A
DENGAN PENYAKIT DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)
DIRUANG MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG
Nama Kelompok :
1. Chabir Faran Sabbaha ( G0A017068)
2. Mareta Widyastuti (G0A017069)
3. Pavita Tiarawati (G0A017070)
4. Ekawati Kusumaningtyas (G0A017071)
5. Nafi Nur Azizah (G0A017072)
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun
masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada Pasien penyakit Dengue
Haemoragic Fever (DHF) RSUD TUGUREJO Semarang” ini disusun untuk memenuhi
tugas mahasiswa dari mata kuliah Praktek Klinik Keperawatan Anak Jurusan DIII
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu, kritik dan sarsn ysng bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat umum. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.
3. Klasifikasi DHF
Berdasarkan patokan dari WHO di bagi menjadi 4 derajat :
1. Derajat 1
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi perdarahan. Uji
tourniquet positif.
2. Derajat 2
Sama seperti derajat 1 disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain.
3. Derajat 3
Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan darah
menurun (<20 mmHg )
4. Derajat 4
Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat di ukur.
4. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ke tubuh akan menimbulkan demam karena
proses infeksi. Hal tersebut akan merangsang hipotalamus sehingga terjadi
termoregulasi yang akan meningkatkan reabsorpsi Na dan air sehingga terjadi
hipovolemi, selain itu juga terjadi kebocoran plasma karena terjadi peningkatan
permeabilitas membrane yang juga meningkatkan hipovolemi, syok dan jika tak
teratasi akan terjadi hipoksia jaringan yang dapat mengakibatkan kematian.
5. Pathways
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan diagnosa
8. Penatalaksanaan
Dasar penatalaksanaan penderita DBD adalah pengganti cairan yang hilang
sebagai akibat dari kerusakan dinding kapiler yang menimbulkan peninggian
permeabilitas sehingga mengakibatkan kebocoran plasma, selain itu perlu juga
diberikan obat penurun panas(Rampangan 2007).
Secara umum DHF dibagi menjadi 4 derajat, terapi yang bisa dilakukan yaitu :
DHF tanpa syok
1. Penggantian volume cairan pada DHF, dasar pathogenesis DHF adalah
perembesan plasma yang terjadi pada fase penurunan suhu sehingga dasar
pengobantannya adalah penggantian cairan volume plasma yang hilang.
2. Antipiretika
Antipiretika yang diberikan ialah paracetamol, tidak didasarkan di berikan
golongan salisilat karena dapat menyebabkan bertambahnya perdarahan
(Rampangen, 2007)
3. Antikonvulsan
Apabila timbul kejang diatasi dengan pemberian antikonvulsan
- Diazepam : diberikan dosis 0,5 mg/kg BB/ kali secara intravena dan
dapat diulang jika di perlukan.
- Phenobarbital : diberikan dengan dosis pada anak berumur lebih dari 1
tahun.
4. Pengamatan penderita, dilakukan terhadap tanda-tanda dini syok,
pengamatan ini meliputi Keadaan Umum, denyut nadi, Td, suhu,
pernafasan, monitoring Hb.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit yang pernah di derita
e. Riwayat gizi
f. Pemeriksaan laboratorium
a. Hb dan PVC
b. Trom
c. Leu
d. Ig. D
e. Hasil
f. Ureum
g. Asidosis
h. SGOT
2. Analisa data
3. Diagnose keperawatan
a. Pening
b. Gangguan
c. Gangguan
d. Resiko
e. Intoleransi
4. Intervensi