Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN
A. Suhu
Suhu atau temperatur adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dingin
suatu benda. Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu
tertetu,beberapa sifat fisik benda berubah. Sebagai contoh: ketika memanaskan sebatang
besi,besi akan memuai,begitu pula ketika mendinginkan air sampai suhu dibawah nol,air
tersebut akan menjadi es.
1. Sifat termometrik zat
Sifat termometrik zat adalah sifat-sifat zat yang berubah ketika suhunya berubah. Sifat-sifat
tersebut adalah: warna,volume,tekanan dan daya hantar listrik.
2. Mengukur suhu dengan termometer
Untuk mengukur suhu suatu benda digunakan termometer. Zat cair yang paling banyak
dipaki untuk mengisi tabungan termometer adalah raksa. Kelebihan raksa dibanding zat cair
lainnya antara lain:
a. Keseimbangan termal terhadap zat yang akan diukur lebih cepat.
b. Memiliki titik beku yang rendah, yaitu -39oC dan titik didih tinggi, yaitu 357oC.
c. Memiliki kenaikan volume yang terjadi pada saat terjadi perubahan suhu.
d. Memiliki miniskus cembung sehingga pengukuran suhu lebih akurat.
e. Mudah dilihat karena raksa mengkilat
3. Jenis termometer
a. Termometer bimetal
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa logam akan memuai jika dipanaskan.
b. Termometer hambatan
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa bila seutas kawat logam dipanaskan, hambatan
listrik akan bertambah.
c. Termometer gas
Bila sejumlah gas yang dipanaskan volumenya dijaga tetap, tekanan akan bertambah. Sifat
termometrik inilah yang digunakan untuk mengukur suhu pada termometer gas.

d. Termokopel
Perbedaan pemuaian antara 2 logam yang kedua ujungnya disentuh di manfaatkan pada
termokopel.
B. Pemuaian Zat
1. Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat dapat dengan mudah diamati karena zat padat mempunyai bentuk yang
tetap. Dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi zat padat setelah dipanaskan akan
memuai.
a. Pemuaian panjang / linier
Bila suatu benda padat dipanaskan, maka benda tersebut akan memuai kesegala arah,
tetapi untuk zat padat yang panjang, dengan luas penampang yang kecil, pemuaian dapat
dianggap terjadi dalam arah panjang saja, sedangkan pemuaian dalam arah melebar, dan
tebalnya diabaikan.
Besar muai panjang bergantung pada jenis bahannya, panjang batang mula-mula, dan
kenaikan suhu. Koefesian muai panjang ( ) didefinisikan sebagai perbandingan antara
pertambahan panjang zat (∆l) untuk setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu (∆T).

atau ∆l = .lo. ∆T

Dengan ∆l = pertambahan panjang (m)


∆l = lt -lo Lt = lo ( 1 + .∆T)
= .lo. ∆T
Dengan :
lo = panjang mula-mula (m)
Lt = panjang akhir (m)
∆T = suhu akhir-suhu awal (oC/K)
= koefisien muai panjang (oC-1/ K-1)
b. Pemuaian Luas
Apabila benda tipis berbentuk persegi panjang dipanaskan, maka akan terjadi pemuaian
dalam arah memanjang dan melebar atau dikatakan mengalami pemuaian luas. Sebuah plat
segi empat dengan panjang mula-mula (Po) dan lebar (lo) dipanaskan sampai suhunya
bertambah ∆T, maka ukurannya menjadi:
Pt = Po (1+ .∆T) dan lt =lo (1+ .∆T)
c. Pemuaian Volume
Jika zat padat berbentuk kubus,bola, atau balok maka pemuaian yang harus diperhitungkan
adalah muai volumenya. Koefisien muai volume suatu zat (g) adalah perbandingan antara
pertambahan volume (∆V) dengan volume semula (Vo), untuk tiap kenaikan suhu sebesar
satu satuan suhu ∆T
∆V = Vt –Vo

Dengan ∆V = pertambahan voleme zat (m3)


