OLEH:
KELOMPOK 4
Judul : Deontologi dalam Praktik Etika (Studi pada Auditor Internal Sebuah
BUMN di Gresik)
Penulis : Erlina Diamastuti
Penerbit : Simposium Nasional Akuntansi XX Jember 2017
1. Latar Belakang
Pengembangan dan kesadaran etis memainkan peran kunci dalam semua area
profesi akuntan. Seorang akuntan termasuk auditor internal harus memiliki kewajiban
untuk menjaga prilaku etis dimana mereka tinggal dan bekerja. Auditor internal
memiliki suatu tanggung jawab untuk menjadi seseorang yang kompeten, menjaga
integritas serta objektivitas mereka. Auditor internal mempunyai kewajiban untuk
menjaga standar prilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka
bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri.
Pada beberapa studi memyatakan bahwa internal auditor mempunyai kesempatan
untuk melakukan tindakan tidak etis dalam profesi mereka. Menjalankan profesinya
sebagai auditor internal, secara terus menerus harus berhadapan dengan dilemma etika
yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang benar dan tanggung jawab pada
persahaan yang mempekerjakannya. Auditor internal sebagai karyawan akan
bertanggung jawab pada manajemen perusahaan tapi juga mempunyai tanggungjawab
terhadap profesi dan publik serta kepada dirinya sendiri. Kemampuan auditor internal
dalam mengambil suatu keputusan ketika menghadapi dilemma etik akan bergantung
dari berbagai hal. Manajemen menginginkan audidor internal untuk mengikuti
keinginan mereka. Jika tidak diikuti, akan dikenai sanksi perusahaan. Namun jika
auditor internal mengikuti hal tersebut, maka akan melanggar etika profesi mereka.
Oleh sebab itu, dilemma etika akan mampu mempengaruhi pengambilan keputusan
yang sebenarnya etis menjadi tidak etis.
Berbagai dilemma etika yang dihadapi auditor internal ternyata tetap menjadi
konflik organisasional-profesional yang tidak dapat dipecahkan hingga saat ini. Tekanan
organisasional untuk berprilaku etis yang terjadi tidak memastikan bahwa bawahan akan
selalu mengalami keadaan konflik emosional. Jika auditor internal tidak mempunyai
standar etis tinggi, mereka akan merasionalkan prilaku tidak etis sebagai bagian yang
1
yang dibutuhkan dalam pekerjaannya atau lingkungan bisnis dan diharapkan dapat
menghindari konflik internal. Sumber konflik yang terjadi antara organisasional-
profesional pada umumnya adalah tekanan pihak manajemen perusahaan untuk
melakukan prilaku tidak etis, seperti manipulasi hasil laporan keuangan. Tekanan
tersebut secara tidak langsung menyebabkan konflik pada profesionalisme seperti
otonomi dalam melayani kepentingan publik.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan non-positivist, karena dianggap lebih
mampu menghadapi ketidakleluasaan dunia sosial dalam kehidupan sehari-hari. Sumber
datanya merupakan kata-kata dan tindakan dari objek penelitian. Sumber data dari
penelitian ini diperoleh dari key person yaitu auditor internal yang lulus sarjana dari
program studi akuntansi.jumlah informan yaitu 6 orang. Triangulasi digunakan untuk
menentukan validitas data.
Studi ini menggunakan analisa interaktif dari Miles dan Huberman. Dalam
analisis ini dibagi menjadi 4 komponen pokok yaitu a) pengumpulan data, merupakan
proses awal dalam penelitian ini, b) reduksi data, merupakan proses seleksi,
memfokuskan pada realitas praktik, penyederhanaan dan abstraksi data yang ada dalam
files note. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian ini berlangsung. 3)
sajian data, merupakan rakitan organisasi organisasi yang memungkinkan kesimpulan
deskripsi berbentuk narasi yang memungkinkan simpulan dilakukan, 4) penarikan
kesimpulan.
2
agar tercipta suatu iklim organisasi yang sehat. Untuk itu dibutuhkan suatu alat dan
dukungan dari organisasi untuk membatasi perilaku dalam praktik karyawannya agar
mempunyai perilaku etis. Alat tersebut dapat berupa kode etik atau corporate credo
(Diamastuti, 2014).
Pro dan kontra mengenai kode etik memang akan selalu tampak dalam aktivitas
organisasi, karena etika dalam berbisnis tidak pernah terlepas dari filsafat etika
deontologi. Kondisi ini nampak pula dalam realitas praktik yang ada pada divisi sistem
pegendalian internal di salam satu BUMN di kota Gresik. Etika deontologi menyatakan
bahwa etis tidaknya suatu tindakan, tidak ada kaitannya dengan tujuan individu maupun
masyarakat (egoisme dan utiliterianisme), konsekuensi ataupun akibat dari tindakan
tersebut. Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjadi pertimbangan untuk menilai
etis atau tidaknya suatu tindakan. Suatu tindakan tidak pernah menjadi baik karena
hasilnya. Hasil baik bukanlah suatu alasan untuk membenarkan suatu tindakan,
melainkan hanya karena kita wajib melaksanakan tindakan tersebut demi kewajiban itu
sendiri. Demikian halnya, semua tindakan yang dijalankan sesuai dengan kewajiban
tetapi tidak dijalankan berdasarkan kemauan baik melainkan hanya karena dipaksa atau
terpaksa, maka dianggap sebagai tindakan tidak baik. Jika kita tilik dari pemahaman
yang dilakukan oleh Kant dalam teori etika deontologi, maka penulis sepakat untuk
mengkaitkan etika deontologi dengan penerapan kode etik bagi akuntan manajemen di
perusahaan.
Kode etik dibuat dan ditujukan agar ditaati bagi siapa saja yang berada dalam
profesi tersebut. Hal ini menunjukkan ada suatu kewajiban bagi siapa saja yang
berprofesi sebagai akuntan manajemen untuk menjalankan kode etik tersebut. Maksud
dibuat kode etik adalah untuk memberikan suatu rel atau koridor bagi akuntan
manajemen agar tidak menyimpang, yang diartikan sebagai kemauan baik dalam etika
deontologi. Untuk itu, setiap akuntan manajemen berkewajiban untuk menjalankan kode
etik tersebut dengan suatu kesadaran tanpa adanya paksaan. Harapannya dengan kode
etik tersebut dijalankan dengan niatan baik agar hasilnya baik dan tidak terjadi
penyimpangan. Kedudukan etika dalam kehidupan manusia mempunyai tempat yang
penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa. Harga diri seseorang bukan
ditentukan oleh kekayaan materi maupun ketinggian intelektualnya, tetapi lebih
3
memperhatikan masalah etikanya. Seseorang yang beretika mulia selalu melaksanakan
kewajiban-kewajibannya baik untuk dirinya, Tuhannya maupun untuk orang lain.
Daftar Rujukan
Diamastuti, Erlina. 2017. Deontologi dalam Praktik Etika (Studi pada Auditor Internal
Sebuah BUMN di Gresik). Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember.