Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH PERSISTENSI LABA, GROWTH OPPORTUNITIES, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP RELEVANSI NILAI LABA AKUNTANSI


(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di PT. BEI)

Oleh:
M. RIZQU JALIL
2009/12982

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode September 2013

1
2
Pengaruh Persistensi Laba, Growth Opportunities, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Relevansi Nilai Laba Akuntansi
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di PT. BEI)

M. Rizqu Jalil
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : m.rizqujalil@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah (1) pengaruh persistensi laba tehadap relevansi nilai laba
akuntansi, (2) pengaruh growth opportunities terhadap relevansi nilai laba akuntansi dan (3) pengaruh
ukuran perusahaan terhadap relevansi nilai laba akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di PT. Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Populasi dari penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 sampai
dengan tahun 2011. Sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, sehingga didapatkan
sampel sebanyak 51 perusahaan manufaktur. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
sekunder yang diperoleh melalui situs resmi IDX: www.idx.co.id dan diperoleh dari website:
www.yahoofinace.com. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian
membuktikan bahwa (1) persistensi laba berpengaruh terhadap relevansi nilai laba akuntansi, (2)
growth opportunities berpengaruh terhadap relevansi nilai laba akuntansi dan (3) ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap relevansi nilai laba akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian diatas,
disarankan: (1) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan seluruh sektor perusahaan sebagai
sampel. (2) Bagi investor, dalam pemberian penilaian relevansi nilai laba akuntansi sebaiknya
memperhatikan faktor lain seperti risiko perusahaan dan struktur modal.

Kata kunci: Relevansi nilai laba akuntansi, Persistensi laba, Growth opportunities, Ukuran
perusahaan.

Absctract
This study aimed to test whether (1) the effect of earnings persistence on the value relevance of
accounting earnings, (2) growth opportunities on the value relevance of accounting earnings, and (3)
the influence of firm size on the value relevance of accounting earnings in manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange. This study is classified as a type of research that is
causative. The population in this study was companies of manufacturing listed on the Indonesia Stock
Exchange (IDX) in 2008 to 2011. Samples was determined by purposive sampling method and obtain
51 manufacturing companies. The data used in this study are secondary data obtained from IDX
official website: www.idx.co.id and obtained from the website: www.yahoofinace.com. Analysis of the
data used is multiple regression analysis. The results prove that (1) the persistence of earnings does
positive affect the value relevance of accounting earnings, (2) the growth opportunities does positive
affect the value relvance of accounting earnings, and (3) firm size does not affect the value relevance of
accountings earnings. Based on the above results, it is suggested: (1) For further study, expected use
all sectors firms as samples. (2) For investors, in the assessment of the value relevance of accoutting
earnings should consider other factor such as firm risk and capital structure.

Keywords: Value relevance of accountings earnings , earnings persistence, growth opportunities, firm
size.

1
1. PENDAHULUAN peristiwa. Studi asosiasi sering disebut
juga dengan studi koefisien respon laba
Laporan keuangan mempunyai (earnings response coefficient atau ERC)
tujuan untuk memberikan informasi (Soewardjono, 2005). Zahroh (2008) juga
tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus menggunakan ERC sebagai alternatif
kas perusahaan yang bermanfaat bagi untuk mengukur value relevance informasi
sebagian besar kalangan pengguna laporan laba (relevansi nilai laba akuntansi). Dan
dalam rangka membuat keputusan- pada penelitian ini relevansi nilai laba
keputusan ekonomi serta menunjukkan akuntansi diukur dengan earnings
pertanggungjawaban manajemen atas response coefficient.
penggunaan sumber-sumber daya yang Beberapa faktor yang
dipercayakan pada mereka (IAI,2009). mempengaruhi relevansi nilai laba
Berdasarkan kerangka dasar penyusunan akuntansi yang diukur dengan koefisien
dan penyajian laporan keuangan standar respon laba, diantaranya: persistensi laba,
akuntansi keuangan, laporan harus struktur modal, ukuran perusahaan dan
memenuhi tujuh karakteristik kualitiatif alokasi pajak antar periode. Persistensi
yang merupakan cirri khas informasi laba menunjukkan kemampuan
laporan keuangan berguna bagi perusahaan dalam mempertahankan laba
pemakainya. Dan yang menjadi kualitas dari waktu ke waktu. Persistensi laba dapat
primer pertama atas informasi akuntansi dilihat dari inovasi laba tahun berjalan
adalah kerelevanan (Soewardjono, 2005). yang dihubungkan dengan perubahan
Informasi yang relevan adalah informasi harga saham (Scott, 2009). Semakin
yang dapat mempengaruhi keputusan permanen perubahan laba dari waktu ke
ekonomi pemakai dengan membantu waktu maka akan semakin tinggi koefisien
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, respon laba yang menunjukkan relevansi
masa kini atau masa depan dan laba akuntansi. Growth opportunities
menegaskan atau mengoreksi evaluasi (kesempatan bertumbuh) menjelaskan
pengguna dimasa lalu (IAI, 2009). prospek pertumbuhan perusahaan dimasa
Relevansi nilai merupakan pelaporan depan. Perusahaan yang mempunyai
angka-angka akuntansi yang memiliki kemungkinan bertumbuh yang tinggi akan
suatu prediksi berkaitan dengan nilai-nilai memberikan manfaat yang tinggi dimasa
pasar ekuitas. Konsep relevansi nilai tidak depan bagi investor (Scott, 2009). Dengan
lepas dari kriteria relevan dari standar kata lain, semakin tinggi kesempatan suatu
akuntansi keuangan karena jumlah suatu perusahaan untuk tumbuh maka semakin
angka akuntansi akan relevan jika jumlah tinggi kesempatan perusahaan untuk
yang disajikan merefleksiakan informasi- mendapatkan laba dimasa depan, sehingga
informasi yang relevan dengan penilaian ERC-nya semakin tinggi yang
suatu perusahaan (Mayang, 2004). Dan menunjukkan relevansi nilai laba
salah satu informasi akuntansi yang paling akuntansi.
banyak diperhatikan pada laporan Ukuran perusahaan dapat
keuangan adalah laba. Pasar yang bereaksi menentukan baik tidaknya kinerja
terhadap pengumuman laba menunjukkan perusahaan. Investor biasanya lebih
bahwa laba yang diumumkan oleh memiliki kepercayaan pada perusahaan
perusahaan mengandung informasi. Hal ini besar, karena perusahaan besar dianggap
menandakan adanya relevansi nilai laba mampu untuk menghadapi ketidakpastian,
akuntansi terhadap harga saham sebagai sehingga investor yang bersifat risk averse
bentuk reaksi pasar tersebut. Untuk cenderung memperhitungkan besar
menguji kandungan informasi laba kecilnya perusahaan saat menanamkan
terdapat dua pendekatan yang dilakukan dananya dalam bentuk saham. Perusahaan
yaitu pendekatan asosiasi dan pendekatan besar dianggap mampu untuk terus

2
meningkatkan kinerja perusahaanya mempangaruhi relevansi nilai laba
dengan berupaya meningkatkan labanya. akuntansi yang diukur dengan earnings
Pada saat pengumuman laba, informasi response coefficient yaitu persistensi laba,
laba akan direspon positif oleh pasar. growth opportunities dan ukuran
Dengan demikian semakin besar ukuran perusahaan. Penelitian yang penulis
perusahaan akan membuat investor lakukan adalah dengan melihat data-data
semakin merespon laba yang diumumkan. perusahan sektor manufaktur yang
Faktanya bedasarkan data yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2011.
dikeluarkan oleh IDX pada IDX fact book Berdasarkan latar belakang yang
rentang waktu 2009-2011 terdapat diuraikan sebelumnya, tujuan penelitian ini
perbedaan antara fakta dan teori dimana adalah mengetahui:
ada beberapa perusahaan manufaktur yang 1. Pengaruh persistensi laba akuntansi
mengalami peningkatan laba setiap terhadap relevansi nilai laba akuntansi.
tahunnya namun tidak selalu direspon 2. Pengaruh growth opportunities
positif oleh pasar terlihat dari harga terhadap relevansi nilai laba
sahamnya fluktuatif. Beberapa perusahaan akuntansi.
diantaranya adalah PT. Citra Tubindo 3. Pengaruh ukuran perusahaan
(CTBN), PT Kabelindo Murni (KBLM), terhadap relevansi nilai laba
PT Jaya Pari Steel (JPRS), PT Malindo akuntansi.
Feedmill (MAIN) dan PT Indospring Penelitian ini diharapkan memberikan
(INDS) dimana harga saham pada tahun manfaat:
2011 mengalami penurunan dibandingkan 1. Bagi peneliti, dapat lebih memahami
dengan tahun 2010. dan menambah cakrawala berpikir
Penelitian yang relevan mengenai dalam hal persistensi laba, growth
relevansi nilai laba akuntnasi yang diukur opportuinities dan ukuran
dengan earnings response coefficient telah perusahaan dalam kaitannya
banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya terhadap relevansi nilai laba
adalah Sri (2008) hasil penelitiannya yaitu akuntansi pada perusahaan
earnings respons coefficient dipengaruhi manufaktur yang terdaftar di Bursa
oleh beberapa faktor yaitu beta, struktur Efek Indonesia.
modal, persistensi laba dan growth 2. Bagi peneliti lain, dapat digunakan
opportunities. Sri dan Nur (2007) juga untuk mengembangkan teori atau
meneliti tentang faktor-faktor yang penelitian lain khususnya terkait
mempengaruhi earnings response persistensi laba, growth
coefficient. Hasilnya penelitiannya faktor- opportunities dan ukuran perusahaan
faktor seperti persistensi laba , sturktur terhadap relevansi nilai laba
modal, beta, kesempatan bertumbuh, akuntansi pada perusahaan
ukuran perusahaan dan kualitas auditor manufaktur yang terdaftar di Bursa
berpengaruh signifikan terhadap earnings Efek Indonesia.
response coefficient. 3. Bagi mahasiswa, diharapkan bisa
Penelitian ini dilakukan pada menjadi bahan pertimbangan bagi
perusahaan manufaktur yang terdaftar di mahasiswa dalam menyusun
BEI. Hal ini dilakukan dengan alasan penelitian ilmiah dengan topik yang
bahwa perusahaan manufaktur merupakan sama guna menambah pengetahuan
kelompok dominan pada seluruh mengenai relevansi nilai laba
perusahaan yang terdaftar di BEI. Dengan akuntansi.
demikian, kesimpulan yang diperoleh 4. Bagi investor, diharapkan
dapat mewakili seluruh perusahaan yang bermanfaat sebagai informasi
terdaftar di BEI. Penelitian ini investor dalam mengambil
menggunakan tiga variabel yang

3
keputusan untuk menanamkan public termasuk data statement
modalnya. keuangan. Karena semua pelaku pasar
memperoleh semua akses yang sama
2. TELAAH LITERATIUR DAN terhadap informasi publik, strategi
PENEMBANGAN HIPOTESIS informasi yang mengandalkan
statement keuangan publikasi tidak
Pasar Efisien akan mampu menghasilkan return
Menurut Eduardus (2001) pasar abnormal secara terus-menerus.
efisien adalah pasar dimana harga semua 3) Efisien dalam bentuk kuat (strong
sekuritas yang diperdagangkan telah form), pasar efisien dalam bentuk kuat,
mencerminkan semua informasi yang semua informasi baik yang terpublikasi
tersedia. Informasi yang tersedia meliputi atau tidak dipublikasikan, sudah
informasi masa lalu, informasi saat ini, tercermin dalam harga sekuritas saat
serta informasi yang bersifat sebagai ini.
pendapat atau opini rasional yang bisa
mempengaruhi perubahan harga. Relevansi Nilai Laba Akuntansi
Jika pasar efisien dan semua Menurut Soewardjono (2005),
informasi bisa didapatkan dengan mudah relevansi nilai laba adalah kemampuan
dan dengan biaya yang murah oleh semua informasi untuk membantu investor ,
pihak yang ada di pasar, maka harga yang kreditor, dan pemakai lain dalam
terbentuk adalah harga keseimbangan menyusun prediksi-prediksi tentang
(Tandelilin, 2001). Semua informasi yang beberapa munculan (outcomes) dari
masuk ke pasar akan langsung tercermin kejadian masa lalu, sekarang, dan masa
pada harga pasar saham yang baru, dtang atau dalam mengkonfirmasi atau
sehingga tidak seorangpun investor yang mengoreksi harapan-harapannya. Suatu
memperoleh abnormal return. Oleh karena angka akuntansi dikatakan memiliki
itu, aspek penting dalam menilai efisiensi relevansi nilai jika mempunyai hubungan
pasar adalah seberapa cepat suatu yang diprediksi dengan nilai pasar ekuitas
informasi baru diserap oleh pasar yang (Amir et al dalam Zahroh, 2008). Suatu
tercermin dalam penyesuaian menuju angka akuntansi akan relevan, mempunyai
harga keseimbangan yang baru. hubungan signifikan (yang diprediksi)
Soewardjono (2005) dengan harga saham, jika angka akuntansi
mengklasifikasikan bentuk pasar yang mencerminkan informasi yang relevan
efisien kedalam tiga bentuk efisiensi, bagi investor dalam menilai suatu
yaitu: perusahaan dan diukur dengan cukup layak
1) Efisien dalam bentuk lemah (weak akan tercermin dalam harga saham (Barth
form). Pasar efisien dalam bentuk et al dalam Zahroh, 2008).
lemah jika harga sekuritas
merefleksikan secara penuh informasi Relevansi nilai laba akuntansi
harga dan volume sekuritas masa lalu diukur dengan melihat besarnya hubungan
(yang biasanya tersedia secara publik). antara laba dengan tingkat return saham
Pelaku pasar masih dimungkinkan perusahaan. Besaran yang menunjukkan
untuk memperoleh return abnormal hubungan antara laba degan tingkat return
dengan memanfaatkan informasi selain saham ini disebut dengan koefisien respon
data pasar. laba (ERC). Koefisien respon laba adalah
2) Efisien dalam bentuk setengah kuat ukuran besaran abnormal return suatu
(semistrong form). Dikatakan pasar sekuritas sebagai respon terhadap
efisien bentuk semi-kuat jika harga komponen laba kejutan (unexpected
sekuritas merefleksikan secara penuh earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan
semua informasi yang tersedia secara yang mengeluarkan sekuritas tersebut

4
(Scott, 2009). Earnings response
coefficient dapat diukur melalui beberapa
tahap perhitungan. Tahap pertama Keterangan:
menghitung cumulative abnormal return Rit : Return saham perusahaan i pada hari t
(CAR) dan tahap kedua menghitung Pit : Harga penutupan saham i pada hari t
unexpected earnings (UE). Pit-1:Harga penutupan saham i pada hari t-1
Perhitungan Akumulasi Return
Tidak Normal (ARTN) atau Cummulative Return pasar harian dihitung sebagai
Abnormal Return (CAR) untuk masing- berikut (Jogiyanto, 2007):
masing perusahaan merupakan akumulasi
dari rata-rata abnormal return selama
periode jendela dengan menggunakan
rumus berikut ini: Keterangan:
Rmt :Return pasar harian
∑ IHSGt :Indeks harga saham gabungan
pada hari t
IHSGt-1 :Indeks harga sahamgabungan
Keterangan: pada hari t-1
ARTNi.t:Akumulasi Return Tidak Normal
(cummulative abnormal return) Unexpected earnings diukur menggunakan
sekuritas i pada waktu t, yang pengukuran laba per lembar saham
diakumulasi dari return tidak (Jogiyanto, 2007):
normal (RTN) sekuritas ke-i t t
mulai hari awal periode peristiwa t
t
(t) sampai hari ke-t Keterangan:
RTNi.a :Return tidak normal (abnormal UEit :Unexpected earnings perusahaan
return) untuk sekuritas ke-i pada i pada periode (tahun) t
hari ke-a, yaitu mulai t3 (hari awal EPSit :Laba akuntansi perusahaan i
periode jendela) sampai hari ke-t pada periode (tahun) t
EPSit-1 :Laba akuntansi perusahaan i
Untuk menentukan return tidak pada periode (tahun) sebelumnya
normal, digunakan selisih antara return
sesungguhnya yang terjadi dengan return Earnings response coefficient akan
pasar (Soewardjono, 2005): dihitung dari slope b pada hubungan CAR
RTNit = Rit-Rmt dengan UE (Chandarin,2001 dalam
Keterangan: Christine, 2008) yaitu :
RTNit : return tidak normal sekuritas ke-i CARit = a + bUEit + εit
pada periode peristiwa ke-t.
Rit : return sesungguhnya yang terjadi
untuk sekuritas ke-i pada periode Keterangan:
peristiwa ke-t CARit :Abnormal return kumulatif
Rmt : return pasar (market) pada perusahaan i selama perioda
periode peristiwa ke-t amatan + 3 hari dari publikasi
laporan keuangan
Untuk memperoleh data abnormal UEit :Unexpected earnings
return, terlebih dahulu harus mencari εit :Komponen error dalam model
return saham harian dan return pasar atas perusahaan i pada perioda t
harian
Return saham harian dihitung dengan
rumus (Soewardjono, 2005) :

5
Persistensi Laba suatu prospek baik yang dapat
Definisi persistensi laba menurut mendatangkan laba bagi perusahaan.
Scott (2009) adalah revisi laba yang Perusahaan yang memiliki growth
diharapkan dimasa mendatang (expected opportunities diharapkan memberikan
future earnings) yang diimplikasikan profitabilitas yang tinggi di masa datang,
oleh inovasi laba tahun berjalan dan diharapkan laba lebih persisten.
sehingga persistensi laba dilihat dari Penilaian pasar terhadap kemungkinan
inovasi laba tahun berjalan yang bertumbuh suatu perusahaan terlihat dari
dihubungkan dengan perubahan harga harga saham yang terbentuk sebagai suatu
saham. Harga saham merupakan nilai nilai ekspektasi terhadap manfaat masa
sekarang manfaat masa depan depan yang akan diperolehnya. Pemegang
ekspektasian yang diperoleh pemegang saham akan memberikan respon yang lebih
saham. Nilai sekarang dari revisi atas laba besar kepada perusahaan yang mempunyai
masa depan ekspektasinya, yaitu dalam bertumbuh yang tinggi. Hal ini terjadi
harga saham ((Kormedi dan Lipe, 1997 karena perusahaan yang mempunyai
dalam Naimah, 2005). Semakin persisten kemungkinan bertumbuh yang tinggi akan
laba akuntansi, semakin kuat hubungan memberikan manfaat yang tinggi di masa
laba akuntansi dengan abnormal return depan bagi investor (Scott, 2009).
(semakin besar koefisien respon laba).
Persistensi laba akuntansi diukur
menggunakan koefisien regresi antara laba
akuntansi periode sekarang dengan laba
akuntansi periode yang lalu. Seperti yang Ukuran Perusahaan
ditunjukkan pada rumus berikut : Skala perusahaan menunjukkan
Eit β0 + β1 Eit-1+ ε it besarnya suatu ukuran (besar atau kecil)
Keterangan: dari sesuatu perusahaan atau badan usaha.
Eit : laba akuntansi (earnings) setelah Penentuan ukuran perusahaan dapat
pajak perusahaan i pada tahun t dinyatakan dengan total penjualan, total
Eit-1 : laba akuntansi (earnings) setelah aset, dan jumlah karyawan (Abas dalam
pajak perusahaan i sebelum tahun Dinni, 2008).
t Menurut Home dan Wachowicz
β0 : konstanta dalam Dinni (2008) ukuran perusahaan
β1 : persistensi laba akuntansi (size) merupakan keseluruhan dari aset
Apabila persistensi laba akuntansi yang dimiliki perusahaan yang dapat
(β1) > 1 hal ini menunjukkan bahwa laba dilihat dari sisi kiri neraca. Sedangkan
perusahaan adalah high persisten. Apabila menurut Sudarsono (2005) ukuran
persistensi laba (β1) > 0 hal ini perusahaan merupakan jumlah total hutang
menunjukkan bahwa laba perusahaan dan ekuitas perusahaan yang akan
tersebut persisten. Sebaliknya, persistensi berjumlah sama dengan total aset.
laba (β1) ≤ 0 berarti laba perusahaan Ukuran perusahaan yang
fluktuatif dan tidak persisten. didasarkan pada total aset yang dimiliki
perusahaan diatur dengan ketentuan
Kesempatan Bertumbuh (Growth BAPEPAM No. 11/PM/1997, yang
Opportunities) menyataka bahwa:
Kesempatan bertumbuh “Perusahaan menengah atau kecil adalah
menjelaskan prospek pertumbuhan perusahaan yang memiliki jumlah
perusahaan di masa depan. Kesempatan kekayaan (total aset) tidak lebih dari 100
bertumbuh yang dihadapi perusahaan milyar rupiah”.
diwaktu yang akan datang merupakan Beberapa parameter yang
digunakan untuk mengukur besar atau

