Tesis
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mata kuliah
seminar proposal
Halaman
COVER ...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
G. Sistematika Penulisan................................................................................ 9
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teori
C. Kerangka Berpikir..................................................................................... 32
D. Hipotesis Penelitian................................................................................... 34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dibidang sains. Pendidikan abad ke-21 tidak terfokus lagi dalam hafalan
materi bidang kajian (core subjects), tetapi juga memberikan penekanan pada
kecakapan hidup (life skills), keterampilan belajar dan berpikir (learning &
lahirnya generasi muda berpola pikir layaknya ilmuwan. Generasi yang kritis
yang tidak serta merta menerima pengetahuan yang diberikan tetapi juga
Menengah Pertama).
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
tersebut dapat di tentukan dari usia muda warga negara, yaitu di sekolah.
disiplin diri merupakan salah satu nilai karakter yang penting dikembangkan.
menghargai orang lain dan tidak merugikan orang lain. Kedisiplinan juga
yang ketat, hukuman/ sanksi yang tegas dan timbul karena pengaruh luar
3
bahwa disiplin merupakan “suatu tingkat tata tertib tertentu untuk mencapai
pembelajaran. Siswa menjadi lebih semangat belajar dan prestasi belajar juga
Biologi, Fisika, dan Kimia dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran IPA
terpadu dilaksanakan seminggu dua kali dalam durasi per jam 40 menit yang
disajikan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, artinya siswa tidak
belajar ilmu fisika, biologi, dan kimia secara terpisah sebagai mata pelajaran
yang berdiri sendiri, melainkan semua diramu dalam satu kesatuan. Merujuk
semesta. Siswa mengeluh dan bingung belajar IPA terpadu karena siswa
belum siap menerima pelajaran IPA terpadu yang meliputi Biologi, Fisika,
siswa menganggap bahwa mata pelajaran IPA tidak ada pelajaran berhitung.
Siswa juga sering menganggap bahwa belajar IPA itu susah atau sulit,
sehingga siswa kurang disiplin dalam belajar IPA terpadu. Hal ini dapat
dilihat dari keadaan siswa yang kurang siap dalam menerima pelajaran IPA,
belajar, siswa sering bolos dan siswa tidak mengerjakan tugas dari guru. Hal
intelektual yang jauh di atas rata-rata anak seusianya sering dianggap sebagai
yang mencerminkan adanya interaksi dari ketiga kluster ciri dasar manusia
yang meliputi: kemampuan umum dan atau spesifik, tingkat tanggung jawab
terhadap tugas (task commitment) yang tinggi dan tingkat kreativitas yang
tinggi”. Anak berbakat adalah mereka yang mempunyai ketiga ciri dan
telah mengikatkan diri pada tugas atas kehendaknya sendiri. Dengan adanya
peneliti perlu adanya penelitian yang membahas tentang kedisiplinan dan task
Jakarta Timur”
6
B. Identifikasi Masalah
antara lain:
dibidang sains.
4. Siswa yang kurang siap dalam menerima pelajaran IPA, misalnya siswa
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Timur
F. Manfaat Penelitian
b. Untuk siswa
yang terarah.
c. Untuk Orang tua, sebagai salah satu bahan informasi bagi para orang tua
A. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
sistematika penelitian.
Hipotesis Penelitian
Dalam bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian, metode
hipotesis penelitian.
10
Dalam bab terakhir ini akan disajikan tentang simpulan dari hasil
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
A. Landasan Teori
diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat
memahami atau mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami,
atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang
salah satu area kognitif dalam belajar yang meliputi enam jenjang, yaitu
Evaluation).
memahami sepenuhnya.
yang tinggi.
penafsiran.
telah melekat dala hati seseorang dan tergambar dala pikiran, gagasan,
atau suatu pengertian”. Orang yang telah memiliki konsep, bearti orang
14
tersebut memiliki pemahaman yang jelas tenyang suatu konsep atau citra
yang tepat tentang jenis entitas yang dijumpai pada kehidupan sehari-
kesimpulan. Persamaan kedua teori ini terletak pada domain pada proses
kognitif.
b. Hakikat Belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau
seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah
yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan
guru.
