Anda di halaman 1dari 14

Pengauditan II

Makalah Audit Investasi dan Saldo Kas

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Tria Retno Indah (1510321044)
Muhammad Nizar (1510321054)
Cindy Khaterine Marpaung (1510321056)
Husnul Khatima (1510321069)
Sartika Anwar (1510321077)

PROGRAM STUDI SI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR

2017

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah ini selesai. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan II mengenai “Audit Investasi dan
Saldo Kas”.
Terselesaikannya makalah ini bukan karena usaha penulis sendiri, semua tidak terlepas
dari uluran tangan yang diberikan oleh berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait.
Penulis menyadari amatlah terbatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis
untuk menciptakan karya tanpa cela. Tentulah masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan,
hargai dan akan diterima dengan kerendahan hati, agar menjadi koreksi pada penulis, sehingga
kelak penulis mampu menghasilkan sebuah karya yang jauh lebih baik dan penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Makassar, 5 Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I: Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II: Pembahasan 3
A. Kas dan Saldo Kas 3
B. Pengujian Substantif atas Saldo Kas 4
C. Jasa Bernilai Tambah Berhubungan Dengan Sekuritas Yang Mudah
Dipasarkan Dan Saldo Kas 8
BAB III: Penutup 10
A. Kesimpulan 10
Daftar Pustaka 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Audit Pembahasan memfokuskan pada audit atas dua aktiva yang sangat likuid yaitu
investasi dan saldo kas. Pembahasan ini memusatkan perhatian pada entitas selain dari yang
ada dalam sektor jasa keuangan, dan akirnya memusatkan perhatian pada audit atas saldo kas
yang di hasilkan dari pengaruh kumulatif siklus pendapat, pengeluaran, produksi, personalia,
investasi , dan pembiayaan. Adanya dua jenis penipuan yang melibatkan kas kiting yang
melibatkan transfer antar bank dan lapping yang melibatkan misapropriasi penerimaan kas.

Aktivitas investasi sebuah entitas merupakan aktivitas yang berkaitan dengan


kepemilikan sekuritas yang di terbitkan oleh entitas lainnya.Sekuritas ini mencakup sertifikat
deposito (CD), saham preferen dan saham biasa, serta obligasi korporasi dan pemerintah.
Berikut ini akun-akun yang digunakan dalam mencatat transaksi investasi jangka pendek dan
jangka panjang serta pengaruh investasi terhadap laporan laba-rugi: Akun Neraca Akun
Laporan Laba Rugi Investasi dalam sekuritas dan hutang yang diklasifikasikan sebagai
sekuritas yang diperdagangkan atau sekuritas yang tersedia untuk dijual. Pendapatan
dividen(dari investasi ekuitas yang belum diperhitungkan dengan metode ekuitas) Akun-akun
penyesuaian ke harga pasar (akun-akun aktiva) untuk yang diatas (apabila yang di atas dicatat
dalam akun pada harga pokok dan nilai wajar sekuritas itu) Pendapatan bunga(atas investasi
dalam sekiritas hutang) Keuntungan dan kerugian kumulatif yang belum di realisasikan karena
memiliki sekuritas ekuitas dan hutang yang diklasifikasikan sebagai sekuritas tersedia untuk
dijual (akun ekuitas) Keuntungan dan kerugian yang direalisasi (atas transaksi sekuritas dan
hutang).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kas dan saldo kas?
2. Bagaimana pengujian substantif atas saldo kas?
3. Apa jasa bernilai tambah berhubungan dengan sekuritas yang mudah dipasarkan dan
saldo kas?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kas dan saldo kas.
2. Memahami pengujian substantif atas saldo kas
3. Mengetahui jasa bernilai tambah berhubungan dengan sekuritas yang mudah
dipasarkan dan saldo kas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KAS DAN SALDO KAS
Kas merupakam aktiva/asset perusahaan yang paling likuid dan paling rentan terjadi
penyelewangan , penipuan, dan pencurian (slamet sugiri, 2009 ; 1)
Kas adalah alat pertukaran/pembayaran. Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi asset
disebut sebagai kas yaitu :
1. siap digunakan setiap saat untuk melakukan pembayaran
2. harus bebas dari ikatan-ikatan apapun yang membatasi penggunaanya untuk
melunasi kewajiban. (Slamet Sugiri, 2009: 4).
Kas dapat disebut juga sebagai aktiva likuid (cair), karena sifatnya yang likuid maka kas
harus dilindungi dari kecurangan dan pencurian dengan prosedur-prosedur pengendalian
untuk kas. (Haryono, 2005 : 3).
Istilah kas dalam pengertian sempit dapat berarti uang tunai baik kertas maupun logam.
Istilah kas dalam akuntansi meliputi (Erhans, 2000 : 7) :
1. Uang tunai
2. Simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan misalnya tabungan,
simpanan dalam bentuk rekening koran, kartu kredit dan sebagainya.
3. Cek dan bilyet giro yang diterima dari pihak lain.
Menurut PSAK NO.2 (2009), kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro
(demand deposits), sedangkan setra kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya
sngat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat di jadikan kas dlam jumlah
yang dapat di tentukan dan memiliki resiko perubhan nilai yang tidak signifikan.
Kas adalah satu-satunya akun yang termasuk dalam beberapa jenis siklus. Kas merupakan
bagian dari siklus siklus kecuali persediaan dan pergudangan. Kas sangat penting karena
potensi terjadinya kecurangan dan juga karena kemungkinan terdapat kesalahan.
Audit saldo kas merupakan bidang audit yang terakhir dipelajari karena bukti yang di
akumulasikan untuk saldo kas sangat tergantung pada hasil pengujian di dalam siklus lain.
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening
giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan rekening di
bank untuk gaji.

