Anda di halaman 1dari 12

UTS PENDIDIKAN KONSUMEN

“HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KONSUMEN DENGAN


TATA BUSANA”

Oleh
Indah Arum Cahyani
(17050404051)

PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KONSUMEN DENGAN TATA BUSANA
A. Pengertian pendidikan konsumen
Pendidikan konsumen adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang
berkonsumsi barang atau jasa. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar menuju
ke perubahan perilaku yang lebih positif, dewasa, bertanggung jawab dan bijaksana.
Proses memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatur
sumber daya konsumen dan mengambil tindakan untuk mempengaruhi faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen serta berperan serta dalam masyarakat
B. Tujuan pendidikan konsumen

1. Membangun pengertian fungsi sosial berperanan bagi lingkungan masyarakat dan


khususnya konsumen
2. Meningkatkan pengetahuan,kesadaran dan ketrampilan dalam mengambil keputusan yang
bijaksana dan bertanggung jawab dalam berkonsumsi barang atau jasa
3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengaturan keuangan perorangan atau
keluarga dalam berkonsumsi barang atau jasa
4. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan ketrampilan dalam pemilihan barang
kebutuhan sehari-hari yang berkualitas
5. Meningkatkan kesadaran konsumen akan prilaku positif dan cinta tanah air. misalnya:
budaya teliti, waspada, hemat, cermat, bersahaja, kritis, berkomunikasi yang santun dan
efektif. analitis, kreatif, inovatif, produktif , cinta dan mau mengembangkan produk
dalam negeri

C. Manfaat pendidikan konsumen

1. Untuk diri sendiri


Pendidikan Konsumen memberikan pengetahuan, keterampilan, arahan, dan bimbingan agar
seseorang memiliki kebiasaan berkonsumsi barang atau jasa yang baik dan menjadi
konsumen yang bijaksana, kritis dan bertangung jawab, terampil memecahkan masalah,
menambah keterampilan hidup dan kehidupan, menjadi pembelanja yang smart, hati-hati
dalam menggunakan sumber daya, terampil mengatur sumber keuangan penganggaran biaya
menabung/ investasi/ kredit yang penting, meningkatkan kepercayaan diri, mandiri, kreatif,
inovatif, dan termotivasi untuk lebih produktif sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup
dan kehidupannya.
2. Untuk masyarakat
Pendidikan konsumen juga dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat pada
umumnya, karena dengan memahami dan menerapkan pengetahuan menjadi konsumen yang
bertanggung jawab dan bijaksana, sehingga dapat mengurangi gangguan sosial misalnya:
kurangnya toleransi dalam berkonsumsi barang atau jasa, dll.
3. Untuk produsen
Konsumen yang puas akan menjadi ajang promosi mouth to mouth yang sangat efektif, dan
lebih dipercaya sehingga dapat membangun loyalitas terhadap suatu produk. Produk yang
sudah dipercaya oleh konsumen kelanjutan produktifitasnya akan lebih terjamin.

D. Penggolongan konsumen

1. Konsumen Super Marginal Konsumen Super Marginal adalah konsumen yang memiliki
daya beli lebih dibandingkan dengan kelompok konsumen lainnya. Pada konsumen ini
mereka mampu membeli lebih banyak dari apa yang mereka butuhkan sehingga mereka
memiliki Premi Konsumen. Biasanya kelompok konsumen ini menjadi sasaran program
pemasaran produsen untuk memotivasi membeli lebih banyak komoditas dengan
menawarkan produk lainnya.

2. Konsumen Marginal Konsumen Marginal adalah konsumen yang memiliki cukup daya beli
untuk membeli komoditas ditingkat harga keseimbangan. Mereka tidak punya daya beli
lebih untuk membeli komoditas lebih banyak, kalaupun mereka mampu membeli lebih
mereka akan mengorbankan kebutuhan lainya.

3. Konsumen Sub MarginalKonsumen Sub Marginal adalah konsumen yang tidak memiliki
daya beli pada tingkat harga keseimbangan. Mereka tidak mampu membeli komoditas yang
ditawarkan produsen, mereka akan menunggu membeli komoditas itu apabila dirasa harga
mulai menurun atau menungu program pemasaran produsen seperti diskon besar-besaran
pada waktu tertentu.

E. Kebutuhan-kebutuhan Manusia
Kebutuhan manusia adalah hal yang harus atau ingin dipenuhi agar dapat bertahan hidup atau
memperoleh kepusahan jiwa dan raga manusia. Manusia sebagai makhluk hidup memiliki
kebutuhan yang beraneka ragam dan sifatnya tidak terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut manusia akan melakukan upaya-upayanya dengan menggunakan alat pemuas
kebutuhan, yaitu barang dan jasa. Tujuan dari pemenuhan kebutuhan ini adalah untuk mencapi
kepuasan dan menjaga kelangsungan hidup. Karena kebutuhan yang tidak terbatas dan
beranekaragam jenisnya, maka kita perlu mengelompokkan kebutuhan tersebut menjadi
beberapa kelompok sebagai berikut:

1. Kebutuhan Manusia Menurut Intensitasnya


a. Kebutuhan Mutlak adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia tanpa
terkecuali. Jika tidak terpenuhi, maka individu tersebut tidak dapat bertahan hidup.
Contohnya adalah makan dan minum.
b. Kebutuhan Primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia yang ingin hidup
layak. Tiga kebutuhan primer manusia adalah Sandang, Pangan dan papan.
c. Kebutuhan Sekunder adalah kebutuhan yang timbul setelah kebutuhan primer terpenuhi.
Kebutuhan sekunder dapat berbeda antara satu orang dengan yang lainnya, tergantung
kepada keinginan dan kemampuannya masing-masing. Contoh kebutuhan sekunder adalah
kendaraan, sepatu, Telepon, dll.
d. Kebutuhan Tersier adalah kebutuhan yang akan muncul setelah kebutuhan primer dan
sekunder terpenuhi. Kebutuhan Tersier ini merupakan barang-barang mewah atau barang
yang berfungsi sebagai hiburan. Contoh kebutuhan sekunder adalah topi, sofa, televisi, dll.

2. Kebutuhan Manusia Menurut Waktu Keperluannya


a. Kebutuhan Sekarang adalah kebutuhan harus segera terpenuhi dan tidak dapat ditunda
untuk waktu yang lama. Contohnya adalah makanan bagi orang kelaparan dan obat bagi
orang sakit.
b. Kebutuhan Mendesak merupakan kebutuhan yang sanagt kritis (tiba-tiba) dan dapat
mengancam nyawa jika tidak terpenuhi. Contoh kebutuhan mendesak adalah darah untuk
orang kecelakaab berat, dan bantuan bagi yang terkena musibah.
c. Kebutuhan masa yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan di
kemudian hari dan dapat ditunda karena sifatnya tidak mendesak, tetapi upayanya harus
dilakukan mulai sekarang. Contohnya Asuransi.

3. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifatnya


a. Kebutuhan Jasmani adalah kebutuhan yang dibutuhkan oleh badan (tubuh) kita agar dapat
memperoleh kepuasan raga. Contohnya adalah tidur, olahraga, pakaian, dll.
b. Kebutuhan Rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan oleh jiwa (batin) untuk
mendapatkan kebahagiaan. Contohnya hiburan, ibadah, bersosialisasi, dll.

4. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subjeknya


a. Kebutuhan Individual adalah kebutuhan yang dibutuhkan oleh individu tertentu dan
setiap individu berbeda dengan individu lainnya. Contohnya kebutuhan presiden
berbeda degan kebutuhan dokter.
b. Kebutuhan Kolektif adalah kebutuhan bersama dalam lingkungan masyarakat yang
dengan pemenuhannya dapat dicapai kepuasan bersama. Contohnya pembangunan
rumah sakit, jalan, dll.

5. Kebutuhan Menurut Sosio-Budaya lingkungannya


a. Kebutuhan Sosial, kebutuhan yang berhubungan dengan kedudukan atau status manusia
tersebut dalam masyarakat. Contohnya ingin menjadi kepala daerah.
b. Kebutuhan psikologis adalah kebutuhan yang berhubungan dengan keadaan batin manusia
tersebut terkait dengan lingkungannya. Contohnya kebutuhan akan rasa aman dan
kebebasan.
F. Barang dan Jasa
Barang merupakan sesuatu yang berwujud yang mempunyai harga atau nilai, dan interaksinya
melakukan perpindahan kepemilikan. Contoh barang : Baju(Pakaian), perabotan/alat rumah
tangga, makanan ringan, dan lain-lain.
Jasa atau layanan merupakan suatu aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah
interaksi/kegiatan langsung dengan konsumen, tetapi tidak ada transfer/perpindahan
kepemilikan. Contohnya jasa potong/pangkas rambut, jasa foto pernikahan, jasa pengobatan
alternatif, dan lain lain.

Perbedaan Barang dan Jasa


 Barang sifatnya berwujud, sedangkan jasa tidak berwujud
 Barang dapat disimpan, sedangkan jasa tidak
 Barang harus diproduksi lebih dahulu agar dapat dikonsumsi, sedangkan jasa
diproduksi bersamaan dengan konsumsinya
 Barang dapat dijual kembali, sedangkan jasa tidak dapat dijual kembali
 Barang mudah distandardisasikan, sedangkan jasa sulit
 Dalam aktivitas ekonomi barang komunikasi dengan konsumen relatif rendah,
sedangkan jasa komunikasi tinggi
 Kualitas barang bersifat obyektif, sedangkan jasa bersifat subyektif
 Produksi barang banyak menggunakan proses mesin, sedangkan jasa banyak
menggunakan proses manusia

G. Pengertian Konsumsi
Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, bahasa Inggris consumption, ialah suatu
kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa
barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen
adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan

Konsumsi memiliki tujuan utama yaitu untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
seseorang secara langsung, menggunakan barang atau jasa yang di luar tujuan tersebut
yang pasti bukan termasuk suatu kegiatan konsumsi. Yang bukan termasuk kegiatan
konsumsi adalah seperti sopir angkot yang mengantarkan para penumpangnya di setiap hari
dari pagi hingga sore, hal ini tidak dapat di kategorikan sebagai suatu kegiatan konsumsi
melainkan kegiatan produksi.

H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi


Kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam kehidupan manusia. Adapun
beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi adalah sebagai berikut:
1. Penghasilan

Pengahasilan atau pendapatan seseorang berpengaruh besar terhadap tingkat konsumsi


seseorang atau organisasi. Semakin besar penghasilan seseorang maka orang tersebut akan
mengkonsumsi lebih banyak barang/ jasa, begitu juga sebaliknya.
2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir seseorang dalam melakukan kegiatan konsumsi.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, umumnya tingkat konsumsinya juga akan
semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
3. Harga Barang dan Jasa

Harga barang dan jasa dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Semakin tinggi
harga barang dan jasa, maka tingkat konsumsi akan semakin rendah, dan begitu juga
sebaliknya.
4. Jumlah Keluarga

Keluarga yang jumlah anggotanya lebih besar akan membuat tingkat konsumsinya
semakin besar, begitu juga sebaliknya.
5. Jenis Kelamin

Kebutuhan barang/ jasa antara pria dan wanita tentunya sangat berbeda. Hal tersebut juga
akan mempengaruhi tingkat konsumsi.
6. Selera dan Gaya

Sebagian orang memiliki selera dan gaya yang lebih baik, baik dalam hal berbusana maupun
hal lainnya. Hal ini membuat tingkat konsumsi mereka menjadi lebih tinggi ketimbang
mereka yang kurang memperhatikan gaya.

7. Adat Istiadat dan Kebiasaan

Kebiasaan dan adat istiadat di suatu daerah juga mempengaruhi tingkat konsumsi
masyarakatnya.
I. Pengertian Pembelian
Pembelian merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang kita lakukan setiap harinya. Pada
umumnya, pembelian dilakukan karena kita merasa membutuhkan barang atau jasa tersebut
untuk digunakan atau dikonsumsi.

Kita semua pasti sudah tidak heran lagi atau tidak tahu bagaimana caranya membeli suatu
barang. Secara umum, pengertian pembelian adalah pengadaan barang atau jasa untuk
keperluan konsumsi.

Namun, menurut Brown, pengertian pembelian adalah mengatur pemasukkan ke dalam


perusahaan untuk diubah bentuknya. Atau pengelolaan proses ke dalam produksi organisasi.
Akan tetapi, Galloway berpendapat bahwa pembelian adalah mengadakan material atau bahan
pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada
waktu dan tempat yang tepat.

Dari ilustrasi atau pendapat beberapa ahli tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa pada
dasarnya manusia membeli suatu barang atau mengadakan proses pembelian karena kita
membutuhkan barang atau jasa tersebut.

Di dalam sebuah perusahaan atau organisasi, terutama perusahaan dagang yang menggunakan
ilmu akuntansi untuk pembukuannya, kita juga bisa menemukan adanya akun pembelian atau
penjualan. Akun tersebut bertujuan untuk mencatat segala transaksi pembelian yang terjadi
dalam suatu perusahaan.

Bagi perusahaan dagang yang kegiatan utamanya adalah menjual barang tanpa mengubah
bentuknya kepada konsumen, pembelian bahan baku merupakan biaya pengeluaran yang
paling besar.

J. Motif-motif Pembelian
Para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka untuk melakukan
pembelian. Menurut Buchari Alma (2004) ada tiga macam mengenai mtif-motif pembelian.
Yaitu:
1. Primary buying motive
Yaitu motif membeli yang sebenarnya. Misalnya kalau orang mau makan, maka akan mencari
nasi.

2. Selective buying motive

Yaitu pemilihan terhadap barang. Ini berdasar rasio misalnya apakah ada keuntungan bila
membeli sesuatu.
3. Patronage buying motive

Adalah seleksi atau tidak tertentu. Pemilihan ini bisa timbil karena layanan memuaskan,
tempatnya dekat, cukup persediaan barang, ada halaman parkir, orang-orang besar yang suka
berbelanja disitu.

Menurut Basu Swasta dan Handoko (1997), motif-motif manusia dalam melakukan pembelian
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya dapat dibedakan atas:

1. Motif pembelian primer dan selektif. Motif pembelian primer adalah motif yang
menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori-kategori umum (biasa) pada suatu
produk, seperti membeli televisi dan pakaian. Motif pembelian selektif adalah motif yang
mempengaruhi tantang model dan merek dari kelas-kelas produk, atau macam penjual yang
dipilih untuk suatu pembelian. Motif ekonomi, status, keamanan, dan persentasi adalah
beberapa contoh motif selektif.
2. Motif rasional dan emosional. Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada
kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen. Faktor
yang dapat dipertimbangkan dapat berupa harga, kualitas, pelayanan, ketersediaan barang,
keawetan, ukuran, kebersihanefisiensi dalam penggunaan. Sebagai contoh: motif
pembelian pada sepeda motor yang hemat bahan bakar, atau merek tertentu karena
kualitasnya sudah terpercaya. Motif emosional adalah motif pembelian yang berkaitan
dengan dengan perasaan atau emosi individu, seperti pengungkapan rasa cinta,
kebanggaan, kenyamanan, kesehatan, keamanan dan kepraktisan.

K. Kebiasaan membeli
pengaruh sikap pembeli atau pelanggan dalam kebiasaan membeli produk diantaranya:
1. pembelian yang didorong kata hati, cepat lambat pembeli golongan ini sangat termotivasi
untuk membeli dan untuk menhadapi golongan ini seorang penjual harus bersikap aktif dan
bersemangat. pembeli seperti ini mudah bertukar haluan , bertindak cepat tetapi apabila
melakukan kesalahan tidak akan segan meminta mbf pada penjual.
2. pembeli yang teliti, ini penuh pertimbangan lamct mengambil keputusan , unvk
menghadapi pembeli jenis ini seorang penjual harus menguasai produk atau produk
knowledge.
3. pembeli yang ragu ragu, ini selalu ragu dalam mengambil keputusan, segala yang
dikemukakan penjual tidak langsung dipercayainya, untuk menghadapi pembeli ini,
seorang penjual harus berusaha mengambil suatu keputusan yang diambil pembeli supaya
ia merasa bangga. penjual harus bersifat hati hati. ~ pembeli yang tegas: geraknya tegas,
positif dan tidak ragu ragu, penuh percaya diri, pendapatnya sulit dilawan. dalam
menghadapinya penjual jangan coba coba berdebat dengannya berikan apa yang
dimintanya.
4. pembeli yang ramah tamah, selain ramah juga senang diajak berbicara dan terlihat sopan,
untuk menghadapi pembeli ini , penjual harus waspada dan berusaha agar ia mau membeli
produk.
5. pembeli yang selalu mengharapkan potongan, ini harus ditindaki secara profesional jika
tidak ada potongan maka jelaskan dengan tegas.
6. pembeli yang pendiam, tampaknya sukar dilayani tetapi akhirnya dia tetap membeli barang
meskipun pendiam, tetapi pembeli jenis ini biasanya mengambil keputusan saat penjual
memberikan penjelasan.

L. Tempat-tempat pembelian

1. Pasar
2. Mini market
3. Toko
4. Warung

M. Cara-cara pembelian

1. Pengenalan Masalah
Secara sederhana, sebelum pembelian terjadi, pelanggan harus mempunyai alasan untuk
berpikir bahwa apa yang mereka mau, atau apa yang mereka cita-citakan berbeda dari apa yang
sudah mereka miliki. Keadaan bahwa keinginan berbeda dengan kenyataan menimbulkan
masalah pada pelanggan.
Namun, bagi seorang marketer, ini merupakan sebuah kesempatan. Dengan menyisihkan
waktu untuk “menimbulkan masalah” untuk pelanggan, tak peduli apakah mereka
menyadarinya atau tidak, Anda telah memulai proses pembelian. Untuk melakukan hal ini,
mulailah dengan pemasaran melalui konten. Bagikan fakta dan testimoni tentang produk atau
servis yang Anda sediakan. Ajukan beberapa pertanyaan untuk menarik pembeli potensial ke
dalam proses pembelian. Dengan melakukan hal ini, Anda membantu pembeli potensial untuk
menyadari bahwa dia memiliki masalah yang harus dipecahkan.

2. Pencarian Informasi
Begitu pelanggan mengenal masalah yang dia miliki, dia akan memulai untuk mencari
informasi karena mereka ingin mendapatkan solusi dari masalah yang dia miliki. Jika
masalahnya terletak pada foundation makeup, dia akan mencari foundation. Jika masalahnya
terletak pada kulkas dengan fitur-fitur tercanggih dan termodern, dia akan mencari kulkas.
Prosesnya cukup lugas dan langsung.
Sebagai seorang marketer, cara paling ampuh untuk memasarkan produk di tahap ini adalah
dengan cara mengokohkan brand Anda atau brand klien Anda sebagai yang terbaik di industri
atau bidang tertentu. Metode-metode yang bisa Anda pertimbangkan termasuk menjadi Google
Trusted Store, atau dengan mengiklankan partner dan sponsor di semua materi web dan
publikasi tambahan.
Mendapatkan atribut Google Trusted Store meningkatkan rangking pencarian di Google dan
memberikan rasa aman bagi pelanggan dengan menampilkan status Anda di website.
Meningkatkan kredibilitas bekerja sangat baik untuk pemasaran di tahap pencarian informasi
dengan cara menempatkan bisnis Anda di hadapan pelanggan dan di atas pesaing-pesaing
Anda.

3. Evaluasi Beberapa Alternatif


Hanya karena Anda berada di atas pesaing-pesaing Anda, bukan berarti pelanggan sudah pasti
akan membeli dari Anda. Kenyataannya, pada tahap ini, pelanggan ingin memastikan bahwa
mereka telah benar-benar melakukan pencarian secara serius sebelum membeli. Oleh sebab
itu, meskipun mereka telah yakin akan apa yang ingin mereka beli, mereka akan tetap ingin
membandingkan opsi-opsi lain supaya benar-benar yakin membeli barang yang tepat.
Memasarkan produk Anda di tahap ini sangatlah mudah. Usahakan untuk mempertahankan
pelanggan di situs Anda pada tahap ini. Misalnya saja, Geico, perusahan insuransi yang
memimpin di bidangnya, memungkinkan pelanggan membandingkan tarif mereka dengan
perusahan insuransi lain, bahkan tanpa meninggalkan website mereka, meskipun pesaing
mereka menawarkan harga lebih murah. Bukan hanya proses ini memudahkan pelanggan
dalam proses pembandingan alternatif, tapi hal ini juga meningkatkan tingkat kepercayaan
pelanggan, yang merupakan hal yang sangat berguna dalam tahap ini.

4. Keputusan Untuk Membeli


Cukup mengejutkan memang, tapi keputusan untuk membeli berada di pertengahan tahap-
tahap dalam proses pembelian. Pada titik ini, pelanggan telah mengeksplor banyak opsi,
mengerti tentang harga dan cara pembayaran, dan memutuskan untuk membeli atau tidak.
Akan tetapi, masih mungkin bagi pelanggan untuk membatalkan pembelian.
Ini berarti Anda harus meningkatkan usaha pemasaran Anda dengan cara memberikan rasa
aman pada pelanggan sambil mengingatkan pelanggan kenapa mereka ingin membeli suatu
produk. Pada tahap ini, memberikan informasi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan
masalah yang pelanggan hadapi di tahap pertama, serta meyakinkan pelanggan kenapa brand
Anda menyediakan solusi yang paling baik, adalah strategi yang esensial.
Jika seorang pelanggan kabur sebelum menyelesaikan pembelian, ini saatnya Anda berusaha
untuk memenangkannya kembali. Target ulang atau kirim email yang mengingatkan
pelanggan tentang kebutuhannya akan produk tersebut untuk memengaruhi keputusan
pelanngan, meskipun sepertinya Anda telah kehilangan kesempatan untuk menjual. Tahap
keempat adalah yang paling penting dari keseluruhan tahap dalam proses pembelian, karena di
tahap inilah profit terjadi atau tidak.
5. Pembelian
Kebutuhan telah diciptakan, pencarian dilakukan, dan pelanggan memutuskan untuk membeli.
Semua tahap dalam proses pembelian atau konversi telah dipenuhi. Meski demikian, hal ini
masih belum benar-benar pasti. Anda masih bisa kehilangan pelanggan yang telah membeli.
Pemasaran di tahap ini sama pentingnya dengan di tahap-tahap lain.
Pemasaran di tahap ini cukup langsung, tanpa embel-embel, dan harus dilakukan sesederhana
mungkin. Uji coba proses membeli di website Anda. Apakah cukup mudah? Apakah ada terlalu
banyak tahap? Apakah website saya terlalu lambat untuk di-load? Apakah pembelian bisa
dilakukan dengan perangkat mobile semudah dengan komputer biasa? Ajukan pertanyaan-
pertanyaan penting ini dan lakukan penyesuaian. Jika proses membeli di website Anda terlalu
rumit, Anda beresiko kehilangan pelanggan, dan profit.

6. Evaluasi Paska Pembelian


Keseluruhan proses belum berakhir setelah pembelian terjadi. Fakta menunjukkan bahwa
sebuah bisnis dapat dengan sangat mudah kehilangan pendapatan dan pelanggan. Setelah
pembelian, seorang pelanggan akan masuk dalam masa evaluasi: apakah dia menganggap
keseluruhan proses memuaskan atau tidak.
Jika pelanggan beranggapan bahwa dia telah mengambil keputusan yang salah dengan
membeli produk Anda, dia akan mengembalikan barang tersebut. Hal ini dapat dimitigasi
dengan mengidentifikasikan sumber ketidakpuasan pelanggan, dan kemudian diikuti dengan
proses pengembalian uang secara mudah. Namun, kepuasan pelanggan saat ini belum cukup
untuk menjamin apakah pelanggan tersebut akan kembali untuk membeli dari Anda atau tidak.
Untuk memperbesar kemungkinan pelanggan kembali, kirimkan email follow-up atau survei.
Jangan lupa pula untuk mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pelanggan.
Kini setelah Anda mengetahui keenam tahap dalam proses pembelian yang dilakukan oleh
pelanggan, pelajarilah secara sungguh-sungguh. Jika Anda memahamiya dan menerapkan
strategi pemasaran yang tepat di setiap tahap, Anda akan mencapai tingkat konversi yang tinggi
dan tak lupa pula Anda akan mendapatkan loyalitas pelanggan.
Pendidikan konsumen adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana cara menjadi konsumen yang
baik dan bijak. Tujuan dari adanya pendidikan konsumen agar seorang dapat berperilaku baik
dalam mengkonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya sehari-harii. Kebutahan
sendiri dibagi menjadi beberapa kelompok. Seperti barang dan jasa, kebutuhan barang yang sangat
dibutuhkan manusia contohnya adalah busana, busana adalah kebutuhan primer yang harus
diprioritaskan. Namun bisa jadi kebutuhan akan busana tidak menjadi prioritas ketika kita
memiliki busana yang masih layak pakai. Dalam kegiatan pembelian kita harus bijak dalam
mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Seperti saat melakukan pembelian busana, kita harus
mmengetahui dalam keadaan seperti apa kita saat itu, apakah melakukan pembelian barang
tersebut sangat dibutuhkan atau hanya mengikuti keinginan saja. Karena pembelian busana yang
pada dasarnya menjadi kebutuhan primer akan menjadi kebutuhan penunjang saja saat kita
mengikuti keinginan bukan kebutuhan. Oleh karena itu penting bagi kita memperlajari pendidikan
konsumen agar kita dapat membaca keadaan kita ketika ingin mengkonsumsi barang dan jasa.
Agar barang dan jasa yang kita konsumsi tidak percuma karena hanya mengikuti keinginan saja
bukan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai