Anda di halaman 1dari 13

PENGUKURAN EC

(Laporan Praktikum Pengolahan Rekayasa Limbah)

Oleh

Agung Wahyudi
1714071044

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan di bidang pertanian
dalam penyediaan air irigasi. Sumber air permukaan sampai saat ini masih
menjadi andalan dalam penyediaan air irigasi terutama pada musim kemarau.
Namun sayangnya, dengan semakin meningkatnya pembangunan di segala bidang
menyebabkan kuantitas dan kualitas air tidak lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pembangunan yang semakin meningkat diikuti dengan peningkatan pencemaran
lingkungan, yang salah satunya berasal dari limbah industri (Candra, 2007)

Daya hantar listrik didefinisikan sebagai kemampuan dari air untuk


menghantarkan arus listrik. Kemampuan ini tergantung pada konsentrasi zat yang
terion dalam air. DHL juga dipengaruhi oleh jenis ion, valensi, dan konsentrasi.
Adanya CO2 dari udara yang terabsorpsi oleh air dapat menyebabkan
bertambahnya harga DHL. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada
jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan
dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak
mempunyai daya hantar listrik yang besar. DHL dapat dikatakan sebagai
penetapan pendahuluan dalam pemeriksaan kualitas air. Dengan mengetahui
besarnya DHL, secara garis besar jumlah mineral yang ada dalam air dapat
diketahui. Jika DHL-nya tinggi, maka kadar mineralnya tinggi dan sebaliknya jika
DHL-nya rendah, maka kadar mineral dalam air tersebut rendah pula. DHL /
konduktivitas diukur dengan alat conductivity-meter digital, dimana satuan yang
digunakan adalah mikros/cm.
Electrical Conductivity ( EC ) atau Daya Hantar Listrik ( DHL ) merupakan
karakteristik penting dari air atau air limbah karena DHL merefleksikan tingkat
ketidak murnian atau tingkat cemaran air atau air limbah. Semakin tinggi nilai
DHL semakin tinggi tingkat pencemarannya. Karena itu DHL dapat digunakan
sebagai petunjuk awal ada atau tidaknya pencemaran dari suatu sampel air.
Karena itu mengetahui nilai DHL dari suatu sampel air atau air limbah sangatlah
penting. Untuk dapat mengetahui DHL air dan air limbah dengan baik, maka
mahasiswa perlu mempraktekan dan membiasakan diri dalam pengukuran secara
langsung.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap EC limbah.
2. Mengetahui EC limbah kolam, limbah sungai dan limbah tahu.
3. Mengetahui pengaruh EC/DHL yang tinggi dan rendah pada limbah
dengan lingkungan
II. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 13 September 2019, pukul 09.30-
11.30 WIB di Laboraturium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan, Jurusan
Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah botol sampel, gelas beker,
EC/DHL, thermometer dan hotplate. Bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah air limbah sungai, air limbah kolam dan air limbah tahu.

2.3 Prosedur Kerja

Langkah kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Disiapkan sampel air dan air limbah di dalam botol sampel.


2. Dituangkan setengah sampel air limbah dari botol sampel ke dalam gelas
beker berukuran 100 ml..
3. Disiapkan alat ukur DHL meter dan thermometer serta dikur secara
bersamaan.
4. Dipanaskan diatas hotplate, ukurlah setiap 1 menit dicatat pergantian suhu
dan EC sebanyak 10 kali pengukuran.
5. Dicatat nilai yang muncul pada DHL/EC dan thermometer pada setiap
sampelnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil yang didapat dari praktikum ini disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
seperti dibawah ini :
Tabel 1. Data EC dan Suhu Limbah Air Tahu 1
No. Suhu (oC) EC
1. 28 1369
2. 29 1528
3. 29 1476
4. 30 1468
5 30 1511
6. 31 1601
7. 33 1678
8. 35 1728
9. 38 1771
10. 42 1849

Tabel 2. Data EC dan Suhu Limbah Air Tahu 2


No. Suhu (oC) EC
1. 28 1502
2. 29 1432
3. 31 1432
4. 31.5 1621
5 32 1666
6. 34 1753
7. 36 1843
8. 38 1890
9. 42 1845
10. 45 1921
Tabel 3. Data EC dan Suhu Limbah Air Sungai
No. Suhu (oC) EC
1. 28 181
2. 38 202
3. 41 232
4. 43 245
5 47 262
6. 52 245
7. 55 232
8. 58 243
9. 62 257
10. 65 268

Tabel 4. Data EC dan Suhu Air Kolam


No. Suhu (oC) EC
1. 30 314
2. 35 333
3. 35 333
4. 37 347
5 40 329
6. 41 339
7. 42 434
8. 42 347
9. 43 319
10. 43 318

