Laporan Praktikum ATP
Laporan Praktikum ATP
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
95 BT – 141 BT, secara geografis merupakan daerah tropis yang mempunyai potensi
sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping
pengembangan agroindustri.
Saat ini luas areal tanaman kakao di Indonesia mencapai 1,44 juta hektar,
dengan produksi sekitar 779.186 ton. Sementara ekspor kakao tahun 2007 mencapai
665.429 ton dengan nilai US$ 950 juta. Indonesia merupakan produsen kakao
terbesar kedua di dunia setelah Pantai Gading. Produksi kakao secara nasional pada
tahun 2005 mencapai 748,8 ribu ton, kemudian tahun 2006 mencapai 769,4 ribu ton
dan tahun 2007 mencapai 779,2 ribu ton. Di Sulawesi mencapai 913 ribu hektar,
Sumatera mencapai 238,7 ribu hektar, Jawa mencapai 77,1 ribu hektar. Kawasan
NTT, NTB dan Bali mencapai 58,2 hektar, Kalimantan mencapai 52,1 hektar dan
Maluku dan Papua mencapai 103 ribu hektar (Rubiyantoro, 2009). Dinas Perkebunan
Provinsi Riau (2013), luas areal tanaman kakao pada tahun 2013 seluas 4.218 ha
Salah satu usaha yang dapat dikelola untuk meningkatkan kualitas maupun
tumbuh. Yang juga tidak kalah pentingnya dalam budidaya tanaman kakao adalah
penyediaan bahan tanam dalam pembibitan, karena dari pembibitan inilah akan
didapatkan bahan tanam yang layak untuk ditanam di lapangan yang nantinya akan
(Triwanto, 2000).
kakao adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman kakao merupakan
tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk
dalam pengusahaannya. Pada saat ini penyediaan bibit menjadi suatu permasalahan
penting, bukan saja dari segi kuantitasnya tetapi juga dari daya produksinya. Untuk
memperoleh bibit yang sehat dan baik perlu mendapatkan perlakuan yang sempurna
selama dalam pembibitan. Salah satu cara yang diharapkan dapat mendorong
pertumbuhan bibit yaitu dengan menggunakan pupuk organik dan pemberian air
yang sesuai untuk tanaman kakao. Kekurangan air akan segera mengurangi kegiatan
menggunakan polibag bila kekurangan air akan mempunyai respon yang lebih besar
Pada pembibitan kakao, media tanam juga berpengaruh terhadap hasil bibit
nantinya sebab kedalaman akar tunggang menembus tanah dipengaruhi keadaan air
tanah dan struktur tanah. Pada tanah yang dalam dan berdrainase baik, akar kakao
3
dewasa mencapai kedalaman 1,0 – 1,5 m. Pertumbuhan akar kakao sangat peka pada
hambatan, baik berupa batu, lapisan keras, maupun air tanah. Apabila selama
pertumbuhan, akar menjumpai batu, akar tunggang akan membelah diri menjadi dua
dan masing-masing tumbuh geosentris (mengarah ke dalam tanah). Oleh karena itu
jika ketersediaan air berlebihan atau kekurangan, air akan menjadi masalah bagi
tanaman sebab jumlah air yang optimum adalah jumlah air yang dibutuhkan tanaman
Sejauh ini, pengendalian proses pengolahan biji kakao juga masih belum
merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan mutu cokelat, di
samping proses pemanenannyakarena mutu biji kakao ditentukan dari kadar airnya.
Kadar air biji kakao setelah dipanen masih tinggi yaitu sekitar51% - 60%
(Susanto, 1994) sehingga memberikan peluang yang besar untuk cepat membusuk
pengeringan dapat mengurangi kadar air dalam biji. Kadar air biji yang diharapkan
dari kulitnya, juga mencegah agar tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme pembusuk
B. Tujuan
C. Manfaat
Kakao secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe besar, yaitu Criollo
(Amerika Tengah dan Amerika Selatan) dan Forastero (Amazona dan Trinitario).
Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan cara generativ ataupun vegetatif. Kakao
lindak umumnya diperbanyak dengan benih dari klon-klon induk yang terpilih.
lindak pun dewasa ini juga sering diperbanyak secara vegetatif untuk meningkatkan
mutu dan hasil. Budidaya kakao sangat ditentukan oleh tersedianya benih dan bibit
yang baik untuk menjamin tersedianya benih yang bermutu, maka dewasa ini di
kakao bisa sampai 8 meter kearah samping dan 15 meter ke arah bawah.