6
kecilnya perusahaan dapat dilihat dari persistensi laba dan growth opportunities
jumlah karyawan, total penjualan dalam berpengaruh positif terhadap ERC.
satu periode, jumlah saham yang beredar Margaretta (2006) menganalisis
dan total aktivanya. Dalam penelitian ini faktor faktor yang mempengaruhi earnings
penulis menggunakan total aktiva sebagai response coefficient, studi empiris pada
alat ukur untuk melihat ukuran Bursa Efek Jakarta. Faktor-faktor yang
perusahaan. dianalisisnya adalah persistensi laba
Perusahaan yang memiliki total akuntansi, prediktibilitas laba akuntansi,
aset besar menunjukkan bahwa perusahaan kesempatan bertumbuh, ukuran
tersebut telah tercapai tahap kedewasaan perusahaan, resiko kegagalan perusahaan,
dimana dalam tahap ini arus kas dan resiko sistematik perusahaan.
perusahaan sudah positif dan dianggap Penelitian ini dilakukan pada seluruh
memiliki prospek yang baik dalam jangka perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
waktu yang cukup lama, selain itu juga Jakarta selama tahun 1994 dan 2003. Hasil
mencerminkan bahwa perusahaan relative penelitiannya adalah secara signifikan,
stabil dan lebih mampu menghasilkan laba koefisien respon laba dipengaruhi oleh
dibandingkan perusahaan dengan total aset risiko sistematik dan persistensi laba, dan
yang kecil (Daniati dan Suhairi dalam pengaruh yang diberikan adalah positif.
Dinni, 2008). Sedangkan faktor prediktabilitas laba,
kesempatan bertumbuh, ukuran
Penelitian yang Relevan perusahaan, dan risiko kegagalan
Penelitian Etty (2008) menguji memberikan pengaruh negatif atas
tentang beberapa faktor yang koefisien respon laba, sekalipun pengaruh
mempengaruhi earnings response tersebut tidak signifikan.
coefficient, yang dilakukan pada 60 Penelitian Zahroh dan Utama
perusahaan manufaktur yang terdaftar di (2006) pada perusahaan manufaktur di
BEJ pada tahun 2003-2006. Hasil BEJ yang meneliti tentang pengaruh
penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan, dan
leverage mempunyai pengaruh negatif profitabilitas perusahaan terhadap
trhadap ERC, baik pengujian secara koefisien respon laba dan koefisien respon
langsung maupun tidak langsung. nilai buku ekuitas. Penelitian ini bertujuan
Penelitian Sri (2008) meneliti untuk menguji relevansi nilai laba
tentang hubungan return saham dan laba akuntansi dan relevansi nilai buku ekuitas.
yang diukur menggunakan earnings Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
response coefficient, dasar penelitiannya koefisisen espon laba pada perusahaan
adalah efficient market theory yang besar lebih kuat dibandingkan dengan
menyatakan bahwa pasar akan bereaksi perusahaan kecil. Sedangkan koefisien
cepat terhadap informasi yang baru, nilai buku ekuitas tidak signifikan antara
sehingga sesaat sebelum dan sesudah kedua kelompok perusahaan. Kemudian
lapran keuangan dikeluarkan, informasi yang mengalami pertumbuhan tinggi
mengenai angka laba dipublikasikan akan mempunyai koefisien respon laba yang
mempengaruhi tingkah laku investor di lebih besar dibandingkan perusahaan yang
pasar saham. Hasil penelitiannya mengalami pertumbuhan rendah. Namun
menyatakan bahwa earnings response demikian, koefisien nilai buku ekuitas
coefficient dipengaruhi oleh beberapa berbeda tidak signifikan diantara kedua
faktor yaitu beta, struktur modal, perusahaan. Perusahaan dengan
persistensi laba dan growth opportunities. profitabilitaas tinggi juga mempunyai
Beta dan struktur modal berpengaruh koefisien respon laba yang lebih besar
negatif terhadap ERC, sedangkan dibandingkan dengan perusahaan dengan
profitabilitas rendah. Namun demikian,

7
jika laba relative rendah dari nilai buku persistensi laba berpengaruh positif
ekuitas, penelitian ini menemukan dengan relevansi nilai laba.
koefisien respon nilai buku berbeda tidak Hal ini diperkuat dengan penelitian
signifikan antara perusahaan yang yang dilakukan oleh Margaretta (2006)
menguntungkan dengan dengan yang tidak yang menyatakan persistensi laba
menguntungkan. berpengaruh positif terhadap earnings
Penelitian tentang earnings response coefficient (sebagai alat ukut
response coefficient ini juga telah banyak relevansi nilai laba akuntansi).
diteliti oleh peneliti luar negeri diantaranya
Biddle dan Seow (1991) serta Lipe (1990) Growth Opportunities dengan Relevansi
yang melakukan penelitian ERC secara Nilai Laba Akuntansi
cross sectional, hasilnya adalah bahwa Growth Opportunities (kesempatan
persistensi laba, prediktibilitas laba, bertumbuh) menjelaskan prospek
pertumbuhan perusahaan, dan karakteristik pertumbuhan perusahaan di masa depan.
industry berpengaruh positif terhadap Kesempatan bertumbuh yang dihadapi
ERC, sedangkan covarian saham (beta) perusahaan di waktu yang akan datang
berpengaruh negatif terhadap ERC. merupakan suatu prospek baik yang dapat
medatangkan laba bagi perusahaan (Indra
Pengembangan Hipotesis et al, 2011).
Persistensi laba dengan Relevansi Nilai Penilaian pasar (investor/pemegang
Laba Akuntansi saham) terhadap kemungkinan bertumbuh
Menurut Scott (2009) Persistensi suatu perusahaan nampak dari harga
laba adalah revisi laba yang diharapkan saham yang terbentuk sebagai suatu nilai
dimasa mendatang (expected future ekspektasi terhadap manfaat masa depan
earnings) yang diimplikasikan oleh yang akan diperolehnya. Perusahaan yang
inovasi laba tahun berjalan yang mempunyai kesempatan bertumbuh yang
dihubungkan dengan harga saham. tinggi akan memberikan manfaat yang
Persistensi laba merupakan ciri laba tinggi di masa depan bagi investor.
yang menjelaskan kemampuan perusahaan Dengan kata lain, semakin tinggi
untuk mempertahankan jumlah laba yang kesempatan suatu perusahaan untuk
diperoleh saat ini sampai masa mendatang. tumbuh, maka semakin tinggi kesempatan
Persistensi laba mengandung unsur perusahaan untuk mendapatkan laba
predictive value sehingga dapat digunakan dimasa depan yang akan datang, sehingga
oleh pengguna laporan keuangan untuk ERC-nya semakin tinggi.
mengevaluasi kejadian-kejadian di masa Hal ini diperkuat dengan hasil
lalu, sekarang, dan masa depan. Predictive penelitian Sri dan Nur (2007) yang
value atau nilai prediksi adalah salah satu menyatakan bahwa kesempatan bertumbuh
komponen relevansi selain umpan balik berpengaruh positif terhadap earning
(feedback) dan ketepatan waktu response coefficient (sebagai alat ukur
(timeliness) (Dechow dan Dichev, 2002). relevansi nilai laba akuntansi). Studi
Pemodal akan memprediksi laba dimasa temuan ini konsisten dengan Collins dan
mendatang yang dihasilkan oleh investasi Kothari (1989) yang menunjukkan bahwa
mereka. Mereka lebih menyukai perusahaan yang memiliki kesempatan
pendapatan yang lebih persisten sehingga bertumbuh yang lebih besar akan memiliki
semakin banyak berita baik pada laba ERC tinggi.
sekarang yang diharapkan persisten
Ukuran Perusahaan dengan Relevansi
dimasa yang akan datang, maka ERC akan
Nilai Laba Akuntansi
lebih tinggi. Persistensi laba diharapkan
Menurut Home dan Wachowicz
akan berhubungan secara positif dengan
dalam Dinni (2008) ukuran perusahaan
ERC sehingga ditemukan bahwa
(size) merupakan keseluruhan dari aktiva
8
yang dimiliki perusahaan yang dapat harga saham atas informasi laba ini disebut
dilihat dari sisi kiri neraca. Sedangkan juga dengan koefisien respon laba
menurut Sudarsono (1996) ukuran akuntansi atau yang dikenal dengan ERC
perusahaan merupakan jumlah total hutang (earnings response coefficient).
dan ekuitas perusahaan yang akan Persistensi laba adalah revisi laba
berjumlah sama dengan total aktiva. yang diharapkan di masa mendatang
Perusahaan yang memiliki total (expected future earnings) yang
assets besar menunjukan bahwa diimplikasikan oleh inovasi laba tahun
perusahaan tersebut telah mencapai tahap berjalan sehingga persistensi laba dilihat
kedewasaan dimana dalam tahap ini arus dari inovasi laba tahun berjalan yang
kas perusahaan sudah positif dan dianggap dihubungkan dengan perubahan harga
memiliki prospek yang baik dalam jangka saham. Semakin tinggi persistensi laba
waktu yang cukup lama, selain itu juga maka semakin tinggi ERC. Hal ini
mencerminkan bahwa perusahaan relatif berkaitan dengan kekuatan laba.
stabil dan lebih mampu menghasilkan laba Persistensi laba diharapkan akan
dibandingkan perusahaan dengan total berhubungan secara positif dengan ERC
asset yang kecil (Daniati dan Suhairi sehingga ditemukan bahwa prediktibilitas
dalam Dinni, 2008). Suatu ukuran laba berpengaruh positif dengan ERC.
perusahaan dapat menentukan baik Artinya, relevansi nilai laba akuntansi
tidaknya kinerja perusahaan. Investor perusahaan akan naik sejalan dengan
biasanya lebih memiliki kepercayaan pada tingginya persistensi laba perusahaan.
perusahaan besar, karena perusahaan besar Kesempatan bertumbuh (growth
dianggap mampu untuk terus opportunities) menjelaskan prospek
meningkatkan kinerja perusahaannya pertumbuhan perusahaan dimasa depan.
dengan berupaya meningkatkan labanya. Penilaian pasar (investor/pemegang
Sehingga semakin besar ukuran saham) terhadap kemungkinan bertumbuh
perusahaan yang dilihat dari total asetnya, suatu perusahaan nampak dari harga
akan membuat investor semakin merespon saham yang terbentuk sebagai suatu nilai
laba yang diumumkan. Dengan kata lain ekspektasi terhadap manfaat masa depan
laba yang diumumkan oleh perusahaan yang akan diperolehnya. Pemegang saham
yang berukuran lebih besar memiliki akan memberikan respon yang lebih besar
relevansi nilai yang lebih tinggi. kepada perusahaan dengan kemungkinan
Hal ini diperkuat dengan hasil bertumbuh yang tinggi. Hal ini terjadi
penelitian Zahroh dan Utama (2006) karena perusahaan yang mempunyai
dimana ERC (sebagai alat ukur relevansi kemungkinan bertumbuh yang tinggi akan
nilai laba akuntansi) ditemukan lebih memberikan manfaat yang tinggi di masa
tinggi pada perusahaan besar. depan bagi investor. Dengan kata lain,
semakin tinggi kesempatan suatu
perusahaan untuk tumbuh, maka semakin
KERANGKA KONSEPTUAL tinggi kesempatan perusahaan untuk
Relevansi nilai laba akuntansi adalah mendapatkan laba di masa depan yang
bagaimana informasi mengenai laba akan datang, sehingga ERC-nya semakin
perusahaan dapat mempengaruhi harga tinggi. Jadi, relevansi nilai laba akuntansi
saham. Suatu informasi dikatakan relevan perusahaan akan naik sejalan dengan
ketika informasi tersebut dapat tingginya kesempatan bertumbuh
mempengaruhi keputusan pemakai perusahaan.
informasi tersebut. Informasi laba ketika Ukuran perusahaan (firm size) adalah
diumumkan akan menimbulkan reaksi variabel yang mengukur seberapa besar
pemodal yang tercermin pada pergerakan atau kecilnya perusahaan menjadi sampel.
saham. Respon pasar atau respon terhadap Ukuran perusahaan juga merupakan

