LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
LP Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
A. DEFINISI LANSIA
Gerontologi berasal dari bahasa Latin, yaitu geros berarti usia lanjut dan logos
berarti ilmu. Gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan
masalah yang terjadi pada lanjut usia. Geriatri berasal dari bahasa Latin, yaitu geros berarti
lanjut usia dan eatriea berarti kesehatan atau medis. Geriatri merupakan cabang ilmu
kedokteran yang berfokus pada masalah kedokteran, yaitu penyakit yang timbul pada usia
lanjut (Kushariyadi, 2010).
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses
kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap indivindu. Lansia
adalah orang yang berusia 50 tahun atau lebih. Lansia merupakan kelompok orang lanjut
usia yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan merupakan proses
alami yang tidak dapat dihindarkan (Ernawati, 2005). Sedangkan menurut Prayitno (2002),
mengatakan bahwa lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas,tidak mempunyai
penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluanpokok bagi kehidupannya
sehari-hari.
Di Indonesia, dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat (2), (3), (4), mengatakan bahwa lanjut usia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita. Penduduk lansia
adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, ditandai dengan
penurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap penyakit yang mengakibatkan kematian.
Secara ekonomi lansia dianggap sebagai beban sumber daya. Lansia merupakan kelompok
umur yang mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh dan berbagai tekanan
psikologis (Saparinah,2006). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lansia adalah
kelompok orang yang berumur lebih dari 50 tahun yang secara fisiologis mengalami
kemunduran baik dari segi biologis, ekonomi maupun sosial secara bertahap hingga
akhirnya sampai pada kematian.
B. BATASAN LANSIA
Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara
60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut:
1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menggolongkan lanjut usia menjadi 4
yaitu:
a) Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun
b) Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun
c) Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun
d) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun
2. Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.Kj., batasan usia dewasa sampai
lanjut usia dikelompokkan menjadi:
a) Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun
b) Usia dewasa penuh (middle years) usia 25-60/65 tahun
c) Lanjut usia (geriatric age) usia >65/70 tahun
3. Menurut Hurlock, perbedaan lanjut usia ada dua tahap, yaitu:
a) Early old age (usia 60-70 tahun)
b) Advanced old age (usia >70 tahun)
4. Menurut Burnsie, ada empat tahap lanjut usia, yaitu:
a) Young old (usia 60-69 tahun)
b) Middle age old (usia 70-79 tahun)
c) Old-old (usia 80-89 tahun)
d) Very old-old (usia > 90 tahun)
A. DEFINISI
Nyeri adalah sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual ( Asmadi 2008).
Nyeri adalah suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui
bila seseorang mengalaminya ( Tamsuri 2007 ).
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan
meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Judith M.
Wilkinson 2002).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
B. ETIOLOGI
Faktor fisiologis
- Efek opium yang diproduksi tubuh menghasilkan zat kimia yang berfungsi sebagai
regulator dalam beradaptasi terhadap nyeri.
Faktor psikososial
- Kebudayaan
- Lingkungan ; seseorang mempengaruhi persepsi dan respon sakit
- Emosi : mempengaruhi persepsi sakit
- Harapan ; adanya orang lain
- Sistem nilai : individu berpengaruh terhadap persepsi dan respon nyeri
- Pengalaman terdahulu : pengalaman terdahulu tentang rasa sakit mempengaruhi persepsi
rasa sakit.
- Usia : usia sering mempengaruhi persepsi sakit individual
C. KLASIFIKASI
1. Nyeri akut
Selang waktunya lebih singkat dengan tanda – tanda klinis antara laina berkeringat banyak,
tekanan darah naik, nadi naik, pucat dan dengan respon pasien, umunya menaggis, teriak atau
mengusap daerah yang nyeri.
2. Nyeri kronis
Mempunyai selang waktu yang lebik lama dan dapat berlangsung lebih dari enam bulan.
3. Nyeri intensitasnya
- nyeri berat ( 7 – 10 )
- nyeri sedang ( 3 – 6 )
- nyeri ringan ( 0 – 3 )
4. Nyeri berdasarkan tempatnya
a. Pheriperal pain, yakni nyeri yang terasa pada permukaan tubuh,misalnya pada kulit,
mukosa
b. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam atau
pada organ-organ tubuh visceral.
c. Refered pain, yakni nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/struktur
dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan
daerah asal nyeri.
d. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat,
spinal cord, batang otak, talamus dan lain-lain.
5. Nyeri berdasarkan sifatnya
a. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.
b. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu
lama.
c. Proxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.
Nyeri tersebut biasanya ± 10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
D. MANIFESTASI KLINIK
Gangguam tidur
a. Posisi menghindari nyeri
b. Gerakan meng hindari nyeri
c. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
d. Perubahan nafsu makan
e. Tekanan darah meningkat
f. Nadi meningkat
g. Pernafasan meningkat
h. Depresi,frustasi
E. PATOFISIOLOGI
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia seperti
Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan
merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke
hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan
sehingga individu mengalami nyeri. Selain d ihantarkan ke hypotalamus nyeri dapat
menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitive pada termosensitif sehingga
dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (wahit chayatin,N.mubarak,2007)
PATHWAY
Chemic, thermik, mekanik
Jejas
Kerusakan nesoseptor
( reseptor )
Nyeri kronik/akut
F. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Status kesehatan
Status kesehatan saat ini
- Alasan masuk rumah sakit
- Faktor pencetus
- Faktor memperberat nyeri ; ketakutan, kelelahan.
- Keluhan utama
- Timbulnya keluhan
- Pemahamanaan penatalaksanaan masalah kesehatan
- Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
- Diagnosa medik
b. Status kesehatan masa lalu
- Penyakit yang pernah dialami
- Pernah dirawat
- Operasi
- Riwayat alergi
- Status imunisasi
- Kebiasaan obat – obatan
1. Pengakajian riwayat nyeri
- Sifat nyeri ; ( P, Q, R, S, T )
P : provocating ( pemacu ) dan paliative yaitu faktor yang meningkatkan atau
mengurangi nyeri
Q : Quality dan Quantity
Supervisial : tajam, menusuk, membakar
Dalam : tajam, tumpul, nyeri terus
Visceral : tajam, tumpul, nyeri terus, kejang
R : region atau radiation ( area atau daerah ) : penjalaran
S : severty atau keganasan : intensitas nyeri
T : time ( waktu serangan, lamanya, kekerapan muncul.
- Lokasi
- Intensitas
- Kualitas dan karakteristik
- Waktu terjadinya dan interval
- Respon nyeri
6. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan ikat, pembuluh darah dan membran
mukosa
b. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan peningkatan energi akibat
penyakit kronis dan perubahan kimia tubuh
c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, perubahan sendi dan kerusakan
neuromuskular
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit kronis, perubahan fungsi tubuh,
ruam, lesi, dan purpura.
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ruam, lesi, edema, perubahan sirkulasi
dan hambatan mobilitas fisik.
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri berhubungan Tujuan dan kriteria hasil - Lakukan pengkajian yang
dengan agen injuri (NOC ) : komprehensif dari nyeri: lokasi,
fisik, biologis, kimia. - Perubahan dalam rasa karakteristik, durasi, frekuensi,
nyaman kualitas, intensitas dan presipitasi.
- Penurunan tingkat nyeri - Eksplorasi faktor yang
- Melakukan tindakan mempengaruhi nyeri
nyeri - Obsrvasi respon nonverbal karena
- Perasaan senang fisik ketidaknyamanan
dan psikologis - Evaluasi perkembangan masa lalu
terhadap nyeri
- Catat perkembangan tingkat nyeri
- berikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab, lamanya, dan
antisipasi terhadap kenyamanaan
nyeri
- Berikan strategi nonfarmakologik
sebelum dilakukan prosedur yang
menyakitkan
- Gunakan komunikasi terapeutik
untuk meningkatkan pengetahuan
nyeri dan penerimaan respon
klien
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
2. Keletihan Tujuan dan kriteria hasil - Pantau pola tidur pasien dan
berhubungan dengan (NOC) : jumlah jam tidurnya
peningkatan kebutuhan - Mengikutsertakan pasien - Pantau respon kardiorespirasi
peningkatan energi dalam tindakan sebagai terhadap aktivitas misalnya.
akibat penyakit kronis bagian dari aktivitas Takikardi, disritmia, dispnea,
dan perubahan kimia hidup sehari-hari yang pucat, dan frekuensi napas
tubuh diperlukan. - Pantau lokasi dan sifat ketidak
- Beradaptasi dengan nyamanaan atau nyeri selama
konsentrasi dan gerak atau beraktivitas
penghematan energi - Pantau adnya keletihan fisik dan
- Meningatkan daya tahan emosi yang berlebihan pada
adekuat untuk pasien
beraktivitas - Pantau asupan nutrisi untuk
- Dapat beraktivitas dalam menjamin keadekuatan sumber
melakukan kegiatan energi
sehari - hari - Jelaskan pada pasien tentang
- Tidak letih dan lemas penyebab keletihan dan proses
atau kondisi penyakit
- Ajarkan pasien mengenalai tanda
dan gejala keletihan yang
memerlukan pengurangan
aktivitas
- Ajarkan tehnik pengaturan
aktivitas untuk mencegah
keletihan
- Konsultasikan pada ahli gizi
dengan pemberian asupan
makanan berenergi tinggi
- Rencanakan aktivitas yang
mengurangi keletihan pada pasien
- Bantu pasien dalam melakukan
aktivitas kehidupan sehari - hari
sesuai dengan kebutuhan
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika : Jakarta
Capernito, Linda Juall. 2001. Asuhan keperawatan Edisi 8. EGC : Jakarta
Judith M. Wilkinson. 2006. Diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria hasil
NOC. EGC. Jakarta.
Mubarak, Iqbal. 2007. Buku ajar : Kebutuhan dasar manusia. EGC. Jakarta.
Tamsuri, A. 2007. Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria NOC. EGC :
Penerbit Buku Kedokteran Jakarta.
Wartonah. 2003. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperwatan. Salemba Medika.
Jakarta.