Anda di halaman 1dari 16

NETRALISASI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu kimia analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan-
pemisahan dan analisis bahan. Analisa bertujuan untuk menentukan
susunan bahan, baik secara kualitatif, kuantitatif, maupun secara
struktur.
Susunan kualitatif merupakan komponen-komponen bahan,
sedangkan susunan kuantitatif adalah berapa banyaknya atau setiap
komponen tersebut. Dalam ilmu kimia analik untuk menganalisa suatu
komponen kimia terdiri atas beberapa analisis yaitu analisis volumetri,
analisis gravimetri.
Metode volumetri secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam
4 kategori yaitu titrasi asam-basa yang meliputi reaksi asam dan basa
baik kuat maupun lemah, titrasi redoks yaitu titrasi yang meliputi
hampir semua reaksi oksidasi reduksi, titrasi pengendapan yaitu titrasi
yang meliputi pembentukan endapan, dan titrasi.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titran.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam
ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran
ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan
ekuivalen (artinya secara stiokiometri titran dan titer tepat habis
bereaksi.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka perlu
dilakukan praktikum titrasi asam basa, menentukan kadar larutan, dan
menentukan pH nya.

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud dari praktikum reaksi netralisasi adalah
melakukan titrasi asam-basa.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum reaksi netralisasi adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan kadar Na2CO3.
2. Menentukan kadar NaOH dalam larutan.
3. Menentukan pH larutan pada saat terjadi garam NaHCO3
berdasarkan hasil titrasi.

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Reaksi kimia terjadi bila satu atau lebih zat baru dengan sifat-
sifat yang berbeda sifat-sifat yang berbeda dari sifat-sifat semua
dalam suatu reaksi kimia zat yang dihasilkan mempunyai susunan
tertentu walaupun zat-zat yang bereaksi dicampurkan dalam berbagai
perbandingan. Cara penulisannya berdasarkan hukum kekekalan
massa yaitu jumlah atom tiap unsure yang ditunjukkan disebelah
kanan (Parning, 2002).
Reaksi netralisasi adalah reaksi yang terjadi dalam larutan basa
dan larutan basa. Ada dua macam metode netralisasi, yaitu (Irfan
Anshori, 1994):
1. Metode asidimetri merupakan metode dimana kita akan melihat
pengukuran kuantitatif suatu basa organik. Metode ini digunakan
untuk melihat ada tidaknya suatu zat dalam larutan (misalnya
aspartam).
2. Metode alkalimetri merupakan metode yang digunakan untuk
mengetahui kadar suatu zat atau alkalimetri adalah suatu metode
analisa titmetri untuk pengukuran kuantitatif suatu asam organik
atau basa organik dengan pengumpulan seksama volume basa
yang digunakan.
Dalam netralisasi dikenal konsep asam basa menurut 3 ahli yaitu
(Sumardjo, 2008):
1. Teori Asam Basa Arhenius
Arhenius mendefinisikan asam sebagai suatu senyawa
yang dalam air akan membebaskan ion hidrogen (H+), sedangkan
basa sebagai suatu senyawa yang dalam air akan membebaskan
ion hidroksil (OH-).
2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