9
kemampuan perusahaan dalam keterkaitan antara satu variabel dengan
menghadapi ketidakpastian, sehingga variabel lain. Dalam hal ini melihat
investor yang bersikap hati-hati (risk seberapa jauh pengaruh persistensi laba
averse) cenderung memperhitungkan besar (X1), growth opportunities (X2), ukuran
kecilnya perusahaan saat menanamkan perusahaan (X3) terhadap relevansi nilai
dananya dalam bentuk saham. laba akuntansi (Y).
Pengelompokan perusahaan atas dasar
skala operasi (besar/kecilnya) dapat Objek Penelitian
dipakai oleh investor sebagai salah satu Objek dalam penelitian ini adalah
variabel dalam menentukan keputusan seluruh perusahaan sektor manufaktur
investasi. Ukuran perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
mencerminkan risiko yang akan dihadapi (BEI) pada tahun 2008 sampai dengan
oleh investor. Semakin besar ukuran tahun 2011.
perusahaan maka semakin kecil risikonya.
Ukuran perusahaan merupakan proksi dari Populasi dan Sampel
keinformatifan harga. Perusahaan besar Populasi merupakan keseluruhan
dianggap memiliki informasi yang lebih objek yang memenuhi syarat-syarat
banyak dibandingkan perusahaan kecil. tertentu dan berkaitan dengan masalah
Konsekuensinya semakin informatif harga yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini
saham maka semakin kecil pula muatan adalah seluruh perusahaan manufaktur
informasi earnings sekarang. yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan uraian di atas maka (BEI) pada tahun 2008 sampai dengan
dapat digambarkan kerangka konseptual tahun 2011.
seperti pada Gambar 1. Kerangka Penarikan sampel berdasarkan
Konseptual (lampiran). Berdasarkan purposive sampling, teknik ini
kerangka konseptual yang ditetapkan menggunakan pertimbangan tertentu untuk
sebelumnya, maka hipotesis yang dapat penentuan sampel. Populasi yang akan
ditetapkan adalah sebagai berikut: dijadikan sampel adalah populasi yang
H1 : persistensi laba berpengaruh positif memenuhi kriteria yang dipakai dalam
terhadap relevansi nilai laba pengambilan sampel adalah sebagai
akuntansi pada perusahaan berikut:
manufaktur yang terdaftar di PT 1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar
BEI. di BEI dan tidak mengalami delisting
H2 : Growth opoortunities berpengaruh sejak Januari 2008 sampai Desember
positif terhadap relevansi nilai laba 2011.
akuntansi pada perusahaan 2) Menerbitkan laporan keuangan yang
manufaktur yang terdaftar di PT sudah diaudit per 31 Desember setiap
BEI. tahunnya konsisten serta memiliki data
H3 : ukuran perusahaan berpengaruh keuangan lengkap terutama tentang
positif terhadap relevansi nilai laba variabel yang diteliti.
akuntansi pada perusahaan 3) Perusahaan manufaktur memiliki laba
manufaktur yang terdaftar di PT BEI. positif selama tahun 2008-2009.
4) Perusahaan manufaktur yang memiliki
tanggal publikasi dari tahun 2008-
3. METODE PENELITIAN 2011.
Jenis Penelitian Berdasarkan pada Tabel 1.
Penelitian ini termasuk ke dalam Kriteria Pemilihan Sampel (lampiran),
penelitian kausatif. Menurut Fredy (1997), maka perusahaan yang memenuhi kriteria
penelitian kausatif adalah penelitian yang dan dijadikan sampel dalam penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan atau berjumlah 51 perusahaan yang ditunjukkan

10
dalam Tabel 2. Daftar Perusahaan Cummulative Abnormal Return (CAR)
Sampel (lampiran).

Jenis dan sumber data
Ditinjau dari sumbernya, data ini Keterangan:
merupakan data sekunder. Menurut waktu ARTNi.t : Akumulasi Return Tidak Normal
pengumpulannya data yang digunakan (cummulative abnormal return)
dalam penelitian ini digolongkan ke dalam sekuritas i pada waktu t, yang
polling dataa yaitu data gabungan dari data diakumulasi dari return tidak
times series dan cross section. Sumber normal (RTN) sekuritas ke-i
data adalah data yang berasal dari laporan mulai hari awal periode
keuangan masing-masing perusahaan peristiwa (t3) sampai hari ke-t
sampel setiap akhir tahun selama masa RTN i.a : Return tidak normal (abnormal
penelitian yaitu dari tahun 2008 sampai return) untuk sekuritas ke-i pada
2011. hari ke-a, yaitu mulai t3 (hari
awal periode jendela) sampai
Teknik Pengumpulan Data hari ke-t
Penulis menggunakan teknik Untuk menentukan return tidak
observasi dokumentasi dengan melihat normal, digunakan selisih antara return
laporan keuangan perusahaan sampel. sesungguhnya yang terjadi dengan return
Dengan teknik ini penulis mengumpulkan pasar (Soewardjono, 2005):
data laporan keuangan perusahaan dari RTNit = Rit-Rmt
tahun 2008 sampai 2011 mengenai Keterangan:
variabel yang akan diteliti yaitu persistensi RTNit : return tidak normal sekuritas ke-i
laba, struktur modal, ukuran perusahaan, pada periode peristiwa ke-t.
Alokasi pajak antar periode, dan Kualitas Rit : return sesungguhnya yang terjadi
Laba. Data diperoleh melalui ICMD, data untuk sekuritas ke-i pada periode
dari pojok BEI FE UNP , situs resmi Bursa peristiwa ke-t
Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan web- Rmt : return pasar (market) pada periode
web terkait lainnya serta dengan cara peristiwa ke-t
mempelajari literatur yang berkaitan Untuk memperoleh data abnormal
dengan permasalahan penelitian baik return, terlebih dahulu harus mencari
media cetak maupun elektronik. return saham harian dan return pasar
harian. Return saham harian dihitung
Variabel Penelitian dan Pengukurannya dengan rumus (Soewardjono, 2005):
Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat (dependent
variabel) yaitu variabel dimana faktor Keterangan:
keberadaannya dipengaruhi oleh variabel Rit= Return saham perusahaan i pada hari t
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini Pit = Harga penutupan saham i pada hari t
adalah relevansi nilai laba akuntansi. Pit-1= Harga penutupan saham I pada hari
Relevansi nilai laba akuntansi diukur t-1
dengan menggunakan earnings response
coefficient. Besarnya earnings response Return pasar harian dihitung sebagai
coefficient diperoleh dengan melakukan berikut (Jogiyanto, 2007) :
beberapa tahap perhitungan. Tahap
pertama menghitung cumulative abnormal
return (CAR) masing-masing sampel dan Keterangan:
tahap kedua menghitung unexpected Rmt = Return pasar harian
earnings (UE) sampel.

11
IHSGt = Indeks harga saham gabungan
pada hari t Grwoth Opportunities (X2)
IHSGt-1= Indeks harga saham gabungan Growth opportunities atau
pada hari t-1 kesempatan bertumbuh dapat diukur dari
market to book value ratio masing-masing
perusahaan pada periode akhir periode
laporan keuangan (Indra et al., 2011).
Rumus yang dapat digambarkan adalah
Unexpected earnings sebagai berikut:
Unexpected earnings diukur menggunakan
pengukuran laba per lembar saham
(Riyatno, 2007):
t t Ukuran Perusahaan (X3)
t
t Salah satu tolak ukur yang
Keterangan: menunjukan besar kecilnya perusahaan
UEit = Unexpected earnings perusahaan i adalah skala perusahaan atau disebut juga
pada periode (tahun) t ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini
EPSit = Laba akuntansi perusahaan i pada menggunakan total aset sebagai alat ukur
periode (tahun) t dari ukuran perusahaan. Total aset setiap
EPSit-1 = Laba akuntansi perusahaan i pada tahunnya akan di rata-ratakan, sehingga
periode (tahun) sebelumnya diperoleh satu nilai total aset selama empat
tahun penelitian.
Earnings Response Coefficient (ERC)
akan dihitung dari slope b pada hubungan Teknik Analisis data
CAR dengan UE (Teests and Weasly, Sesuai dengan tujuan penelitian
1996 dalam Zahroh, 2008) yaitu: dan hipotesis, maka analisis data ini
CARit = a + bUEit + εit bertujuan untuk mengetahui peran masing-
Keterangan: masing variabel bebas dalam
CARit=abnormal return kumulatif mempengaruhi variabel terikat.
perusahaan i selama perioda Sebelum melakukan analisis
amatan + 3 hari dari publikasi regresi, ada beberapa syarat pengujian
laporan keuangan yang harus dipenuhi agar hasil olahan data
UEit = unexpected earnings benar-benar menggambarkan apa yang
εit = komponen error dalam model atas menjadi tujuan penelitian yaitu:
perusahaan i pada perioda t
1. Uji Asumsi Klasik
Variabel Bebas (X) Sebelum melakukan pengujian
Persistensi laba (X1) regresi, terlebih dahulu dilakukan
Persistensi laba akuntansi diukur pengujian asumsi klasik yang berguna
menggunakan koefisien regresi antara laba untuk mengetahui apakah data yang
akuntansi periode sekarang dengan laba digunakan telah memenuhi ketentuan
akuntansi periode yang lalu. Dengan dalam model regresi. Pengujian ini
rumus: meliputi:
Eit β0 + β1 Eit-1+ ε it
Keterangan : a.Uji Normalitas
Eit = laba akuntansi (earnings) setelah Uji normalitas bertujuan untuk
pajak perusahaan i pada tahun t mengetahui apakah distribusi sebuah data
Eit-1 = laba akuntansi (earnings) setelah mengikuti atau mendekati distribusi
pajak perusahaan i sebelum tahun t normal. Data yang baik adalah data yang
β1 = persistensi laba akuntansi mempunyai pola seperti distribusi normal.

