Oleh
Indah Arum Cahyani
(17050404051)
D. Penggolongan konsumen
1. Konsumen Super Marginal Konsumen Super Marginal adalah konsumen yang memiliki
daya beli lebih dibandingkan dengan kelompok konsumen lainnya. Pada konsumen ini
mereka mampu membeli lebih banyak dari apa yang mereka butuhkan sehingga mereka
memiliki Premi Konsumen. Biasanya kelompok konsumen ini menjadi sasaran program
pemasaran produsen untuk memotivasi membeli lebih banyak komoditas dengan
menawarkan produk lainnya.
2. Konsumen Marginal Konsumen Marginal adalah konsumen yang memiliki cukup daya beli
untuk membeli komoditas ditingkat harga keseimbangan. Mereka tidak punya daya beli
lebih untuk membeli komoditas lebih banyak, kalaupun mereka mampu membeli lebih
mereka akan mengorbankan kebutuhan lainya.
3. Konsumen Sub MarginalKonsumen Sub Marginal adalah konsumen yang tidak memiliki
daya beli pada tingkat harga keseimbangan. Mereka tidak mampu membeli komoditas yang
ditawarkan produsen, mereka akan menunggu membeli komoditas itu apabila dirasa harga
mulai menurun atau menungu program pemasaran produsen seperti diskon besar-besaran
pada waktu tertentu.
E. Kebutuhan-kebutuhan Manusia
Kebutuhan manusia adalah hal yang harus atau ingin dipenuhi agar dapat bertahan hidup atau
memperoleh kepusahan jiwa dan raga manusia. Manusia sebagai makhluk hidup memiliki
kebutuhan yang beraneka ragam dan sifatnya tidak terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut manusia akan melakukan upaya-upayanya dengan menggunakan alat pemuas
kebutuhan, yaitu barang dan jasa. Tujuan dari pemenuhan kebutuhan ini adalah untuk mencapi
kepuasan dan menjaga kelangsungan hidup. Karena kebutuhan yang tidak terbatas dan
beranekaragam jenisnya, maka kita perlu mengelompokkan kebutuhan tersebut menjadi
beberapa kelompok sebagai berikut:
G. Pengertian Konsumsi
Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, bahasa Inggris consumption, ialah suatu
kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa
barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen
adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan
Konsumsi memiliki tujuan utama yaitu untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
seseorang secara langsung, menggunakan barang atau jasa yang di luar tujuan tersebut
yang pasti bukan termasuk suatu kegiatan konsumsi. Yang bukan termasuk kegiatan
konsumsi adalah seperti sopir angkot yang mengantarkan para penumpangnya di setiap hari
dari pagi hingga sore, hal ini tidak dapat di kategorikan sebagai suatu kegiatan konsumsi
melainkan kegiatan produksi.
Pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir seseorang dalam melakukan kegiatan konsumsi.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, umumnya tingkat konsumsinya juga akan
semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
3. Harga Barang dan Jasa
Harga barang dan jasa dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Semakin tinggi
harga barang dan jasa, maka tingkat konsumsi akan semakin rendah, dan begitu juga
sebaliknya.
4. Jumlah Keluarga
Keluarga yang jumlah anggotanya lebih besar akan membuat tingkat konsumsinya
semakin besar, begitu juga sebaliknya.
5. Jenis Kelamin
Kebutuhan barang/ jasa antara pria dan wanita tentunya sangat berbeda. Hal tersebut juga
akan mempengaruhi tingkat konsumsi.
6. Selera dan Gaya
Sebagian orang memiliki selera dan gaya yang lebih baik, baik dalam hal berbusana maupun
hal lainnya. Hal ini membuat tingkat konsumsi mereka menjadi lebih tinggi ketimbang
mereka yang kurang memperhatikan gaya.
Kebiasaan dan adat istiadat di suatu daerah juga mempengaruhi tingkat konsumsi
masyarakatnya.
I. Pengertian Pembelian
Pembelian merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang kita lakukan setiap harinya. Pada
umumnya, pembelian dilakukan karena kita merasa membutuhkan barang atau jasa tersebut
untuk digunakan atau dikonsumsi.
Kita semua pasti sudah tidak heran lagi atau tidak tahu bagaimana caranya membeli suatu
barang. Secara umum, pengertian pembelian adalah pengadaan barang atau jasa untuk
keperluan konsumsi.
Dari ilustrasi atau pendapat beberapa ahli tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa pada
dasarnya manusia membeli suatu barang atau mengadakan proses pembelian karena kita
membutuhkan barang atau jasa tersebut.
Di dalam sebuah perusahaan atau organisasi, terutama perusahaan dagang yang menggunakan
ilmu akuntansi untuk pembukuannya, kita juga bisa menemukan adanya akun pembelian atau
penjualan. Akun tersebut bertujuan untuk mencatat segala transaksi pembelian yang terjadi
dalam suatu perusahaan.
Bagi perusahaan dagang yang kegiatan utamanya adalah menjual barang tanpa mengubah
bentuknya kepada konsumen, pembelian bahan baku merupakan biaya pengeluaran yang
paling besar.
J. Motif-motif Pembelian
Para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka untuk melakukan
pembelian. Menurut Buchari Alma (2004) ada tiga macam mengenai mtif-motif pembelian.
Yaitu:
1. Primary buying motive
Yaitu motif membeli yang sebenarnya. Misalnya kalau orang mau makan, maka akan mencari
nasi.
Yaitu pemilihan terhadap barang. Ini berdasar rasio misalnya apakah ada keuntungan bila
membeli sesuatu.
3. Patronage buying motive
Adalah seleksi atau tidak tertentu. Pemilihan ini bisa timbil karena layanan memuaskan,
tempatnya dekat, cukup persediaan barang, ada halaman parkir, orang-orang besar yang suka
berbelanja disitu.