Vo = volume mula-mula
Vt = volume setelah dipanaskan
∆T = kenaikan suhu (oC/K)
g = koefisien muai volume (oC-1/K-1)
2. Pemuaian Pada Zat Cair
Pemuaian pada zat cair hanya terjadi pemuaian volume saja. Persamaannya dituliskannya :
∆V = Vo . . ∆T
Vt = Vo + ∆V
3. Pemuaian Pada Zat Gas
Ada 3 hukum tentang gas yang berkaitan dengan pemuaian gas,yaitu:
Hukum Proses Persamaan
Hukum Isotermis P1V1 =P2V2
Boyle ( T = tetap )
Hukum Isobaris
Gay Lussac (P = tetap)
Hukum Ishokhorik
Charles (V=tetap)
Hukum Boyle Pers. Umum
Gay Lussac Gas ideal

Keterangan :
P = tekanan (N/m2 atau Pascal )
V = volume (m3)
T = suhu (K).
C. Pengaruh Kalor Pada Suhu Benda
Pengaruh kalor terhadap benda berbeda-beda sesuai dengan benda tersebut. Besarnya
kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sebuah benda bergantung pada beberapa factor.
Antara lain massa benda, jenis benda, dan perubahan suhu pada benda tersebut.
Hubungan kalor dengan ketiga factor tersebut adalah:
1. Kalor yang diperlukan sebanding dengan massa benda. Semakin besar massa benda semakin
besar kalor yang diperlukan.
2. Kalor yang diperlukan sebanding dengan kalor jenis benda. Untuk jenis benda yang berbeda
tetapi massanya sama, kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama ternyata
besarnya berbeda bergantung pada jenis bendanya.
3. Kalor yang diberikan sebanding dengan kenaikan suhu benda. Untuk jenis dan massa benda
yang sama, jumlah kalor yang diberikan besarnya mempengaruhi kenaikan suhu
benda. Makin banyak kalor yang diberikan kepada benda, semakin besar kenaikan suhu
benda.
Jadi, banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda bergantung
pada massa benda(m), kalor jenis benda ( c ), dan perubahan suhu (ΔT). dapat dirumuskan :
Q = m. c. ΔT
Keterangan:
Q = kalor yang diperlukan, satuannya Joule (J)
m = massa benda, satuannya Kg
C = kalor jenis benda, satuannya J/Kg°C atau J/KgK
Δt = perubahan suhu, satuannya °C atau K

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1Kg
benda sebesar 1°C atau 1K. Sedangkan kapasitas kalor suatu benda adalah kemampuan suatu
benda untuk menerima atau menurunkan suhu benda sebesar 1̊C dan dapat dirumuskan:
C/ ΔT = Q atau C = m.c
Keterangan:
C = kapasitas kalor daam satuan J/K atau J/0C
c = kalor jenis, dalam satuan J/kg K atau J/Kg 0C
m = massa benda, dalam satu kg.
D. Perpindahan Kalor
1. Konduksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa diikuti perpindahan bagian-bagian zat itu
disebut konduksi atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung batang besi kita panaskan.
Akibatnya, ujung besi yang lain akan terasa panas.
Coba perhatikan gambar berikut:
Pada batang besi yang dipanaskan, kalor berpindah dari bagian yang panas ke bagian yang
dingin. Jadi, syarat terjadinya konduksi kalor pada suatu zat adalah adanya perbedaan suhu.
Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah menghantarkan
kalor (penghantar yang baik). Isolator adalah zat yang sulit menghantarkan kalor (penghantar
yang buruk).
2. Konveksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian
yang dilaluinya disebut konveksi atau aliran. Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas.
a. Konveksi pada Zat Cair
Syarat terjadinya konveksi padaz at cair adalah adanya pemanasan. Hal ini disebabkan
partikel-partikel zat cair ikut berpindah tempat.
b. Konveksi pada Gas
Konveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara. Seperti halnya pada air, rambatan (aliran)
kalor dalam gas (udara) terjadi dengan cara konveksi. Beberapa peristiwa yang terjadi akibat
adanya konveksi udara adalah sebagai berikut.
1) Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang hari, daratan
lebih cepat menjadi panas daripada lautan sehingga udara di daratan naik dan digantikan oleh
udara dari lautan.
2). Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari. Pada malam hari,
daratan lebih cepat menjadi dingin daripada lautan. Dengan demikian, udara di atas lautan
naik dan digantikan oleh udara dari daratan.
3) Adanya sirkulasi udara pada ruang kamar di rurnah
4) Adanya cerobong asap pabrik.
3. Radiasi
Proses perpindahan kalor tanpa zat perantara disebut radiasi atau pancaran. Kalor
diradiasikan dalam bentuk gelombang elektromagnetik, gelombang radio, atau gelombang
cahaya. Misalnya, radiasi panas dari api Apabila kita berdiam di dekat api unggun, kita
merasa hangat. Kemudian, jika kita memasang selembar tirai di antara api dan kita, radiasi
kalor akan lerhalang oleh tirai itu. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa:
Kalor dari api unggun atau matahari dapat dihalangi oleh tabir sehingga kalor tidak dapat
merambat. Ada beberapa benda yang dapat menyerap radiasi kalor atau menghalanginya.
Alat yang digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki adanya radiasi disebut termoskop,
seperti yang tampak pada gambar berikut:

Dari hasil penyelidikan dengan menggunakan termoskop, kita dapat mengetahui bahwa:
1) Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap atau permancar radiasi kalor yang
baik.
2) Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap atau pemancar radiasi yang buiruk.

3. Mencegah Perpindahan Energi Kalor


Energi kalor dapat dicegah untuk berpindah dengan mengisolasi ruang tersebut. Misalnya,
pada penerapan beberapa peralatan rumah tangga, seperti termos dan setrika listrik.
a. Termos
Mengapa permukaan di dalam botol termos mengilap? Dindinnya berlapis dua ruang di
antara kedua dinding itu dihampakan. Dengm demikian, zat cair yang ada di dalamnya tetap
panas untuk waktu yang relatif lama. Termos dapat mencegah perpindahan kalor, baik
secara konduksi, konveksi, maupun radiasi.

b. Setrika Listrik

Mengapa pakaian yang disetrika menjadi halus atau tidak kusut? Di dalam setrika listrik
terdapat filamen dari bahan nikelin yang berbentuk kumparan. Kurnparan nikelin ini
ditempatkan pada dudukan besi. Ketika listrik mengalir, filamen setrika listrik menjadi
panas. Panas ini dikonduksikan pada dudukan besi dan akhirnya dikonduksikan pada pakaian
yang disetrika. Dengan demikian, setrika mengkonduksi kalor pada pakaian yang disetrika.
E. Perubahan Wujud Benda
1. Membeku dan mencair
Membeku merupakan proses perubahan wujud dari cair ke padat. Peristiwa ini disebabkan
oleh proses pendinginan. Contoh membeku terjadi pada : air yang di masukan ke kulkas
lama-lama akan berubah menjadi es, gula merah yang terbuat dari nira kelapa yang dimasak,
dan agar-agar yang dibiarkan lama kelamaan akan mengeras. Sementara itu, mencair
merupakan proses perubahan wujud benda dari padat menjadi cair. Peristiwa ini disebabkan
oleh proses pemanasan. Contoh peristiwa mencair terjadi pada : mentega yang dipanaskan, es
yang dibiarkan di udara terbuka, dan gula pasir yang dipanaskan.
2. Menguap dan mengembun
Menguap merupakan peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Pristiwa ini
disebabkan oleh pemanasan. Contoh peristiwa menguap: bensin dibiarkan di udara terbuka,
minyak kayu putih dibiarkan terbuka, dan baju basah dijemur lama-kelamaan akan
mengering. Sementara itu, mengembun merupakan peristiwa perubahan wujud dari gas
menjadi cair, peristiwa ini disebabkan oleh pendinginan. Contoh pengembunan : titik air
embun dipagi hari. Peristiwa tersebut merupakan salah satu contoh peristiwa mengembun.
3. Melenyap dan menyublin
Melenyap merupakan peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Peristiwa ini
disebabkan oleh pemanasan. Peristiwa melenyap dapat dibuktikan menggunakan kamper.
Kamper banyak digunakan sebagai pengharum ruangandan lemari pakaian. Kamper sering
juga dibutuhkan di kamar mandi /WC. Kamper ini untuk menghilangkan bau yang tidak
sedap. Bahkan dalam lemari es pun sering di pasang kamper khusus. Kamper merupakan
benda padat yang tergolong unik. Kamper yang berada di udara terbuka akan segera berubah
menjadi gas. Peristiwa ini disebut melenyap. Gas kamper inilah yang mengakibatkan ruangan
sekitar berbau harum contoh peristiwa melenyap yang lain adalah pembuatan es kering dari
karbondioksida.
Perubahan wujud dari benda gas menjadi benda padat disebut menyublin. Peristiwa ini
ditunjukkan dalam pembentukkan salju. Pada saat udara panas,air dari daratan akan menguap
