PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Demensia vaskular adalah penurunan kognitif dan kemunduran fungsional
yang disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler, biasanya stroke hemoragik dan
iskemik, juga disebabkan oleh penyakit substansia alba iskemik atau sekuale dari
hipotensi atau hipoksia serebri.
Pada abad ke 20, demensia pada orang lanjut usia diduga berasal dari
vaskular. Tetapi penelitian autopsi dan neuroimaging modern menunjukkan banyak
kasus demensia pada orang lanjut usia di Eropa dan Amerika Utara adalah dampak
dari penyakit Alzheimer. Walaupun begitu, beberapa individu mengalami gangguan
kognitif sebagai akibat dari stroke. Kebanyakan dari pasien ini menunjukkan tanda
klinis seperti afasia atau disfungsi visual dan defisit neurologis ini jarang dikelirukan
dengan penurunan kognitif karena demensia.
Banyak orang lanjut usia dengan penurunan kognitif yang progresif
mempunyai patologi vaskular dan perubahan yang berhubungan dengan Alzheimer
secara bersamaan. Pada pasien seperti ini, terdapat kombinasi patologi penyakit
Alzheimer dan Vaskular sehingga sukar untuk menentukan penyebab sebenarnya dari
demensianya.1,2
B.Epidemiologi
Demensia vascular adalah penyebab paling sering nomor dua dari demensia di
AS dan eropa, tapi paling sering di beberapa Negara di Asia. Prevalensinya adalah
1.5% di Negara Barat dan 2.2% di jepang. Di Jepang, demensia vaskular mencakup
50% dari semua demensia yang terjadi pada orang berusia di atas 65 tahun. Di eropa,
demensia vascular dan demensia tipe campuran berturut-turut 20% dan 40%
merupakan penyebab seluruh kasus. Prevalensi demensia 9 kali lebih tinggi pada
pasien yang pernah mengalami stroke. Satu tahun setelah stroke, 25% pasien
mengalami demensia.4
2
C.Etiologi
Penyebab demensia vascular adalah penyakit vaskuler serebral yang multipel.
Ditemukan umumnya pada laki-laki,khususnya dengan riwayat hipertensi dan factor
risiko kardiovaskuler lainnya. Gangguan terutama mengenai pembuluh darah serebral
berukuran kecil dan sedang yang mengalami infark dan menghasilkan lesi parenkim
multiple yang menyebar luas pada otak. Penyebab infark berupa oklusi pembuluh darah
oleh plak arteriosklerotik atau tromboemboli dari tempat lain(misalnya katup
jantung). Pada pemeriksaan akan ditemukan bruit karotis, hasil funduskopi yang tidak
normal, atau pembesaran jantung.1
Penyebab lain dari demensia vascular berupa kelainan genetik yang lebih jarang
muncul adalah:1
3
D.Patogenesis
Patogenesis terjadinya sebuah demensia vaskular berbeda-beda tergantung
dari subtipe demensia vaskular itu sendiri.Banyak teori yang dikemukakan tentang
bagaimana dementia vaskular dapat terjadi, tetapi Merritt dkk telah merangkum
mekanisme tentang dementia vaskular sebagai berikut:
3. Penyakit pembuluh darah kecil : Bervariasi mulai dari infark kecil multipel
dalam (lacuna) hingga lesi iskemik substansia alba serebri dalam yang difus
atau menyebar luas. Yang disebut terakhir, penyakit Binswanger,
menghasilkan gejala abulia, perilaku abnormal, pseudobulbar palsy, tanda
piramidal, gangguan gait, dan inkontinesia urin. CT scan memperlihatkan
lusensi di periventrikular atau subkortikal (“leukoaraiosis”), dan MRI
memperlihatkan alterasi signal di lokasi yang sama. Bagaimanapun penemuan
demikian tidak spesifik terhadap baik penyakit serebrovaskular maupun
demensia.