Menurut Gagne (dalam Sagala, 2013: 19), ada tiga tahap dalam
secara umum.
adalah hasil yang dicapai oleh siswa dari berbagai kegiatan belajar yang
belajar yang diterapkan oleh guru, serta menjadi acuan dan bahan
c. Hakikat IPA
Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang
semula berasal dari bahasa Inggris ‘science’. Kata scince sendiri berasal
dari kata dalam bahasa latin ‘scienta’ yang berarti saya tahu. Untuk
“Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang
yang semula sulit menjadi mudah, yang semula tidak menarik menjadi
atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu melakukan
cara yang satu dengan cara yang lain”. Cara untuk mendapatkan ilmu
secara demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah. Pada dasarnya
metode ilmiah merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu
merupakan suatu ilmu teoritis, akan tetapi teori tersebut didasarkan atas
fakta tentang gejala kebendaan atau alam diselidiki dan diuji berulang-
Teori pun tidak dapat berdiri sendiri, teori selalu di dasari oleh suatu hasil
pengamatan.
suatu konsep atau tema yang dibahas dari berbagai aspek bidang kajian
dijadikan satu tema yang tidak perlu dibahas berulangkali dalam bidang
satu usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien
lingkungan.
dan alasan dari bagian pengetahuan yang saling terkait. Faktor pemicu
dan pengetahuan yang baru didapat. Siswa juga kesulitan dalam memilah
IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta
perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.
IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Pada apek
Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada sapek
Biologi IPA mengkaji pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup
gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak
SMP
22
2. Hakikat Kedisiplinan
disiplin berasal dari bahasa inggris “dicipline” yang artinya pengikut atau
arti sebagai keadaan tertib dimana para pengikut itu tunduk dengan
pendidikan, baik formal maupun non formal harus bisa menegakkan serta
disadari unsur ketaatan, tujuan belajar tidak akan tercapai. Hal ini bearti
sikap dan perilaku didorong akan adanya kontrol diri yang kuat. Artinya;
skap dan perilaku untuk mentaati peraturan sekolah muncul dari dalam
diri siswa itu sendiri. Maka sikap dan perilaku dalam disiplin belajar
23
peraturan.
perintah atau aturan yang berlaku”. Dengan kata lain, disiplin adalah
seseorang dapat berada pada jalur sikap dan perilaku yang membentuk
(2011: 173), “Disiplin siswa adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang
pembinaan yang terdiri dari orang tua, guru atau pengajar dan tokoh
laku sesuai dengan aturan bukan karena paksaan dari pihak lain
pembelajaran. Hal ini diperjelas oleh Mulyasa (2011: 170) “Guru harus
disiplin adalah seseorang yang patuh dan taat pada tanggung jawab atau
Disiplin siswa dalam belajar atau disiplin belajar dapat dilihat dari
aktifitas belajar di sekolah. Siswa patuh kepada aturan, tata tertib atau
norma di sekolah.
disiplin anak, sebab sikap dan tindak tanduk atau tingkah laku orang tua
sangat mempengaruhi sikap dan akan ditiru oleh anak. Oleh karena itu,
orang tua bukanlah hanya sebagai pemberi kebutuhan anak secara materi,
tapi orang tua juga adalah sebagai pemberi ilmu pengetahuan dan
tertib yang berlaku. Ini berarti seseorang bisa dikatakan disiplin apabila
pengendalian berasal dari dalam diri setiap orang itu sendiri, sehingga dia
b. Fungsi-fungsi Kedisiplinan
porsi yang tepat akan berguna untuk membatu anak menyesuaikan diri
dengan lingkunganya.
Fungsi disiplin menurut Afandi (2016: 3), antara lain; (1) menata
organisasi, dan (4) sanksi atau hukuman bagi yang melanggar disiplin.
terjalin antar individu satu dengan individu lain menjadi lebih baik dan
menurut Tulus dalam Susanto (2018: 120) adalah: (1) menata kehidupan
hari. Dalam kegiatan belajar, fungsi ini juga dapat dirasakan, diantaranya
perilaku ini akan tertanam dalam diri seseorang dan akan menumbuhkan
terencana dan lebih terarah. Meskipun sikap disiplin berasal dari dalam
jawab terhadap tugas) adalah suatu bentuk halus dari motivasi. Robins dalam
28
sebagai suatu proses energi umum yang merupakan faktor pemicu pada
individu”.