12
Menurut Ghozali (2005) uji Kolmogorov-
Smirnov dapat dilakukan untuk menguji d. Uji Autokorelasi
apakah residual terdistribusi secara Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
normal. Dasar pengambilan keputusan uji ada atau tidaknya korelasi antara
normalitas ini adalah jika nilai signifikan kesalahan-kesalahan yang muncul pada
uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05 berarti data yang diurutkan berdasarkan waktu
variabel dinyatakan terdistribusi normal, (time series). Uji untuk mendeteksi adanya
dan begitu pula sebaliknya jika angka gejala autokorelasi adalah uji yang
signifikansi < 0,05 maka data tidak dikembangkan oleh Durbin dan Watson,
berdistribusi normal. yang dikenal dengan statistik Durbin-
Watson (DW) (Gujarati, 2007). Uji
b. Uji Multikolonieritas statistik Durbin-Watson menguji bahwa
Pengujian uji multikolinearitas tidak terdapat autokorelasi pada nilai sisa.
dimaksudkan untuk mengetahui apakah Nilai DW hitung dibandingkan dengan
terdapat korelasi yang tinggi antara nilai DW tabel. Klasifikasi nilai DW
variabel-variabel bebas dalam model yang ditunjukkan oleh Tabel 3. Ketentuan
digunakan. Menurut Gujarati (2007), Nilai Durbin-Watson.
multikolinearitas berarti situasi dimana
dua variabel atau lebih bisa sangat 2. Model Regresi Berganda
berhubungan liniear. Multikolonieritas Analisis regresi berganda adalah
dapat dilihat dari tolerance value dan analisis tentang hubungan antara satu
Variance Inflation Factor (VIF). dependent variable dengan dua atau lebih
Tolerance value mengukur variabilitas independent variable. Data yang telah
variabel independen yang terpilih yang dikumpulkan akan diolah dengan
tidak dijelaskan oleh variabel independen menggunakan software SPSS 16. Untuk
lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai mengetahui pengaruh variabel bebas
untuk menunjukkan adanya terhadap variabel terikat digunakan model
multikolonieritas adalah nilai tolerance < regresi linear berganda dengan persamaan
0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 sebagai berikut:
(Ghozali, 2005). Rev = a + b1Persist+ b2Growth+ b3Size+
e
c. Uji Heterokedastisitas Keterangan :
Model regresi yang baik adalah Rev : Relevansi Nilai Laba
model regresi yang tidak terjadi Akuntansi
heteroskedastisitas. Menurut Ghozali a : Konstanta
(2005), uji heteroskedastisitas bertujuan b1b2,b3,b4: Koefisien regresi variabel
menguji apakah dalam model regresi independen
terjadi ketidaksamaan varians dari residual Persist : Persistensi Laba
satu pengamatan ke pengamatan lain. Growth : Growth Opportunities
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya Size : Ukuran Perusahaan
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan e : Standar error
uji glejser. Uji glejser mempertimbangkan
untuk meregresi nilai absolut residual Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit
terhadap variabel bebas (Gujarati, 2007). Test)
Jika variabel bebas signifikan secara a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
statistik mempengaruhi variabel terikat, Uji ini bertujuan untuk mengukur
maka indikasi terjadinya seberapa jauh kemampuan model dalam
heteroskedastisitas. Jika variabel bebas menerangkan variasi variabel terikat.
tidak signifikan (sig > 0,05), berarti model Koefisien determinasi (R²) menunjukkan
terbebas dari heteroskedastisitas. proporsi yang diterangkan oleh variabel

13
bebas dalam model terhadap variabel S y.123...k
terikatnya, sisanya dijelaskan oleh variabel S bk 
( x 2 k )  (1  Ri )
2
lain yang tidak dimasukkan dalam model,
formulasi model yang keliru dan kesalahan Untuk uji hipotesis variabel
eksperimen. Rumus yang dapat digunakan persistensi laba, growth opportunities dan
menurut Gujarati (2007) adalah : ukuran perusahaan terhadap relevansi nilai
laba akuntansi, kriteria penerimaan
hipotesis yaitu:
Keterangan:
R2 = Koefisien Determinasi a) Jika probabilitas (p-value) < 0,05 dan
ESS = Explain sum square (jumlah β positif (+) maka Ha diterima
kuadrat yang diterangkan) b) Jika probabilitas (p-value) < 0,05 dan
TSS = Total sum square (jumlah total β negatif (-) maka Ha ditolak
kuadrat) c) Jika probabilitas (p-value) > 0,05 dan
β positif atau negatif (+/-) maka Ha
b. Uji F-statistik ditolak.
Uji F-statistik pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel 4. TEMUAN PENELITIAN DAN
bebas yang dimasukkan dalam model PEMBAHASAN
regresi mempunyai pengaruh secara Gambaran Umum Perusahaan
bersama-sama terhadap variabel terikat Manufaktur
(Imam, 2007). Setelah F garis regresi Industri manufaktur adalah suatu
ditemukan hasilnya, kemudian kegiatan ekonomi yang melakukan
dibandingkan dengan Ftabel. Untuk kegiatan mengubah suatu barang dasar
menentukan nilai Ftabel, tingkat signifikansi menjadi barang jadi atau barang setengah
yang digunakan adalah sebesar α = 5% jadi yang mempunyai nilai yang tinggi dan
dengan derajat kebebasan (degree of sifatnya berguna bagi pemakai atau
freedom) df = (n-k) dimana n adalah konsumen. Karakteristik utama kegiatan
jumlah observasi dan k adalah jumlah industri adalah mengolah sumber daya
variabel termasuk intersep. Jika Fhitung > menjadi barang jadi melalui proses
Ftabel maka hal ini berarti variabel bebas pabrikasi. Oleh karena itu perusahaan yang
mampu menjelaskan variabel terikat secara tergolong dalam kelompok industri
bersama-sama. Sebaliknya jika Fhitung < manufaktur memiliki ciri-ciri yaitu
Ftabel maka, hal ini berarti variabel bebas mempunyai kegiatan utama:
secara bersama-sama tidak mampu a. Kegiatan untuk memperoleh atau
menjelaskan variabel terikatnya. menyimpan input bahan baku.
b. Kegiatan mengolah atau pabrikasi dan
Uji Hipotesis (Uji t) perakitan atas bahan baku menjadi
Uji statistik t pada dasarnya barang jadi.
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu c. Kegiatan menyimpan atau
variabel penjelas secara individual dalam memasarkan barang jadi tersebut.
menerangkan variasi variabel terikat.
Statistik t dihitung dari formula sebagai Statistik Deskriptif
berikut (Agus, 2001): Untuk lebih mempermudah dalam
b melihat gambaran mengenai variabel yang
tk  k
S bk diteliti dan setelah melalui proses
Dimana: bk adalah koefisien regresi ke pengolahan dengan menggunakan program
k SPSS, variabel tersebut dapat dijelaskan
secara statistic seperti yang tergambar

14
pada Tabel 4. Statistik Deskriptif data dikatakan tidak berdistribusi normal.
Variabel Penelitian (lampiran). Secara rinci hasil pengujian normalitas
Tabel 5 menjelaskan secara deskriptif dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil Uji
variabel-variabel dalam penelitian ini. Normalitas Sebelum Transformasi
Relevansi nilai laba akuntansi memiliki (lampiran).
rata-rata sebesar 0,0413 dengan standar Dari Tabel 6 tersebut dapat dilihat
deviasi 0,20903. Relevansi nilai laba bahwa residual belum berdistribusi
akuntansi yang diukur dengan ERC normal, dimana nilai signifikansi 0,005 <
tertinggi terjadi pada angka 1,03 dan 0,05. Ghozali (2007) menyatakan bahwa
terendah pada angka -0,51. Persistensi laba data outlier merupakan data yang memiliki
memiliki nilai rata-rata sebesar 0,4111 karakteristik unik yang terlihat sangat
dengan standar deviasi sebesar 0,76945. berbeda jauh dari observasi lainnya yang
Persistensi laba tertinggi terjadi pada muncul dalam bentuk ekstrim. Maka
angka 1,95 dan persistensi laba terendah dilakukan penghilangan data-data yang
pada angka -1,50. Growth Opportunities ekstrem tersebut. Hasil pengujian setelah
yang diproksi dengan market to book value dilakukan transformasi dapat dilihat pada
ratio memiliki nilai rata-rata sebesar Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Setelah
2,5172 dengan standar deviasi 4,45553. Transformasi (lampiran). Berdasarkan
Growth opportunities tertinggi terjadi pada Tabel 7 terlihat bahwa hasil uji normalitas
angka 28,01 sedangkan growth menunjukkan level signifikan lebih besar
opportunities terendah adalah pada angka dari α yaitu 0,932 > 0,05 yang berarti
0,08. Ukuran perusahaan memiliki nilai bahwa residual terdistribusi secara normal.
rata-rata sebesar 322,442,749,308.5874
dengan standar deviasi sebesar b. Uji Multikolonearitas
7,188,835,644,223.29. Ukuran perusahaan Gejala multikolinearitas ditandai
tertinggi terjadi pada angka dengan adanya hubungan yang kuat
45.209.037.500.000 dan ukuran diantara variabel independen (bebas)
perusahaan terendah pada angka dalam suatu persamaan regresi. Apabila
77.759.475.221,50. dalam suatu persamaan regresi terdapat
gejala multikolinearitas, maka akan
Uji Asumsi Klasik menyebabkan ketidakpastian estimasi,
Sebelum melakukan analisis sehingga kesimpulan yang diambil tidak
regresi linear berganda, ada beberapa tepat. Model regresi yang dinyatakan
syarat pengujian yang harus dipenuhi agar bebas dari multikolinearitas apabila nilai
hasil olahan data benar-benar dapat Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Hasil
menggambarkan apa yang menjadi tujuan pengujian asumsi multikolinearitas untuk
penelitian. Pengujian tersebut adalah variabel penelitian ini dapat dilihat
sebagai berikut: berdasarkan nilai VIF dan nilai Tolerance-
nya.
a. Uji Normalitas Residual Tabel 7. Hasil Uji
Uji normalitas dilakukan untuk menguji Multikolinearitas (lampiran)
apakah dalam model regresi variabel menunjukkan bahwa semua variabel
pengganggu atau residual memiliki memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10
distribusi normal atau tidak. Data yang dan Variance inflation factor (VIF) kurang
baik adalah data yang mempunyai pola dari 10, sehingga dapat disimpulkan
seperti distribusi normal. Uji normalitas bahwa tidak ada multikolinearitas antar
dapat dilakukan dengan Kolmogorov- semua variabel bebas yang terdapat
Smirnov Test. Jika tingkat signifikansinya penelitian.
> 0,05 maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat
Jika tingkat signifikansinya < 0,05 maka hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF.

15
Nilai tolerance untuk variabel persistensi Hasil dari pengujian autokorelasi
laba (X1) sebesar 0,833 dengan nilai VIF dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil Uji
sebesar 1,200. Untuk variabel growth Autokorelasi (lampiran). Berdasarkan
opportunities (X2) mempunyai nilai Tabel 10 dapat dilihat bhwa nilai uji DW
tolerance sebesar 0,866 dengan nilai VIF adalah 1,933. Nilai ini akan dibandingkan
sebesar 1,155. Untuk variabel ukuran dengan menggunakan signifikansi 5 %
perusahaan (X3) nilai tolerance sebesar jumlah sample 51 dan jumlah variabel 4,
0,783 dengan nilai VIF sebesar 1,276. maka berdasarkan table DW didapat
Masing-masing variabel independen bahwa nilai batas atas (dl) 1,421 dan nilai
tersebut memiliki angka tolerance diatas batas atas (du) 1,674 dan kurang dari 4-
0,1 danVIF < 10, jadi dapat disimpulkan 1,674 (4-du), maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat gejala bahwa tidak bisa menolak H0 yang
multikolinearitas antar variabel menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi
independen. positif atau negatif atau dapat disimpulkan
tidak terdapat autokorelasi.
c. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas digunakan untuk Koefisien Regresi Berganda
menguji apakah dalam sebuah model Model regresi berganda dalam
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari penelitian ini digunakan untuk menyatakan
residual dari suatu pengamatan ke hubungan fungsional antara variabel bebas
pengamatan lainnya. Untuk mendeteksi dan variabel terikat. Analisis regresi
adanya gejala heterokedastisitas digunakan berganda dilakukan dengan menggunakan
uji Glejser. Apabila nilai sig > 0,05 maka program SPSS. Berdasarkan hasil yang
data tersebut bebas dari heterokedastisitas. terdapat pada Tabel 10. Hasil Uji Regresi
Hasil pengujian heterokedastisitas dapat Berganda (lampiran), maka dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut: dirumuskan persamaan regresi linear
Hasil dari pengujian berganda sebagai berikut:
heterokedastisitas dapat dilihat pada Tabel Rev= 0,449 + 0,054 (Persist) + 0,211
8. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Growth) - 0,019 (Size)
(lampiran) Berdasarkan Tabel 9 dapat Angka yang dihasilkan dari
dilihat bahwa hasil perhitungan masing- pengujian tersebut dijelaskan sebagai
masing variabel menunjukkan bahwa level berikut:
sig > α 0,05 yaitu 0,484 untuk persistensi a. Konstanta (α)
laba, variabel growth opportunities sebesar Nilai konstanta yang diperoleh
0,473, dan variabel ukuran perusahaan sebesar 0,449. Hal ini berarti bahwa
sebesar 0,461. Jadi dapat disimpulkan jika varibel-variabel independen
penelitian ini bebas dari gejala tidak ada, maka besarnya relevansi
heterokedastisitas dan layak untuk diteliti. nilai laba yang terjadi adalah sebesar
0,449.
d. Uji Autokorelasi b. Koefisien Regresi (β) Persist
Pengujian ini bertujuan untuk Nilai koefisien regresi variabel
mengetahui ada atau tidaknya korelasi persistensi laba (Persist) sebesar
antara kesalahan-kesalahn yang muncul 0,054. Hal ini menunjukkan bahwa
pada data yang diurutkan berdasarkan setiap peningkatan satu satuan
waktu (time series). Pengujian autokorelasi persistensi laba akan mengakibatkan
dilakukan dengan metode Durbin-Watson. peningkatan relevansi nilai laba
Nilai DW hitung akan dibandingkan akuntansi sebesar 0,0054.
dengan nilai DW tabel. Adapun klasifikasi c.Koefisisen Regresi (β) Growth
nilai DW sebagaimana ditunjukkan Nilai koefisien regresi variabel
sebelumnya pada tabel 4 (lampiran) growth opportunities (Growth)

16
sebesar 0,211. Hal ini menunjukkan Pengujian Hipotesis (Uji t)
bahwa setiap peningkatan satu Uji t dilakukan untuk melihat
satuan growth opportunities akan pengaruh variabel independen terhadap
mengakibatkan peningkatan variabel dependen dalam persamaan
relevansi nilai laba akuntansi sebesar regresi secara parsial dengan
0,211. mengasumsikan variabel lain dianggap
d.Koefisisen Regresi (β) Size konstan. Hasil pengujian menunjukkan
Nilai koefisien regresi variabel bahwa pada tingkat α 0,05 diperoleh
ukuran perusahaan (Size) sebesar - kesimpulan sebagai berikut:
0,019. hal ini menunjukkan bahwa
setiap peningkatan satu satuan 1) Pengujian hipotesis 1
ukuran perusahaan akan Hipotesis pertama dalam penelitian ini
mengakibatkan penurunan relevansi adalah persistensi laba berpengaruh
nilai laba akuntansi sebesar -0,019. positif terhadap relevansi nilai laba
akuntansi pada perusahaan manufaktur
Pengujian Model Penelitian yang terdaftar di BEI. Berdasarkan
a. Uji Koefisien Determinasi tabel 17 diketahui bahwa persistensi
Koefisien determinasi (R2) laba (Persist) memiliki thitung > ttabel
menunjukkan proporsi yang diterangkan yaitu 3,754 > 2,008 dengan nilai
oleh variabel independen dalam model signifikan 0,003 < 0,05 dan koefisien β
terhadap variabel terikatnya, sisanya sebesar 0,054 dengan arah positif. Hal
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ini menunjukkan bahwa persistensi
dimasukkan dalam model, formulasi laba berpengaruh signifikan positif
model yang keliru dan kesalahan terhadap relevansi nilai laba akuntansi,
eksperimen. sehingga dapat disimpulkan hipotesis
Berdasarkan Tabel 11. Hasil Uji 1 diterima.
Koefisien Determinasi (R2) nilai Adjusted 2) Pengujian hipotesis 2
R Square menunjukkan 0,548. Hal ini Hipotesis kedua dalam penelitian ini
mengindikasikan bahwa konstribusi adalah growth opportunities
variabel independen terhadap variabel berpengaruh positif terhadap relevansi
dependen 54,8% sedangkan 45,2% nilai laba akuntansi pada perusahaan
ditentukan oleh faktor lain. manufaktur yang terdaftar di BEI.
Berdasarkan tabel 17 diketahui bahwa
growth opportunities (Growth)
b. Uji F memiliki thitung > ttabel yaitu 3,201 >
Uji F dilakukan untuk menguji 2,008 dengan nilai signifikan 0,008 <
apakah secara serentak variabel 0,05 dan koefisien β sebesar 0,211
independen mampu menjelaskan variabel dengan arah positif. Hal ini
dependen dengan baik dan untuk menguji menunjukkan bahwa growth
apakah model yang digunakan telah fix opportunities berpengaruh signifikan
atau tidak. Kriteria pengujiannya adalah positif terhadap relevansi nilai laba
jika Fhitung > Ftabel atau sig < 0,05. Apabila akuntansi, sehingga dapat disimpulkan
telah memenuhi kriteria maka model dapat hipotesis 2 diterima.
digunakan. Dari Tabel 12. Hasil Uji F 3) Pengujian hipotesis 3
hasil pengolahan data menunjukkan Fhitung Hipotesis ketiga dalam penelitian ini
yaitu sebesar 6,654 dan nilai signifikan adalah ukuran perusahaan berpengaruh
pada 0,008. Jadi dapat disimpulkan bahwa positif terhadap relevansi nilai laba
persamaan regresi yang diperoleh dapat akuntansi pada perusahaan manufaktur
diandalkan atau model sudah fix. yang terdaftar di BEI. Berdasarkan
tabel 17 diketahui bahwa ukuran

17
perusahaan (Size) memiliki thitung < ttabel Persistensi laba merupakan ciri laba yang
yaitu -1,493 < 2,008 dengan nilai menjelaskan kemampuan perusahaan
signifikan 0,164 > 0,05 dan koefisien β untuk mempertahankan jumlah laba yang
sebesar -0,019 dengan arah negatif. diperoleh saat ini sampai masa mendatang.
Hal ini menunjukkan bahwa ukuran Pada penelitian ini seperti yang
perusahaan berpengaruh signifikan diketahui perusahaan yang menjadi sampel
negatif terhadap relevansi nilai laba penelitian adalah perusahaan yang
akuntansi, sehingga dapat disimpulkan memiliki laba yang positif. Namun
hipotesis 3 ditolak. kenyataannya tidak semua perusahaan
yang berlaba positif, harga sahamnya juga
PEMBAHASAN direspon positif oleh pasar. Berdasarkan
hasil perhitungan ERC terdapat 58,82 %
Pengaruh Persistensi Laba terhadap atau 30 perusahaan yang memiliki nilai
Relevansi Nilai Laba Akuntansi ERC positif dan 41,18 % atau 21
Berdasarkan hasil olahan data perusahaan yang memiliki nilai ERC
statistik dapat dilihat bahwa persistensi negatif. Jumlah perusahaan yang memiliki
laba berpengaruh positif terhadap relevansi ERC positif tidak berbeda jauh dengan
nilai laba pada perusahaan manufaktur. jumlah perusahaan yang memiliki
Sehingga hipotesis yang telah dirumuskan persistensi laba > 0 yaitu sebanyak 34
sesuai dengan hasil penelitian bahwa H1 perusahaan yang terdiri dari perusahaan
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tergolong persisten dan hight persistence.
pasar bereaksi terhadap nilai laba pada Dan begitu juga dengan jumlah perusahaan
perusahaan yang memiliki laba yang yang memiliki ERC negatif tidak berbeda
persisten. Informasi mengenai persistensi jauh jumlahnya dengan perusahaan yang
laba perusahaan mengindikasikan nilai labanya tidak persisten yaitu sebanyak 17
laba yang diumumkan oleh perusahaan perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa
adalah relevan. Sehingga informasi pasar atau investor juga menggunakan
tersebut digunakan untuk memprediksi faktor persistensi laba perusahaan sebagai
laba dimasa mendatang atas investasi yang informasi untuk menilai relevansi nilai
dilakukan oleh investor. laba perusahaan.
Hal ini sesuai dengan teori yang Perusahaan-perusahaan yang
dinyatakan oleh Scott (2009) bahwa memiliki laba yang persisten memiliki
semakin persisten laba dari waktu ke karakteristik bahwa perusahaan tersebut
waktu maka semakin tinggi earnings dapat mempertahankan jumlah laba
response coefficient sebagai proksi dari sepanjang tahun dan adanya perubahan
relevansi nilai laba akuntansi. Hal tersebut atau revisi laba pada tahun berikutnya
menunjukkan bahwa laba yang diperoleh dimana laba tersebut meningkat secara
perusahaan tersebut meningkat secara konsisten setiap tahunnya. Atas prestasi ini
terus menerus atau stabil dimasa yang pasar atau investor pun meresponnya
akan datang. Sehingga reaksi pasar lebih dengan peningkatan harga saham
tinggi terhadap informasi yang diharapkan perusahaan tersebut yang ditandai dengan
berlaku konsisten (permanen) dalam nilai ERC yang positif. Sebaliknya
jangka panjang dibandingkan informasi perusahaan-perusahaan yang memiliki laba
yang bersifat sementara. tidak persisten memiliki karakteristik laba
Persistensi laba merupakan bentuk perusahaan yang tidak konsisten dan
revisi laba yang diharapkan (expected berfluktuatif setiap tahunnya. Ini
future earnings) oleh perusahaan dimasa menandakan pasar atau investor memiliki
mendatang yang diimplikasikan oleh keraguan akan konsistensi perusahaan
inovasi laba tahun berjalan yang tersebut dalam mempertahankan laba
berhubungan dengan perubahan saham. perusahaan setiap tahunnya sehingga pasar

18
atau investor pun merespon negatif, tahun memberikan suatu nilai ekspektasi
sebagai bentuk reaksinya harga saham terhadap manfaat masa depan yang akan
perusahaan tersebut turun yang ditandai diperoleh investor. Sehingga pasar akan
dengan ERC perusahaan tersebut yang memberikan respon yang lebih besar
bernilai negatif. kepada perusahaan dengan kemungkinan
Hasil penelitian ini relevan dengan bertumbuh yang tinggi.
penelitian yang dilakukan oleh Margaret Hasil penelitian ini sesuai dengan
(2006) dan Sri (2008) yang menyatakan teori yang dinyatakan oleh Scott (2009)
persistensi laba berpengaruh positif bahwa perusahaan yang mempunyai
terhadap earnings response coefficient. kemungkinan bertumbuh yang tinggi akan
memberikan manfaat yang tinggi dimasa
Pengaruh Growth Opportunities depan bagi investor. Perusahaan yang
terhadap Relevansi Nilai Laba memiliki growth opportunities atau
Akuntansi kesempatan bertumbuh diharapkan akan
Berdasarkan hasil olahan data memberikan profitabilitas yang tinggi di
statistik dapat dilihat bahwa growth masa datang, dan diharapkan laba lebih
opportunities yang diproksikan dengan persisten.
market to book value ratio berpengaruh Hasil penelitian ini relevan dengan
positif terhadap relevansi nilai laba penelitian yang dilakukan Sri dan Nur
akuntansi. Sehingga hipotesis yang telah (2007) dan penelitian ini konsisten dengan
dirumuskan sesuai dengan hasil penelitian temuan Collins dan Khotari (1989) yang
bahwa H2 diterima. menunjukkan bahwa perusahaan yang
Berdasarkan hasil penelitian ini, memiliki kesempatan bertumbuh yang
terdapat sebanyak 29 perusahaan atau 56, lebih besar akan memiliki ERC yang
86% perusahaan memiliki nilai market to tinggi
book value ratio > 1 yang berarti investasi
yang ditanamkan pada perusahaan tersebut Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
akan berlipat ganda sebesar nilai market to Relevansi Nilai Laba Akuntansi
book value ratio perusahaan tersebut, Berdasarkan hasil analisis statistik
sehingga dapat dikatakan perusahaan dalam penelitian ini ditemukan bahwa
memiliki kesempatan bertumbuh yang ukuran perusahaan yang diproksi dengan
tinggi. Jumlah tersebut tidak jauh berbeda total aset tidak berpengaruh terhadap
dengan jumlah perusahaan yang memiliki relevansi nilai laba akuntansi. Sehingga
nilai ERC positif yaitu sebanyak 30 hipotesis yang telah dirumuskan tidak
perusahaan. Sebaliknya, terdapat sebanyak sesuai dengan hasil penelitian bahwa H3
22 perusahaan atau 43,14% perusahaan ditolak.
memiliki nilai market to book value ratio Ukuran perusahaan tidak
< 1 yang berarti investasi pemegang saham berpengaruh secara signifikan terhadap
telah berkurang sebesar nilai market to relevansi nilai laba akuntansi dikarenakan
book value ratio perusahaan tersebut. investor belum tentu merespon informasi
Jumlah perusahaan ini tidak jauh berbeda dari perusahaan besar dari pada
dengan jumlah perusahaan yang memiliki perusahaan kecil. Investor juga memilih
nilai ERC negatif yaitu sebanyak 21 melihat kondisi pasar perusahaan tersebut
perusahaan. secara umum daripada melihat total
Hal ini menunjukkan bahwa pasar asetnya karena investor menganggap
bereaksi terhadap informasi kesempatan bahwa perusahaan yang besar belum tentu
bertumbuh perusahaan yang diukur dengan memberi keuntungan, bisa saja perusahaan
menggunaka market to book value ratio. tersebut memiliki hutang yang besar untuk
Informasi mengenai tingginya kesempatan mendanai kegiatan operasional
bertumbuh perusahaan manufaktur setiap perusahaan. Sehingga apabila perusahaan

19
yang kegiatan operasionalnya banyak yang terdaftar di PT Bursa Efek
didanai oleh hutang, maka setiap Indonesia (BEI).
peningkatan laba (sebelum bunga) akan 3. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
lebih direspon oleh debtholder, bukan terhadap relevansi nilai laba akuntansi
pasar atau investor karena debitor pada perusahaan manufaktur yang
mempunyai keyakinan bahwa perusahaan terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia
akan mampu melakukan pembayaran atas (BEI).
hutang. Oleh karena itu laba perusahaan
tersebut tidak direspon oleh pasar. Keterbatasan Penelitian
Selain itu menurut indra et al (2011) Meskipun peneliti telah berusaha
hipotesis tersebut ditolak kemungkinan merancang dan mengembangkan
besar karena investor pasar modal kurang penelitian sedemikian rupa, namun masih
mendasarkan sel-buy decisionnya pada terdapat beberapa keterbatasan dalam
pendekatan fundamental, jadi harga saham penelitian ini yang masih perlu direvisi
dipasar lebih cenderung terbentuk karena bagi peneliti selanjutnya antara lain:
sentimen pasar, spekulasi, dan dipengaruhi 1. Walaupun penelitian ini telah memilih
oleh isu kondisi perusahaan yang berbeda periode pengamatan return yang
sehingga mempengaruhi harga saham. pendek untuk meminimalisir
Hasil penelitian ini relevan dengan confounding effect, tetapi tidak
penelitian yang dilakukan oleh Indra et al menutup kemungkinan ERC yang
(2011) yang menemukan bahwa ukuran dihasilkan pada penelitian ini tidak
perusahaan tidak berpengaruh secara cukup baik karena tidak
signifikan terhadap earning response mempertimbangkan kejadian-kejadian
coefficient sebagai proksi dari relevansi lain yang mempunyai konsekuensi
nilai laba akuntansi dan menentang hasil ekonomi, misalnya pembagian dividen,
penelitian dari Zahroh dan Utama (2006) merger ataupun perubahan kebijakan
dimana ERC lebih besar ditemukan pada akuntansi
perusahaan besar. 2. Penelitian ini menggunakan sampel
pada kelompok industri manufaktur,
5. PENUTUP akibatnya hasil penelitian ini belum
Kesimpulan tentu dapat digunakan di sektor-sektor
Penelitian ini bertujuan untuk lainnya
melihat apakah persistensi laba, growth 3. Metode pemilihan sampel yang
opportunities, dan ukuran perusahaan antar digunakan dalam penelitian ini adalah
periode pada perusahaan manufaktur yang purposive sampling. Keunggulan
terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) metode ini adalah peneliti dapat
pada tahun 2008 sampai dengan tahun memilih sampel yang tepat, sehingga
2011 dapat mempengaruhi relevansi nilai peneliti akan memperoleh data yang
laba akuntansi. Berdasarkan hasil temuan memenuhi kriteria untuk diuji. Namun
penelitian dan pengujian hipotesis yang penulis menghadapi keterbatasan
diajukan sebelumnya dapat disimpulkan informasi untuk memperoleh data yang
bahwa: memenuhi kriteria untuk diuji,
1. Persistensi laba berpengaruh positif sehingga sampel yang digunakan untuk
terhadap relevansi nilai laba akuntansi objek penelitian tidak terlalu banyak
pada perusahaan manufaktur yang dan mengurangi daya generalisasi.
terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia
(BEI). Saran
2. Growth opportunities berpengaruh Dari kesimpulan yang telah
positif terhadap relevansi nilai laba diperoleh dari hasil penelitian ini, maka
akuntansi pada perusahaan manufaktur

20
dapat diberikan beberapa saran sebagai Vol 16. No. 2. Januari-Juli. Hal: 1-
berikut: 221
1. Bagi penelitian selanjutnya,
diharapkan menggunakan variasi Ball R. dan P. Brown. 1968. “An
periode pengamatan yang berbeda (9 Empirical Evaluation of Accounting
hari, 11 hari, atau 13 hari) untuk Income Numbers”. Journal of
melihat konsistensi hasil penelitian ini. Accounting Research. 6, Autumn,
2. Sebaiknya penelitian selanjutnya pp. 159-178.
menggunakan sampel dari seluruh
Beaver W.H. 1968. “The Information
sektor perusahaan yang terdaftar di
Content of Annual Earnings
BEI dan penentuan sampel
Announcements”. Journal of
menggunakan metode total sampling
Accounting Research. Supplement.
sehingga hasil penelitian dapat
Pp. 67-49.
disetarakan di segala sektor perusahaan
dan hasilnya lebih diterima secara Brigham, Eugene F dan Joel F Houston.
umum. 2001. Manajemen Keuangan.
3. Bagi investor, dalam memberikan Jakarta: Erlangga.
penilaian terhadap relevansi nilai laba
akuntansi perusahaan sebaiknya juga Cho, Jang Youn dan Kooyul Jung.
memperhatikan faktor lain yang "Earnings ResponseCoefficient: A
mempengaruhi relevansi nilai laba Synthesis of Theory and Empirical
akuntansi suatu perusahaan, seperti Evidence." Journal of Accounting
risiko sistematis dan struktur modal. Literature Vol. 10 (1991): 85-116.

DAFTAR PUSTAKA Collins. D. W. dan S. P. Kothari. 1989.


“An Analysis of Intemporal And
Agung Suaryana. 2005. “Pengaruh Komite Cross Sectional Determinants of
Audit Terhadap Kualitas Laba. Earnings Response Coefficient”.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan”. Journal Of Accounting And
Universitas Udayana. Economics. 11: 143-182.

Agus Irianto. 2004. Statistik: Konsep Dinni Elly Sartika. 2008. Pengaruh
Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Leverage Dan Ukuran Perusahaan
Perdana Media. Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Industry Barang
Ali, A. dan P. Zarowin, 1992, ”Permanent Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa
vs. Transitory Components of Efek Jakarta. Skripsi S-1 Padang.
Annual Earnings and Estimation Universitas Negeri Padang.
Error in Earning Response
Coefficients”. Journal of Ediulus. 1992. Pengantar Ekonomi
Accounting and Economics, 15, Perusahaan. Jakarta: Rineka Cipta.
249-64. Eduardus Tandelilin. 2001. Analisis
A. Zubaidin Indra, Agus Zahron, Ana Investasi dan Manajemen
Rosianawati. 2011. “Analisis Portofolio. Yogyakarata: BPFE
Faktor-Faktor yang Mempengruhi Yogyakarta.
Earnings Response Coefficient Etty Murwaningsari. 2008. “Pengujian
(ERC): Studi Pada Perusahaan Simultan : Beberapa Faktor yang
Properti dan Real Estate yang Mempengaruhi Earning Response
Terdapat Di Bursa Efek Indonesia”. Coefficient (ERC)”. Artikel
Jurnal Akuntansi dan Keuangan.