Menurut Basu Swasta dan Handoko (1997), motif-motif manusia dalam melakukan pembelian
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya dapat dibedakan atas:
1. Motif pembelian primer dan selektif. Motif pembelian primer adalah motif yang
menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori-kategori umum (biasa) pada suatu
produk, seperti membeli televisi dan pakaian. Motif pembelian selektif adalah motif yang
mempengaruhi tantang model dan merek dari kelas-kelas produk, atau macam penjual yang
dipilih untuk suatu pembelian. Motif ekonomi, status, keamanan, dan persentasi adalah
beberapa contoh motif selektif.
2. Motif rasional dan emosional. Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada
kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen. Faktor
yang dapat dipertimbangkan dapat berupa harga, kualitas, pelayanan, ketersediaan barang,
keawetan, ukuran, kebersihanefisiensi dalam penggunaan. Sebagai contoh: motif
pembelian pada sepeda motor yang hemat bahan bakar, atau merek tertentu karena
kualitasnya sudah terpercaya. Motif emosional adalah motif pembelian yang berkaitan
dengan dengan perasaan atau emosi individu, seperti pengungkapan rasa cinta,
kebanggaan, kenyamanan, kesehatan, keamanan dan kepraktisan.
K. Kebiasaan membeli
pengaruh sikap pembeli atau pelanggan dalam kebiasaan membeli produk diantaranya:
1. pembelian yang didorong kata hati, cepat lambat pembeli golongan ini sangat termotivasi
untuk membeli dan untuk menhadapi golongan ini seorang penjual harus bersikap aktif dan
bersemangat. pembeli seperti ini mudah bertukar haluan , bertindak cepat tetapi apabila
melakukan kesalahan tidak akan segan meminta mbf pada penjual.
2. pembeli yang teliti, ini penuh pertimbangan lamct mengambil keputusan , unvk
menghadapi pembeli jenis ini seorang penjual harus menguasai produk atau produk
knowledge.
3. pembeli yang ragu ragu, ini selalu ragu dalam mengambil keputusan, segala yang
dikemukakan penjual tidak langsung dipercayainya, untuk menghadapi pembeli ini,
seorang penjual harus berusaha mengambil suatu keputusan yang diambil pembeli supaya
ia merasa bangga. penjual harus bersifat hati hati. ~ pembeli yang tegas: geraknya tegas,
positif dan tidak ragu ragu, penuh percaya diri, pendapatnya sulit dilawan. dalam
menghadapinya penjual jangan coba coba berdebat dengannya berikan apa yang
dimintanya.
4. pembeli yang ramah tamah, selain ramah juga senang diajak berbicara dan terlihat sopan,
untuk menghadapi pembeli ini , penjual harus waspada dan berusaha agar ia mau membeli
produk.
5. pembeli yang selalu mengharapkan potongan, ini harus ditindaki secara profesional jika
tidak ada potongan maka jelaskan dengan tegas.
6. pembeli yang pendiam, tampaknya sukar dilayani tetapi akhirnya dia tetap membeli barang
meskipun pendiam, tetapi pembeli jenis ini biasanya mengambil keputusan saat penjual
memberikan penjelasan.
L. Tempat-tempat pembelian
1. Pasar
2. Mini market
3. Toko
4. Warung
M. Cara-cara pembelian
1. Pengenalan Masalah
Secara sederhana, sebelum pembelian terjadi, pelanggan harus mempunyai alasan untuk
berpikir bahwa apa yang mereka mau, atau apa yang mereka cita-citakan berbeda dari apa yang
sudah mereka miliki. Keadaan bahwa keinginan berbeda dengan kenyataan menimbulkan
masalah pada pelanggan.
Namun, bagi seorang marketer, ini merupakan sebuah kesempatan. Dengan menyisihkan
waktu untuk “menimbulkan masalah” untuk pelanggan, tak peduli apakah mereka
menyadarinya atau tidak, Anda telah memulai proses pembelian. Untuk melakukan hal ini,
mulailah dengan pemasaran melalui konten. Bagikan fakta dan testimoni tentang produk atau
servis yang Anda sediakan. Ajukan beberapa pertanyaan untuk menarik pembeli potensial ke
dalam proses pembelian. Dengan melakukan hal ini, Anda membantu pembeli potensial untuk
menyadari bahwa dia memiliki masalah yang harus dipecahkan.
2. Pencarian Informasi
Begitu pelanggan mengenal masalah yang dia miliki, dia akan memulai untuk mencari
informasi karena mereka ingin mendapatkan solusi dari masalah yang dia miliki. Jika
masalahnya terletak pada foundation makeup, dia akan mencari foundation. Jika masalahnya
terletak pada kulkas dengan fitur-fitur tercanggih dan termodern, dia akan mencari kulkas.
Prosesnya cukup lugas dan langsung.
Sebagai seorang marketer, cara paling ampuh untuk memasarkan produk di tahap ini adalah
dengan cara mengokohkan brand Anda atau brand klien Anda sebagai yang terbaik di industri
atau bidang tertentu. Metode-metode yang bisa Anda pertimbangkan termasuk menjadi Google
Trusted Store, atau dengan mengiklankan partner dan sponsor di semua materi web dan
publikasi tambahan.
Mendapatkan atribut Google Trusted Store meningkatkan rangking pencarian di Google dan
memberikan rasa aman bagi pelanggan dengan menampilkan status Anda di website.
Meningkatkan kredibilitas bekerja sangat baik untuk pemasaran di tahap pencarian informasi
dengan cara menempatkan bisnis Anda di hadapan pelanggan dan di atas pesaing-pesaing
Anda.