Menurut teori ini, asam adalah suatu donor proton, yakni


suatu zat yang dapat memberikan atau melepaskan sebuah
proton kepada zat lain, sedangkan basa adalah akseptor proton,
yakni suatu zat yang dapat menerima sebuah proton dari zat lain.
3. Teori Asam Basa Lewis
Lewis mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang
dapat menerima sebuah pasangan elektron, sedangkan basa
adalah suatu zat yang dapat memberi pasangan elektron.
Konsep asam basa yang berhubungan langsung dengan
reaksi netralisasi yaitu : Teori asam basa Arhenius. Asam adalah zat
yang dalam air melepaskan ion H⁺ dengan kata lain pembawa sifat.
Sifat asam adalah ion H⁺. Asam Arhenius dapat dirumuskan sebagai
berikut; Hx2(ag) xH⁺(ag)+ 2X¯ Jumlah ion H⁺ yang dapat dihasilkan
oleh suatu molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif
yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H⁺ disebut sisa
asam. Asam terbagi atas dua macam yaitu (Sunarya, 2010):
1. Asam kuat, yaitu asam yang mudah terionisasi dan banyak
menghasilkan ion H⁺ dalam larutannya. Contohnya: HCl, HBr,
H2SO4.
2. Asam lemah, yaitu asam yang sedikit terionisasi dan menghasilkan
sedikit ion H⁺ dalam larutannya. Contohnya: CH3COOH, HNO2,
H2CO3.
2.2 Uraian Bahan
Adapaun uraian bahan dari praktikum hasil kali kelarutan adalah
sebagai berikut :
A. Air suling (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama resmi : AQUADESTILLATA
Nama lain : Air suling/Aquadest
Berat molekul : 18,02
Rumus kimia : H2O

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau


dan tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat pelarut
B. Natrium hidroksida (Ditjen POM, 1979 : 589)
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Berat molekul : 40,00
Pemerian : Putih atau praktis, putih massa molekul
berbentuk pellet serpihan atau batang
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
C. Asam klorida (Ditjen POM, 1979 : 54)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
Berat molekul : 36,46
Rumus molekul : HCl
Pemerian : Cairan tidak berwana, berasap, bau
merangsang jika diencerkan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
D. Natrium karbonat (Ditjen POM, 1979 : 400)
Nama resmi : NATRII CARBONAS
Nama lain : Natrium karbonat
Berat molekul : 106
Rumus molekul : Na2CO3
Pemerian : Hablur tidak berwarna, hablur putih serbuk
Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat uji

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

E. Indikator fenol merah (Ditjen POM, 1999 : 1208)


Nama resmi : PHENOLUM LIQUDIUM
Nama lain : Fenol merah
Berat molekul : 354,38
Rumus molekul : C19H14O5
Pemerian : Cairan tidak berwarna sampai merah muda,
dapat menjadi merah jika terkena udara atau
cahaya, bau khas sedikit aromatis,memutihkan
dan membakar kulit dan membrane mukosa
Kelarutan : Dapat bercampur dengan etanol, eter, gliserin
dan air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai indikator
F. Indikator metal merah (Ditjen POM, 1999 : 1208)
Nama resmi : BENZOAT HYDROKSIDA
Nama lain : Metil merah
Berat molekul : 305,75
Rumus molekul : C15H19N3O2
Pemerian : Serbuk berwarna merah, berbentuk batang
dan massa hablur
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol 95% pp
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai indikator
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2018 : 20)
Prosedur kerja dari percobaan reaksi netralisasi adalah : Ambil
larutan Na2CO3 X M. Sebanyak 25 ml masukkan ke dalam labu takar
100 ml kemudian tambah 25 ml larutan NaOH Y M dan tambah air
suling sampai tanda batas, kocok sampai merata. Pasang buret 50 ml
dan isi HCl baku Z M sampai batas tanda 50 ml. Pipet 25 ml larutan
campuran (1), masukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml dan tambah 3-4
tetes penunjuk fenol merah kemudian titrasi dengan larutan HCl baku

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

sambil digoyang sampai warna larutan berubah menjadi kuning. Catat


volume HCl yang dipakai. Lakukan kerja 3, 4 dan 5 dua kali.

