Anda di halaman 1dari 2

MACAM-MACAM ALIRAN FILSAFAT

Rasionalisme
Yang merupakan aliran filsafat yang sangat mementingkan rasio, didalam rasio
terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangun sutau ilmu pengetahuan
tanpa harus menghiraukan realitas diluar rasio

Empirisme
Pada aliaran ini berpendapat bahwa pada bidang pengetahuan berasal dari
pengalaman sehingga pengenalan inderawi yang merupakan yang paling jelas dan
sempurna.

Kritisisme
Yang merupakan aliran filsafat yang menyelidiki batas-batas kemampuan rasio
sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh sebab itu kritisisme sangat berbeda
corak dengan rasionalisme yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak.

Idealisme
aliran filsafat yang menganggap bahwa realitas ini terdiri dari ide-ide pikiran-pikiran
akal atau jiwa dan bukan benda material dan kekuatan.

Naturalisme
Merupakan paham pendirian bahwa setiap bayi lahir dalam kedaan suci dan
dianugerahi dengan potensi insaniyah yang dapat berkembang secara alamiah.
Karena itu pendidikan pada dasarnya sekedar merupakan suatu proses pemberian
kemudahan agar anak dapat berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya.

Positivisme
Positivisme berasal dari kata ( positi ) yang artinya dengan faktual yaitu apa yang
berdasarkan fakta-fakta menyelidiki fakta-fakta dan hubungan yang terdapat antara
fakta-fakta pengetahuan tidak boleh melebihi fakta. Positivisme hanya mengandalkan
fakta-fakta belaka bukan berdasarkan pengalaman seperti empirisme.

Materialisme
Yang merupakan aliran yang menganggap bahwa didunia ini tidak ada selain materi
atau nature ( alam ) dan dunia fisik adalah satu. Faham materialisme ini tidak
memerlukan dalil-dalil yang muluk-muluk dan abstrak juga teorinya jelas berpegang
pada kenyataan-kenyataan yang jelas dan mudah dapat dimnegerti.

Fenomenalisme
Aliran atau faham yang menganggap bahwa fenomenalisme ( gejala ) ialah sumber
pengetahuan dan kebenaran. Seorang fenomenalisme suka melihat gejala, berbeda
dengan seorang ahli imu positif yang mengumpulkan sebuah data, mencari korelasi
dan fungsi, serta membuat hukum-hukum dan teori, fenomenalisme bergerak
dibidang yang pasti.
Intusionalisme
Suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa intuisi ( naluri/perasaan ) ialah
sumber pengetahuan dan kebenaran intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang
tidak didasarkan pada penalaran dan tidak bercampur aduk dengan perasaan.

Sekularisme
Merupakan suatu proses pembebasan manusia dalam berpikirnya dan dalam
berbagai aspek kebudayaan dari segala yang bersifat keagamaan dan metafisika
sehingga bersifat duniawi belaka sekularisme bertujuan member interprestasi atau
pengertian terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada tuhan kitab suci dan
hari kemudian.

Monisme
Monisme ( monism ) yang berasal dari kata yunani yaitu monos ( sendiri, tunggal )
secara istilah monisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa unsure pokok
dari segala sesuatu adalah unsure yang bersifat tunggal/esa.

Dualisme
Dualisme ( dualism ) yang berasal dari kata latin yaitu duo ( dua ). Dualism ialah ajaran
yang menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang berlainan dan bertolak
belakang masing-masing substansi bersifat unik dan tidak dapat direduksi.

Pluralisme
Pluralisme ( pluralism ) yang berasal dari kata pluralis ( jamak ) aliran ini menyatakan
bahwa realitas tidak terdiri dari satu subsatansi atau dua substansi tetapi banyak
substansi yang bersifat independen satu sama lain. Sebagai konsekuensinya alam
semesta pada dasarnya tidak memiliki kesatuan, kontinuitas, harmonis dan tatanan
yang koheren, rasional dan fundamental.

Eksistensialisme
Kata dasar eksistensi ( existency ) ialah existyang berasal dari bahasa latin ex yang
berarti keluar dan sister yang berarti berdiri. Jadi eksistensi ialah berdiri dengan keluar
dari diri sendiri, artinya dengan keluar dari dirinya sendiri manusia sadar tentang
dirinya sendiri, ia berdiri sebagai aku atau pribadi. Pikiran semacam ini dalam bahasa
jerman disebut dasein ( da artinya disana, sein artinya berada ).

Dari penjabaran diatas dapat diambil pengertian bahwa cara berada manusia itu
menunjukkan bahwa ia merupakan kesatuan dengan alam jasmani, ia satu susunan
dengan alam jasmani, manusia selalu mengkonstruksi dirinya, jadi ia tidak pernah
selesai. Dengan demikian manusia selalu adalam kedaan membelum, ia selalu
sedang ini atau sedang itu.
Untuk lebih jelasnya lagi tentang filsafat eksistensialisme ini perlu kiranya dibedakan
dengan filsafat eksistensi.

Anda mungkin juga menyukai