4
Semua bentuk demensia adalah dampak dari kematian sel saraf dan/atau
hilangnya komunikasi antara sel-sel ini. Otak manusia sangat kompleks dan banyak
faktor yang dapat mengganggu fungsinya. Beberapa penelitian telah menemukan
faktor-faktor ini namun tidak dapat menggabungkan faktor ini untuk mendapatkan
gambaran yang jelas bagaimana demensia terjadi.
Pada demensia vaskular, penyakit vaskular menghasilkan efek fokal atau difus
pada otak dan menyebabkan penurunan kognitif. Penyakit serebrovaskular fokal
terjadi sekunder dari oklusi vaskular emboli atau trombotik. Area otak yang
berhubungan dengan penurunan kognitif adalah substansia alba dari hemisfera
serebral dan nuklei abu-abu dalam, terutama striatum dan thalamus.
5
Demensia sub-kortikal kadangkala dihubungkan dengan penyakit pembuluh darah
kecil (Small vessel disesase). Ada pula bentuk spesifik dari demensia subkortikal
yang disebut penyakit Binwanger. Demensia vaskular subkortikal disebabkan oleh
kerusakan pembuluh darah kecil yang terletak jauh di dalam otak. Gejala dapat
berupa kesulitan berjalan, hilangnya ekspresi wajah, dan kesulitan berbicara.
Kehilangan kontrol berkemih pada awal perjalanan penyakit juga sering dikeluhkan.
Gejala ini tidak selalu ada dan biasanya hilang timbul
E.Manifestasi klinis
Tanda dan gejala kognitif pada demensia vaskular hampir semuanya bersifat
subkortikal, bervariasi dan biasanya menggambarkan peningkatan kesulitan dalam
menjalankan aktivitas harian seperti makan, berpakaian, berbelanja dan sebagainya.
Hampir semua kasus demensia vaskular menunjukkan tanda dan simptom
motorik.1,4,11
6
Langkah abnormal
Konsentrasi berkurang
Perubahan visuospasial
Defisit pada fungsi eksekutif
Sering atau Inkontinensia urin dan alvi
Vascular dementia (VaD) adalah salah satu dari tiga spektrum gangguan
kognitif akibat berbagai tipe penyakit serebrovaskular yang terjadi akibat interaksi
berbagai faktor resiko vaskular seperti hipertensi, obesitas, dyslipidemia, DM, dan
stroke.Termasuk dalam gangguan dalam spectrum ini adalah VCI (Vascular
Cognitive Impairment) dan MVCI (Mild Vascular Cognitive Impairment).
7
Merupakan gangguan memori yang ditunjukkan oleh adanya gangguan
vaskular namun fungsi kognitif lainnya secara umum masih baik.Pasien masih dapat
melakukan aktivitas dasar sehari-hari, namun aktivitas yang kompleks mulai
terganggu.Tes fungsi kognisi dan memori juga memberikan hasil di bawah rata-
rata.Patologisnya adalah adanya gangguan di hipokampus, bagian yang mengurus
memori.Di korteks terdapat bercak-bercak amyloid difus.
F. Pemeriksaan2,6
8
Langkah pertama dalam diagnosis demensia vaskular adalah dengan
memberikan penyuluhan bagi masyarakat agar segera mengunjungi dokter umum
atau dokter keluarga begitu ada gejala dementia.Semakin awal diagnosis ditegakkan,
semakin baik kesempatan pengobatan akan berhasil memperlambat progresivitas
penyakit. Dokter umum perlu mencari tahu gejala pasien, riwayat penyakitnya, juga
gaya hidup dan keluarga.
Jika penyebab lain dari gejala pasien tidak dapat dicari, dokter harus merujuk
pasien ke spesialis untuk pemeriksaan kognitif untuk mengecek atensi, konsep
perencanaan dan kecepatan pemikiran. Spesialis dapat melakukan pemeriksaan scan
otak untuk membantu diagnosis. Peeriksaan juga bertujuan untuk mengenali kondisi
yang berkaitan dengan progresifitas dari demensia vaskular.Kondisi demikian
termasuk tekanan darah tinggi, maslah jantung, diabetes dan kolesterol yang tinggi.
i. Anamnesis2,6
Anamnesis pada penderita yang dicurigai demensia vaskular memiliki tujuan
utama untuk menentukan tiga faktor:
a. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan mencakup faktor risiko dementia vaskular seperti
hipertensi, DM dan hyperlipidemia serta stroke dan infeksi SSP sebelumnya.
b. Riwayat obat-obatan dan alkohol
Riwayat penderita yang adalah seorang peminum alkohol atau pengkonsumsi
obat-obatan dapat memberikan kesan penurunan fungsi kognitif, misalnya
obat tidur atau antidepresan golongan trisiklik.
c. Riwayat keluarga
Demensia pada keluarga atau bahkan riwayat penyakit serebrovaskular dapat
membantu diagnosis demensia vaskular.
9
Pada demensia, jika daerah motorik, piramidal dan ekstrapiramidal ikut
terlibat secara difus, maka hemiparesis, monoparesis dan diplegia dapat menyertai
demensia. Apabila manifestasi gangguan korteks piramidal dan ekstrapiramidal
tidak nyata, tanda-tanda lesi organik yang mencerminkan gangguan pada korteks
premotorik atau prefrontal dapat membangkitkan refleks-refleks primitif dan/atau
patologis. Refleks tersebut merupakan petanda regresi atau kemunduran kualitas
fungsi.
e. Snout reflex. Pada penderita dengan demensia setiap kali bibir atas atau
bawah diketuk m. orbikularis oris berkontraksi
f. Refleks menetek (suck reflex). Refleks menetek adalah positif apabila bibir
penderita dicucurkan secara reflektorik seolah-olah mau menetek jika bibirnya
tersentuh oleh sesuatu misalnya sebatang pensil
10
g. Refleks kaki tonik. Pada demensia, penggoresan pada telapak kaki
membangkitkan kontraksi tonik dari kaki berikut jari-jarinya.
MMSE Folstein
Skor
Pertanyaan
maksimum
Pertama, tanya pasien tanggal, hari, bulan, tahun dan 5
musim.
Orientasi
Kedua ditanyakan lokasi sekarang seperti fasilitas, 5
lantai, bandar, provinsi dan negara.
Namakan 3 objek (seperti bola, bendera, pintu) dan 3
Registrasi
minta pasien untuk mengulanginya
Minta pasien untuk mengeja perkataan ‘dunia’ secara 5
Atensi terbalik atau menolak 7 dari 100 secara berurutan
(berhenti setelah 5 jawaban).
Minta pasien untuk mengingat 3 objek dari bagian 3
Daya ingat
registrasi tes ini
Minta pasien untuk mengidentifikasi pensil dan arloji 2
Minta pasien untuk mengulang frasa ‘tidak jika, dan, 1
Bahasa
tetapi’
Minta pasien untuk mengikut arahan sebanyak 3- 3
11
langkah
Minta pasien untuk membaca dan mematuhi frasa 1
‘tutup mata anda’
Minta pasien untuk menulis satu ayat 1
Minta pasien untuk mengkopi satu set pentagon yang 1
saling bertindih.
Skor 30
Skoring: skor maksimum yang mungkin adalah 30. Umumnya skor yang
kurang dari 23 dianggap normal. Namun nilai batas tergantung pada tingkat
edukasi seseorang pasien. Oleh karena hasil untuk pemeriksaan ini dapat berubah
mengikut waktu, dan untuk beberapa inidividu dapat berubah pada siang hari,
rekamlah tanggal dan waktu pemeriksaan ini dilakukan.
v. Pemeriksaan CERAD16
CERAD (Consortium to Establish a Registry for Alzheimer’s Disease) dibuat
pada tahun 1986 oleh National Institute on Aging (NIA) untuk menjadikan
standar prosedur untuk evaluasi dan diagnosis pasien dengan penyakit
Alzheimer.Instrumen ini kemudian dipakai oleh banyak pusat penelitian penyakit
Alzheimer. Selain memfokuskan kepada standarisasi instrumen dan metode,
CERAD dapat menarik informasi dari riwayat perjalanan penyakit, gejala
12
klinisnya, neurofisiologismua, dan hubungannya dengan neuropatologi;riwayat
keluarga, perilaku dan perubahan kepribadian yang terkait.
vi. Pemindaian otak2,6
Deteksi karakter yang abnormal pada pencitraan struktural (CT Scan dan MRI)
dan pencitraan fungsional seperti SPECT dan PET dapat membantu dalam
menentukan diagnosis diferensial.
a. CT-Scan
Dapat mengidentifikasi lesi otak (tumor), infark serebri, hematoma subdural
atau ekstradura, abses serebral, penyakit serebrovaskular dan atrofi kortikal.
b. MRI
Hasil MRI dapat mengidentifikasi lesi pada penyakit serebrovaskular yang
mengindikasikan demensia vaskular.
Kriteria diagnostik
Terdapat beberapa kriteria diagnostik yang melibatkan tes kognitif dan neurofisiologi
pasien yang digunakan untuk diagnosis demensia vaskular. Diantaranya adalah:
13
- Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau menamai
objek)
- Gangguan fungsi berfikir abstrak (eg merencanakan,
berorganisasi)
Gangguan kognitif di atas menyebabkan gangguan yang berat pada
fungsi sosial dan pekerjaan penderita
Kelainan ini ditandai dengan proses yang bertahap dan penurunan
fungsi kognitif yang berkelanjutan
Gangguan kognitif di atas tidak disebabkan oleh hal-hal berikut:
Kelainan SSP lain yang menyebabkan gangguan memori yang
progresif (misalnya gangguan peredaran darah otak, Parkinson
dan tumor otak)
Kelainan sistemik yang dapat menyebabkan demensia (misalnya
hipotiroidisme, defisiensi vitamin B dan asam folat, defisiensi
niasin, hiperkalemi, neurosifilis dan infeksi HIV)
14
bahasa, fungsi visuospasial, fungsi eksekutif, kontrol motor, praksis),
ditemukan dengan pemeriksaan klinis dan tes neuropsikologi, defisit harus
cukup berat sehingga mengganggu aktivitas harian dan tidak disebablan oleh
efek stroke saja.
Kriteria eksklusi: kasus dengan penurunan kesadaran, delirium, psikosis,
aphasia berat atau kemunduran sensorimotor major. Juga gangguan sistemik /
penyakit lain yang menyebabkan defisit memori dan kognisi.
B. Penyakit serebrovaskular
Adanya tanda fokal pada pemeriksaan neurologi seperti hemiparesis,
kelemahan fasial bawah, tanda Babinski, defisit sensori, hemianopia, dan
disartria yang konsisten dengan stroke (dengan atau tanpa riwayat stroke) dan
bukti penyakit serebrovaskular yang relevan dengan pencitraan otak (CT Scan
atau MRI) seperti infark pembuluh darah multipel atau infark strategi single
(girus angular, thalamus, basal forebrain), lakuna ganglia basal multipel dan
substansia alba atau lesi substansia alba periventrikular yang ekstensif, atau
kombinasi dari yang di atas.
15
E. Perubahan personaliti dan suasana hati, abulia, depresi, inkontinensi emosi,
atau defisit subkortikal lain seperti retardasi psikomotor dan fungsi eksekutif
abnormal.
16
thalamik. Istilah penyakit Alzheimer dengan penyakit serebrovaskular
digunakan untuk pasien dengan Alzheimer dan pencitraan yang sesuai
dengan penyakit serebrovaskular. Dalam penelitian epidemiologi, pasien ini
termasuk dalam kelompok demensia vaskular. Istilah demensia campur
sebaiknya tidak digunakan.
G.Diagnosis banding
- Penyakit Alzheimer1,2,3,10
Demensia akibat Alzheimer memiliki gejala klinis yang sangat mirip
dengan demensia vaskular, bahkan pada beberapa kasus demensia vaskular
disertai patologi daripada penyakit Alzheimer.
Biasanya demensia vaskular telah dibedakan dari demensia tipe
Alzheimer denganpemburukan yang mungkin menyertai penyakit
serebrovaskular selama satu periode waktu.Walaupun pemburukan yang jelas
dan bertahap mungkin tidak ditemukan pada semua kasus, gejala neurologis
fokal adalah lebih sering pada demensia vaskular dibandingkan pada demensia
tipe Alzheimer, demikian juga faktor risiko standar untuk penyakit
serebrovaskular.
Pemeriksaan
Defisit neurologi Normal
neurologi
Langkah Selalu terganggu Biasanya normal
17
Kemunduran ringan pada fase
Memori Prominen pada fase awal
awal
Dini dan kemunduran yang
Fungsi eksekutif Kemunduran lambat
nyata
Skor iskemik
≥7 ≤4
Hachinski
Neuroimaging Infark atau lesi substansia alba Normal atau atrofi hipokampus
Skor iskemik Hachinski merupakan sebuah alat klinis yang sangat membantu untuk
membedakan tipe-tipe dementia secara bedside terutama dua tipe demensia yang
paling sering terjadi yaitu Demensia Alzheimer dan Demensia vaskular.
1 Abrupt onset 2
2 Stepwise deterioration 1
3 Fluctuating course 2
4 Nocturnal confusion 1
5 Preservation of personality 1
6 Depression 1
7 Somatic complaints 1
8 Emotional incontinence 1
9 History of hypertension 1
10 History of stroke 2
11 Associated atherosclerosis 1
18
Depresi2
Biasanya orang yang depresi akan pasif dan tidak berespon. Kadang-kadang
keliru dan pelupa. Gejala-gejala berikut mirip dengan gejala penurunan memori
akibat dementia.
19
mendukung diantaranya adalah: jatuh,sinkope,hilang kesadaran
sepintas,sensivitas neuroleptik,delusi dan halusinasi. Adanya stroke harus
disingkirkan, juga penyakit lain yang mempunyai gambaran yang mirip.
Gambaran klinik khas dementia (penurunan menyeluruh fungsi kognitif yang
menggangu fungsi sosial dan okupasional) haruslah juga didapati. Dibandingkan
dengan AD, maka gangguan memori pada DBL didapatkan lebih ringan, sedang
dengan demensia vascular, profil neuropsikologiknya hampir serupa, akan tetapi
untuk memori yang baru pada DLB lebih ringan ketimbang dementia vascular.
H. Terapi2,4
Tujuan penatalaksanaan demensia vaskular adalah:
Mencegah terjadinya serangan stroke baru
Menjaga dan memaksimalkan fungsi
Mengurangi gangguan tingkah laku
Meringankan beban pengasuh
Menunda progresifitas ke tingkat selanjutnya
Penatalaksanaan terdiri dari non-medikamentosa dan medikamentosa:
1. Non-Medikamentosa
a. Memperbaiki memori
The Heart and Stroke Foundation of Canada mengusulkan beberapa
cara untuk mengatasi defisit memori dengan lebih baik.
Membawa nota untuk mencatat nama, tanggal, dan tugas yang
perlu dilakukan. Dengan ini stres dapat dikurangkan.
Melatih otak dengan mengingat kembali kegiatan sepanjang
hari sebelum tidur.
Menjauhi distraksi seperti Tv/Radio jika mencoba
berkonsentrasi.
Tidak tergesa-gesa mengerjakan sesuatu hal baru.
20
b. Diet
Penelitian di Rotterdam mendapati terdapat peningkatan risiko
demensia vaskular berhubungan dengan konsumsi lemak total. Tingkat
folat, vitamin B6 dan vitamin B12 yang rendah juga berhubungan
dengan peningkatan homosisteine yang merupakan faktor risiko
stroke.
i. Diet DASH17
Beberapa studi intervensi gizi, the Trials of Hypertension
Prevention (TOHP) danDietary Approach to Stop
Hypertension (DASH) mendemostrasikan keberhasilan
pencegahan hipertensi dan menurunkan tekanan darah orang
dengan tekanan darah normal-tinggi. Pada studi TOHP,
ditargetkan berat badan berkurang 4,5 kg atau juga dengan
pembatasan sodium (target harian 80 mmol atau 80 mEq)
menurunkan insidensi hipertensi. Akan tetapi, perubahan perilaku
tidak dikaji lebih lanjut. Sementara penelitian dengan DASH
menunjukkan bahwa diet tinggi buah-buahan, sayuran, dan produk
susu nonlemak serta rendah rendah lemak total, dapat menurunkan
SBP rata-rata 6-11 mm Hg. Diet secara total lebih efektif daripada
hanya diet dengan penambahan sayur dan buah.Faktor hipertensi
merupakan salah satu penyebab VaD yang signifikan, sehinga
memodifikasi hipertensi dapat memberikan efek yang cukup
drastis bagi penurunan insidensi demensia vaskular.
21
Kelompok Porsi sehari Ukuran saji Contoh dan Signifikansi
Makanan catatan setiap
kelompok
22
Serealia dan 7–6 1 ptg Roti Roti gandum Sumber utama
produk olahan 1 ckr Sereal penuh, muffin, energi dan serat
kering roti, sereal,
½ ckr nasi, pasta oatmeal, kraker,
pretzel tawar
dan popcorn
Sayuran 4–5 1 ckr sayur Tomat, kentang, Sumber kaya
berdaun segar wortel, kacang potasium,
½ ckr sayur polong, brokoli, magnesium, dan
matang bayam, buncis serat.
6 oz jus sayur
Buah 4–5 6 oz es jus Pisang, kurma, Sumber utama
1 ptg sedang anggur, jeruk, potasium,
buah jus jeruk, jus magnesium, dan
¼ ckr buah anggur, mangga, serat.
kering melon, peach,
½ ckr buah nanas,
segar, beku, atau strawberry.
kalengan
Susu dan 2–3 8 oz susu Susu, yoghurt Sumber utama
produk susu 1 ckr yoghurt dan keju tanpa kalsium dan
rendah lemak 1½ oz keju lemak (skim) protein
atau tanpa atau rendah
lemak lemak (1%)
Daging, unggas 2 atau kurang 3 oz daging, Buang lemak Sumber kaya
dan ikan unggas, atau yang terlihat protein dan
ikan yang pada daging; magnesium
matang bakar,
panggang, atau
rebus sebagai
pengganti
goreng; buang
kulit unggas
Kacang- 4 – 5 / minggu 1/3 ckr atau 1½ Almond, kacang Sumber kaya
kacangan, biji- oz kacang- campuran, energi,
bijan, dan kacangan kacang tanah, magnesium,
kacang kering 2 sdm atau ½ oz walnuts, biji potasium,
bijian bunga matahari, protein dan serat
½ ckr kacang lentil, dan
kering kacang polong
Lemak dan 2–3 1 sdt margarin Margarin rendah Selain lemak
minyak rendah lemak lemak, yang
1 sdm mayonnaise ditambahkan,
mayonnaise rendah lemak, perlu dipilih
rendah lemak saus salad juga bahan
23
2 sdm saus salad ringan, minyak makanan yang
ringan sayur (minyak rendah lemak
zaitun, minyak
jagung)
Gula 5 / minggu 1 sdm gula Syrup, gula, Pemanis
1 sdm jelly atau jelly, selai jam, termasuk bahan
selai jam gelatin rasa rendah lemak
½ oz jelly beans buah,
8 oz air limun permen, fruit
punch, sorbet, es
krim
24
Mediterania lebih mengutamakan makanan nabati, minyak
zaitun, serta asam lemak omega-3. Pola makan ini juga rendah
lemak jenuh seperti yang banyak ditemukan pada produk susu
dan daging merah.
Dalam studi yang dipimpin oleh Dr.Georgios
Tsivgoulis dari Universitas Alabama di Birmingham, AS dan
tim dari Universitas Athens, Yunani, disimpulkan manfaat diet
Mediterania untuk mencegah penurunan kognitif.Penelitian
tersebut diikuti 17 ribu peserta dari 11 negara bagian di
Amerika Serikat, antara lain Tennesse. Para peserta rata-rata
berumur di atas 64 tahun.Dalam penelitian ini, partisipan yang
pernah mengalami stroke tidak diikutkan. Studi ini diklaim
sebagai yang terbesar dalam menghubungkan pola makan dan
kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif para responden
secara berkala diteliti menggunakan Six-Item Sceener. Para
responden juga harus mengisi kuasioner untuk emngukur
kemampuan mereka mengingat tanggal dan kata sederhana
setelah perhatian mereka dialihkan.Hasil penelitian
menunjukkan peserta diet mediterania berisiko 13 persen lebih
rendah menderita kemunduran daya ingat. Mereka yang
mengadopsi diet ini juga mampu mempertahankan kemampuan
kognitif para peserta berusia 70 tahun yang sudah mengalami
demensia (pikun).Meski begitu, para partisipan yang mengidap
diabetes tidak mendapatkan manfaat dari pola diet ini.18
2. Medikamentosa2,6
a. Mencegah demensia vaskular memburuk
Progresifitas demensia vaskular dapat diperlambat jika faktor risiko
vaskular seperti hipertensi, hiperkolesterolemia dan diabetes diobati.
Agen anti platlet berguna untuk mencegah stroke berulang. Pada
25
demensia vaskular, aspirin mempunyai efek positif pada defisit
kognitif. Agen antiplatelet yang lain adalah tioclodipine dan
clopidogrel.
Aspirin: mencegah platelet-aggregating thromboxane A2 dengan
memblokir aksi prostaglandin sintetase yang seterusnya mencegah
sintesis prostaglandin
Tioclodipine: digunakan untuk pasien yang tidak toleransi
terhadap terapi aspirin atau gagal dengan terapi aspirin.
Clopidogrel bisulfate: obat antiplatlet yang menginhibisi ikatan
ADP ke reseptor platlet secara direk.
26
kolinesterase ringan- setiap bulan dinaikkan 8 muntah,
sedang mg/hr sehingga dosis diare,
maksimal 24 mg/hr anoreksia
Rivastigmine Penghambat Demensia Dosis awal 2 x 1.5 mg/hr. Mual,
kolinesterase ringan- Setiap bulan dinaikkan 2 muntah,
sedang x 1.5 mg/hr hingga pusing,
maksimal 2 x6mg/hr diare,
anoreksia
Memantine Penghambat Demensia Dosis awal 5 mg/hr, Pusing,
reseptor sedang- stelah 1 minggu dosis nyeri kepala,
NMDA berat dinaikkan menjadi 2x5 konstipasi
mg/hr hingga maksimal 2
x 10 mg/hr
27
ansietas, kering, dispepsia
perilaku Olanzapin 2,5-10 mg/hr Meningkat berat badan, mulut
obsesif kering, pusing, tremor
Risperidon 0,5-1 mg, 3x/hr Mengantuk, tremor, insomnia,
pandangan kabur, nyeri kepala
Insomnia Zolpidem 5-10 mg malam Diare, mengantuk
hari
Trazodon 25-100 mg Pusing, nyeri kepala, mulut
malam hari kering, konstipasi
J.Prognosis6
- Prognosis demensia vaskular lebih bervariasi dari penyakit Alzheimer
- Beberapa pasien dapat mengalami beberapa siri stroke dan kemudian bebas
stroke selama
beberapa tahun jika diterapi untuk modifikasi faktor risiko dari stroke.
- Berdasarkan beberapa penelitian, demensia vaskular dapat memperpendek
jangka hayat
sebanyak 50% pada lelaki, individu dengan tingkat edukasi yang rendah dan
pada
individu dengan hasil uji neurologi yang memburuk
- Penyebab kematian adalah komplikasi dari demensia, penyakit kardiovaskular
dan
berbagai lagi faktor seperti keganasan.
BAB III
Kesimpulan
28
mengingat, penilaian, dan pemikiran abstrak demikian juga dengan perubahan
perilaku yang penyebabnya adalah pembuluh darah serebral.
2. Dementia vaskular diklasifikasikan menjadi infark multipal, infark lakunar dan
infark tunggal di daerah strategis.
3. Penyebab dementia vaskular adalah penyakit vaskuler serebral yang multipel
yang menimbulkan gejala berpola demensi dan infark berupa oklusi pembuluh
darah oleh plaq arteriosklerotik atau tromboemboli dari tempat lain ( misalnya
katup jantung).
4. Diagnosis dementia vaskular ditegakkan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan oleh PPDGJ III dan DSM IV.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brust, J.C.M. (2008). Current Diagnosis & Treatment: Neurology. McGraw-
Hill Companies, Inc. Singapore
29
2. Dewanto, G. dkk (2009). Panduan Praktis Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit
Saraf. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 170-184
3. Thomas D, Bruce L. VascularDementia.InFauci, Braunwald, Kasper, Hauser
Longo, Jameson, Loscalzo. Harrison’s Principles of InternalMedicine.18 th
Edition. New York: McGraw Hill. 2543-4.
4. Alagiakrishnan, K., Masaki, K. (2010 Apr 2). eMedicine from WebMD:
Vascular Dementia. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/292105-overview
5. Alzheimer’s society.What is vascular dementia?. Diunduh dari
www.alzheimers.org.uk
6. L Mardjono, M., Sidharta, P. (2006). Neurologi Klinis Dasar. PT Dian
Rakyat. Jakarta. Hal 211-214
7. Moroney, J.T., Meta-analysis of the Hachinski Ischaemic Score in
pathologically verified dementias. Neurology, 49, 1096 – 1105.
8. Walker, H.K. dkk, (1990). Clinical Methods: The History, Physical and
Laboratory Examinations, Third Edition. Diunduh dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cm&part=A1506
9. Shiel, W.C. (2009 November). RxList the Internet Drug Index: Dementia.
Diunduh dari http://www.rxlist.com/dementia_slideshow/article.htmReviewed
by
10. Dorsey, J., White, M., Barston, S. (2007 December). Vascular Dementia:
Signs, Symptoms, Treatment, and Support. Diunduh dari
http://helpguide.org/elder/vascular_dementia.htm
11. Anonymous. (2007). Medscape from WebMD today: Clinical Differences
Among Four Common Dementia Syndromes: Vascular Dementia. Diunduh
dari http://www.medscape.com/viewarticle/564627_3
12. Kannayiram Alagia krishnan. 2012. Vascular Dementia. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com
30
13. Kaplan, Harold I., Benjamin J. Sadock, Jack A. Grebb. 2010.Kaplan Sadock
Sinopsis PsikitariIlmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 2Tangerang:
Binarupa Aksara
14. MMSE examination. Diunduh dari gem.rgp.toronto.on.ca
15. Kolibas E, Korinkova V, Novotny V, Vajdickova K, Hunakova D. ADAS-cog
validation of the Slovak version. Diunduh dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11218956
16. Center for the Study of Aging and Human Development, Duke University
Medical Center. CERAD – An overview. Diunduh dari
http://cerad.mc.duke.edu/
17. National Institutes of Health (NIH), National Heart, Lung, and Blood Institute
(NHLBI): The DASH diet, US Department of Health and Human Services,
Public Health Services, NIH Publication No 99-4082, 1999. Diunduh dari
http://www.nhlbi.nih.gov/health/public/heart/hbp/dash/new_dash.pdf
18. Widyani R. Cegah pikun dengan diet mediteranian. Diunduh dari
http://health.kompas.com/read/2013/05/01/16223931/Cegah.Pikun.dengan.Di
et.Mediterania
19. Yuliarni S. Penurunan Fungsi Kognitif pada Usia Lanjut. Diunduh dari
http://fkunand2010.files.wordpress.com/2011/07/demensiablok-1-6.ppt.
31