Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknik Elektro Vol. 8 No.

2 ISSN 1411 - 0059


Juli - Desember 2016

Sistem Pakar Diagnosis


Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward
Chaining
Esti Rahmawati1 dan Hari Wibawanto2
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
estirahmawati46@gmail.com1, hariwibawanto@gmail.com2

Abstrak— Kesehatan merupakan hal terpenting bagi manusia. Namun, sebagian besar masyarakat seringkali
menyepelekan penyakit batuk yang dapat menjadi suatu gejala dari penyakit paru-paru. Beberapa kondisi
batuk merupakan gejala dari penyakit paru-paru yang harus segera mendapatkan penanganan dari dokter.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem pakar yang menggunakan metode forward chaining agar dapat
menghasilkan keputusan diagnosis awal sesuai dengan diagnosis dokter. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui langkah-langkah implementasi metode forward chaining ke dalam sistem pakar diagnosis
penyakit paru-paru, serta untuk mengetahui efektivitas penggunaannya. Sistem pakar ini dibuat dengan
bahasa pemrograman PHP dan SQL. Pengujian terhadap sistem pakar dilakukan dengan Blackbox testing, uji
validitas sistem, uji pakar, dan uji pengguna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-
langkah implementasi metode forward chaining ke dalam sistem pakar diagnosis penyakit paru-paru, serta
untuk mengetahui efektivitas penggunaannya. Sistem pakar ini dibuat dengan bahasa pemrograman PHP dan
mySQL. Pengujian terhadap sistem pakar dilakukan dengan Blackbox testing, uji validitas sistem, uji pakar,
dan uji pengguna. Hasil uji Blackbox dapat disimpulkan bahwa sistem pakar dapat berfungsi dengan baik.
Hasil pengujian validitas system, diperoleh nilai probabilitas keakuratan sistem sebesar 84,21% dan
ketidakakuratan sistem sebesar 15,79% sehingga sistem pakar ini dapat dinyatakan sudah berjalan baik. Uji
pakar dilakukan oleh 2 dokter dan dapat dikatakan data yang digunakan sudah sesuai.

Kata kunci— Sistem Pakar, Metode Forward Chaining, Penyakit Paru-Paru

mempunyai konsep basis pengetahuan (knowledge base) dan


I. PENDAHULUAN
penalaran (reasoning). Terdapat beberapa metode yang
Seseorang yang sedang menderita suatu penyakit dengan termasuk dalam artificial intelligence diantaranya adalah
gejala batuk tentunya perlu berkonsultasi dengan dokter agar forward chaining dan backward chaining. Dalam
dapat segera mengetahui penyakit yang dideritanya. Namun, pengimplementasiannya, backward chaining memerlukan
penyebaran dokter spesialis penyakit paru-paru tidak merata hipotesis atau kesimpulan terlebih dahulu dan kemudian
dan sebagian besar terdapat di kota-kota besar dan masih ada dilakukan penulusuran.
beberapa wilayah kabupaten yang tidak mempunyai dokter Menurut penelitian Sharma dkk [2], hal tersebut tidak
spesialis paru-paru. Berdasarkan data yang didapatkan dari sesuai dengan proses diagnosis yang seharusnya diketahui
website resmi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia cabang fakta terlebih dahulu untuk mendapatkan kesimpulan. Untuk
Jawa Timur. Dari total keseluruhan dokter spesialis paru-paru melakukan diagnosis yang memerlukan fakta awal, metode
yang berada di Jawa Timur, yaitu sebanyak 82 dokter, hanya yang lebih sesuai untuk diimplementasikan ke dalam sistem
tersebar di 22 kabupaten/kota dan 34 dokter diantaranya pakar adalah forward chaining. Metode ini mempunyai
berada di kota Surabaya, mengingat provinsi Jawa Timur konsep basis pengetahuan (knowledge base) dan penalaran
mempunyai 29 kabupaten dan 9 kota [1]. Misalnya saja di (reasoning). Proses penalaran metode forward chaining ini
kabupaten Ngawi yang tidak mempunyai dokter spesialis agar mendapatkan kesimpulan adalah runut maju berdasarkan
paru-paru, kabupaten tersebut mendatangkan dokter spesialis fakta sehingga sangat sesuai digunakan untuk melakukan
paru-paru dari kabupaten lain untuk menyiasati kekurangan diagnosis sesuai dengan gejala yang diderita.
ini. Hal ini menyebabkan, dokter spesialis paru-paru tersebut Kemudian untuk kemudahan akses, sistem pakar dibuat
hanya mampu berkunjung satu kali dalam seminggu. Untuk dengan berbasis website. Keterpaduan antara sistem pakar
mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan suatu sistem pakar dengan website ini dapat diakses darimana saja dan sangat
yang dapat melakukan diagnosis dan diharapkan juga dapat diharapkan dapat membantu masyarakat agar lebih
menghasilkan suatu keputusan diagnosis yang sesuai dengan mempunyai kesadaran dalam memperhatikan kesehatannya.
keputusan dari seorang ahli (dokter). Masyarakat bisa mengetahui jenis penyakitnya lebih cepat dan
Salah satu solusi untuk membuat sistem pakar ini agar dapat segera melakukan pemeriksaan medis lebih lanjut.
dapat menghasilkan diagnosis yang akurat adalah dengan Namun dengan adanya website sistem pakar ini, bukan berarti
menerapkan salah satu metode dari artificial intelligence yang menghilangkan ataupun menggantikan peran dari seorang