Perkembangan akar sangat dipengaruhi struktur tanah, air tanah, dan aerasi di
dalam tanah. Pada tanah yang drainasenya buruk dan permukaan air tanahnya
tinggi, akar tunggang tidak dapat tumbuh lebih dari 45 cm. Hal yang sama
juga akan terjadi bila permukaan air tanah terlalu dalam (Siregar dkk, 2010).
Batang kakao bersifat dimorfisme, artinya memiliki dua macam tunas, yaitu
tunas ortotrop (chupon) dan tunas plagiotrop (fan). Anatomi kedua macam tunas
tersebut pada dasarnya adalah sama. Xilem primer batang terkumpul pada bagian
5
tepi empulur dan berdampingan dengan xilem sekunder yang tumbuh setelahnya.
Tanaman kakao yang berasal dari biji, setelah berumur sekitar 1 tahun dan memiliki
Pada tanaman kakao dewasa sepanjang batang pokok tumbuh wiwilan atau
tunas air (chupon). Dalam teknik budidaya yang benar, tunas air ini selalu dibuang,
tetapi pada tanaman kakao liar, tunas air tersebut akan membentuk batang dan jorket
Daun kakao terdiri atas tangkai daun dan helai daun. Panjang daun berkisar
25 – 34 cm dan lebarnya 9 – 12 cm. Daun yang tumbuh pada ujung – ujung tunas
biasanya berwarna merah dan disebut daun flus, permukaannya sutera. Setelah
dewasa, warna daun akan berubah menjadi hijau dan permukaannya kasar. Pada
umumnya daun – daun yang terlindung lebih tua warnanya bila dibandingkan dengan
dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut
semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan
bunga (cushion). Bunga kakao disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama
lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkar yang tersusun
dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1 tangkai sari yang fertil, dan 5 daun buah yang
bersatu. Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang kuat
terdapat pada benang sari dan daun mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap
kultivar. Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkotanya panjang
6-8 mm, terdiri atas dua bagian. Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang
6
(claw) dan biasanya terdapat dua garis merah. Bagian ujung berupa lembaran tipis,
Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua
macam warna. Buah yang ketika masih muda berwarna hijau atau hijau agak putih
jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda
berwarna merah, setelah masak berwarna jingga/orange. Kulit buah memiliki 10 alur
dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling. Pada tipe criollo dan trinitario
alur buah kelihatan jelas. Kulit buah tebal tetapi lunak dan permukaannya kasar.
Sebaliknyapada tipe forasero, permukaan kulit buah pada umumnya halus (rata),
kulitnya tipis tetapi keras dan liat (Tjitrosoepomo, 1988 ; Hartobudoyo, 1995).
Biji tersusun dalam lima baris mengelilingi poros buah. Jumlahnya beragam,
yaitu 20-50 butir perbuah. Jika dipotong melintang, tampak bahwa biji disusun oleh
dua kotiledon yang saling melipat dab bagian pangkalnya menempel pada poros
lembaga. Warna kotiledon putih, biji dibungkus oleh daging buah yang berwarna
putih dan rasanya asam manis (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).
Tanaman kakao asal biji , setelah mencapai tinggi 0,9-1,5 meter akan berhenti
tumbuh dan akan membentuk jorket (jorquette). Jorket adalah tempat percabangan
dari pola percabangan ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya terdapat pada tanaman
karena ruas-ruasnya tidak memanjang. Pada ujung tunas tersebut stipula (semacam
sisik yang terdapat pada kuntum bunga) dan kuncup ketiak daun serta tunas daun
tidak berkembang. Dari ujung perhentian tersebut kemudian tumbuh 3-6 cabang yang
1983). Tanah merupakan komponen hidup dari tanaman yang sangat penting.Dalam
kehidupan tanaman fungsi tanah yang utama adalah memberikan unsurhara, baik
sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat memberikan air, juga sebagai
tempat berpegang dan bertopang untuk tumbuh tegak bagi tanaman (Harjadi, 2006).
mempunyai kandungan bahan organ yang cukup, lapisan olah yang dalam
untukmembantu pertumbuhan akar, sifat fisik yang baik seperti struktur tanah
yanggembur juga sistem drainase yang baik. pH tanah yang ideal berkisar antara 6 –
perakaran tanaman kakao, karena perakaran tanaman kakao sangat dangkal dan
hampir 80% dari akar tanaman kakao berada disekitar 15 cm dari permukaantanah,
dan distribusi akar yang kemudian berfungsi sebagaiorgan penyerapan hara dari
tanah. Tanaman kakao menghendaki permukaan airtanah yang dalam. Permukaan air
(2009).Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 – 600 meter
diataspermukaan laut, dengan penyebaran meliputi 20˚ LU dan 20˚ LS. Daerah
8
danDjamin, 2003).
