Anda di halaman 1dari 9

Assesment Pasien Terkait Gizi

• Defenisi
Pelayanan Gizi Rumah Sakit merupakan bagian pelayanan kesehatan dan pengobatan
pasien di rumah sakit, dalam usaha memenuhi kebutuhan gizi dan memberi terapi gizi untuk
peningkatan kesehatan, daya tahan dan menunjang perbaikan metabolisme pasien. Pelayanan
ini dilaksanakan oleh tim pelayanan gizi klinik rumah sakit dan Bagian Gizi (dietary).
Status gizi dengan menggunakan kriteria Malnutrition Universal Screening Tool (MUST),
yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menata laksana pasien dewasa yang mengalami gizi
buruk, kurang gizi atau obesitas dan untuk pasien anak >5 tahun menggunakan grafik CDC dan
<5 tahun dengan grafik Z-Score (WHO,2005).
Terapi gizi meliputi beberapa langkah yaitu :
• Asesmen Awal (skrining gizi)
• Asesmen Gizi (riwayat gizi/ makanan, pemeriksaan klinis, pemeriksaan fisik,
antropometri, laboratorium)
• Diagnosa Gizi
• Intervensi (pemberian makanan dan zat gizi, edukasi gizi, konseling gizi, koordinasi
pelayanan gizi)
• Monitoring evaluasi.
Proses asessment didahului dengan proses skrining untuk mengidentifikasi pasien
yang berisiko malnutrisi. Asessment gizi dilakukan untuk pasien yang berisiko malnutrisi
sehingga dapat ditentukan masalah gizi yang mendasari dan dapat dilakukan intervensi yang
sesuai dengan masalah gizi.

• Tata laksana

• Pasien Rawat Inap

Pasien baru rawat inap yang masuk melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat) diukur
berat badan dan tinggi badannya atau apabila tidak bisa ditimbang dilakukan
pengukuran LLA (Lingkar Lengan Atas) dan untuk pasien anak-anak 0-14 tahun
diukur berat badan dan panjang badan, skrining gizi dilakukan oleh perawat di rawat
inap dalam 24 jam setelah pasien dirawat. Bila hasil skrining menunjukkan hasil
pasien dengan resiko malnutrisi dan malnutrisi maka perawat ruangan
menginformasikan ke Bagian Gizi (dietisien). Bagi pasien dengan status gizi baik
evaluasi dapat dilakukan setelah 7 hari rawat. Pasien dengan resiko malnutrisi
sedang dan berat dimonitor dan dievaluasi setiap hari kemudian dilakukan
asessment ulang setelah 3 hari.

• Pasien Rawat Jalan

• Poliklinik Umum

Skrining dilakukan oleh Dietisien dengan menggunakan IMT (Indeks Masa


Tubuh) atau LLA untuk pasien dewasa dan WHO NCHS untuk anak – anak usia
0 sampai 14 tahun. Bila ditemukan pasien dengan resiko malnutrisi ringan dan
berat dirujuk ke klinik gizi dan ditangani oleh Dietisien.

• Poliklinik Gizi

Skrining dilakukan oleh Dietisien dengan menggunakan IMT (Indeks Masa


Tubuh) atau LLA untuk pasien dewasa dan WHO NCHS untuk anak – anak usia
0 sampai 14 tahun. Bila ditemukan pasien dengan resiko malnutrisi maka
dievaluasi setelah pasien kunjungan ulang.

• Asessment Gizi

• Asessment Gizi Pasien Dewasa

Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut:

Pengukuran alternatif :

• Jika tinggi badan tidak dapat diukur,gunakan pengukur panjang lengan


bawah untuk memperkirakan tinggi badan dengan : Pengukuran dimulai dari
siku (olekranon) hingga titik tengah proses stilodeus (penonjolan tulang
pergelangan tangan), jika memungkinkan gunakanlah tangan kiri.

• Untuk memperkirakan IMT, dapat menggunakan pengukuran lingkar lengan


atas (LLA).
• Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90 terhadap siku, dengan
lengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak antara tonjolan tulang bahu
(akromion) dengan siku (olekranon).Tanadai titik tengahnya.

• Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya ,ukur lingkar


lengan atas di titik tengah, pastikan pita pengukur tidak terlalu
menempel terlalu ketat.

• Adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien,dan berikan


skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami
penyakit akut dan sedikit/tidak terdapat asupan makanan >5 hari,diberikan
skor 2.

• Tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1,2,dan 3 untuk menilai


adanya risiko malnutrisi :

• Skor 0 =risiko rendah

• Skor 1 =risiko sedang

• Skor ≥ 2 =risiko tinggi

• Gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan


berikut :

• Risiko rendah

• Perawatan rutin, ulangi skiring pada pasien di rumah sakit (setiap


minggu), pada pasien rawat jalan (setiap bulan), masyarakat umum
dengan usia >75 (setiap tahun).

• Risiko sedang

• Observasi

• Catatan asupan makan selama 3 hari

• Jika asupan adekuat, ulangi skiring :pasien di rumah sakit


se(tiap minggu). Pada pasien rawat jalan (setiap bulan ),
masyarakat umum (setiap 2-3 bulan ).
• Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan
peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program
pemberian nutrisi secara teratur

• Risiko tinggi

• Tatalaksana :

• Rujukan ke ahli gizi

• Perbaikan dan tingkatkan asupan nutrisi

• Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi :pada pasien


rawat jalan (setiap bulan), masyarakat umum (setiap bulan )

• Untuk semua kategori:

• Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan


jenis makanan.

• Catat katagori risiko malnutrisi

• Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat

• Asesmen Gizi Pasien Anak

• Asesment Gizi Pasien Anak >lima tahun

Menggunakan grafik CDC dengan rumus:

% IBW =(BB aktual/ BB Ideal )x100%

Klasifikasi %IBW;

Obesitas : > 120 % BB Ideal

Overweight : >110 % -120% BB Ideal

Gizi Normal : 90 % -110 % BB Ideal

Gizi Kurang :70 % -90 % BB Ideal


Gizi Buruk :< 70% BB Ideal

• Asesment Gizi Pasien Anak > lima tahun

Dengan melihat grafik Z –Score WHO 2005:BB/TB,BB/U,TB/U.usia 0-2


tahun laki –laki warna biru dan perempuan warna merah muda . Usia 2-
5 tahun laki-laki warna biru dan perempuan warna merah muda .

Kriteria:

>3 SD : Obesitas

2 SD - 3 SD : Gizi Lebih

-2 SD - 2 SD : Gizi Baik

-2 SD – -3 SD : Gizi Kurang

-3 SD : Gizi Buruk

• Diagnosis Gizi

Diagnosis gizi sangat spesifik dan berbeda dengan diagnosis medis. Diagnosis gizi
bersifat sementara sesuai dengan respon pasien. Diagnosis gizi adalah spesifik
yang menjadi tanggu jawab dietisien untuk mennganinya.

• Tujuan Diagnosis Gizi

Mengindesifikasi adanya problem gizi, faktor penyebab yang


mendasarinya, dan menjelaskan tanda dan gejala yang melandasi adanya
problem gizi.

• Cara Penentuan Diagnosis Gizi

• Lakukan interaksi dan analisa data asesment dan tentukan indikator


asuhan gizi.asupan makanan dan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam tubuh. Hal ini
ditunjukan dengan perubahan laboratorium, antropometri dan kondisi klinis
tubuh. Karena itu, dalam menganalisis data asesment gizi penting
mengkombinasikan seluruh informasi dari riwayat gizi, laboratorium,
antropometri, status klinis dan riwayat pasien secara bersama-sama

• Tentukan domain dan problem/masalah gizi berdasarkan indikator asuhan


gizi (tanda dan gejala). Problem gizi dinyatakan dengan terminologi
diangnosis gii yang telah di lakukan. Perlu diingat bahwa yang diidentifikasi
sebagai diagnosis gizi adalah problem yang penangananya berupa
terapi/intervensi gizi. Diagnosis gizi adalah masalah gizi spesifik yang
menjadi tanggung jawab dietisien untuk menanganinya.

• Tentukan etiologi (penyebab problem)

• Tulis pernyataan diagnosis gizi dengan format PES

• Dominan Diagnosis Gizi

• Dominan Asupan

• Dominan Klinis

• Dominan Perilaku-Lingkungan

Setiap dominan menggambarkan karakteristik tersendiri dalam memberi


kontribusi terhadap gangguan kondisi gizi.

• Dominan Asupan

Berbagai problem aktual berkaitan dengan asupan energi, zat gizi, cairan,
atau zat bioaktif, melalui diet atau dukungan gizi (gizi enteral dan
parenteral). Masalah yang terjadi dapat kekurangan (inadequate),
kelebihan (excessive) atau tidak sesuai (inappropriate). Termasuk ke
dalam domain asupan adalah:

• Problem mengenai keseimbangan energi

• Problem mengenai asupan diet oral atau dukungan gizi


• Problem mengenai asupan cairan

• Problem mengenai asupan zat bioaktif

• Problem mengenai asupan zat gizi, yang mencakup problem


mengenai :

5.6.Lemak dan Kolestrol

5.7.Protein

5.8.Vitamin

5.9. Mineral Multinutrien

• Domain Klinis

Berbagai problem gizi yang terkait dengan kondisi medis atau fisik.
Termasuk ke dalam kelompok domain klinis adalah:

• Problem fungsional, perubahan dalam fungsi fisik atau mekanik


yang mempengaruhi atau mencegah pencapaian gizi yang
diinginkan.

• Problem biokimia, perubahan kemampuan metabolisme zat gizi


akibat medikasi, pembedahan, atau yang ditunjukan oleh
perubahan nilai laboratorium.

• Problem berat badan, masalah berat badan kronis atau perubahan


berat badan bila dibandingkan dengan berat badan biasanya.

• Domain Perilaku-Lingkungan

Berbagai problem gizi yang terkait dengan pengetahun,


sikap/keyakinan, lingkungan fisik, akses ke makanan, air minum, atau
persediaan makanan, dan keamanan makanan. Problem yang termasuk
ke dalam kelompok domain perilaku lingkungan adalah :
• Problem pengetahuan dan keyakinan.

• Problem aktivitas fisik dan kemampuan mengasuh diri sendri.

• Problem akses dan keamanan makanan

• Etiologi Diagnosis Gizi

Etiologi mengarahkan intervensi gizi yang akan dilakukan apabila intervensi


gizi tidak dapat mengatasi faktor etiologi, maka target intervensi gizi di
tunjukan untuk mengurangi tanda dan gejala problem gizi.

Berbagai faktor etiologi yang dapat menyebabkan masalah gizi adalah:


• Etiologi Keyakinan-Sikap
Etiologi berkaitan dengan pendirian yang diyakininya benar mengenai gizi,
perasaan dan emosi terhadap tadi dan melakukan aktivitasnya

• Etiologi Kultur

Etiologi berkaitan dengan nilai, norma sosial, kebiasaan, keyakinan agama


dan system politik.

• Etiologi Pengetahuan

Faktor sebagian dampak tingkat pemahaman mengenai makanan dan


kesehatan atau informasi dan petunjuk mengenai gizi.

• Etiologi Fungsi Fisika

Etiologi berkaitan dengan kemampuan fisik melaksanakan aktivitas


tertentu.

• Etiologi Fisiologi-Metabolik

Etiologi berkaitan dengan kondisi medis/kesehatan yang berdampak pada


gizi.

• Etiologi Psikologi

Etiologi berkaitan dengan masalah psikologi


• Etiologi Sosial-Personal

Etiologi berkaitan dengan riwayat personal atau sosial asien.

• Etiologi Terapi

Etiologi berkaitan dengan terapi medis, bedah atau terapi lainnya.

• Etiologi Akses

Faktor yang berkaitan dengan kesediaan dan asupan makanan yang sehat,
air, suplai makanan

• Etiologi Perilaku

Etiologi berkaitan dengan perilaku yang mempengaruhi pencapaian tujuan


asuhan gizi (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,2014).

Anda mungkin juga menyukai