64
Jurnal Teknik Elektro Vol. 8 No. 2 65
Juli - Desember 2016

dokter karena website sistem pakar ini dibuat hanya untuk Kronik (PPOK), Asma Bronkial, Kanker Paru, Efusi Pleura,
menganalisis suatu penyakit melalui gejala klinis yang Penyakit Paru Kerja dan Pencemaran Udara, Pneumonia,
dirasakan oleh masyarakat agar dapat mengetahui jenis Pneumoniatoraks, Gagal Napas, Edema Paru, Avian Influenza
penyakit dengan lebih cepat dan bukan untuk memberikan (Flu Burung), Swine Influenza (Flu Babi)[5]. Namun
penanganan yang lebih lanjut. kenyataannya tidak semua penyakit paru-paru tersebut banyak
diderita oleh masyarakat. Oleh karena itu, dr. Agus Hidayat,
II. METODE PENELITIAN Sp.P sebagai seorang ahli dan narasumber dalam penelitian ini
Penelitian ini termasuk dalam penelitian Research and merekomendasikan beberapa penyakit yang sering diderita
Development (R & D). Penelitian dan pengembangan juga masyarakat agar diangkat sebagai permasalahan dalam
didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan penelitian ini.
untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan Beberapa penyakit paru-paru yang sering diderita oleh
produk tersebut [3]. masyarakat menurut dr. Agus Hidayat, Sp.P. yaitu:
A. Forward Chaining 1) Tuberkulosis Paru (TBC)
Metode Forward Chaining adalah metode pencarian Gejala:
atau teknik pelacakan ke depan yang dimulai dengan  Batuk > 3minggu
informasi yang ada dan penggabungan aturan untuk  Batuk berdahak
menghasilkan suatu kesimpulan atau tujuan [4]. Metode ini  Batuk darah
merupakan metode yang paling umum diterapkan ke dalam  Nyeri dada
suatu sistem pakar. Proses pelacakan dengan metode ini  Sesak nafas
berawal dari premis menuju kesimpulan akhir atau sering  Demam
disebut driven yaitu suatu pencarian yang dikendalikan oleh  Keringat malam
data yang diberikan. Aktivitas sistem dimulai dari pencarian  Malaise
semua aturan yang kondisinya telah tersimpan dalam database,  Nafsu makan berkurang
kemudian memilih salah satunya dan menjalankan aksi yang
 Berat badan menurun
sesuai dengan aturan tersebut. Pemilihan aturan yang akan
dijalankan berdasarkan strategi tetap yang disebut strategi 2) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
penyelesaian konflik. Cara penelusuran h1 dimulai dengan Gejala:
mencocokkan fakta atau pernyataan dimulai dari penelusuran
 Batuk > 3 minggu
fakta-fakta lebih dulu untuk mencari kebenaran dari sebuah
 Ketika bernapas kadang terdengar suara “ngik” atau
hipotesis. Operasi dari sistem Forward Chaining dimulai
mengi
dengan memasukkan sekumpulan fakta yang diketahui ke
dalam memori kerja, kemudian fakta baru berdasarkan aturan  Dahak tidak banyak hanya beberapa sendok teh per
premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Proses ini hari
dilanjutkan lagi sampai mencapai goal atau tidak ada lagi  Dahak bersifat mukoid (kental berwarna hijau)
aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui.  Dahak bersifat purulen (kuning sedikit cair) dan
bernanah pada keadaan infeksi
 Sesak napas ketika mengerahkan tenaga
 Batuk muncul sebelum atau bersamaan dengan sesak
napas
3) Asma Bronkial
Gejala:
 Mengi
 Dada rasa penuh (chest tightness)
 Sesak napas
Gambar 1. Alur proses metode Forward Chaining
 Asma nokturnal terjadi antara jam 4-6 pagi dan
B. Penyakit Paru-Paru menghilang dengan bronkodilator
Penyakit paru-paru adalah penyakit yang khusus  Batuk kronis
menyerang organ paru-paru. Menurut Buku Ajar Ilmu  Batuk menetap dan timbul berulang
Penyakit Paru 2010 dibuat dan disusun oleh Departemen Ilmu  Batuk timbul akibat paparan zat tertentu, aktivitas,
Penyakit Paru FK UNAIR RSUD dr. Soetomo Surabaya gangguan emosi, dan infeksi virus
terdapat 14 penyakit paru yaitu Tuberkulosis Paru (TBC),  Batuk memberat pada malam hari
Multi-Drug Resistence (MDR)-TB, Penyakit Paru Obstruktif  Ada riwayat keluarga asma dan atopi
Jurnal Teknik Elektro Vol. 8 No. 2 66
Juli - Desember 2016
TABEL I. TABEL KEPUTUSAN PENYAKIT PARU-PARU
4) Kanker Paru
Gejala: Kode Kode Penyakit
 Batuk Gejala P001 P002 P003 P004 P005
 Batuk > 3 minggu tanpa respon terhadap obat batuk G001 x x x x x
G002 x x x x x
 Batuk darah
G003 x x
 Sesak G004 x x
 Hilang nafsu makan G005 x x x
 Penurunan berat badan ( > 4 kg / 6 bulan) G006 x x x x x
 Rasa capai berlebihan G007 x
 Radang paru kerap berulang G008 x
 Suara parau G009 x x
 Rasa nyeri di dada, bahu, atau punggung G010 x
G011 x
 Pembengkakan leher dan wajah
G012 x
5) Pneumonia G013 x x
G014 x x
Gejala: G015 x
 Demam (suhu tubuh > 40oC) G016 x
 Menggigil G017 x
 Batuk G018 x
 Dahak kental (mukoid) atau dahak kuning bernanah G019 x
(purulen) G020 x
 Kadang disertai darah G021 x
G022 x
 Sesak napas
G023 x
 Nyeri dada G024 x x
C. Use Case Diagram G025 x
G026 x
Perancangan proses untuk sistem pakar ini adalah dengan G027 x
menggunakan diagram UML (Unified Modelling Language).
Use Case Diagram digunakan untuk menggambarkan Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dalam sistem
pengguna aplikasi dan perilaku pengguna terhadap aplikasi. ini terdapat 5 aturan atau rule dalam kaidah produksi yang
Pada sistem ini, pengguna aplikasi terdiri dari user umum dan digunakan untuk menarik kesimpulan dengan penjelasan
admin. User umum sebagai pengguna sistem sebagai berikut:
(pengunjung/pasien) sedangkan admin adalah seorang pakar
yang berwenang sebagai pengelola sistem. Perilaku pengguna 1) Rule 1 Penyakit Tuberkulosis (TBC)
(user umum dan admin) adalah apa saja yang dapat dilakukan IF Batuk
terhadap sistem. Diagram Use Case pada sistem ini AND Batuk > 3 minggu tanpa respon terhadap obat batuk
digambarkan dalam gambar 2. AND Batuk berdahak mukoid (kental kehijauan)
AND Batuk darah
AND Sesak napas
AND Demam
AND Keringat malam
AND Malaise
AND Nafsu makan berkurang
AND Berat badan menurun
THEN Tuberkulosis Paru (TBC)
2) Rule 2 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Gambar 2. Use Case Diagram
IF Batuk
D. Representasi Pengetahuan AND Batuk > 3 minggu tanpa respon terhadap obat batuk
Representasi pengetahuan berupa hubungan atau AND Batuk berdahak mukoid (kental kehijauan)
keterkaitan antara gejala dan penyakit paru-paru. Representasi AND Batuk berdahak purulen (cair kekuningan)
pengetahuan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. AND Sesak napas
AND Sesak napas ketika mengerahkan tenaga
AND Batuk muncul sebelum atau bersamaan dengan sesak
napas
THEN Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Jurnal Teknik Elektro Vol. 8 No. 2 67
Juli - Desember 2016

3) Rule 3 Asma Bronkial


IF Batuk
AND Batuk > 3 minggu tanpa respon terhadap obat batuk
AND Sesak napas
AND Mengi
AND Dada terasa penuh
AND Keluhan menjelang pagi atau malam
AND Asma nokturnal terjadi antara jam 4-6 pagi
AND Batuk memberat pada malam hari
AND Ada riwayat keluarga asma atau tidak
THEN Asma Bronkial
4) Rule 4 Kanker Paru
IF Batuk
AND Batuk > 3 minggu tanpa respon terhadap obat batuk
AND Batuk darah
Gambar 4. Halaman Konsultasi
AND Sesak napas
AND Nafsu makan berkurang
AND Berat badan menurun
AND Cepat lelah
AND Radang paru kerap berulang
AND Suara parau
AND Rasa nyeri di daerah dada
AND Rasa nyeri di daerah bahu atau punggung
AND Pembengkakan di leher
AND Pembengkakan di wajah
THEN Kanker Paru
5) Rule 5 Pneumonia
IF Batuk
AND Batuk > 3 minggu tanpa respon terhadap obat batuk Gambar 5. Halaman Pertanyaan
AND Batuk berdahak purulen (cair kekuningan)
AND Batuk darah
AND Sesak napas
AND Demam
AND Menggigil
AND Rasa nyeri di daerah dada
THEN Pneumonia

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Perancangan sistem pakar berupa tampilan interface yang
ditunjukkan pada gambar 3 hingga gambar 6. Pada pengujian
sistem pakar, pengujian dilakukan dengan cara pengujian
mandiri menggunakan 4 tahap pengujian, yaitu uji blackbox,
uji validitas sistem, dan uji pakar.

Gambar 6. Halaman Hasil Diagnosis

A. Uji Blackbox
Cara pengujian blackbox dilakukan dengan menjalankan
menu-menu dalam website sistem pakar dan melakukan input
data serta melihat output yang diharapkan. Hasil pengujian
blackbox disajikan dalam Tabel 2 dan Tabel 3.

Gambar 3. Halaman Home


Jurnal Teknik Elektro Vol. 8 No. 2 68
Juli - Desember 2016

B. Uji Validitas Sistem diperoleh dari data rekam medis pasien penyakit paru-paru di
Cara pengujian validitas sistem ini dilakukan dengan klinik praktik dr. Agus Hidayat, Sp.P pada periode minggu
membandingkan data penyakit pasien hasil diagnosis dokter kedua bulan Agustus 2016. Tabel 4 menunjukan jumlah
dengan hasil analisis diagnosis awal yang dilakukan oleh penyakit pasien hasil diagnosis dokter.
sistem pakar ini. Data penyakit pasien hasil diagnosis dokter

TABEL II. PENGUJIAN BLACKBOX HALAMAN INTERFACE UNTUK USER

Keluaran Yang Hasil Yang


Deskripsi Prosedur Pengujian Masukan Keterangan
Diharapkan Didapat
Mengeklik menu Halaman Home Halaman Home
Menu Home - BERHASIL
Home ditampilkan tampil
Mengeklik tombol Halaman detail berita Halaman detail
Halaman Home - BERHASIL
“Read more” ditampilkan berita tampil
Mengeklik menu Halaman Konsultasi Halaman
Menu Konsultasi - BERHASIL
Konsultasi ditampilkan Konsultasi tampil
Nama = santika
Umur = 30
Data pengunjung
Mengisi form Isi Jenis Kelamin = Data pengunjung
Form Isi Data Diri bertambah sesuai form BERHASIL
Data Diri Perempuan bertambah
yang diisi
Alamat = Candi
Pekerjaan = swasta
Halaman Menjawab
Memilih jawaban sesuai Jawaban data gejala Data gejala
Pertanyaan pertanyaan BERHASIL
gejala yang dirasakan disimpan tersimpan
Konsultasi konsultasi
Halaman Hasil Menampilkan hasil Hasil analisa pengunjung Hasil analisa
- BERHASIL
Analisa analisa ditampilkan pengunjung tampil
Menu Daftar Mengeklik menu Halaman Daftar Penyakit Halaman Daftar
- BERHASIL
Penyakit Daftar Penyakit ditampilkan Penyakit tampil
Halaman Daftar Mengeklik tombol Halaman Detail penyakit Halaman Detail
- BERHASIL
Penyakit “Detail” ditampilkan penyakit tampil
Mengeklik menu Halaman Tentang Halaman Tentang
Menu Tentang - BERHASIL
Tentang ditampilkan tampil

TABEL III. PENGUJIAN BLACKBOX HALAMAN INTERFACE UNTUK ADMIN

Keluaran Yang Hasil Yang


Deskripsi Prosedur Pengujian Masukan Keterangan
Diharapkan Didapat
Memasukkan username User = adminesti Masuk ke halaman Halaman Admin
Login Admin BERHASIL
dan password Password = admin Admin tampil
Mengeklik menu Halaman Penyakit Halaman Penyakit
Menu Penyakit - BERHASIL
Penyakit ditampilkan tampil
Mengeklik tombol Halaman Tambah Halaman Tambah
Tambah Penyakit - BERHASIL
“Tambah Penyakit” Penyakit ditampilkan Penyakit tampil
Kode penyakit = P001
Nama penyakit =
Tubekulosis Paru Data Penyakit
Form Tambah Mengisi form Tambah Data penyakit
Nama Latin = Tuberculosis bertambah sesuai BERHASIL
Penyakit Penyakit bertambah
Definisi = Tuberkulosis form yang diisi
paru merupakan suatu
penyakit infeksi
Data penyakit Data penyakit
Edit Penyakit Mengeklik tombol “Edit” Kode Penyakit = P002 BERHASIL
disimpan tersimpan
Mengeklik tombol Data penyakit Data penyakit
Hapus Penyakit - BERHASIL
“Hapus” dihapus terhapus
Halaman Gejala Halaman Gejala
Menu Gejala Mengeklik menu Gejala - BERHASIL
ditampilkan tampil
Mengeklik tombol Halaman Tambah Halaman Tambah
Tambah Gejala - BERHASIL
“Tambah Gejala” Gejala ditampilkan Gejala tampil
Data Gejala
Form Tambah Mengisi form Tambah Kode Gejala = G001 Data Gejala
bertambah sesuai BERHASIL
Gejala Gejala Nama Gejala = Batuk bertambah
form yang diisi
Jurnal Teknik Elektro Vol. 8 No. 2 69
Juli - Desember 2016

Keluaran Yang Hasil Yang


Deskripsi Prosedur Pengujian Masukan Keterangan
Diharapkan Didapat
Data gejala
Edit Gejala Mengeklik tombol “Edit” Kode Gejala = G002 Data gejala disimpan BERHASIL
tersimpan
Mengeklik tombol Data gejala
Hapus gejala - Data gejala dihapus BERHASIL
“Hapus” terhapus
Mengeklik menu relasi Mengisi form relasi sesuai Data relasi
Menu Relasi Data relasi disimpan BERHASIL
dan menentukan relasi kaidah produksi tersimpan
Halaman Data
Menu Data Mengeklik menu Data Halaman Data
- Pengunjung BERHASIL
Pengunjung Pengunjung Pengunjung tampil
ditampilkan
Mengeklik menu Judul Halaman = Penyakit
Menu Halaman
Halaman Pengunjung dan Paru-paru Data berita
Pengunjung “Home Data berita disimpan BERHASIL
mengisi form Home Konten Halaman = tersimpan
/ Berita”
Pengunjung Pneumonia
Menu Halaman
Mengeklik menu Data kumpulan Data kumpulan
Pengunjung - BERHASIL
Kumpulan Berita berita ditampilkan berita tampil
“Kumpulan Berita”
Admin logout dan Admin logout dan
Menu Logout Mengeklik menu Logout - kembali ke halaman halaman Home BERHASIL
Home tampil

TABEL IV. JUMLAH PERBANDINGAN HASIL DIAGNOSIS

Nama Penyakit Diagnosis Dokter Diagnosis Sistem


TBC 5 4 Penilaian uji pakar yang telah dilakukan oleh dua ahli
PPOK 8 6 pakar rata-rata menyebutkan pendapat yang sama, yaitu setuju
Asma Bronkial 2 2 dengan data gejala yang digunakan. Maka dapat disimpulkan
Kanker Paru 1 1 bahwa berdasarkan hasil penilaian tersebut, data gejala yang
Pneumonia 3 3 digunakan dalam penelitian sudah sesuai dan tergolong tepat.
Jumlah Hasil Diagnosis 19 19
Jumlah Keakuratan 16 IV. KESIMPULAN
Jumlah Ketidakakuratan 3 Hasil uji Blackbox dapat disimpulkan bahwa sistem pakar
dapat berfungsi dengan baik. Hasil pengujian validitas system,
Sesuai tabel 4 dapat dilakukan penarikan kesimpulan nilai diperoleh nilai probabilitas keakuratan sistem sebesar 84,21%
probabilitas sistem seperti berikut ini: dan ketidakakuratan sistem sebesar 15,79% sehingga sistem
Nilai probabilitas keakuratan sistem adalah: pakar ini dapat dinyatakan sudah berjalan baik. Uji pakar
dilakukan oleh 2 dokter dan dapat dikatakan data yang
digunakan sudah sesuai.
Nilai probabilitas ketidakakuratan sistem adalah:
REFERENSI
[1] KlikPDPI. 2016. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Cabang Jawa
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat diketahui Timur.
bahwa nilai probabilitas keakuratan sistem sebesar 84,21%. http://klikpdpi.com/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=
Hal ini menunjukkan bahwa sistem pakar diagnosis penyakit 61. 29 September 2016 (19.04).
paru-paru sudah berjalan sangat baik. [2] Sharma, Tilotma, Navneet Tiwan, dan Deepali Kelkar. 2012. Study of
Difference Between Forward and Backward Reasoning. International
C. Uji Pakar Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering. Volume
2.
Uji pakar dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan [3] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
antara gejala-gejala yang terdapat dalam sistem dengan gejala- Bandung: Alfabeta.
[4] Hayadi, Herawan. 2016. Sistem Pakar. Yogyakarta: deepublish.
gejala yang terdapat dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru [5] Hariadi, Slamet, M. Jusuf Wibisono, dan Winariani. 2010. Buku Ajar
yang digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini. Penyakit Paru 2010. Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Paru FK
Pengujian tingkat ketepatan ini dilakukan oleh dua orang ahli UNAIR – RSUD Dr. Soetomo.
pakar.

Anda mungkin juga menyukai