3
B. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS
Dalam bagian ini istilah saldo kas hanya mengacu pada kas yang ditahan dan di bank, tidak
termasuk kas kecil dan dana imprest lainnya.
MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Beberapa pemilik perusahaan kecil menginginkan agar auditor secara cermat mengaudit
kas guna memberikannya kepastian tentang keabsahan saldo kas. Akibatnya, auditor akan
melakukan pendekatan substantif yang terutama menekankan pada pengujian rincian,
sekalipun model risiko audit dapat menyatakan bahwa pendekatan semacam itu tidak
diperlukan karena prosedur analitis atau pengendalian internal sudah efektif. Risiko
inheren biasanya tinggi karena kerawanan kas terhadap penyalahgunaan. Efektivitas
prosedur analitis seringkali tergantung pada prosedur yang ditempuh entitas untuk
mengembangkan anggaran atau peramalan kas yang akurat.
PROSEDUR AWAL
Titik awal untuk memverifikasi saldo kas adalah menelusuri saldo awal periode berjalan
ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya (apabila dapat
diterapkan). Berikutnya, aktivitas selama periode berjalan dalam akun buku besar kas
harus dikaji ulang menyangkut setiap ayat jurnal signifikan yang bersifat tidak biasa atau
jumlah yang memerlukan penyelidikan khusus. Disamping itu, setiap skedul yang dibuat
oleh klien menunjukkan ikhtisar penerimaan kas yang belum disetor pada lokasi yang
berbeda dan/atau ikhtisar saldo bank juga harus diperoleh. Ketepatan matematis dari setiap
skedul itu harus ditentukan dan kecocokannya dengan saldo kas yang berkaitan dalam
buku besar juga harus diperiksa. Pengujian ini memberikan bukti tentang asersi penilaian
atau alokasi.
PROSEDUR ANALITIS
Efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi dari satu klien ke klien lainnya.
Efektivitas prosedur analitis dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan dari
pengujian substantif lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila datanya tidak
sesuai dengan pengharapan yang dikembangkan dari anggaran atau peramalan kas, atau
kebijakan perusahaan mengenai investasi kelebihan kas.
PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Beberapa pengujian substantif atas rincian transaksi melibatkan penelusuran dan vouching
transaksi penerimaan kas serta pengeluaran kas yang biasanya dilakukan bersamaan
dengan pengujian pengendalian sebagai pengujian bertujuan ganda.

