Bab I. Pengaruh Pengolahan Terhadap Zat
Bab I. Pengaruh Pengolahan Terhadap Zat
Pemasakan merupakan proses pengolahan dgn panas yg paling sederhana dan mudah
dilakukan
Tujuan :
KARBOHIDRAT
Ditinjau dari nilai gizinya, karbohidrat dlm bahan pangan dpt dikelompokkan 2:
1. kh yg dpt dicerna :
Monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa, dll)
Disakarida (sukrosa, maltosa, laktosa)
Pati
2. kh yg tidak dpt dicerna
Oligosakarida penyebab flatulensi (stakiosa, rafinosa, dan verbaskosa)
Serat pangan (dietary fiber) yg trdiri dr selulosa, pektin, hemiselulosa, gum,
dan lignin
Serat kasar adalah bagian dari bahan pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh
enzim-enzim pencernaan. Oleh karena itu nilai serat kasar biasanya lebih rendah dari
serat pangan karena H2SO4 dan NaOH punya kemampuan lebih dalam menghidrolisis
komponen bahan pangan dibandingkan enzim-enzim pencernaan.
1. Serat kasar bagian dr bahan pangan yg tidak dapat dihidrolisis oleh bahan kimia.
Reaksi yg digunakan utk menentukan serat kasar spt H2SO4 dan NaOH
2. Serat pangan bagian dr bhn pangan yg tdk dapat dihidrolisis oleh enzim
pencernaan
Nilai kadar serat kasar lbh rendah dr serap pangan krna H2SO4 dan NaOH
mempunyai kemampuan yg lbh besar dlm mengidrolisis komponen bahan pangan
dibandingkan dgn enzim2.
BAB II. PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP ZAT GIZI PROTEIN
Apakah penggorengan kerupuk bisa merusak protein pada bahan makanan?Titik didih
minyak bisa mencapai 400°C? Pemanasan protein menyebbkan denaturasi (60-90 C),
denaturasi adalah perubahan struktur protein dimana hanya tersisa struktur primer
protein saja, dan sekunder, tersier, kuartener tdk ada lagi. Namun belum terjadi
pemutusan ikatan peptida.
penggorengan
1. Terjadi perubahan fisik dan kimia pada minyak goreng
2. Suhu penggorengan terlalu tinggi dari suhu normal (168 – 169 C) terjadi :
degradasi minyak cepat terjadi dan terbentuk akrolein yang terasa gatal di
tenggorokan
ikatan rangkap teroksidasi asam lemak bebas yang berbau tengik
minyak kelapa : lemak nabati
lemak hewani = ikatan rangkap jenuh
3. Asam lemak esensial terisomerisasi ketika dipanaskan dalam larutan alkali dan
sensitive terhadap sinar, suhu, dan oksigen.
4. Proses oksidasi lemak dapat menyebabkan inaktivasi fungsi biologisnya dan dapat
bersifat toksik
Suatu penelitian telah membuktikan bahwa produk volatile hasil oksidasi asam
lemak babi bersifat toksik terhadap tikus percobaan.
5. Kecepatan oksidasi berbanding lurus dengan tingkat ketidakjenuhan asam lemak
semakin tidak jenuh, semakin mudah teroksidasi
Misalnya asam linolenat (3 ikatan rangkap) lebih mudah teroksidasi daripada
asam linoleat (2 ikatan rangkap) dan asam oleat (1 ikatan rangkap)
Minyak kedelai (tinggi asam linolenat)
- kurang baik sebagai minyak goreng
- mudah teroksidasi, mudah tengik
- baik bagi kesehatan karena kolesterol darah tidak naik
Minyak jagung lebih baik untuk minyak goring karena asam linolenatnya lebih
rendah dan aman bagi kesehatan
lemak tidak jenuh mudah mengalami oksidasi radikal bebas
minyak kedelai tidak menaikkan kolesterol darah
6. Antioksidan, misal vit E (tokoferol) dapat mengurangi kecepatan proses oksidasi,
vit E banyak terdapat pada lemak nabati.
Adanya logam berat Cu, Fe, Co, dan Mn mempercepaat oksidasi lemak
Tugas : apa kolesterol itu ?
Kenapa orang takut menderita kolesterol ?
Peranan kontribusi asam linolenat pada kolesterol darah ?
Tugas :
Mekanisme logam berat mempercepat oksidasi lemak
Reaksi degradasi selama penggorengan reaksi penguraian asam lemak, produk yang
tebentuk :
1. Tidak menguap : terdapat pada minyak dan bahan yg digoreng
2. Yang Menguap keluar bersama asap
Hasil yg tidak menguap disebabkan dari asam lemak tidak jenuh yang terdapat pada
minyak goreng dg reaksi :
a. Rx autooksidasi
b. Polimerisasi termal
c. Oksidasi termal
Tahap rx autooksidasi
- Inisiasi : asam lemak mengalami oksidasi atau langsung terbentuk radikal bebas
- Propagasi :
- Terminasi :
Karena laju reaksi antara radikal alkil dngan oksigen cepat maka kebanyakan radikal bebas
berbentuk radikal peroksi. Akibatnya, rx terminasi utama biasanya melibatkan 2 radikal
peroksi.
Laju oksidasi meningkat dengan meningkatnya jumlah ikatan rangkap pada asam lemak.
SEMAKIN banyak ikatan rangkap as.Lemak, maka semakin banyak pula kemungkinann
posisi hidroperoksida yg terbentuk.
Asam linoleat dan kemungkinan juga asam lemak yg lain akan dikonversi menjadi
hidropeoksida yg tidak stabil oleh adanya aktvtas enzim lipoksigenase
Perbahan tersebut akan berpengaruh pada nilai gizi lemak dan vitamin (oksidasi vitamin larut
lemak)
BAB IV . VITAMIN
Perubahan nilai gizi terhadap vitamin
Vitamin larut lemak (ADEK), Relative stabil selama pemanasan dibanding vit. Larut ait
Cth : vit A dan karoten stabil thd panas tapi terdegradasi pada suhu tinggi dan dengan adanya
oksigen
makin byk air, makin tinggi kehilangan vitamin (larut dalam air perebus masak sayur
dalam keadaan tertutup, supaya vit tidak ikut mnguap bersama air
contoh :
Vit a stabil dalam ruang hampa udara, namun akan cepat rusak ketika dipanaskan
dengan adanya oksigen terutama pada suhu tinggi
Vit akan rusak seluruhnya apabila dioksidasi dan di dehidrogenasi
Vit juga akan lbh sensitive thd sinar uv dibanding sinar lain
Anak2 disarankan dijemur pada pagi hari dibawah sinar matahari untuk merubah pro – vit
d menjadi vit d uv berbahaya pada jam 10 – 3 sore ( UV - B)
Asam askorbat sedikit stabil dalam larutan asam dan terdekmposisi oleh adanya
cahaya. Proses dekomposisi sangat diakselerasi oleh adanya alkali, oksigen, cu dan
Fe.
Kelompok asam folat stabil dalam perebusan pada ph 8 selama 30 menit. Namun,
akan banyak hilang bila di autoklaf dalam larutan alkali dan asam panci presto
(otoklaf). Destruksi asam folat diakselerasi oleh adanya oksigen dan cahaya.
Vit k bersifat stabil thd panas dan senyawa pereduksi, namun sangat labil terhadap
alcohol, senyawa pengoksidasi, asam kuat dan cahaya.
Vitamin B12 murni stabil thd pemanasan dalam larutan netral. Vit ini akan rusak
ketika dipanaskan dlm larutan alkali atau asam
Ribovlavin sangat sensitive terhadap sinar dan kec destruksinya akan meningkat
seiring dengan meningkatnya pH dan temperatur.
Tiamin tampak tidak akan terdestruksi ketika direbusa dalam kondisi asam utk
beberapa jam (dalam beras) namun akan terjadi kehilangan hingga 100% pada ph 9
selama 20 menit.
tokoferol bersifat stabil pada proses perebusan assam tanpa adanya oksigen dan juga
akan stabil terhadap sinar tampak (visible light). vit ini bersifat tidak stabil pd suhu
kamar dan adanya oksigen , alkali, garam feri dan ketika terekspos pada sinar UV.
Kehilangan tokoferol terjadi ketika terjadi oksidasi lemak dalam proses penggorengan
terendam (deep fat frying). Hal ini disebabkan karena terjadi destruksi tokoferol oleh
derivate asam lemak yang secara aktif yg tebntuk selama pemanasan dan oksidasi.
Pada umumnya garam-garam mineral tdk terpengaruh scr signifikan dgn perlakuan
kimia dan fisik selama pengolahan
Dengan adanya oksigen, beberapa mineral kemngkinan akan teroksidasi menjadi
mineral bervalensi lebih tinggi namun tifak mempengaruhi nilai gizinya.
Perlakuan panas akan mempengaruhi adsorpsi atau penggunaan beberapa mineral,
terutama oleh pemecahan ikatan, yg membuat mineral2 tsb kurang dpt diadsorpsi
Fitat, fiber, protein dan mineral merupakan komponen utama sbg penyusun kompleks
tsb.
Beberapa mineral spt zat besi kemungkinan akan teroksidasi atau tereduksi slama
proses pemanggangan dan akan mempengaruhi absorpsi dan nilai gizinya
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada dua senyawa besi yg digunakan dalam
pengolahan krekers dan soda. Mempunyai nilai gizi yg berbeda jauh
Efek suhu thd peertumbuhan mikrobia
Suhu :
1. Lag fase
2. Fase pertumbuhan dipercepat
3. Exponentian phase (log fase)
4. Fase pertumbuhan mulai diperlambat
5. Fase stationer
6. Fase kematian dipercepat
7. Fase kematian
a. sel MO kering dalam tab rx dan dipanaskan dlm penangas air lbh tahan
panas dr sel mo basah pd kondisi sama.
b. De naturasi protein lebih cepat trjd dl, air drpd udara keringshg pd udara
kering mo lebih tahan panas
5. lemak, karbo dan protein
dimedium pemanas melindungi sel sehingga meningkatkan ketahanannya
terhadap panas
6. garam
nacl melindungi mo (s. aureus), Ca2+ dan Mg2+ menurunkan ketahanan panas dari
sel
7. ph : ph pertumbuhan optimum ketahanan meningkat, penurunan ph dgn as. Asetat
dan as. Laktat ketahanan panas menurun
8. senyawa anti mikroba
9. suhu dan waktu pemanasan suhu berperan lbh besar daripada waktu
missal utk membunuh 6.0 x 1010 spora c botolinum dibutuhkan :
a. 360 menit 100’
b. 5 menit 120’
Pateurisasi
Sterilisasi
AW rendah aktivits MO
Sel mo dpt mngimbangi tek.osmosis luar sel—memproduksi snyw trntu u mnaikkan tek
osmosis dlm sel
Note :: knaikan kompenn perlu energy tggikcptn prtmbuhan sel pd aw rendahLambat krna
energy digunakan untuk sintesis komponen tersebut dpt mnyebbakan kematian sel