persediaan air yang cukup. Air ini diperoleh dari dalam tanah yang berasal dari air
hujan atau air siraman. Curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kakao
berkisar antara 1.500 – 2.000 mm setiap tahun, dengan penyebaran yang merata
sepanjang tahun. Curah hujan 1.354 mm/tahun dianggap cukup jika hujan merata
sepanjang tahun dengan musim kering tidak lebih dari 3 bulan (Suyoto danDjamin,
2003).
tanaman kakao adalah sekitar 25 - 27˚ C dengan fluktuasi suhu yang tidak terlalu
besar. Rata-rata suhu minimum adalah 13 - 21˚ C dan rata-rata suhu maksimum
tanaman kakao adalah 80% sesuai dengan iklim tropis (Syamsulbahri. 2006).
Bibit kakao sebagai bahan tanaman kakao dapat dibiakkan dengan biji,
okulasi, cangkok dan stek, yang biasa digunakan adalah dengan biji, okulasi dan stek
(Pusat Penelitian Kopi dan Kakao 2008). Untuk mendapatkan bahan tanam yang
sehat benih yang digunakan sebaiknya digunakan dari pohon induk terpilihyang telah
teruji kualitasnya. Biji yang digunakan untuk benih dari buah yang tuapada bagian
tengah buah, yakni 2/3 bagian dari untaian biji. Biji bagian pangkaldan ujung tidak di
persemaian dalam keadaan tegak, dimana ujung biji tempat tumbuh radikula
benih, maka benih tersebut akan berkecambah pada umur 4 – 5 hari setelah
pedederan, tetapi biji yang belum berkecambah masih dapat dibiarkan selama 2 –3
hari sebelum dibuang sebagai biji apkir bagi yang tidak tumbuh (Siregar et al.,2009).
keping bijinya belum terbuka, karena jika keping bijinya telah membuka berarti akar
tunggang sudah panjang serta akar lateral telah bercabang-cabang. Halini akan
menyulitkan pada saat pemindahan dan sering mengakibatkan akar tunggang menjadi
Selanjutnya Siregar et al., (2009) menambahkan bahwa, agarbibit tidak rusak maka
dengan umur bibit. Naungan dapat dijarangkan sebanyak 50%pada saat bibit
berumur 2 – 2,5 bulan dan beransur-ansur dikurangi setelah bibit berumur 3 – 3,5
Bukit Raya Kota Pekanbaru. Praktikum ini dilaksanakan selama 3 bulan di mulai dari
Bahan yang digunakan adalah biji kakao, polybag, pasir. Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, gembor,alat tulis, dan kamera.
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Penyiapan benih
Benih yang di gunakan untuk ditanam dari buah yang isinya <50 biji, namun
seharusnya menggunakan benih yang isi bijinya >50 biji/buah, tetapi karna buah
yang di ambil tidak memadai terpaksa dilakukan dengan benih yang isi bijinya
<50/buah. Setelah itu buah kakao tadi dibelah bagian kiri kanan ujungnya, yang di
ambil hanya biji bagian tengahnya, Biji-biji tersebut kemudian dibersihkan dari
lendir (pulp) yang menempel. Caranya, campurkan serbuk gergaji atau abu gosok
pada biji yang berlendir, namun disini kami hanya menggunakan pasir untuk
2. Penanaman benih
hanya 4 biji, Setelah itu biji kakao yang telah dipilih di tanam pada polybag.
teriknya sinar matahari atau tetesan air hujan secara langsung. Setelah itu, lobang
3. Pemeliharaan
a. Penyiraman
b. Penyiangan
dilakukan sekali seminggu, hal ini dikarnakan gulma tidak terlalu banyak dan mudah
D. Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati pada praktikum ini adalah kapan benih berkecambah,
jumlah benih yang berkecambah pada polybag, tinggi tanaman kakao dan jumlah
tanaman kakao.
12
A. Umur Berkecambah
pertumbuhan Benih Kakao sebanyak 4 benih dari 4 benih yang disemai. Dari hasil
= 4/4 x 100 %
= 100 %
Hasil dari pengamatan tabel diatas behwa pembibitan tanaman Kakao hidup
semua dikerenakan syarat tumbuh pembibitan Kakao. ini berarti benih yang ditanam
dihasilkan dari penyerbukan antara bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina
(kepala putik). Secara alami proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau
serangga. Namun, saat ini penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama para
perakarannya yang kuat dan rimbun. Oleh karena itu, sering dijadikan sebagai batang
13
bawah untuk okulasi atau sambungan. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan
generatif juga digunakan untuk program penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih
kegiatan budidaya tanaman sayur dan beberapa jenis buah-buahan semusim seperti
semangka dan melon tetap menggunakan bibit biji yang berasal dari perbanyakan
secara generatif, tetapi bibit yang digunakan merupakan bibit-bibit unggul atau bibit
biji varietas hibrida yang kualitas dan kuantitas buahnya tidak diragukan lagi.
yaitu sifat biji yang dihasilkan sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Jika
ditanam, dari ratusan atau ribuan biji yang bersal dari satu pohon induk yang sama
akan menghasilkan banyak tanaman baru dengan sifat yang beragam. Ada yang
sifatnya sama, atau bahkan lebih unggul dibandingkan dengan sifat pohon induknya.
Namun, ada juga yang sama sekali tidak membawa sifat unggul pohon induk, bahkan
lebih buruk sifatnya. Keragaman sifat ini terjadi karena adanya pengaruh mutasi gen
1. Menyiapkan Biji
Setelah biji dikeluarkan dari buah atau polongnya, bersihkan daging bauh
dan lendir yang menempel agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jamur. Untuk biji
yang berukuran bersar seperti biji mangga atau durian, pembersihan cukup
dilakukan dengan mencucinya menggunakan air bersih. Sementara itu, untuk biji
berukuran kecil seperti biji jambu, atau biji yang terbungkus lapisan pembungkus
menggunakan abu gosok sampai lendirnya hilang, lalu dicuci dengan air bersih.
14
Setelah bersih, biji diseleksi dengan melihat penampilan fisiknya. Biji yang
memenuhi syarat sebagai benih adalah biji yang padat dan bernas, bentuk dan
ukurannya seragam, permukaan kulitnya bersih dan tidak cacat. Kemudian biji hasil
seleksi fisik direndam dalam air. Pilih biji yang tenggelam, karena ini menandakan
daya kecambahnya lebih tinggi dibandingkan dengan biji yang terapung. Biij-biji
larutan fungisida dan bakterisida seperti Benlate atau Dithane dengan dosis 2-3
2. Perlakuan Biji
berkecambah sama sekali, walaupun media semainya sudah cocok. Hal ini
disebabkan oleh dormansi yaitu keadaan terbungkusnya lembaga biji oleh lapisan
kulit atau senyawa tertentu. Sebenarnya, dormansi merupakan cara embrio biji
3. Penyemaian
Biji dapat disemai secara massal atau satu per satu. Jika disemai massal,
wadah yang digunakan adalah bedengan. Jika disemai satu per satu wadah yang
digunakan adalah wadah-wadah kecil seperti kotak kayu, polibag, pot plastik,
pemindahan bibit ke lahan pembesaran atau saat pengangkutan. Ukuran polibag yang
15 cm. Sementara itu, untuk bibit tanaman buah tahunan digunakan polibag yang
Sebelum digunakan, 2/3 bagian polibag diisi dengan media, lalu dibuat
lubang tanam tepat di tengah media. Bibit ditanam sebatas leher akar. Jika akar
tunggang bibit terlalu panjang, potong terlebih dahulu agar sesuai dengan ukuran
polibag. Kemudian, tutup lubang tanam dengan sisa media dan padatkan agar bibit
dapat berdiri tegak. Selama penyapihan, bibit disiram rutin dua kali sehari pada pagi
1 2 3 4
Dari tabel tinggi tanaman diatas dapat disimpulan bahwa tinggi tanaman
sampel ke 4 yaitu 16,33 cm. sedangkan sampel terendah adalah sampel ke 1 yaitu
15,16 cm. Hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu, kelembaban, air,
16
tanaman. pertumbuhan tinggi tanaman berlangsung baik karena pada saat pembibitan
unsur hara terpenuhi dan pada saat perawatan tanaman sudah maksimal.
1 2 3 4
1. 13 Desember 2016 5 5 5 5
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah daun pada semua sampel
(4 sampel) tanaman kakao yang sudah berumur 43 hari jumlah daunnya adalah 5
helai. Hal ini disebabkan adanya faktor internal seperti hormon, gas etilen dan faktor
pertumbuhan daun kakao. faktor internal juga membantu pertumbuhan daun serta
A. Kesimpulan
95 BT – 141 BT, secara geografis merupakan daerah tropis yang mempunyai potensi
perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya.
Yang terpenting adalah aplikasi teknik pembibitan yang baik harus lebih di
tuimbuhnya benih.
B. Saran
Saran saya sebaiknya mahasiswa/i diberi buku panduan dalam praktikum agar
mahasiswa/i jauh lebih memahami kegiatan dalam praktikum ini. Laporan ini dapat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Pemeliharaan Tanaman
Lampiran 2. Dokumentasi