Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

“Uji Kualitatif Karbohidrat”

Nama : Eka Purwanti

Nim : (1610211009)

Shift 2

Pelaksanaan Praktikum : 04 April 2017

Penyerahan Laporan : 11 April 2017

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

1. Mengenal beberapa reaksi khas/warna dari karbohidrat.


2. Mampu membedakan jenis karbohidrat berdasarkan uji khasnya.
3. Mampu melakukan analisa karbohidrat dengan reaksi-reaksi kimia.

1.2 Dasar Teori

Karbohidrat merupakan senyawa organik terbanyak di alam dan lebih setengah


dari senyawa-senyawa ini mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen. Struktur
umumnya adalah (𝐻𝐶𝑂𝐻)𝑛 , yang juga dapat ditulis (𝐶. 𝐻2 𝑂)𝑛 atau 𝐶𝑛 (𝐻2 𝑂)𝑛 , oleh
karena itu dinamakan karbo (C) – hidrat/air (𝐻2 𝑂). Karbohidrat adalah aldehida atau
keton dari alkohol polihidrat atau komponen yang menghasilkan derivat/turunan ini
setelah hidrolisis, dengan kata lain polisakarida merupakan polihidroksi aldehida
(aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa).

Karbohidrat diklasiikasikan sebagai monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan


polisakarida (menurut jumlah unit gula sederhana dan merupakan komponen dari
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Karbohidrat (monosakarida) memiliki gugus
karbonil pada ujung dari struktur molekulnya sehingga senyawa ini memiliki sifat
sebagai senyawa pereduksi (reducing sugar), yaitu mampu mereduksi ion tembaga
C𝑈 2+ menjadi C𝑈 + (𝐶𝑈2 𝑂). Disakarida yang memiliki ujung pereduksi juga
merupakan gula pereduksi.

Karbohidrat sangat penting bagi makhluk hidup karena merupakan sumber energi
dan unsur penyusun struktur. Berdasarkan kebiasaan konsumsi, 50%-90% karbohidrat
yang dikonsumsi berasal dari biji-bijian, umbi-umbian, sayuran, dan kacang-kacangan.
Walaupun kegunaan utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi, hanya sebagaian
kecil yang dapat disimpan dalam tubuh. Rata-rata orang dewasa mampu menyimpan
sekitar 370 gram karbohidrat dalam bentuk gliogen di karbohidrat dalam tubuh secar
total hanya dapat memberikan 1480 kalori atau setara dengan setengah dari kebutuhan
harian maka kelebihannya akan dikonservasi menjadi lemak dan disimpan di jaringan
adiposa. Karbohidrat adalah sumber utama energi bagi tubuh kita, yang terutama
diperoleh dari makanan berbasis tumbuhan dan produk susu. Ada tiga jenis karbohidrat,
yaitu pati, gula dan serat. Pati terbuat dari rantai gula kecil, yang memecah untuk
memberikan energi. Setiap gram pati mengandung 4 kalori, dan Gula adalah karbohidrat
sederhana yang dapat dengan mudah dicerna oleh tubuh. Sementara itu serat tidak
memberikan kalori, karena tubuh kita tidak memecah serat selama proses pencernaan.
Makanan yang mengandung gula tinggi adalah seperti gula permen, jeli, minuman soda,
kue dan buah-buahan. Makanan yang mengandung pati seperti mie, roti, biji-bijian dan
sayuran. Mengkonsumsi karbohidrat tinggi serat dalam jumlah tepat yang dimoderasi
akan membantu kita untuk menjaga berat badan yang sehat. Sementara itu terlalu
banyak mengkonsumsi kalori dapat menyebabkan kenaikan berat badan dengan cepat,
tekanan darah tinggi, dan tidak baik terutama bagi orang yang menderita diabetes.
Kebanyakan orang yang memilih untuk diet rendah karbohidrat adalah untuk
menurunkan berat badan. Akan tetapi asupan karbohidrat untuk tubuh kita haruslah
seimbang, karena bisa berbahaya juga bagi tubuh jika kurang karbohidrat. Setiap gram
karbohidrat mengandung 3,75 kilo kalori. Tubuh kita membutuhkan sekitar 40 sampai
60% kalori dari karbohidrat, jika lebih rendah dari ini tidaklah sehat. Jika kurang asupan
karbohidrat, maka tubuh akan mengambil lemak untuk dibakar menjadi energi, jika
lemak tidak ada, maka tubuh akan mengambil protein sebagai bagian dari jaringan
tubuh kita. Jenis karbohidrat yang terdapat dalam makanan pada umumnya di bagi
menjadi 3 jenis berdasarkan Ukuran melekul nya yaitu: Monosakarida, Disakarida dan
polisakarida. Polisakarida dalam bahan makana hewani yang dapat dicerna disebut
dengan Glikogen. Selain itu dalam ilmu Gizi karbohidrat dibagi menjadi dua jenis yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat Kompleks.
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Alat Pribadi:

1. Modul Praktikum
2. Alat tulis
3. Kertas HVS
4. Alat dokumentasi

Alat:Tabung reaksi, beaker glass, gunting, pengaduk, kelereng, stamper dan mortar.

Bahan: Sukrosa (gula tebu), Laktosa(susu sachet), Selulosa(tisu), Fruktosa(pisang),


Polisakarida (kentang rebus), alkohol 96%, 𝛼 − 𝑛𝑎𝑓𝑡𝑜𝑙, Cu𝑆𝑂4, [Cu(CH3 COOH)2 )],
reorcinol, Fe𝐶𝑙3, 6𝐻2 𝑂 10%, HCI pekat, hati daging ayam, asam asetat 1%, dan etanol.

2.2 Cara Kerja

Persiapan Bahan:

1. Bahan (susu dan gula tebu) dilarutkan ke dalam aquades 100 mL.
2. Bahan (pisang) dikerok, diambil 5 gram kemudian dilarutkan dalam aquades 100
mL.
3. Bahan(kentang) dihaluskan, diambil 5 gram kemudian dilarutkan ke dalam aquades
100 mL.
4. Bahan tisu dilarutkan ke dalam larutan aquades 100 mL.
Pengujian Bahan:
Reaksi-reaksi Khas Karbohidrat
1. Reaksi Molish
Reaksi atau Molish merupakan uji umum bagi karbohidrat. Pereaksi Molish:
10 gram 𝛼 − 𝑛𝑎𝑓𝑡𝑜𝑙 dilarutkan dalam 100 mL alkohol 96%.
Prosedur:
a. Menyiapkan 5 tabung reaksi, memasukkan 2 mL larutan karbohidrat (sampel)
ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b. Menambahkan 2-3 tetes larutan 𝛼 − 𝑛𝑎𝑓𝑡𝑜𝑙 dan dikocok.
c. Sedikit memiringkan tabung reaksi (300 -450 terhadap bidang datar/meja),
secara perlahan-lahan (tetes demi tetes) dan hati-hati menambahkan 3 mL
larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi.
d. Mengamati perubahan yang terjadi. Cincin ungu antara dua permukaan larutan
sampel dan asam sulfat menandakan adanya karbohidrat.
2. Reaksi Benedict
Reaksi Benedict merupakan uji untuk gula-gula pereduksi. Pereaksi Benedict: 1,73
gram Cu𝑆𝑂4, natrium sitrat dan 10 gram natrium karbonat dilarutkan dalam 85 mL
air. Menambahkan air hingga volume 100 mL.
Prosedur:
a. Menyiapkan 5 tabung reaksi, memasukkan 2 mL larutan karbohidrat (sampel)
ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b. Menambahkan 3 mL pereaksi Benedict dan dikocok.
c. Menempatkan tabung reaksi dalam air mendidih.
d. Mengamati perubahan yang terjadi.
3. Reaksi Barfoed
Reaksi Barfoed merupakan uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida.
Warna merah bata setelah pemanasan 5 menit menunjukkan adanya monosakarida.
Pereaksi Barfoed: 6,65 gram kristal tembaga asetat [Cu(CH3 COOH)2 )] dilarutkan
dalam 80 mL air dan ditambahkan dengan 0,6 mL asam asetat glacial/murni.
Menambahkan air hingga 100 mL.
Prosedur:
a. Menyiapkan 5 tabung reaksi, memasukkan 1 mL pereaksi Barfoed ke dalam
masing-masing tabung reaksi.
b. Menambahkan 1 mL larutan sampel dan dikocok.
c. Memasukkan semua tabung reaksi ke dalam air mendidih selama 3 menit.
d. Mengamati perubahan yang terjadi.
4. Reaksi Iodium

Reaksi Iodium merupakan uji untuk membedakan polisakarida dari disakarida dan
monosakarida.

Prosedur:
a. Menyiapkan 5 tabung reaksi, memasukkan 2 mL larutan karbohidrat ke dalam
masing-masing tabung reaksi.
b. Menambahkan 2-3 tetes larutan Iodium pada setiap tabung reaksi.
c. Memasukkan tabung reaksi ke dalam air dingin.
d. Mengamati dan mencatat setiap perubahan yang terjadi.

Isolasi Glikogen dari Daging/Hati Ayam

Glikogen merupakan karbohidrat cadangan pada hewan, mirip dengan amilopektin


(pati) pada tumbuhan. Glikogen lebih mudah larut dalam air dibandingkan pati
tanaman. Glikogen mudah diendapkan dengan penambahan etanol.

Prosedur:
a. Memindahkan campuran ke dalam tabung reaksi dan memanaskan di atas
pembakar spirtus selama 2 menit untuk mengendapkan protein.
b. Memindahkan campuran ke dalam mortar dan gerus hingga tidak ada gumpalan.
c. Menambahkan 1 mL air dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi.
d. Memanaskan tabung reaksi dalam air panas selama 30 menit. Menggunakan
kelereng sebagai penutup tabung reaksi untuk menghindari campuran menjadi
kering selama pemanasan.
e. Menambahkan 10 tetes larutan asam asetat 1% untuk meningkatkan pengendapan
protein.
f. Menyaring campuran dan diambil filtrat.
g. Membagi filtrat ke dalam tabung reaksi dan memberi label 1,2, dan 3 untuk
pengujian lanjutan.
1) Tabung 1, pengendapan glikogen oleh etanol. Menambahkan beberapa tetes
etanol ke dalam larutan glikogen. Mengamati perubahan yang terjadi.
2) Tabung 2, uji iodium. Menambahkan beberapa tetes iodium dan mengamati
perubahan yang terjadi. Warna merah menunjukkan adanya glikogen.
3) Tabung 3, hidrolisis glikogen oleh enzim katalase hati. Menambahkan 100 mL
ekstrak hati dan biarkan 5-10 menit. Mengambil 1 mL campuran dan
menambahkan beberapa tetes iodium.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Tabel Hasil Pengamatan

Reaksi-reaksi Khas Karbohidrat

Bahan Barfoed Molish Iodium Benedict


Gula Tebu/A Tidak terjadi Sebelum: Sebelum: Berubah warna
perubahan Bening Bening menjadi
(tetap biru Sesudah:Ungu Sesudah: kuning
bening). kecoklatan. Orange. kecoklatan dan
terdapat
endapan.
Pisang/B Warna biru Sebelum: Keruh, warna Berubah warna
keruh menjadi Kuning orange menjadi
biru bening da Sesudah: Ungu kecoklatan. kuning kunyit
terdapat gelap, terdapat dan ada
endapan merah. endapan. endapan.
Kentang/C Tidak terjadi Sebelum: Warna hitam Tidak terjadi
perubahan Bening kental. perubahan
(tetap biru Sesudah:Ungu, warna, dan
bening). terdapat terdapat
endapan. endapan.
Tisu/D Tidak terjadi Sebelum: Terjadi Warna biru
perubahan Bening perubahan bening dan
(tetap biru Sesudah:Ungu, warna, dan terdapat
bening). terdapat lapisan atas lingkar cincin
endapan. berwarna di permukaan
orange, bawah atas.
cokelat muda
( keruh).
Susu/E Dari biru agak Sebelum: Putih Kental, warna Terjadi
keputihan hitam. perubahan
Sesudah:Ungu
menjadi biru warna menjadi
keputihan dan kuning, kental
susu dan terdapat
menggumpal. endapan warna
biru bagian
bawah.

Isolasi Glikogen dari Daging/Hati Ayam

Warna
Tabung 1/A (Etanol) Tidak berubah, terdapat endapan warna
kuning telur.
Tabung 2/B (Yodium) Kuning, terdapat endapan warna kuning
telur.
Tabung 3/C(Katalase Hati) Diambil 1 mL, 3 tetes iodium, warna
cokelat susu, tidak ada endapan.

3.2 Dokumentasi

No Bahan Sebelum Sesudah Keterangan


A Uji Barfoed
1 Gula Tebu Tidak terjadi
perubahan
(tetap biru
bening).
2 Pisang Warna biru
keruh menjadi
biru bening da
terdapat
endapan
merah.

3 Kentang Tidak terjadi


perubahan
(tetap biru
bening).

4 Tisu Tidak terjadi


perubahan
(tetap biru
bening).