4
a) Melaksanakan Pengujian Pisah Batas Kas
Pisah batas yang tepat atas penerimaan dan pengeluaran kas pada akhir tahun
sangat penting bagi kelayakan laporan kas pada tanggal neraca. Dua pengujian
pisah batas kas (cash cut off test) yang dilaksanakan: (1) pengujian pisah batas
penerimaan kas, dan (2) pengujian pisah batas pengeluaran kas. Pengujian pisah
batas kas terutama ditujukan pada asersi laporan keuangan yaitu eksistensi atau
kejadian dan kelengkapan.
b) Menelusuri Transfer Bank
Banyak entitas membuka akun-akun (rekening) pada lebih dari satu bank. Sebuah
perusahaan yang memiliki banyak akun bank dapat melakukan transfer uang yang
diotorisasi diantara akun-akun bank itu. Sebagai contoh, uang dapat ditransfer dari
akun bank umum ke akun bank untuk penggajian atas cek gaji yang akn dibagikan
pada hari pembayaran. Apabila terjadi transfer bank, maka beberapa hari (dikenal
dengan periode mengambang) umumnya akan berlalu sebelum cek itu dikliring di
bank pada waktu ditarik. Jadi setoran kas per catatan bank akan lebih saji selama
periode ini, karena cek tersebut akan termasuk dalam saldo bank yang menerima
setoran dan belum akan dikurangkan dari bank yang ceknya ditarik. Transfer bank
juga dapat menimbulkan salah saji saldo bank per pembukuan jika pengeluaran dan
penerimaan tidak dicatat pada periode akuntansi yang lama.
Secara sengaja mencatat transfer bank sebagai setoran di bank penerima dan tidak
menunjukkan pengurangan dari akun bank tempat transfer cek ditarik merupakan suatu
penyimpangan yang dikenal sebagai kiting. Kiting juga dapat digunakan untuk
menyembunyikan kekurangan kas atau kelebihan kas di bank pada tanggal laporan.
Kiting dapat terjadi apabila kelemahan dalam pengendalian internal memungkinkan
seseorang untuk menerbitkan dan mencatat cek-cek (misalnya pemisahan tugas yang
kurang tepat), atau ada kolusi diantara orang-orang yang bertanggung jawab atas kedua
fungsi itu. Selainmenelusuri transfer bank, kiting juga dapat dideteksi dengan (1)
mendapatkan dan menggunakan laporan pisah batas bank karena cek yang dikiting dan
dikliring pada bulan Januari akan tidak tampak pada daftar cek yang beredar untuk bulan
Desember dan (2) melaksanakan pengujian pisah batas kas karena cek terakhir yang
diterbitkan pada bulan Desember tidak akan dicatat dalam register cek. Penelusuran
transfer bank akan memberikan bukti yang dapat diandalkan mengenai asersi eksistensi
atau kejadian dan kelengkapan.
PENGUJIAN RINCIAN SALDO

5
Ada lima pengujian substantif yang biasa digunakan untuk saldo kas dalam pengujian
rincian saldo.
a) Menghitung Kas di Tangan
Penerimaan kas yang belum disetor dan uang kembalian biasanya dipandang
sebagai kas di tangan. Pengandalian atas semua dana uang dirancang untuk
mencegah transfer uang yang telah dihitung ke uang yang belum dihitung oleh
klien. Penyegelan uang dan penggunaan staf auditor tambahan seringkali
diperlukan apabila kas disimpan pada banyak lokasi. Pengamanan yang
menyangkut pengawasan kas dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan, dalam
hal terjadinya kekurangan, klien mengklaim bahwa semua kas adalah utuh pada
saat diserahkan kepada auditor untuk dihitung. Pengujian ini memberikan bukti
tentang masing-masing asersi laporan keuangan kecuali penyajian dan
pengungkapan. Di sini perlu diperhatikan bahwa bukti tantang hak bersifat lemah
karena pengawas dana, seperti dana kas kecil, mungkin telah menambah uang dari
kantung sendiri untuk menutup kekurangan.
b) Mengkonfirmasi Saldo Kas dan Pinjaman di Bank
Permintaan konfirmasi disiapkan rangkap dua dan ditandatangani oleh
penandatanganan cek yang bewenang dari klien. Kedua salianan lalu dikirm ke
bank, dan aslinya dikembalikan kepada auditor. Untuk memastikan kompetensi
bukti dari prosedur ini, auditor secara pribadiharus mengirimkan permintaan dalam
amplop dengan alamat pengembalian sendiri dan jawabannya harus dikembalikan
langsung ke auditor oleh bank. Permintaan konfirmasi harus dikirimkan ke semua
bank dimana klien mempunyai suatu akun, termasuk yang saldonya nol pada kahir
tahun.
Konfirmasi setoran terutama memberikan bukti mrngenai dua asersi berkenaan
dengan kas di bank: (1) keberadaan atau keterjadian karena ada pemberitahuan
tertulis bahwa saldo itu ada, serta (2) hak dan kewajiban karena saldo itu atas nama
klien. Jawaban dari bank menyumbang pada asersi penilaian dan alokasi untuk kas
di bank dimana saldo yang dikonfirmasi digunakan untuk memperoleh saldo kas
yang benar pada tanggal neraca. Selai itu jugamenyumbang pada asersi
kelengkapan, tetapi secara keseluruhan tidak dapat diandalkan karena para
responden tidak diharuskan untuk mencari catatan bank mengenai saldo setoran
dan pinjaman yang tidak tercantum dalam formulir permintaan konfirmasi.
c) Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank

6
Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit, saldo
kompensasi, dan kewajiban kontijen. Perjanjian untuk menetapkan lini kredit
dengan bank mungkin mengharuskan peminjam mempertahankan saldo kas dari
bank. Jumlahnya dapat berupa presentase yang disetujui dari jumlah yang
dipinjam, atau dape berupa jumlah dolar yang ditetapkan. Jumlah minimum yang
diisyaratkan dikenal sebgai saldo kompensasi (compensating balance). Suatu
kewajiban kontijen mungkin ada apabila klien menjadi peminjam atas pinjaman
yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga.
Jika sesudah menilai risiko inheren dan pengendalian, auditor merasa yakin bahwa
perjanjian tersebut ada, maka ia harus mengirimkan surat konfirmasi kepada bank.
Konfirmasi atas perjanjian lainnya dengan bank khususnya berguna dalam
memenuhi asersi penyajian dan pengungkapan. Hal ini juga memberikan bukti
untuk setiap asersi lainnya. Akan tetapi, bukti untuk asersi kelengkapan terbatas
pada informasi yang diketahui oleh responden.
d) Melakukan Scan, Mereview atau Menyiapkan Rekonsiliasi Bank
Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat menscan
rekonsiliasi bankyang disiapkan klien dan memverifikasi ketepatan matematis dari
rekonsiliasi itu. Jika risiko deteksi sedang, maka auditor dapat menelaah
rekonsiliasi bank klien. Jika risiko deteksi rendah, maka auditor dapat menyiapkan
rekonsiliasi bank dengan menggunakan data bank di tempat klien. Jika risiko
deteksi sangat rendah atau auditor mencurigai kemungkinan adanya salah saji yang
material, maka auditor dapat memperoleh laporan bank akhir tahun langsung dari
bank dan menyiapkan rekonsiliasi bank.
Bukti yang diberikan oleh rekonsiliasi bank umumnya belum mencukupi untuk
memverifikasi saldo kas di bank karena adanya ketidakpastian berkenaan dengan
dua pos rekonsiliasi yang paling penting: (1) setoran dalam perjalan dan (2) cek
yang beredar. Bukti tersebut hanya dapat diperoleh dengan menelusuri pos-pos ini
ke laporan bank dalam periode akuntansi berikutnya.
Scanning, pengujian, atau penyiapan rekonsiliasi bank menetapkan saldo kas di
bank yang benar pada tanggal neraca. Jadi, hal itu merupakan sumber bukti utama
untuk asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga memberikan bukti untuk
asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan hak serta kewajiban.
e) Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah Batas Bank