keangkasa menjadi uap air. Ketika diangkasa telah dipenuhi dengan uap air dan suhu udara
dingin,maka uap air tersebut akhirnya berubah menjadi salju, salju kemudian turun kembali
ke daratan.
Menurut Haryanto (2007) perubahan wujud benda terdiri atas
a. Perubahan Wujud Benda Padat Menjadi Benda Cair
Beberapa perubahan wujud benda terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Contoh setelah
diaduk, butiran gula tidak tampak lagi. Gula pasir tidak hilang. Akan tetapi, gula pasir
mengalami perubahan wujud. Gula pasir larut di dalam teh panas. Gula pasir berubah wujud
dari padat menjadi cair. Ini membutikan bahwa rasa teh yang semula tawar berubah menjadi
manis Rasa manis menunjukkan adanya gula. Perubahan wujud dari benda padat menjadi
benda cair disebut meleleh atau mencair atau melebur.
Di dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai berbagai perubahan benda padat
menjadi cair. Pernahkah kamu melihat orang memasak dengan menggunakan margarine atau
mentega? Margarin berbentuk padat. Akan tetapi, saat terkena panas dari penggorengan,
margarin akan mencair (meleleh). Margarin berubah dari padat menjadi cair.
b. Perubahan Wujud Benda Cair menjadi Benda Padat
Jika kita memasukkan sekantong air ke dalam freezer, maka air akan berubah menjadi es.
Freezer adalah ruang pembekuan dalam lemari es. Air adalah benda cair, sedangkan es
merupakan benda padat. Jadi, benda cair dapat berubah menjadi benda padat. Perubahan
wujud ini disebut membeku.
c. Perubahan Wujud Benda Cair Menjadi Benda Gas
Dalam kehidipan kita sehari-hari, sering kita melihat orang tua memasak air minum. Uap air
mudah kamu lihat pada saat memasak air. Uap air juga mudah dilihat pada saat air panas
dituang. Ini menandakan bahwa benda cair dapat berubah menjadi benda gas jka dipanaskan.
Perubahan benda cair menjadi benda gas disebut menguap.
d. Perubahan Wujud Benda Gas Menjadi Benda Cair
Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair dapat kita lihat jika tutup gelas digunakan
untuk menutup cangkir atau gelas berisi minuman panas, kita akan melihat ada butiran air di
tutup cangkir. Butiran air itu berasal dari minuman panas yang menguap. Uap minuman
bergerak ke atas mengenai tutup gelas. Saat bersentuhan dengan tutup gelas yang semula
dingin, maka uap minuman itu berubah menjadi butiran air. Perubahan wujud benda gas
menjadi benda cair disebut mengembun atau kondensasi.
e. Perubahan Wujud Benda Padat Menjadi Benda Gas
Kamper merupakan benda padat. Jika diletakkan diudara terbuka, kamper lama-kelamahan
akan habis. Kamper berubah menjadi gas yang menyebar di udara. Perubahan wujud benda
padat menjadi benda gas ini disebut menyublin.

4 5
2 3

1
Gambar Perubahan benda
Penjelasan:
1. Menyublin : Perubahan wujud padat menjadigas
Contoh : Kapur barus yang diletakkan dalam lemari pakaian
akan habis dengan sendirinya.
2. Mencair : Perubahan wujud padat menjadi cair.
Contoh : Es batu ditaruh di gelas berubah menjadi
air.
3. Menguap :Perubahan wujud cair mejadi gas.
Contoh : Parfum disimpan di botol terbuka akan habis

4. Membeku : Perubahan wujud cair menjadi padat.


Contoh : Air yang dimasukkan di freezer berubah
menjadi es batu
5. Mengembun : Perubahan wujud gas menjadi cair.
Contoh : Pembentukan awan

Anda mungkin juga menyukai