5 Susu Dari biru agak


keputihan
menjadi biru
keputihan dan
susu
menggumpal.
B Uji Molish
1 Gula Tebu Sebelum:
Bening
Sesudah:Ungu
kecoklatan.
2 Pisang Sebelum:
Kuning
Sesudah: Ungu
gelap, terdapat
endapan.
3 Kentang Sebelum:
Bening
Sesudah:Ungu,
terdapat
endapan.
4 Tisu Sebelum:
Bening
Sesudah:Ungu,
terdapat
endapan.
5 Susu Sebelum: Putih

Sesudah:Ungu

C Iodium
1 Gula Tebu Sebelum:
Bening
Sesudah:
Orange.

2 Pisang Keruh, warna


orange
kecoklatan.
3 Kentang Warna hitam
kental.

4 Tisu Terjadi
perubahan
warna, dan
lapisan atas
berwarna
orange, bawah
cokelat muda
( keruh).
5 Susu Warna hitam
kental.

D Uji Benedict
1 Gula Tebu/A Dari warna
biru muda,
berubah warna
menjadi
kuning
kecoklatan dan
terdapat
endapan.
2 Pisang Dari warna
biru kehijauan,
berubah warna
menjadi
kuning kunyit
dan ada
endapan.
3 Kentang Tidak terjadi
perubahan
warna, dan
terdapat
endapan.

4 Tisu Warna biru


bening dan
terdapat
lingkar cincin
di permukaan
atas.
5 Susu Dari warna
biru
kental,terjadi
perubahan
warna menjadi
kuning kental
dan terdapat
endapan warna
biru bagian
bawah.

Isolasi Glikogen Hati Ayam

1 Isolasi Glikogen
Etanol: tidak terjadi perubahan
warna tetapi terdapat endapan
warna kuning telur
Yodium: terjadi perubahan
warna kuning, dan terdapat
endapan warna kuning telur

Katalase hati: perubahan


menjadi warna coklat susu dan
tidak ada endapan
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pertemuan praktikum ini membahas tentang uji kualitatif karbohidrat dalam suatu
bahan yang tersedia, yaitu pada susu, gula tebu, pisang, tisu, dan kentang. Serta melakukan
isolasi glikogen dari hati ayam. Pengujian untuk uji kualitatif karbohidrat menggunakan
beberapa reaksi-reaksi, yaitu reaksi molish, reaksi benedict, reaksi iodium, dan reaksi
barfoed.

Uji Kualitatif karbohidrat bertujuan untuk mengetahui prinsip dasar uji kualitatif
karbohidrat dan mengetahui serta memahami masing masing prinsip atau metode dari uji
molisch, uji benedict, uji iodium, uji barfoed, serta penggunaannya masing masing untuk
pengujian apa.

1. Uji Barfoed

Reaksi Barfoed merupakan uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida.


Warna merah bata setelah pemanasan 5 menit menunjukkan adanya monosakarida.
Pereaksi Barfoed: 6,65 gram kristal tembaga asetat [Cu(CH3 COOH)2 )] dilarutkan dalam
80 mL air dan ditambahkan dengan 0,6 mL asam asetat glacial/murni. Menambahkan air
hingga 100 mL. Sampel monosakarida mempunyai waktu yang lebih cepat membentuk
warna merah bata pada uji ini (Sumardjo 2006).

Mekanisme reaksinya adalah asetat akan direduksi oleh gugus gula pereduksi, sehingga
bilangan oksidasi Cu2+ akan turun menjadi Cu2O. Mekanisme reaksi tersebut dapat
digambarkan pada reaksi di bawah ini.

R-COH + 2 Cu2+ + 2 H2O R-CO + Cu2O + 4 H+

Langkah pertama dalam melakukan uji barfoed adalah mempersiapkan alat dan bahan
terlebih dahulu. Alat yang dibutuhkan di antaranya pipet ukur, pipet tetes untuk
mengambil sampel, tabung reaksi, gelas beaker, penjepit tabung reaksi dan pembakar
spirtus. Bahan yang diperlukan di antaranya sampel sukrosa (gula tebu), fruktosa(pisang),
polisakarida(kentang rebus), selulosa(tisu), laktosa(susu), 6,65 gram kristal tembaga asetat
[Cu(CH3 COOH)2 )], dan 0,6 mL asam asetat glacial/murni. Selanjutnya mengambil
sampel menggunakan pipet tetes sebanyak 5 tetes, memasukkan masing masing ke dalam
empat tabung reaksi. Menambahkan reagen barfoed sebanyak 1 mL pada tabung reaksi.
Sementara itu, menyiapkan gelas beker yang berisi aquades, kemudian dipanaskan pada
pemanas bunsen hingga mendidih. Dengan menggunakan penjepit, diletakkan 4 tabung
tabung reaksi tersebut pada gelas beker. Tujuan pemanasan tidak langsung atau dengan
melalui air pada gelas beker adalah karena reagen barfoed sudah cukup reaktif, sehingga
tidak perlu didekatkan dengan api langsung selayaknya benedict. Menunggu hingga
sampel berubah warna. Mengamati perubahannya dan mencatat hasilnya pada tabel.

Pada sampel pertama, sukrosa(gula tebu), terbentuk hasil uji yang negatif. Hal ini
ditandai dengan sebelum pemanasan, larutan yang berwarna biru bening, setelah
pemanasan tidak ada perubahan. Hal ini sudah sesuai dengan literatur. Hal ini terjadi
karena sukrosa sudah tidak mempunyai gugus gula pereduksi. Sukrosa sebenarnya terdiri
dari glukosa dan fruktosa yang masing masing memiliki gugus gula pereduksi dan akan
bereaksi positif dengan reagen barfoed. Namun ketika membentuk sukrosa, kedua gugus
gula pereduksi itu akan menyatu sehingga sukrosa jadi kehilangan kemampuan
mereduksinya. Hal ini menyebabkan apabila dilakukan uji barfoed, sukrosa tidak akan
dapat mereduksi reagen barfoed sehingga warna larutan baik sebelum pemanasan atau
reaksi maupun setelah pemanasan tetap sama (Bansal, 2009).

Pada sampel kedua, fruktosa(pisang), juga terbentuk hasil uji yang positif. Hal ini
ditandai dengan setelah pemanasan, larutan yang tadinya berwarna biru keruh menjadi
biru bening terdapat endapan merah. Berdasarkan literatur, hasil positif yang didapat
sudah sesuai. Hal ini terjadi karena fruktosa juga mempunyai gugus gula pereduksi
walopun gugus utamanya berupa keton. Karena mempunyai gugus gula pereduksi inilah,
fruktosa dapat mereduksi reagen barfoed sehingga Cu2+ berubah menjadi Cu2O dan
terbentuk endapan merah bata (Wrolstad, 2012).

Pada sampel ketiga, polisakarida(kentang rebus), hasil uji yang didapat negatif,
karena walaupun setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan(tetap biru bening).
Berdasarkan literatur yang saya baca, dalam asam, polisakarida dan disakarida akan
terhidrolisis parsial menjadi sebagain kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar
untuk membedakan antara disakarida, teori, pada amilum sekalipun terdapat glukosa rantai
terbuka pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna
hasil uji barfoed tidak tampak terlalu pekat oleh penglihatan. Dalam menentukan
kandungan disakarida dan polisakarida membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
pemanasan suatu reaksi.

Pada sampel keempat, selulosa(tisu), hasil uji yang didapat negatif meskipun sudah
dilakukan pemanasan tiga menit lebih, tidak terjadi perubahan(tetap biru bening). Menurut
literatur yang saya baca, seharusnya pada uji barfoed hasilnya menunjukkan merah bata.
Tetapi pada uji selulosa(tisu), tidak terjadi perubahan(tetap biru bening). Pada uji barfoed
reaksi yang menunjukkan positif, yaitu glukosa dan fruktosa. Sedangkan uji yang dapat
menunjukkan adanya selulosa, yaitu masih kemungkinan pada uji molish.

Pada sampel kelima, laktosa(susu), hasil uji yang didapat negatif. Hal ini ditandai
dengan setelah pemanasan, larutan yang tadinya berwarna biru agak keputihan menjadi
biru keputihan dan susu menggumpal. Menurut literatur, laktosa merupakan termasuk
dalam aldosa yang dalam hidrolisisnya memerluka asam yang kuat, tidak seperti ketosa
yang asam lemah pun dapat terhidrolisis cepat.

2. Uji Molish

Reaksi atau Molish merupakan uji umum bagi karbohidrat. Pereaksi Molish:10 gram
𝛼 − 𝑛𝑎𝑓𝑡𝑜𝑙 dilarutkan dalam 100 mL alkohol 96%. Prinsip uji molisch adalah suatu reaksi
dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat atau H2SO4 membentuk cincin fuktural atau
hidroksi metil fuktural ketika bereaksi dengan alfa naftol yang ada pada reagen. Reaksi ini
kemudian akan membentuk suatu warna kompleks ungu pada permukaan larutan. Pada uji
molisch, sampel monosakarida akan bereaksi lebih cepat daripada disakarida dan
polisakarida. Hal ini dapat terjadi karena bentuk monosakarida yang sudah merupakan
bentuk paling sederhana, sehingga tanpa perlu menunggu lebih lama, sampel
monosakarida sudah bereaksi. Berbeda halnya dengan disakarida dan polisakarida yang
berbentuk lebih kompleks sehingga sulit bereaksi.

Mekanisme reaksinya adalah adanya suatu karbohidrat yang ditambahkan asam sulfat
pekat, membentuk hidroksi metil fuktural atau cincin fuktural. Cincin fuktural ini
selanjutnya akan bereaksi dengan alfa naftol membentuk kompleks warna ungu. Reaksi
lengkap mekanismenya digambarkan di bawah ini.

Karbohidrat H2SO4 pekathidroksi metil fuktural/cincin fuktural alfa naftol kompleks


warna ungu.
Langkah pertama dalam melakukan uji molisch adalah mempersiapkan alat dan bahan.
Alat yang dibutuhkan di antaranya pipet ukur, pipet tetes untuk mengambil sampel, tabung
reaksi, gelas beaker, penjepit tabung reaksi dan pembakar spirtus. Sedangkan bahannya
antara lain reagen molisch, asam sulfat pekat, sukrosa (gula tebu), fruktosa(pisang),
polisakarida(kentang rebus), selulosa(tisu), laktosa(susu) dan 10 gram 𝛼 − 𝑛𝑎𝑓𝑡𝑜𝑙
dilarutkan dalam 100 mL alkohol 96%. Menambahkan masing masing 2 mL sampel ke
dalam tabung reaksi. Gunakan masker dan sarung tangan, selanjutnya penambahan asam
sulfat maupun reagen molisch ke dalam tabung reaksi dilakukan di lemari asam. Lemari
asam mempunyai suatu pengaturan sirkulasi udara sehingga bau asam sulfat tidak akan
meracuni seluruh praktikan dalam laboratorium. Bau asam sulfat juga cukup berbahaya
bagi manusia. Selanjutnya di dalam lemari asam, menambahkan reagen molisch masing
masing sebanyak 2 tetes ke dalam tabung reaksi, disusul 3 ml asam sulfat pekat melalui
dinding tabung reaksi. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi. Menunggu sebentar
kemudian mengamati hasilnya. Mencatat hasilnya pada tabel.

Berdasarkan uji molisch yang dilakukan, sampel pertama yaitu sukrosa(gula tebu),
hasil uji yang didapat positif, karena sukrosa juga termasuk jenis karbohidrat, namun tidak
terjadi perubahan warna kompleks. Hal ini ditandai dengan warnanya yang ungu
kecokelatan. Hasil yang didapat sudah sesuai dengan literatur. Sukrosa merupakan salah
satu jenis disakarida, sehingga sulit bereaksi dengan asam sulfat dan reagen molisch
karena gugus gulanya lebih dari satu. Namun sebenarnya tetap biasa bereaksi, hanya
prosesnya lambat, karena gugus gulanya lebih dari satu. Karena gugus gula yang dimiliki
lebih dari satu, sukrosa sulit didehidrasi oleh asam sulfat sehingga tidak terbentuk cincin
fuktural. Karena tidak adanya cincin fuktural, tidak terjadi reaksi juga antara cincin
fuktural dan alfa naftol sehingga sulit terbentuk kompleks warna (Wrolstad, 2012).

Pada sampel kedua, fruktosa(pisang), hasil uji yang didapat positif, karena setelah
sebelum pemanasan berwarna kuning, sesudah pemanasan berwarna ungu gelap, terdapat
endapan. Menurut literetur, hasil uji yang positif sudah benar, karena warna ungu yang
dihasilkan adanya dari pereaksi molisch terdiri dari α-naftol dalam alkohol yang akan
bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan
oleh adanya dehidrasi dari asam sulfat pekat terhadap karbohidrat.

Pada sampel ketiga, polisakarida(kentang rebus), hasil uji yang didapat positif, karena
setelah sebelum pemanasan bening, sesudah pemanasan berwarna ungu, terdapat endapan.
Menurut literatur, hasil uji yang positif sudah benar, karena warna ungu yang dihasilkan
adanya dari pereaksi molisch terdiri dari α-naftol dalam alkohol yang akan bereaksi
dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh
adanya dehidrasi dari asam sulfat pekat terhadap karbohidrat.

Pada sampel keempat, selulosa(tisu), hasil uji yang didapat positif, karena setelah
sebelum pemanasan bening, sesudah pemanasan berwarna ungu, terdapat endapan.
Menurut literetur, hasil uji yang positif sudah benar, karena warna ungu yang dihasilkan
adanya dari pereaksi molisch terdiri dari α-naftol dalam alkohol yang akan bereaksi
dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh
adanya dehidrasi dari asam sulfat pekat terhadap karbohidrat.

Pada sampel kelima, laktosa(susu), hasil uji yang didapat positif, karena setelah
sebelum pemanasan putih, sesudah pemanasan berwarna ungu. Menurut literetur, hasil uji
yang positif sudah benar, karena warna ungu yang dihasilkan adanya dari pereaksi molisch
terdiri dari α-naftol dalam alkohol yang akan bereaksi dengan furfural membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh adanya dehidrasi dari asam sulfat
pekat terhadap karbohidrat.

3. Uji Iodium

Prinsip uji Iodium adalah larutan iodium dalam bentuk tri iodida akan masuk ke
dalam struktur helikal pada karbohidrat kompleks dan akan membentuk biru pekat/biru
kehitaman. Karbohidrat kompleks seperti pati atau dekstrin memiliki gulungan helix yang
panjang sehingga akan bereaksi dengan Iodium. Sedangkan pada monosakarida dan
disakarida, gulungan helix yang dimilikinya kecil sehingga terbentuk warna biru pudar
bahkan tidak terbentuk kompleks warna.

Mekanisme uji Iodium adalah kalium iodida yang diteteskan pada sampel akan
membentuk suatu ion kompleks tri iodida. Tri iodida ini kemudian akan masuk ke dalam
struktur heliks karbohidrat kompleks dan membentuk kompleks warna biru/kehitaman.

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam uji Iodium ini adalah mempersiapkan
alat dan bahan. Alatnya adalah Alat yang pipet ukur, pipet tetes untuk mengambil sampel,
tabung reaksi, gelas beaker, cawan petri,penjepit tabung reaksi dan pembakar spirtus.
Sedangkan bahannya antara lain asam sulfat pekat, sukrosa (gula tebu), fruktosa(pisang),
polisakarida(kentang rebus), selulosa(tisu), laktosa(susu) dan larutan iodium itu sendiri.
Selanjutnya menandai masing masing untuk keempat sampel. Meneteskan larutan iodium
pada masing-masing tabung reaksi yang sudah diberi label. Kemudian memasukkan
keempat tabung reaksi pada air dingin. Mengamati perubahan yang terjadi. Mencatat
hasilnya pada tabel.

Pada sampel pertama, yaitu sukrosa (gula tebu), hasil uji yang didapat positif,
sebelum ditetesi iodium tidak berwarna(bening), sesudah ditetesi iodium dan dimasukkan
ke air dingin berwarna orange. Berdasarkan literatur yang saya amati, hasil positif yang
didapat pada sukrosa(gula tebu) sudah sesuai dengan literatur. Karena hasil yang positif
pada uji Iodin dengan sukrosa menunjukkan warna kuning tua.

Pada sampel kedua, yaitu fruktosa(pisang), hasil uji yang didapat positif, sebelum ditetesi
iodium berwarna biru kehijauan, sesudah ditetesi iodium dan dimasukkan ke air dingin
berwarna orange kecoklatan. Berdasarkan literatur, hasil positif yang didapat pada
fruktosa(pisang) sudah sesuai dengan literatur. Karena hasil yang positif pada uji Iodin
dengan sukrosa menunjukkan warna kuning tua.

Pada sampel ketiga, yaitu polisakarida(kentang rebus), hasil uji yang didapat positif,
sebelum ditetesi iodium berwarna biru, sesudah ditetesi iodium dan dimasukkan ke air
dingin berwarna hitam kental. Berdasarkan literatur, hasil positif yang didapat pada
polisakarida(kentang rebus).

Pada sampel keempat, yaitu selulosa(tisu), hasil uji yang didapat positif, sebelum
ditetesi iodium berwarna biru , sesudah ditetesi iodium dan dimasukkan ke air dingin
terjadi perubahan warna, dan lapisan atas berwarna orange, bawah cokelat muda ( keruh).
Berdasarkan literatur, hasil positif yang didapat pada selulosa(tisu) sudah sesuai dengan
literatur.

Pada sampel kelima, yaitu laktosa(susu), hasil uji yang didapat positif, sebelum
ditetesi iodium berwarna biru susu , sesudah ditetesi iodium dan dimasukkan ke air dingin
terjadi perubahan warna hitam kental. Berdasarkan literatur, hasil positif yang didapat
pada selulosa(tisu) sudah benar.

4. Uji Benedict

Prinsip uji benedict adalah gula pereduksi apabila direaksikan dengan larutan CuSO4
akan mereduksi CuO menjadi Cu2O dalam kondisi basa. Fungsi dari CuSO4 adalah
sebagai oksidator yang bersifat basa lemah, fungsi Na-sitrat adalah sebagai zat pencegah
pembentukan Cu(OH)2. Gula pereduksi beraksi dengan pereaksi menghasilkan endapan
merah bata (Cu2O). Sebenarnya prinsip uji benedict dan uji barfoed ini hampir sama,
bedanya adalah uji barfoed adalah pengujian gugus gula pereduksi dalam kondisi asam
sedangkan uji benedict dalam kondisi basa.

Mekanismenya hampir mirip dengan uji barfoed, dimana gugus gula pereduksi akan
mereduksi CuO menjadi Cu2O sehingga bilangan oksidasinya akan turun dan terbentuk
endapan merah bata. Lebih lengkapnya dapat dijelaskan pada reaksi di bawah ini.

2 Cu2+ + 5 OH- + R-COH R-COO- + 3 H2O + Cu2O (merah bata).

Langkah pertama melakukan uji benedict adalah mempersiapkan alat dan bahan. Alat
yang harus disiapkan di antaranya tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, penjepit tabung
reaksi dan pembakar spirtus. Semtarara itu bahannya meliputi ketiga sampel, glukosa
fruktosa dan sukrosa serta reagen benedict. Langkah selanjutnya adalah ambil sampel
dengan menggunakan pipet tetes sebanyak 5 tetes. Kemudian dengan menggunakan pipet
ukur, ambil 2 mL reagen benedict dan dikocok. Menyiapkan pembakar spiritus. Kemudian
memanaskan tabung reaksi dengan menggunakan penjepit tabung reaksi. Sebelum
dipanaskan, menyiapkan stopwatch terlebih dahulu. Memanaskan selama 5 menit.
Mengamati dan mencatat hasilnya pada tabel.

Pada sampel pertama, sukrosa(gula tebu) hasil yang didapat pada uji benedict kali ini
juga positif. Sebelum pemanasan, berwarna biru bening, setelah pemanasan berubah warna
menjadi kuning kecoklatan dan terdapat endapan. Hal ini menjadi tidak adanya endapan
merah bata. Hal ini juga sudah sesuai dengan literatur. Ini terjadi karena sukrosa sudah
tidak mempunyai gugus gula pereduksi. Sukrosa sebenarnya terdiri dari glukosa dan
fruktosa yang masing masing memiliki gugus gula pereduksi dan akan bereaksi positif
dengan reagen barfoed. Namun ketika membentuk sukrosa, kedua gugus gula pereduksi
itu akan menyatu sehingga sukrosa jadi kehilangan kemampuan mereduksinya. Hal ini
menyebabkan apabila dilakukan uji benedict, sukrosa tidak akan dapat mereduksi reagen
barfoed sehingga warna larutan baik sebelum pemanasan atau reaksi maupun setelah
pemanasan tetap sama (Bansal, 2009). Karena ketiadaan gugus gula pereduksi ini akibat
sudah berikatan satu sama lain, meskipun waktu pemanasan sukrosa paling lama
ketimbang glukosa dan fruktosa, sekitar 41,1 detik, larutan juga tetap tidak menunjukkan
terbentuknya endapan merah bata, hanya sedikit perubahan warna dari biru muda menjadi
biru tua.
Pada sampel kedua, fruktosa(pisang), hasil yang didapat pada uji benedict kali ini
juga positif. Hal ini ditandai dengan berubahnya warna larutan sebelum dan sesudah
pemanasan. Sebelum pemanasan, larutan berwarna biru kehijauan. Setelah pemanasan,
larutan berubah warna menjadi kuning kunyit dan terdapat endapan. Hasil positif yang
didapat ini sudah sesuai dengan literatur. Fruktosa juga mempunyai gugus gula pereduksi
sehingga dapat mereduksi reagen benedict dari CuO menjadi Cu2O. Gugus utama dari
fruktosa adalah keton. Fruktosa memiliki alfa hidroksi keton. Adanya alfa hidroksi keton
ini menyebabkan tidak perlu waktu yang terlalu lama untuk mendehidrasinya menjadi
bentuk fuktural, sehingga fruktosa akan berubah warna menjadi merah bata dalam waktu
relatif paling cepat (Sinnot, 2007). Kecepatan perubahan warna setelah dipanasakan juga
sudah sesuai dengan literatur, dimana fruktosa berubah warna menjadi kuning kunyit
dalam waktu paling cepat, sekitar 27,8 detik, dibanding glukosa yang berubah warna
setelah 32,2 detik dan sukrosa yang tidak berubah warna meski sudah dilakukan
pemanasan selama 41,1 detik.

Pada sampel ketiga, polisakarida(kentang rebus), hasil yang didapat pada uji benedict
kali ini adalah negatif. Karena tidak ada perubahan setelah dan sebelum pemanasan, yaitu
tetap berwarna biru terdapat endapan. Menurut literatur setelah pemanasan seharunya ada
perubahan yaitu warna merah bata pada suatu reaksi. Tidak ada perubahan warna mungkin
disebabkan pemanasan yang kurang lama atau terlalu lama.

Pada sampel keempat, selulosa(tisu), hasil yang didapat pada uji benedict kali ini juga
positif. Hal ini ditandai dengan tidak terjadi perubahan warna larutan sebelum dan sesudah
pemanasan. Tetapi Warna terdapat lingkar cincin di permukaan atas. Menurut literatur
setelah pemanasan seharunya ada perubahan yaitu warna merah bata pada suatu reaksi.
Tidak ada perubahan warna mungkin disebabkan pemanasan yang kurang lama atau
terlalu lama. Dan lingkar cincin pada permukaan larutan itu sebenarnya endapan dari tisu
yang tidak hancur walaupun dipanaskan.

Pada sampel kelima, laktosa(susu), hasil yang didapat pada uji benedict kali ini juga
positif. Hal ini ditandai dengan berubahnya warna larutan sebelum dan sesudah
pemanasan. Sebelum pemanasan, larutan berwarna biru susu. Setelah pemanasan, larutan
berubah warna menjadi kuning kental dan terdapat endapan warna biru bagian bawah.
Menurut literatur yang saya baca, hasil positif yang dihasilkan karena ada perubahan
warna sehingga laktosa adalah komponen oligosakarida dalam karbohidrat.
Isolasi Glikogen Hati Ayam

Isolasi glikogen dilakukan menggunakan hati karena kadar glikogen pada hati lebih
banyak. Alat dan bahan yang digunakan ialah mortar dan stemper untuk menghancurkan hati
ayam, tabung reaksi, tabung reaksi,pembakar spirtus, kelereng sebagai penutup tabung reaksi.
Cara kerja dengan memindahkan campuran ke dalam tabung reaksi dan memanaskan di atas
pembakar spirtus selama 2 menit untuk mengendapkan protein. Memindahkan campuran ke
dalam mortar dan gerus hingga tidak ada gumpalan. Menambahkan 1 mL air dan dipindahkan
ke dalam tabung reaksi. Memanaskan tabung reaksi dalam air panas selama 30 menit.
Menggunakan kelereng sebagai penutup tabung reaksi untuk menghindari campuran menjadi
kering selama pemanasan. Menambahkan 10 tetes larutan asam asetat 1% untuk
meningkatkan pengendapan protein. Menyaring campuran dan diambil filtrat. Membagi
filtrat ke dalam tabung reaksi dan memberi label 1,2, dan 3 untuk pengujian lanjutan. Pada
Tabung 1, pengendapan glikogen oleh etanol. Menambahkan beberapa tetes etanol ke dalam
larutan glikogen. Mengamati perubahan yang terjadi. Tabung 2, uji iodium. Menambahkan
beberapa tetes iodium dan mengamati perubahan yang terjadi. Warna merah menunjukkan
adanya glikogen. Tabung 3, hidrolisis glikogen oleh enzim katalase hati. Menambahkan 100
mL ekstrak hati dan biarkan 5-10 menit. Mengambil 1 mL campuran dan menambahkan
beberapa tetes iodium.
Hasil yang didapatkan pada tabung 1(berisi etanol), tidak mengalami perubahan, dan
terdapat endapan warna kuning telur. Pada tabung 2(berisi yodium), terjadi perubahan yang
awalnya berwarna kuning, menjadi kuning telur. Pada tabung 3(Katalase) berwarna cokelat
susu, tidak ada endapan setelah ditetesi Iodium pada sampel 1 mL. Hasil ini menunjukkan
bahwa menurut literatur. Glikogen disimpan oleh tubuh dengan tujuan sebagai penyedia
sementara glukosa sebagai bahan bakar atau sebagai bahan penghasil fosfat berenergi tinggi.
Anabolisme dan katabolisme glikogen di dalam hati dan otot bergantung pada ketersediaan
glukosa serta aktivitas tubuh.

A. Definisi Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber utama energi bagi tubuh kita, yang terutama diperoleh
dari makanan berbasis tumbuhan dan produk susu. Ada tiga jenis karbohidrat, yaitu pati,
gula dan serat. Pati terbuat dari rantai gula kecil, yang memecah untuk memberikan
energi. Setiap gram pati mengandung 4 kalori, dan Gula adalah karbohidrat sederhana
yang dapat dengan mudah dicerna oleh tubuh. Sementara itu serat tidak memberikan
kalori, karena tubuh kita tidak memecah serat selama proses pencernaan. Makanan yang
mengandung gula tinggi adalah seperti gula permen, jeli, minuman soda, kue dan buah-
buahan. Makanan yang mengandung pati seperti mie, roti, biji-bijian dan sayuran.

Mengkonsumsi karbohidrat tinggi serat dalam jumlah tepat yang dimoderasi akan
membantu kita untuk menjaga berat badan yang sehat. Sementara itu terlalu banyak
mengkonsumsi kalori dapat menyebabkan kenaikan berat badan dengan cepat, tekanan
darah tinggi, dan tidak baik terutama bagi orang yang menderita diabetes. Kebanyakan
orang yang memilih untuk diet rendah karbohidrat adalah untuk menurunkan berat
badan. Akan tetapi asupan karbohidrat untuk tubuh kita haruslah seimbang, karena bisa
berbahaya juga bagi tubuh jika kurang karbohidrat. Setiap gram karbohidrat mengandung
3,75 kilo kalori. Tubuh kita membutuhkan sekitar 40 sampai 60% kalori dari karbohidrat,
jika lebih rendah dari ini tidaklah sehat. Jika kurang asupan karbohidrat, maka tubuh
akan mengambil lemak untuk di bakar menjadi energi, jika lemak tidak ada, maka tubuh
akan mengambil protein sebagai bagian dari jaringan tubuh kita.

1. Sumber Karbohidrat

Banyak sekali sumber-sumber karbohidrat yang terdapat di sekitar kita seperti :

1. Sumber karbohidrat Pada Biji : Beras, jagung, gandum.


2. Sumber karbohidrat Pada Buah : Pisang dan semua jenis buah yang rasanya
manis.
3. Sumber Karbohidrat Pada Akar/umbi : Ubi jalar, Ubi kayu, Keladi, Kentang
dan lain lain.
4. Sumber karbohidrat Pada Daun : Sayur-sayuran berwarna Hijau.

2. Fungsi karbohidrat bagi tubuh

a. Sebagai sumber Energi utama tubuh


Ini merupakan Fungsi karbohidrat yang utama yang berperan sebagai pasokan
energi tubuh, setiap gram Karbohidrat mengandung 4 kalori.
b. Cadangan Energi dalam otot dan hati
Keberadaan karbohidrat didalam tubuh manusia, sebagian terdapat dalam darah
sebagai glukosa untuk energi tubuh, sebagian terdapat pada Hati dan jaringan otot
yang diubah menjadi Glikogen, dan sebagiannya lagi diubah menjadi lemak dan
disimpan di dalam jaringan otot yang berfungsi sebagai cadangan energi tubuh.
c. Untuk memperlancar pencernaan
Karbohidrat juga berfungsi untuk memperlancar peristaltik usus dan memudahkan
pembuangan feses, selain itu karbohidrat yang tidak dapat dicerna seperti serat bisa
memberikan rasa kenyang.
d. Sebagai pemanis alami
Karbohidrat juga berfungsi sebagai pemberi rasa manis alami pada makanan
khususnya Disakarida dan jenis karbohidrat Monosakarida.

3. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan Karbohidrat


a. Obesitas : Kelebihan berat badan akibat kelebihan kalori / kelebihan karbohidrat.
b. Marasmus : Suatu kondisi serius malnutrisi kekurangan kalori dan protein.
c. Diabetes Militus : Gangguan Metabolisme Karbohidrat.
d. Laktose intolerance : gangguan metabolisme laktosa karena difisiensi enzim
laktase.

4. Pembagian Karbohidrat

Berdasarkan Gugus Gula penyusunnya,Karbohidrat dibagi menjadi 3,Yaitu:

1. Monosakarida(C6H12O6)
Monosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari satu gugus gula. Monosakarida
ini memiliki rasa manis dan sifatnya mudah larut dalam air. Contoh dari
monosakarida adalahheksosa,glukosa,fruktosa,galaktosa,monosa,ribosa(penyusun
RNA) dan deoksiribosa(penyusun DNA).
2. Disakarida(C12H22O11)
Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua gugus gula.Sama seperti
monosakarida,Disakarida juga memiliki rasa manis, dan sifatnya pun mudah larut
dalam air.Contoh dari Disakarida adalah laktosa(gabungan antara glukosa dan
galaktosa),sukrosa(gabungan antara glukosa dan fruktosa) dan maltosa(gabungan
antara dua glukosa).
3. Polisakarida(C6H11O5)
Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus gula,dan rata-rata
terdiri dari lebih 10 gugus gula.Pada umumnya polisakarida tidak berasa atau
pahit,dan sifatnya sukar larut dalam air.Contohnya dari polisakarida adalah
amilum yang terdiri dari 60-300 gugus gula berupa glukosa,glikogen atau gula
otot yang tersusun dari 12-16 gugus gula,dan selulosa,pektin,lignin,serta kitin
yang tersusun dari ratusan bahkan ribuan gugus gula dengan tambahan senyawa
lainnya.

B. Kandungan/Sifat Bahan-bahan

1. Gula tebu (sukrosa)

Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman penghasil gula yang telah lama
dibudidayakan di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Gula Kristal yang kita konsumsi
diproses dari sukrosa yang terbentuk di batang tebu. Kadar sukrosa yang ada dalam
batang tebu bervariasi antara 8 – 13 % pada tebu segar yang mencapai kemasakan
optimal. Sukrosa adalah senyawa disakarida dengan rumus molekul C12H22O11. Sukrosa
terbentuk melalui proses fotosintesis yang ada pada tumbuh-tumbuhan. Pada proses
tersebut terjadi interaksi antara karbon dioksida dengan air di dalam sel yang
mengandung klorofil. Bentuk sederhana dari persamaan tersebut adalah :

6 CO2 + 6 H2O → C6H12O6 + 6 O2

Gula tebu adalah disakarida, gula tersebut dapat dibuat dari gabungan dua gula yang
sederhana yaitu glukosa dan fruktosa (monosakarida). Penggabungan dari doble unit
karbon monosakarida menjadi : C12H22O11 yang selanjutnya dinamakan sukrosa atau
saccharose. Selain sukrosa didalam batang tebu terdapat zat-zat lain. Dalam proses
produksi gula zat – zat ini harus dihilangkan sehingga dihasilkan gula yang berkualitas.
Berikut adalah komponen nira tebu berdasarkan zat yang terlarut.

2. Pisang(fruktosa)

Kandungan Karbohidrat

Kandungan energi dalam pisang sangat tinggi sehingga cocok digunakan sebagai
sumber makanan untuk mendapatkan energi secara cepat. Dalam 100 gr pisang
mengandung 22,84 gr karbohidrat, gula 12,23 gr, dan 2,6 gr serat. Meskipun sedikit
lebih tinggi untuk pasien diabetes, namun ini membuat pisang sebagai sumber energi
yang cepat dan mudah dicerna.

3. Kentang(Polisakarida)

Kentang yang dimasak dengan proses kukus atau rebus, merupakan jenis makanan
yang menyehatkan. Kentang kukus maupun kentang rebus adalah makanan yang rendah
kalori serta kaya akan serat yang akan membuat tubuh kita selalu sehat. Ada banyak
sekali manfaat yang bisa kita peroleh dari kentang untuk menunjang kesehatan kita,
seperti, sumber serat. Kentang merupakan jenis makanan yang mengandung serat yang
dapat disejajarkan dengan roti gandum, pasta serta sereal. Kandungan serat yang tinggi
dalam kentang akan sangat baik sekali untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Kandungan nutrisi yang baik untuk menjaga kesehatan, Kentang memiliki banyak
kandungan nutrisi yang sangat baik untuk menjaga dan menunjang kesehatan tubuh
kita. Kentang mengandung vitamin B1, B2, B3, C serta potassium. Kentang mencegah
endapan kolesterol, Mengkonsumsi kentang dapat mencegah endapan kolesterol dalam
tubuh. Kentang mengandung potassium lebih banyak daripada pisang.

4. Tisu(selulosa)

Tisu memiliki sifat fisika, yaitu kadar air dan massa jenis, sedangkan sifat kimia tisu,
yaitu kadar selulosa, hemiselulosa, lignin, dan zat ekstraktif. Tisu terbuat dari campuran
pulp serat pendek dan 30 % pulp serat panjang.

5. Susu(selulosa)

Susu merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik, terutama kandungan
kalsium. Susu telah lama dikenal dan berperan penting dalam kesehatan tulang.
Mengubah asupan susu atas dasar mitos ini, itu berarti tidak perlu harus membatasi
minuman yang sangat bergizi ini. Susu atau produk olah susu lainnya, mengandung
nutrisi keseimbangan dari protein, lemak dan karbohidrat dan merupakan sumber
nutrisi penting, termasuk :kalsium, riboflavin, fosfor, vitamin A, dan B12,
kalium,magnesium,seng. Susu telah sejak dulu dijadikan sumber asupan yang
menyempurnakan gizi untuk kebutuhan tubuh yaitu 4 sehat, 5 sempurna oleh susu. Atas
kepentingan itulah, susu harus dikonsumsi karena manfaatnya yang penting untuk
tubuh, sehingga sangat dianjurkan untuk dikonsumsi.
Jawaban Pertanyaan

Sukrosa bukan gula pereduksi dalam larutan air karena sukrosa tidak memiliki gugus
aldehid, dibuktikan dengan tidak bereaksinya (mereduksi) dengan pereaksi Fehling, Benedict
dan Tollens.Amilum atau pati merupakan cadangan makanan tumbuhan yang dapat diperoleh
dari batang, biji, maupun umbi. Amilum tersusun atas banyak molekul glukosa yang
berikatan dengan ikatan alfa 1,4 glikosidik. Glikogen merupakan cadangan makanan pada
hewan, yang disimpan dalam hati dan otot. Glikogen tersusun atas molekul glukosa yang
disatukan dengan ikatan alfa 1,4 glikosidik.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan.

Uji Kualitatif karbohidrat bertujuan untuk mengetahui prinsip dasar uji kualitatif
karbohidrat dan mengetahui serta memahami masing masing prinsip atau metode dari
uji molisch, uji benedict, uji iodium, uji barfoed, serta penggunaannya masing masing
untuk pengujian apa. Prinsip uji molisch adalah reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam
sulfat pekat membentuk cincin fuktural. Cincin fuktural ini kemudian akan bereaksi
dengan alfa naftol sehingga terbentuk kompleks warna ungu. Prinsip uji Iodium adalah
larutan iodium dalam bentuk tri iodida akan masuk ke struktur helikal pada pati
sehingga terbentuk warna biru kehitaman. Prinsip uji barfoed adalah monosakarida dan
disakarida pereduksi apabila dicampur dengan reagen barfoed kupri asetat dan asam
asetat dalam keadaan asam akan mereduksi reagen barfoed sehingga terbentuk endapan
Cu2O berwarna merah bata. Prinsip uji benedict adalah larutan CuSO4 dalam suasana
basa direaksikan dengan gugus gula pereduksi akan mereduksi CuO menjadi Cu2O
membentuk endapan merah bata.

Pada uji molisch, hasil positif sampel ditunjukkan oleh glukosa, sukrosa dan pati.
Glukosa menunjukkan hasil paling positif dengan terbentuknya warna ungu tua,
sementara sukrosa dan pati tetap berwarna cokelat tua. Hasil positif uji iodium
ditunjukkan oleh dekstrin dengan warna biru keunguan dan pati biru kehitaman,
sementara maltosa dan glukosa tidak menunjukkan perubahan warna. Hasil positif uji
barfoed ditunjukkan oleh glukosa dan fruktosa dengan adanya endapan merah bata,
sementara maltosa dan sukrosa tetap berwarna biru muda dan tidak ada endapan. Hasil
positif uji benedict ditunjukkan oleh glukosa dan fruktosa dengan endapan warna merah
bata dan perubahan warna setelah 32,2 dan 27, 8 detik, sementara sukrosa tidak
terbentuk perubahan warna setelah pemanasan 41,1 detik.
Daftar Pustaka

Poedjiadi dan Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press

Internet Onlinehttp://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/top-17-makanan-mengandung-
karbohidrat-tinggi.html Di akses pada 05 April 2017, jam: 20:25

Internet Onlinehttp://www.softilmu.com/2013/07/fungsi-metabolisme-karbohidrat.html

Di akses pada 05 April 2017, jam: 20:26

Internet Online https://www.academia.edu/10259576/MAKALAH_ANALISIS_KUALITATIF

Di akses pada 05 April 2017, jam: 20:30

Internet Online https://www.academia.edu/14634289/Metabolisme_Karbohidrat

Di akses pada 11 April 2017, jam: 12:45

Petunjuk Pratikum Biokimia Progam Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah


Jember 2017

Anda mungkin juga menyukai