Anda di halaman 1dari 3

MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH

DAN KHALIFAH DI BUMI

Nama : Rizal Wahyu Hendrawan


No absen : 32
Kelas : X Mipa 7

MAN 2 PONOROGO
Th.Pelajaran 19/20
1. Tafsir Al-Misbah
 Dalam ayat tsb, Allah menjelaskan ketetapannya untuk menciptakan manusia dan
menjadikannya sebagai khalifah dimuka bumi. Allah Swt berfiran yang artinya
”Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi”. Ketika hal
itu disampaikan , para malaikat bertanya kepada Tuhan : “Apakah Engkau
menjadikan dimuka bumi orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan
darah?”. Dugaan itu mungkin berdasarkan pengalaman mereka sebelum terciptanya
manusia karena yang akan ditugaskan menjadi khalifah bukan malaikat, maka pasti
makhluk itu berbeda dengan mereka yang selau bertasbih dan menyucikan Allah.
Maka Allah berfirman menjawab pertanyaa malaikatnya : “Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui.” Artinya, di balik ketetapan Allah menciptakan manusia sebagai
khalifah itu ada hikmah yang tersembunyi. Allah mengetahui hikmah itu sedangkan
para malaikat tidak mengetahuinya.1

2. 5 Unsur di dalam kekhalifahan

 Menurut Faruq Ahmad Dasuqi dalam bukunya Istikhlaf Al – Insan fi Al-Ardh


menjelaskan bahwa di dalam khalifah itu terdapat lima unsur. Pertama, yang memberi
wewenang. Kedua, yang diberi wewenang. Ketiga, apa tugas yang dibebankan.
Keempat, syarat kekhalifahan. Kelima, kapan berlangsungnya masa kekhalifahan dan
bagaimana pertanggungannya.
 Penjelasannya adalah sbg berikut. Pertama, yang memberi wewenang ialah Allah.
Kedua, ialah manusia yaitu nabi dan keturunannya. Ketiga, yaitu memakmurkan
kehidupan di muka bumi, menjadikan benda-benda bumi bermanfaat bagi dirinya dan
alam semesta pada umumnya. Keempat, syaratnya adalah dengan ilmu dan petunjuk
agama. Kelima, masa kekhalifahan ialah semenjak penciptaan sampai hari kiamat dan
hisabnya dihari pembalasan. Dengan demikian khalifah adalah hubungan manusia
dengan Allah dan hubungan manusia dengan alam semesta. Hubungan manusia
dengan Allah yang membebankan taklif kekhalifahan adalah hubungan ketaatan,
kepatuhan, menjalankan perintah dan meninggalkan larangan, dengan kata lain
merupakan hubungan yang berifat ‘ubudiyah.2

3. Tafsir Al-Maraghi

 Menurut Syaikh Al-Maraghi berkata bahwa Surat Al-Baqarah/3 : 30 tsb diatas yaitu
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang penciptaan manusian sebagai khalifah
Allah dimuka bumi termasuk ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang samar artinya.
Dalam ayat tersebut digambarkan ada dialog yang digambarkan dalam bentuk tanya
jawab antara Allah dan malaikat. Dialog tersebut sulit dipahami hakikatnya. Para
ulama berbeda pendapat mengenai ayat tersebut.(1). Pendapat mutaqaddimin, mereka
bersikap tafwidh kepada Allah, yakni menyerahkan segala urusan yang berkaitan
dengan firmannya kepada Allah.(2). Pendapat muta’akhhirin, yaitu mereka berkata
bahwa dialog antara Allah dan para malaikat, yang digambarkan dalam ayat tersebut
diatas dalam bentuk tanya jawab, sesungguhnya merupakan kisah perumampaan.3

1
Tafsir Al-Misbah Hal 140
2
Istikhlaf Al-Insan fii Al-Ardh
3
Tafsir Al-Maraghi Hal 77-85
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Quraish Shihab, Kaherah, Tafsir Al-Mishbah, Lentera Hati:Jakarta,
2009, hal. 140
Syeikh Ahmad MusthfavAl-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Darul kutub ilmiyah:Surabaya
1945, Juz 1 hal, . 77-85
Faruq Ahmad Dasuqi,Istikhlaf Al-Insan fii Al-Ardh

Anda mungkin juga menyukai