7
Laporan pisah batas bank (bank cutoff statement) adalah suatu laporan bank pada
tanggal sesudah tanggal neraca. Klien harus meminta laporan pisah batas dari bank
dan memberitahukan agar hal itu dikirim langsung pada auditor.
Penelusuran atas cek-cek dirancang untuk memverifikasi daftar cek yag beredar.
Auditor harus menyelidiki setiap situasi yang tidak biasa. Apabila pengaruh
agregat dari cek yang belum dikliring bersifat material, maka hal ini dapat
menunjukkan suatu penyimpangan yang dikenal dengan window dressing, yaitu
suatu upaya yang disengaja untuk melebihsajikan solvensi jangka pendek
perusahaan. Maka auditor harus menelusuri cek-cek yang belum dikliring ke
register cek serta dokumentasi pendukung dan jika perlu meminta keterangan pada
bendaharawan.
Dalam melakukan scan atas laporan pisah batas untuk pos-pos tidak biasa, auditor
harus waspada terhadap pos-pos seperti debet dan kredit bank yang tidak tercatat
serta kesalahan dan koreksi bank.
Karena pada kenyataannya laporan pisah batas diperoleh langsung oleh auditor dari
sumber independen di luar organiasi klien, maka hal itu memberikan informasi
pendukung dengan kompetensi yang tinggi tentang keabsahan rekonsiliasi bank
akhir tahun dan asersi eksistensi atau kejadian, kelengkapan, hak dan kewajiban,
serta penilaian atau alokasi untuk kas di bank.

C. JASA BERNILAI TAMBAH BERHUBUNGAN DENGAN SEKURITAS YANG


MUDAH DIPASARKAN DAN SALDO KAS
Berikut ini adalah beberapa peluang bernilai tambah yang penting, yang dapat diberikan
akuntan publik dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama audit atas
sekuritas yang mudah dipasarkan dan saldo kas.
 Menentukan asumsi-asumsi penting berkenaan dengan penerimaan kas dan
pembayaran beban operasi yang mempengaruhi peramalan saldo kas.
 Membantu manajemen dalam mengembangkan model-model peramalan saldo kas,
pinjaman yang diperlukan, atau potensi kelebihan saldo kas yang tersedia untuk
investasi.
 Mengidentifikasi peluang untuk mengubah praktik bisnis, seperti perubahan
kebijakan kredit atau perubahan manajemen persediaan, yang akan meningkatkan
arus kas.

8
 Membantu manajemen dalam mengembangkan kebijakan untuk investasi jangka
pendek kelebihan kas.
 Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas investasi
jangka pendek atas kelebihan kas.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengujian subtantif terhadap saldo kas ditujukan untuk memperoleh keyakinan tentang
keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas, membuktikan keberadaan kas
dan kererjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca,
membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo kas yang disajikan dalam neraca, dengan metodologi perancangan
pengujian terinci atas saldo untuk kas di bank dengan identifikasih risiko bisnis klien yang
mempengaruhi kas di bank, lalu tentukan sala saji yang dapat ditolerir dan menilai risiko
bawaan untuk kas di bank, menaksir risiko pengendalian untuk kas di bank, merancang
dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk
beberapa siklus, kemudian merancang dan melaksanakan prosedur analitik untuk kas di
bank.

10
DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2001. Modern Auditing.
Jakarta: Erlangga.
Jusup, AL. Haryono. 2002. Auditing (Pengauditan). Buku 2. Yogyakarta: BP. STIE YKPN
Wulandari, Reski. 2013. Makalah Pengauditan 2 Audit Saldo Kas. (online)
(https://www.academia.edu/25343811/MAKALAH_PENGAUDITAN_2_AUDIT_SALDO_KAS Diakses
pada tanggal 5 Desember 2017)

11

Anda mungkin juga menyukai