diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi keperawatan
disusun oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
a. Resistens ................................................................................................... 4
b. Transference ............................................................................................. 6
e. Countertransference .................................................................................. 6
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
4
5
b. Transference
Respons tak sadar berupa perasaan atau perilaku terhadap perawat
yang sebetulnya berawal dan berhubungan dengan orang-orang tertentu
yang bermakna baginya pada waktu dia masih kecil. Contoh reaksi
transference bermusuhan (intan, 2005). Reaksi transference
membahayakan untuk proses terapeutik hanya bila hal ini diabaikan dan
tidak ditelaah oleh perawat. Ada dua jenis utama reaksi transference yaitu
reaksi bermusuhan dan tergantung. Reaksi bermusuhan yaitu klien yang
mengalami perasaan sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait
dengan tokoh kehiduan yang lalu sedangkan reaksi tergantung yaitu selalu
bergantung kepada perawat yang dianggap dirinya baik untuk klien. Hal-
hal yang harus dilakukan:
1. Mendengarkan
Mendengarkan dilakukan dengan penuh perhatian atas semua ungkapan
klien. Perawat berusaha mendengar secara aktif semua ungkapan klien
sambil memeperhatikan respons nonverbalnya. Perawat tidak boleh
menunjukkan terhadap apa yang dikatakan klien atau terhadap sikap klien
terhadap perawat.
c. Countertransference
Hambatan terapeutik yang dibuat oleh perawat dan bukan dibuat oleh
klien. Hal ini mempengaruhi hubungan perawat-klien. Beberapa bentuk
countertransference (Stuart dan Sundeen dalam Intan, 2005).
1. Ketidakmampuan untuk ber empati terhadap klien dalam area
masalah tertentu.
2. Perasaan tertekan selama atau setelah proses.
3. Kecerobohan dalam mengimplementasikan kontrak dengan
datang terlambat, atau melampaui waktu yang telah ditentukan.
4. Mengantuk selama proses.
5. Perasaan marah atau tidak sabar karena ketidakinginan klien untuk
berubah.
6. Dorongan terhadap ketergantungan, pujian atau afeksi klien.
7
4. Batas uang
Batas ini berhubungan dengan penghargaan klien terhadap perawat
berapa uang. Perlu adanya perhatian mengenai tawar-menawar terhadap
klien miskin tentang biaya pengobatan untuh mencegah timbulnya
pelanggaran batas.
5. Batas pemberian hadiah dan pelayanan
Masalah ini masih controversial dalam keperawatan, namun yang
pasti hal ini melanggar batas.
6. Batas pakaian
Batas ini berhubungan dengan perawat dalam berpakaian secara
tepat dalam hubungan terapeutik perawat dan klien. Perawat tidak
diperbolehka memakai pakaian yang tidak sopan.
7. Batas bahasa
Perawat perlu memperhatikan nada bicara dan pilihan kata ketika
berkomunikasi dengan klien. Tidak terlalu akrab, mengarah sikap
seksual dan memberikan pendapat dengan nada menggurui merupaka
pelanggaran batas.
8. Batas pengungkapan diri secara personal
Pengungkapan diri secara personal dari perawat tidak berhubungan
dengan tujuan terapeutik dapat mengarah kepada pelanggaran batas.
9. Batas kontak fisik
Semua kontak fisik dengan klien harus dievaluasi untuk melihat
apakah melanggar batas atau tidak. Beberapa jenis kontak fisik atau
seksual terhadap klien tidak pernah mencangkup dalam hubungan
terapeutik antara perawat dan klien.
Untuk mencegah terjadinya pelanggaran batas dalam berhubungan
dengan klien, perawat sejak awal interaksi perlu menjelaskan atau
membuat kesepakatan bersama klien tentang hubungan yang mereka
jalin. Kemudian selama interaksi perawat perlu berhati-hati dalam
berbicara agar tidak banyak terlibat dalam komunikasi sosial. Contoh
Bentuk Pelanggaran Batas yaitu (Intan, 2005):
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hambatan terapeutik adalah hamabatan kemajuan hubungan antara
perawat dan klien dimana hamabatan itu terjadi baik dari klien maupun dari
perawat dan klien, dimana hambatan itu terjadi baik dari klien maupun dari
perawat sendiri. Sekalipun perawat sudah memahami tentang cara
berkomunikasi yang efektif dengan klien, pada kenyataannya terkadang
perawat tidak mampu melakukannya dengan baik.
12
DAFTAR PUSTAKA