Grafik 1. Perbandingan Suhu dan EC Limbah Air Tahu 1


Grafik 2. Pengaruh Suhu terhadap EC Limbah Tahu 2

Grafik 3. Pengaruh Suhu terhadap EC Limbah Air Sungai

Grafik 4. Pengaruh Suhu terhadap EC Limbah Air Kolam

3.2 Pembahasan

Pengaruh suhu terhadap Electronic conductivity ini dibahas dalam praktikum kali
ini. Suhu akan berkaitan dengan EC disebabkan oleh sampel air limbah, semakin
tinggi jenis air maka pH akan memiliki nilai yang berbeda- beda dalam setiap
sampel air limbah. Daya hantar listrik (DHL) merupakan kemampuan suatu cairan
untuk menghantarkan arus listrik (disebut juga konduktivitas). DHL pada air
merupakan ekspresi numerik yang menunjukkan kemampuan suatu larutan untuk
menghantarkan arus listrik. Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut
yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Besarnya nilai DHL
bergantung kepada kehadiran ion-ion anorganik, valensi, suhu, serta konsentrasi
total maupun relatifnya.

Pengukuran daya hantar listrik bertujuan mengukur kemampuan ion-ion dalam air
untuk menghantarkan listrik serta memprediksi kandungan mineral dalam air.
Pengukuran yang dilakukan berdasarkan kemampuan kation dan anion untuk
menghantarkan arus listrik yang dialirkan dalam contoh air dapat dijadikan
indikator, dimana semakin besar nilai daya hantar listrik yang ditunjukkan
pada konduktivitimeter berarti semakin besar kemampuan kation dan anion yang
terdapat dalam contoh air untuk menghantarkan arus listrik. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin banyak mineral yang terkandung dalam air.

Jadi, penggunan DHL sebagai parameter kuaitas air bertujuan untuk mengukur
kemampuan ion-ion dalam air untuk menghantarkan listrik serta memprediksi
kandungan mineral dalam air. Pengukuran yang dilakukan berdasarkan
kemampuan kation dan anion untuk menghantarkan arus listrik yang dialirkan
dalam contoh air dapat dijadikan indikator, dimana semakin besar nilai daya
hantar listrik yang ditunjukkan pada konduktivitimeter berarti semakin besar
kemampuan kation dan anion yang terdapat dalam contoh air untuk
menghantarkan arus listrik. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak
mineral yang terkandung dalam air (Effendi, 2003).

Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai, dapat berbentuk
cair, gas dan padat .Limbah domestik adalah air buangan yang berasal dari limbah
rumah tangga, seperti air bekas cucian, dapur, kamar mandi, dan toilet .Limbah
cair domestik mengandung 99,9% air dan 0,1% zat padat. Zat padat terdiri dari
85% protein; 25% karbohidrat; 10% lemak dan sisanya zat anorganik terutama
butiran pasir, garam-garam dan logam( Doraja,2012).

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel yang memiliki


daya hantar listrik rendah adalah air sungai dengan EC sebesar 181 µs, pada
sampel air kolam memiliki ec sebesar 314 µs dan sampel air tahu memiliki daya
hantar listrik terbesar 1502 µs.

Pengaruh EC terhadap lingkungan tentunya sangat berpengaruh, pada saat EC


tinggi maka tingkat pencemaran pada lingkungan juga tinggi. Itu disebabkan
karena lingkungan yang sudah dicemari oleh air limbah,dimana air limbah
mengandung zat-zat kimia yg berasal dari limbah alami maupun buatan yang
memang mengandung kimia.
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh suhu terhadap Electronic conductivity ini dengan EC disebabkan


oleh sampel air limbah, semakin tinggi jenis air maka pH akan memiliki
nilai yang berbeda- beda dalam setiap sampel air limbah.

2. Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel yang


memiliki daya hantar listrik rendah adalah air sungai dengan EC sebesar
181 µs, pada sampel air kolam memiliki ec sebesar 314 µs dan sampel air
tahu memiliki daya hantar listrik terbesar 1502 µs.

3. Pengaruh EC terhadap lingkungan tentunya sangat berpengaruh, pada saat


EC tinggi maka tingkat pencemaran pada lingkungan juga tinggi. Itu
disebabkan karena lingkungan yang sudah dicemari oleh air
limbah,dimana air limbah mengandung zat-zat kimia yg berasal dari
limbah alami maupun buatan yang memang mengandung kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Candra,Bidiman.2007.Pengantar kesehatan lingkungan. Buku kedokteran EGC.


Jakarta

Doraja,P H.Shovitri,Maya.Kuswytasari,ND.2012. Biodegradasi Limbah Domestik


Dengan Menggunakan Inokulum Alami Dari Tangki Septik. Jurnal Sains
dan Seni Vol :1 (1)

Effendi,H.2003.Telah kualitas air. Kanisius. Jogyakarta


LAMPIRAN
Gambar 1. Air limbah dikur dalam gelas beker 100 ml

Gambar 2. Diukur EC dan Suhu air limbah secara bersamaan dalam waktu 1
menit

Anda mungkin juga menyukai