komitmen pada tugas. Tentang arti kata komitmen sendiri, Hersey dan
dengan penuh keiklasan bahwa hasil yang baik akan berguna bagi dirinya
Tetapi komitmen harus diwujudkan melalui perbuatan dan praktek yang bisa
oleh Sutisna (2010: 268), yaitu suatu energi dalam diri yang mendorong
adalah bentuk halus dari motivasi, maka hal-hal yang mempengaruhi motivasi
b) Kemampuan siswa
c) Kondisi siswa
d) Kondisi lingkungan
(task commitment):
motivasi dan faktor pemicu dalam diri seseorang yang mendorong orang
untuk tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas yang sudah menjadi tanggung
30
bukan hanya ucapan janji semata, namun ada tindak lanjut berupa tindakan
adalah tekun, ulet, senang dan rajin belajar dengan penuh semangat, serta
memiliki komintmen yang tinggi akan berguna bagi dirinya sendiri dan juga
dengan dirinya sendiri, apakah ia akan melakukan atau tidak melakukan suatu
diambil tersebut.
adalah cita-cita, kemampuan dan kondisi siswa, lingkungan, serta upaya guru
dalam membelajarkan siswa. Peran guru adalah untuk terus memotivasi siswa
tugas yang diberikan oleh guru. Tugas guru juga untuk menanamkan
Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian relevan, yang dapat dijadikan
yang positif dan signifikan antara konsep diri, motivasi berprestasi, disiplin
2. Retna Widyasari & Abdul Karim dalam Seminar Nasional Pendidikan, Sains
3. Najamuddin, Ridwan Idris, & Ahmad Afif, dalam Jurnal MIPA dan
Belajar IPA Siswa Kelas VIII MTS Negeri Balang-Balang Kabupaten Gowa”
32
Matematika.
5. Ari Firmanto dalam Jurnal Sains dan Praktik Psikologi Vol 1(1): 26-36, 2013
C. Kerangka Berpikir
dibidang sains. Pendidikan abad ke-21 tidak terfokus lagi dalam hafalan materi
bidang kajian (core subjects), tetapi juga memberikan penekanan pada kecakapan
hidup (life skills), keterampilan belajar dan berpikir (learning & thinking skills),
berpola pikir layaknya ilmuwan. Generasi yang kritis yang tidak serta merta
didapatkannya. Kemampuan sains siswa dunia merujuk pada studi sejenis PIRLS
masalah melalui penalaran dalam soal pengamatan tentang konsep sains. Siswa
hanya mampu memahami beberapa fakta terkait konsep dasar fenomena alam.
bahasan pada mata pelajaran IPA yang menampilkan banyak pengetahuan konsep
harus diupayakan agar siswa yang semula pasif menjadi aktif, semula tidak
disiplin menjadi disiplin, dan yang semula sering menganggap remeh tugas dari
guru menjadi siswa yang berkomitmen tinggi dalam mengerjakan tugasya . Hal
yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya meskipun
tanggung jawabnya karena inividu tersebut telah meningkatkan diri terhadap tugas
yang berlaku demi terciptanya suatu tujuan. Menanamkan rasa kesadaran, rasa
dan tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) merupakan sikap seseorang
yang meyakini bahwa apa yang terjadi dalam dirinya merupakan akibat dari
tindakannya sendiri. Dengan kata lain, semua prestasi belajar Matematika yang
didapat oleh siswa dipengaruhi oleh kemampuan dirinya sendiri bukan karena
pembelajaran yang didapat dari orang tua, guru, dan lingkungan. Siswa harus
D. Hipotesis Penelitian
IPA.
konsep IPA.
35
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Pandi. (2016). Concept & Indicator Human Resources Management For
Management Research. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Akbar, Agustina. G. (2005). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman & Rukun Islam. Jakarta: Arga.
Darmadi. (2017). Pengembangan Model Metode Belajar dalam Dinamika Belajar
Siswa. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Firmanto, A. (2013). Kecerdasan, Kreatifitas, Task Commitment dan Jenis
Kelamin sebagai Prediktor Prestasi Hasil Belajar Siswa. http://www.e-
jurnal.com/2013/09/kecerdasan-kreatifitas-task-commitment.html?m=1.
(Diakses tanggal 4 Januari 2019).
Haswan, Febri & Nofri Wandi Al-Hafiz. (2017). Aplikasi Game Edukasi Ilmu
Pengetahuan Alam. Riau: Riau Journal Of Computer Science Vol.3 No.1.
Ibung, Dian. (2009). Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak. Jakarta: PT
Gramedia.
Imron, A. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kuswana, Wowo Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam
Berpikir. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.