21
keuangan. Melalui Response Coefficient”. Jurnal Riset
<http://akutansiku.com.> Akuntansi Indonesia. Vol. 7. No. 2.
Mei. Hal: 154-178
Harahap, S. S 2004. Analisis Kritis Atas
Laporan Keuangan. Jakarta: PT Nisa Fitriyana. 2011. Pengaruh Ukuran
Raja Grafindo Perusahaan Dan Struktur Modal
Terhadap Earnings Response
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Coefficient. Skripsi S-1 Padang.
Akuntansi Keuangan. Jakarta: Universitas Negeri Padang.
Salemba Empat.
Nur Indrianto dan Bambang Supomo.
Imam Ghozali. 2007. Aplikasi Analisis 1999. Metodologi Penelitian Bisnis.
Mutivariat dengan SPSS. Badan Yogyakarta: BPFE.
Penerbitan Universitas Diponegoro:
Semarang. Riyatno. 2007. “Pengaruh Ukuran Kantor
Akuntan Publik Tehadap Earnings
Jaswadi. 2004. “Dampak Earnings Response Coefficient”. Jurnal
Reporting Lags terhadap Koefisien Keuangan dan Bisnis. STIE Musi
Respon Laba”. Jurnal Riset Palembang.
Akuntansi Indonesia. Vol. 7. No. 2.
September. Hal: 295-315. Scott, William R. 2009. Financial
Accounting Theory, 5th Ed. Canada:
Jogiyanto Hartono. 2007. Teori Portofolio Prentice-Hall.
dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA. Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi
Perekayasaan dan Pelaporan
Kalapur, Sanjay. 1994. “Dividend Payour Keuangan edisi ke 3. Yogyakarta.
Ratio as Determinant of Earnings
Response Coefficient”. Journal of Sri Ambarwati. 2008. “Earnings Response
Accounting and Economics. 17: Coefficient”. Akuntabilitas. Vol. 7.
359-375. Hal: 128-134.
Kormendi, R. dan R. Lipe. (1987). Sri Mulyani dan Nur Fadrijih. 2007.
“Earnings Innovations, Earnings “Faktor-Faktor Yang
Persistence And Stock Return”. Mempengaruhi Earnings Response
Journal of Bussiness. 60: 323-345. Coefficient Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”.
Lipe, R. C. (1990). “The Relation Between JAAI Vol 11 NO. 1, hal: 35–45
Stock Return, Accounting Earnings
And Alternative Information”. The Suad Husnan. 2001. Dasar Dasar Teori
Accounting Review. (January): 49- Portofolio dan Analisis Sekuritas.
71. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan AMP YKPN.
Margaretta. 2006. “AnalisiS Faktor
Faktor Yang Mempengaruhi Suaryana, Agung. 2005. “Pengaruh
Koefisien Respon Laba Bukti Komite Audit Terhadap Kualitas
Empiris pada Bursa Efek Jakarta”. Laba”. Jurnal Akuntansi dan
Jurnal EKUBANK, Vol 3. Melalui Keuangan. Universitas Udayana.
<http://akutansiku.com.>
Subramanyam, K. R., Jhon J. Wild &
Mayangsari. 2004. “Bukti Empiris Robert F. Halsey. 2005. Analisis
Pengaruh Spesialisasi Industri Laporan Keuangan, Buku 1 dan 2.
Auditor Terhadap Earnings Jakarta: Salemba Empat.

22
Sudarsono. J. 2005. Analisis Kinerja
Keuangan dan Perencanaan
Keuangan Perusahaan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Perdebatan
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Weston, J Fred Copeland, Thomas. 1997.
Manajemen Keuangan Jilid 2, alih
bahasa: Wasana, A Jaka dan
Kibrandoko. Jakarta: Erlangga.
Weston, J Fred dan Brigham, F Eugene.
2001. Dasar Dasar Manajemen
Keuangan Jilid 2, alih bahsa: Sirait,
Alfonso. Jakarta: Erlangga.
Wijayanti. 2009. Faktor-faktor yang
mempengaruhi koefisien respon
laba akuntansi pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di BEI.
Skripsi S-1. Universitas
Pembangunan Nasional “veteran”.
Jakarta.
Zahroh Naimah dan Siddharta Utama.
2006. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan, dan
Profitabilitas Perusahaan Terhadap
Koefisien Respon Laba dan
Koefisien Respon Nilai Buku
Ekuitas: Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Universitas Airlangga, Universitas
Indonesia.
www:bapepam.go.id
www:idx.co.id

www:tempointeraktif.co.id

www:yahoofinance.com

23
Gambar 1
Kerangka Konseptual

Persistensi
Laba

Relevansi Nilai
Growth Laba Akuntansi
Opportunities

Ukuran
perusahaan

Tabel 1
Kriteria Pengambilan Sampel
Perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 449

Perusahaan non manufaktur (312)

Perusahaan manufaktur 138


Perusahaan manufaktur yang delisting (14)

Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan Laporan Keuangan (21)


lengkap
Perusahaan manufaktur yang berlaba negative (42)

Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki tanggal publikasi (10)

Perusahaan yang dapat menjadi sampel 51


Sumber: IDX Statistics

Tabel 2
Daftar Perusahaan Sampel
Klasifikasi
No Kode Nama Perusahaan Perusahaan
1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk Semen
2 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk Semen
3 SMCB Holcim Indonesia Tbk Semen
Keramik, Kaca
4 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
dan Porselen
Logam dan
5 ALKA Alakasa Industrindo Tbk
Sejenisnya
24
Klasifikasi
No Kode Nama Perusahaan
Perusahaan
Logam dan
6 BTON Betonjaya Manunggal Tbk
Sejenisnya
Logam dan
7 JPRS Jaya Pari Steel Tbk
Sejenisnya
Logam dan
8 LMSH Lionmesh Prima Tbk
Sejenisnya
Logam dan
9 LION Lion Metal Works Tbk
Sejenisnya
Logam dan
10 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
Sejenisnya
11 BUDI Budi Acid Jaya Tbk Kimia
12 EKAD Ekadharma International Tbk Kimia
13 SRSN Indo Acitama Tbk Kimia
Plastik dan
14 BRNA Berlina Tbk
Kemasan
Plastik dan
15 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk
Kemasan
Plastik dan
16 TRST Trias Sentosa Tbk
Kemasan
17 SIPD Sierad Produce Tbk Pakan Ternak
18 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk Pulp dan Kertas
Otomotif dan
19 ASII Astra Internasional Tbk
Komponen
Otomotif dan
20 AUTO Astra Otoparts Tbk
Komponen
Otomotif dan
21 BRAM Indo Kordsa Tbk
Komponen
Otomotif dan
22 INDS Indospring Tbk
Komponen
Otomotif dan
23 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
Komponen
Otomotif dan
24 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
Komponen
Otomotif dan
25 NIPS Nipress Tbk
Komponen
Otomotif dan
26 SMSM Selamat Sempurna Tbk
Komponen
Tekstil dan
27 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
Garmen
28 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk Kabel
29 KBLM Kabelindo Murni Tbk Kabel
30 PTSN Sat Nusapersada Tbk Elektronik
Makanan dan
31 AISA Tiga Pilar Sejahtera Tbk
Minuman

25
Klasifikasi
No Kode Nama Perusahaan
Perusahaan
Makanan dan
32 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
Minuman
Makanan dan
33 DLTA Delta Djakarta Tbk
Minuman
Makanan dan
34 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
Minuman
Makanan dan
35 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
Minuman
Makanan dan
36 MYOR Mayora Indah Tbk
Minuman
Makanan dan
37 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
Minuman
Makanan dan
38 SKLT Sekar Laut Tbk
Minuman
Makanan dan
39 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk
Minuman
40 HMSP HM Sampoerna Tbk Rokok
41 DVLA Daya-Varia Laboratoria Tbk Farmasi
42 KAEF Kimia Farma Tbk Farmasi
43 KLBF Kalbe Farma Tbk Farmasi
44 MERK Merck tbk Farmasi
45 PYFA Pyridam Farma Tbk Farmasi
46 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk Farmasi
Kosmetik dan
47 MRAT Mustika Ratu Tbk Keperluan Rumah
Tangga
Kosmetik dan
48 TCID Mandom Indonesia Tbk Keperluan Rumah
Tangga
Kosmetik dan
49 UNVR Unilever Indonesia Tbk Keperluan Rumah
Tangga
Peralatan Rumah
50 KDSI Kedaung Setia Industrial Tbk
Tangga
Peralatan Rumah
51 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk
Tangga
Sumber: Indonesian Capital Market Directory

26
Tabel 3
Ketentuan Nilai Durbin-Watson
Hipotesis Nol Jika
Tidak ada autokorelasi positif 0 < d < dL
Tidak ada autokorelasi positif dL ≤ d ≤ dU
Tidak ada autokorelasi negatif 4 - dL < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif dU < d < 4 - dU
Sumber: Gujarati (2007

Tabel 4
Deskriptif Statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Rev 51 -.51 1.03 .0413 .20903

Persist 51 -1.50 1.95 .4111 .76945

Growth 51 .08 28.01 2.5172 4.45553

Size 51 77759475221.50 45209037500000.00 3.2244E12 7.18884E12

Valid N (listwise) 51

Sumber :Data Olahan SPSS 2013

Tabel 5
Uji Normalitas Residual
One- Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 51
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .20803540
Most Extreme Differences Absolute .244
Positive .244
Negative -.220
Kolmogorov-Smirnov Z 1.739
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
a. Test distribution is Normal.

27
Tabel 6
Uji Normalitas Residual
One- Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 15
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .04231211
Most Extreme Differences Absolute .140
Positive .138
Negative -.140
Kolmogorov-Smirnov Z .540
Asymp. Sig. (2-tailed) .932
a. Test distribution is Normal.

Tabel 7
Uji Multikolonearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .449 .329 1.363 .200
PERSIST .054 .014 .739 3.754 .003 .833 1.200
SQRT_GROWT
.211 .066 .618 3.201 .008 .866 1.155
H
LN_SIZE -.019 .013 -.303 -1.493 .164 .783 1.276
a. Dependent Variable: SQRT_REV

Tabel 8
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .200 .176 1.136 .280
PERSIST -.006 .008 -.214 -.723 .484
SQRT_GROWTH -.026 .035 -.216 -.742 .473
LN_SIZE -.005 .007 -.233 -.763 .461
a. Dependent Variable: ABSUT

28
Tabel 9
Uji Autokorelasi Model Summary b
R Adjusted R Std. Error of the
Model R Square Square Estimate Durbin-Watson

a
1 .803 .645 .548 .04773 1.933

a. Predictors: (Constant), LN_SIZE, SQRT_GROWTH, PERSIST

b. Dependent Variable: SQRT_REV

Tabel 10
Regresi Berganda
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .449 .329 1.363 .200
PERSIST .054 .014 .739 3.754 .003
SQRT_GROWTH .211 .066 .618 3.201 .008
LN_SIZE -.019 .013 -.303 -1.493 .164
a. Dependent Variable: SQRT_REV

Tabel 11
Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .803 .645 .548 .04773
a. Predictors: (Constant), LN_SIZE, SQRT_GROWTH, PERSIST
b. Dependent Variable: SQRT_REV

Tabel 12
Hasil Uji F Statistik
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
a
1 Regression .045 3 .015 6.654 .008
Residual .025 11 .002
Total .071 14
a. Predictors: (Constant), LN_SIZE, SQRT_GROWTH, PERSIST
b. Dependent Variable: SQRT_REV

29

Anda mungkin juga menyukai