Gold Standard Penatalaksanaan Kanker Serviks Stadium IIA. Akan Tetapi, Pasien Merasa
Gold Standard Penatalaksanaan Kanker Serviks Stadium IIA. Akan Tetapi, Pasien Merasa
Skenario
Seorang wanita 27 tahun,menikah, didagnosis menderita kanker serviks stadium IIA oleh
Dokter. Dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan Radical hysterectomy sebagai
gold standard penatalaksanaan kanker serviks stadium IIA. Akan tetapi, pasien merasa
khawatir setelah dilakukan tindakan tersebut akan berdampak pada gangguan fungsi
seksual, seperti salah seorang temannya. Berdasarkan salah satu artikel yang didapat,
pasien menanyakan kemungkinan untuk dilakukannya tindakan peritoneal vaginoplasty
yang dapat meningkatkan fungsi seksual setelah dilakukan tindakan radical
hysterectomy. Berdasarkan hal diatas, dokterpun melakukan penelaahan atas kedua
tindakan tersebut.
II. Foreground question
Bagaimana prognosis fungsi seksual pada wanita dengan kanker serviks yang dilakukan
tindakan peritoneal vaginoplasty setelah dilakukan tindakan radical hysterectomy?
III. PICO
P : Wanita dengan kanker serviks.
I : Dilakukan tindakan Radical hysterectomy & peritoneal vaginoplasty.
C : Hanya dilakukan tindakan Radical hysterectomy.
O : Meningkatkan fungsi seksual.
IV. Pencarian Bukti Ilmiah
Alamat website : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
Kata kunci : cervical cancer AND radical hysterectomy AND sexual
function
Limitasi : 5 years
Hasil pencarian :7
1. Early cervical cancer impact of peritoneal vaginoplasty combined with
laparoscopic radical hysterectomy improved sexual function.
2. [Quality of life and sexual function of cervical cancer patients following
radical hysterectomy and vaginal extension].
3. Sexual function after modified radical hysterectomy (Piver II/Type B) vs.
classic radical hysterectomy (Piver III/Type C2) for early stage cervical
cancer. A prospective study.
A. Petunjuk Primer
1. Apakah terdapat sampel yang representatif, terdefinisi jelas, dan berada pada
kondisi yang sama dalam perjalanan penyakit?
Ya, Seluruh responden merupakan pasien dengan kanker serviks (stadium IB1-IIA) yang
memenuhi syarat untuk mengikuti studi. Tertera dalam Patients and methods mengenai
jumlah responden yang terlibat dalam studi,serta kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas.
Result
B. Petunjuk sekunder
1. Apakah kriteria outcome yang digunakan obyektif dan tanpa bias?(metode)
Kriteria outcome tersebut objektif, karena hasil studi menunjukkan nilai outcome post-
operative berupa fungsi seksual yang dinilai dengan Female Sexual Functioning Index
(FSFI), sesuai dengan yang tertera pada bagian Patients and Methods (paragraf ke-6)
dan tanpa bias karena pada jurnal menyebutkan seluruh responden mengikuti follow-up
lengkap tanpa pengecualian, sesuai dengan yang tertera pada bagian Results.
2. Bila ditemukan subgroup dengan prognosis yang beda, apakah dilakukan
adjustment untuk faktor-faktor prognostik yang penting?
Pada jurnal ini dilakukan adjustment untuk faktor-faktor prognostik yang penting antara
lain : umur, BMI, Graviditas, Paritas, stadium FIGO, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan,
Pendapatan, dan frekuensi hubungan seksual, sesuai yang tertera pada Result;Tabel 1.
APA HASILNYA?
1. Bagaimana gambaran outcome menurut waktu?
Pada hasil penelitian yang tertera pada jurnal menunjukkan bahwa, pasien yang dilakukan
LRH-PV menunjukkan skor yang lebih tinggi dalam kepuasan seksual, lubrikasi, rasa
sakit, dan skor total jika dibandingkan dengan LRH saja, akan tetapi skor tidak jauh
berbeda dalam gairah seksual, keinginan seksual, dan orgasme.
Namun, skor total pada group LRH-PV, LRH, dan LRH-PV + LRH lebih rendah jika
dibandingkan dengan group control.
Gambaran Outcome yang tertera pada bagian Result di dalam tabel 3 menjelaskan
tentang perbandingan fungsi seksual menggunakan skor FSFI di dalam 3 group, dan
pada table 4 menjelaskan tentang perubahan fungsi seksual setelah dilakukan proses
operasi,yaitu: