrik, dan Permintaan Pasar
Pasar A Pasar B Pasar C Kapasitas
Pabrik 1 15 25 15 1600
Pabrik 2 20 25 11 1600
Permintaan 1200 1200 800
2. Pengolahan Data
2.1 Pengolahan Data Manual
Identifikasi:
X11 : Pengiriman dari Pabrik 1 ke Pasar A
Jadi, alokasi distribusi dan total biaya transportasinya dapat dilihat dari
tabel sebagai berikut:
Tabel 3F.3 Alokasi Distribusi dan Total Biaya VAM
Jumlah
Dari Ke Biaya (Rp) Total Biaya (Rp)
(Pak)
Pabrik 1 ke Pasar A 1200 15 18.000
Pabrik 1 ke Pasar B 400 25 10.000
Pabrik 2 ke Pasar B 800 25 20.000
Pabrik 2 ke Pasar C 800 11 8.800
Total 56.800
46
Output
Adapun solusi yang dihasilkan berdasarkan hasil running software
QSBWin dengan metode Vogel Approximation Method .adalah sebagai berikut:
Tabel 3F.5 Output Metode Vogel Approximation Method
3. Analisis Data
Berdasarkan hasil output dapat dianalisa bahwa:
Pabrik 1 akan mendistribusikan kepasar A sebanyak 1200 unit dengan biaya
pendistribusian sebesar Rp 15.000 perunit sehingga didapatkan total biaya
pendistribusian Rp 18.000.000, kemudian pabrik 1 juga akan mendistribusikan
kepasar B sebanyak 400 unit dengan biaya pendistribusian sebesar Rp 25.000
perunit sehingga didapatkan total biaya pendistribusian sebesar Rp 10.000.000.
Pabrik 2 akan mendistribusikan kepasar B sebanyak 800 unit dengan biaya
pendistribusian sebesar Rp 25.000 perunit sehingga didapatkan total biaya
pendistribusian Rp 20.000.000, kemudian pabrik 2 juga akan mendistribusikan
47
4. Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas, kebijakan distribusi yang optimum adalah
Pabrik 1 mendistribusikan produk ke pasar A sejumlah 1200 unit, Pabrik 1
mendistribusikan produk ke pasar B sejumlah 1200 unit, Pabrik 2
mendistribusikan produk ke pasar B sejumlah 800 unit, dan Pabrik 2
mendistribusikan produk ke pasar C sejumlah 800 unit. Dari kebijakan tersebut
total biaya distribusi yang didapat adalah sebesar Rp 56.800.000.
G. Rute Distribusi
1. Pengumpulan Data
PT.Bimcycle memiliki 2 pabrik yang harus memenuhi permintaan pasar di 3
wilayah pemasaran. Jalur yang dapat ditempuh dari tiap-tiap pabrik ke ketiga
wilayah pasar yang ada adalah sebagai berikut:
12 D
A 8 I Pasar A
14 12 12
20
Pabrik 22
1 11 8
G
J 9
B
16 21
28 Pasar B
10 14
Pabrik
22 10
14 12 E H
K 12
11
C
11 18
14 Pasar C
F
L 9
14
2. Pengolahan Data
2.1 Pengolahan Data Manual
PT Track memiliki 2 pabrik dalam melakukan produksi. Dimana kedua
pabrik tersebut harus memenuhi permintaan di 3 wilayah pemasaran, yang
kemudian harus ditentukan rute mana yang memiliki total jarak terkecil, yaitu
sebagai berikut:
Rute distribusi Pabrik 1 ke Pasar A:
A–D-G–I–J = 72
A–D–G–J = 66
B–G–I–J = 65
B–G–J = 53→ Jalur terpilih
Output
Adapun solusi yang dihasilkan berdasarkan hasil running software
QSBWin dengan metode Shortest Path Problem adalah sebagai berikut:
Rute dari Pabrik 1 ke Pasar A
Rute distribusi yang ditempuh untuk mendistribusikan produk dari
pabrik 1 ke pasar A adalah melalui rute Pabrik 1 – B – G – J – Pasar A
dengan total jarak 53. Hasil dari pengerjaan tersebut dapat dilihat pada
tabel dan grafik berikut ini.
Tabel 3G.2 Rute dari Pabrik 1 ke Pasar A
3. Analisis Data
Analisis dari hasil running software di atas pada PT Track, dari hasil
output dapa dianalisa pabrik 1 dalam mendistribusikan produknya ke pasar A
akan melewati rute B – G – J – Pasar A dengan jarak antar titik berturut-turut
adalah 22 km – 11 km – 8 km – 12 km sehiingga total jarak yang ditempuh
sepanjang 53 km. Kemudian pabrik 1 juga akan mendistribusikan produknya
kepasar B melewati rute B – G – J – Pasar B dengan jarak antar titik berturut-turut
adalah 22 km – 11 km – 8 km – 9 km , sehingga total jarak yang ditempuh adalah
50 km.
Sementara itu pabrik 2 dalam mendistribusikan produknya kepabrik B
akan melewati rute B – G – J – Pasar B dengan jarak antar titik berturut-turut
adalah 16 km – 11 km – 8 km – 9 km sehiingga total jarak yang ditempuh
sepanjang 44 km. Kemudian pabrik 2 juga akan mendistribusikan produknya
kepasar C melewati rute C – F – L – Pasar C dengan jarak antar titik berturut-turut
adalah 14 km – 11 km – 14 km – 9 km, sehingga total jarak yang ditempuh adalah
48 km.
54
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
melakukan pendistribusian produknya kebeberapa wilayah pemasaran, PT Track
menggunakan model jalur terpendek guna meminimumkan jarak tempuh dari
pabrik menuju ke wilayah pemasarannya. Dengan jalur distribusi antara lain, rute
dari Pabrik 1 ke Pasar A melalui Pabrik 1 – B – G – J – Pasar A, rute distribusi
dari Pabrik 1 ke Pasar B melalui Pabrik 1 – B – G – J – Pasar B; rute distribusi
dari Pabrik 2 ke Pasar B melalui Pabrik 2 – B – G – J – Pasar B; dan rute
distribusi dari Pabrik 2 ke Pasar C melalui Pabrik 2 – C – F – L – Pasar C.
55
H. Saluran Distribusi
1. Pengumpulan Data
Di setiap wilayah pemasaran, PT Track memiliki sejumlah agen yang harus
disupply kebutuhannya. Saat ini agen pertama yang ada didaerah pemasaran A
memiliki 7 orang pelayan (server). Secara general untuk melayani 1 pelanggan
dibutuhkan waktu 15 menit , sementara dalam 1 jam rata-rata datang 25 orang
pelanggan. Satu orang kasir mendapatkan gaji Rp. 30.000 per hari dengan jam
kerja 7 jam per hari. Sementara itu jika seorang pelanggan menunggu maka ada ia
akan rugi karena kehilangan waktu kerja, dikonversikan dalam bentuk kerugian
finansial sebesar Rp. 3.500 per jam. Untuk itu harus ditentukan jumlah pelayan
yang optimal sehingga mampu melakukan pelayanan dengan baik kepada
pelanggan dan meminimasi biaya antriannya.
2. Pengolahan Data
2.1 Pengolahan Data Manual
Identifikasi:
Dari data tersebut di atas dapat diidentifikasi beberapa parameter antrian,
yakni sebagai berikut:
Model antrian : M/M/S/I/I
Jumlah server : 7 server
Rata – rata waktu pelayanan ( µ ) : 15 menit/orang = 4 orang/jam
Rata – rata tingkat kedatangan ( λ ) : 25 orang/jam
Biaya tunggu Pelayan : Rp 3.500,-/jam
Gaji pelayan : Rp 30.000,-/hari
Jam kerja : 7 jam/hari
Gaji pelayan perjam : Rp 4285,-jam
56
26787,5
3214.5
26787.5
7500.5
57
Output
Adapun solusi yang dihasilkan berdasarkan hasil running software
QSBWin dengan metode Queuing Analysis masing-masing untuk 7 server dan 8
server adalah sebagai berikut:
Tabel 3H.3 Output Metode Queuing Analysis 7 Server
3. Analisis Data
Berdasarkan data dari persoalan Saluran Pelayanan ini dapat diketahui
bahwa utilitas sistemnya bernilai mendekati 100%, yang berarti bahwa sistemnya
cukup sibuk sehingga menghasilkan kondisi yang tidak stabil (unstable) dan tidak
memiliki solusi yang mapan (steady state solution). Untuk menghasilkan sampel
M/M sistem pada Metode Queuing Analysis ini. Berikut adalah tabel
perbandingan hasil simulasi pengukuran kinerja dengan menggunakan 7 server
dan 8 server tersebut:
Tabel 3H.5 Perbandingan 7 Server & 8 Server
4. Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan
penggunaan jumlah pelayan yang paling optimal adalah dengan menggunakan 8
pelayan karena memiliki total biaya sistem terkecil, yakni sebesar Rp. 39.515,-/
jam.
59
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pengumpulan dan pengolahan data pada bab sebelumnya, dapat di
simpulkan keputusan-keputusan yang optimal bagi PT Track berdasarkan bagian-
bagian yang ada salam sistem produksinya, yaitu sebagai berikut.
59
60
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kaimi sampaikan sebagai berikut:
1. Praktikan sebaiknya lebih memperhatikan saat praktikum berjalan untuk
kelancaran pengerjaan tugas-tugas yang diberikan.
2. Praktikan diharapkan telah menguasai software QSBWin sebagai penunjang
pengolahan data nantinya.