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

BAB 3 METODE KERJA

2.2 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan pada praktikum reaksi netralisasi
ini adalah 1 buah buret ukuran 50 mL, 4 buah erlenmeyer ukuran 100
mL, 2 buah pipet volume ukuran 25 mL, 1 buah Ph meter, 1 buah labu
takar ukuran 100 mL, 1 buah corong.
2.3 Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum reaksi netralisasi
ini adalah larutan Na2CO3 0,1 M, larutan NaOH 0,1 M, larutan HCl 0,1
M, penunjuk fenolmerah dan metil merah, dan kertas penunjuk
universal.
2.4 Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum reaksi netralisasi ini adalah sebagai
berikut:
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Dipipet 25 mL larutan Na2CO3 (0,1 M) dengan menggunakan
pipet volume 25 mL, dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
kemudian ditambahkan 25 mL larutan NaOH (0,1 M) dan ditambah
air suling sampai batas tanda. Kemudian dihomogengkan.
3. Dipasang buret ukuran 50 mL dan diisi HCl baku 0,1 M sampai
batas tanda 0 mL.
4. Dipipet lagi 25 mL larutan campuran 2, lalu dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 100 mL dan tambah 3-4 tetes penunjuk fenol merah
kemudian titran dengan larutan HCl baku sambil digoyangkan
sampai warna larutan berubah dari warna merah menjadi kuning.
5. Dicatat volume HCl yang dipakai.
6. Larutan yang berubah warna tadi ditambahkan lagi metil merah
dan dititrasi kembali dengan larutan HCl baku sampai larutan
menjadi warna jingga.
7. Dicatat volume HCl yang dipakai.

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Tabel Pengamatan
A. Titrasi 1
Larutan Volume Penunjuk Perubahan warna
campuran HCl dari larutan
Na2CO3 dan
NaOH
25 ml 14 ml Fenol Merah – kuning
merah
25 ml 15,6 ml Fenol Merah – kuning
merah
25 ml 14 ml Fenol Merah – kuning
merah
25 ml 15,3 ml Fenol Merah - kuning
merah

B. Titrasi 2
Larutan Volume Penunjuk Perubahan warna
campuran HCl dari larutan
Na2CO3 dan
NaOH
25 ml 4,7 ml Metil Kuning-jingga
merah
25 ml 2,9 ml Metil Kuning-jingga
merah
25 ml 5,4 ml Metil Kuning-jingga
merah
25 ml 4,3 ml Metil Kuning-jingga
merah

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

2. Reaksi
a. Titrasi I
NaOH + HCl NaCl + H2O
Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl
b. Titrasi II
NaHCO3 + HCl NaCl + H2CO3
3. Perhitungan:
Mol Na2CO3 yang ada
= 4 x 2b x M HCl
𝑚𝑜𝑙
= 4 x 2 x 2,9 ml x 0,1271 x 1000 𝑚𝑙

= 2,945 x 10-3 mol


Berat NaCO3 yang ada
1
= 2,945 x 10-3 mol x 106 g/mol x 2

= 156 x 10-3 g
Mol Na2CO3 menurut label
0,1 𝑚𝑜𝑙
= 25 x 1000 𝑚𝑙

= 2,5 x 10-3 mol


Berat Na2CO3 menurut label
= 2,5 x 10-3 mol x 106 g/mol
= 265 x 10-3 mol
Kadar Na2CO3
𝑁𝑎2𝐶𝑂3 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎
= 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑙𝑎𝑏𝑒𝑙 x 100 %
156 𝑥 10−3
= x 100 %
256 𝑥 10−3

= 58,8 %
Mol NaOH yang ada
𝑚𝑜𝑙
= 4 x 2 x 12,7 ml x 1000 𝑚𝑙

= 5,08 x 10-3 mol


Berat NaOH yang ada
= 5,08 x 10-3 mol x 40 g/mol

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

= 203,2 x 10-3 g
Mol NaOH menurut label
0,1 𝑚𝑜𝑙
= 25 x 1000 𝑚𝑙

= 2,5 x 10-3 mol


Berat Na2CO3 menurut label
= 2,5 x 10-3 mol x 40 g/mol
= 100 x 10-3 mol
Kadar Na2CO3
𝑁𝑎2𝐶𝑂3 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎
= 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑙𝑎𝑏𝑒𝑙 x 100 %
203 𝑥 10−3
= 100 𝑥 10−3 x 100 %

= 203,2 %
4.2 Pembahasan
Titrasi asam basa adalah penetapan kadar suatu zat (asam atau
basa berdasarkan reaksi asam basa. Pada titran digunakan larutan
baku asam, maka penetapan tersebut dinamakan ASIDIMETRI.
Sedangkan apabila titrannya adalah larutan baku basa, maka
penetapan tersebut dinamakan ALKALIMETRI. Netralisasi adalah
reaksi suatu senyawa asam dengan senyawa basa dengan
menggunakan beberapa indikator tertentu melalui metode titrasi
asam basa untuk menghasilkan suatu zat yang bersifat netral atau
garam.
Pada percobaan tentang netralisasi kali ini kita menggunakan
menggunakan indikator, yaitu indikator asam basa. Indikator asam
basa adalah asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna
asam berbeda dengan warna basa. Indikator yang kita gunakan pada
percobaan ini adalah indikator fenol merah dan metil merah. Indikator
fenol merah digunakan pada percobaan titrasi asam basa asidimetri
(titrasi 1 dengan reaksi NaOH + HCl NaCl + H2O dan
Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl) untuk penentuan kadar NaHCO3
yaitu 58,8%, dengan perubahan warna dari merah menjadi kuning,

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

sedangkan indikator metil merah digunakan pada percobaan titrasi


asam basa alkalimetri (titrasi 2 dengan reaksi NaHCO3 + HCl NaCl
+ H2CO3) untuk penentuan kadar NaOH yaitu 203,2% dengan
perubahan warna dari kuning menjadi jingga.
Pada percobaan penambahan indikator dilakukan karena agar
kita dapat mengetahui dengan mudah apakah larutan sudah habis
bereaksi pada analit. Titrasi asam basa ini terjadinya suatu reaksi
netralisasi dapat kita ketahui apabila telah terjadi perubahan warna
pada suatu zat atau sampel yang kita titrasi setelah ditambahkan
indikator tertentu.

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: Penentuan kadar dalam larutan Na2CO3
dan NaOH dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus berat
larutan yang ada dibagi berat larutan menurut label dikali 100%
sehingga didapat kadar Na2CO3 yaitu 58,8% dan kadar NaOH yaitu
203,2%.
5.2 Saran
Melihat dari praktikum yang dilakukan, saya sarankan sebaiknya
pahami terlebih dahulu perubahan warna pada setiap indikator yang
digunakan agar hasilnya lebih akurat dan praktikum tidak diulang-
ulangi lagi.

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

LAMPIRAN

Skema kerja
Ambil 25 mL larutan Na2CO3

Masukkan ke dalam labu takar 100 mL


+ 25 ml NaOH
+ Air suling sampai batas tanda
Homogenkan

Diambil 50 ml HCl baku dan masukkan ke dalam buret

Pipet 25 ml larutan yang telah dihomogengkan ke dalam erlenmeyer

Tetesi 3-4 tetes fenol merah dan titrasi dengan HCl yang ada dalam buret
sampai larutan berubah warna menjadi kuning

Catat hasil volume HCl yang dipakai

Larutan yang telah dititrasi + 3-4 tetes meti merah kemudian titrasi lagi

HCl baku sampai larutan berubah warna menjadi jingga atau merah muda

Catat hasil titrasi

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

Gambar

Larutan Na2CO3 + NaOH Larutan setelah ditambah fenol merah

Titran pada titrasi Na2CO3 + NaOH Titran pada titrasi Na2CO3 +


NaOH setelah penambahan meti
merah

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087
NETRALISASI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017, Penuntun praktikum kimia analisi, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.

Anshory, Irfan, 1994, Kimia Dasar, Alfabeta, Bandung.

Chang, Raymond, 2007, Kimia Dasar edisi 3, Erlangga, Jakarta.

Dirjen POM,1979, Farmakope Indonesia edisi ke III, Departemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Dirjen POM, 1999, Farmakope Indonesia edisi ke IV, Departemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Parning, 2006, Kimia Dasar, Yudistira, Jakarta.

Sumardjo, Damin, 2008, Buku Panduan Mahasiswa Kedokteran dan


Program Strata 1 Bioeksakta, EGC, Jakarta.

Sunarya, Yayan, 2010, Kimia Dasar 1, Yrama widya, Bandung.

ANDI FITRI AZIZAH MUH. WAIS


15020170087

Anda mungkin juga menyukai