Ciputra merupakan pelopor bisnis properti modern di Indonesia dan
pendiri sekaligus ketua umum pertama REI (perhimpunan perusahaan real estate Indonsia), yang dijuluki sebagai Bapak Real estate Indonesia. Selain itu juga ciputra merupakan orang Indonesia pertama yang dipercaya menjadi World President FIaBCI, organisasi pengusaha realestast internasional. Tentu saja ini semua tidak mudah untuk di dapatkan oleh ciputra. Ciputra yang merupakan anak ke-3 dari pasangan Tjie Siem Poe dan Lie Eng Nio ini merupakan salah satu keluarga belatar belakang sederhana dari daerah parrigi sulawesi tengah. Pada saat umur 12 tahun ciputra harus kehilangan ayahnya dikarenakan meninggal di tahanan tentara penduduk jepang. Mulai saat itu merupakan masa sulit bagi ciputra, ciputra yang masih kecil harus membantu ibunya untuk berjualan kue dan membantu memelihara sapi untuk menambah penghasilan keluarga. Dengan keadaan indonesia yang sedang mengalami peperangan dengan tentara belanda dan jepang ciputra harus melanjutkan sekolahnya, sehingga berdasarkan biografi ciputra diketahui lulus dari pendidikan SD saat berusia 16 tahun kemudian melanjutkan SMP di Gorontalo dan SMA di Manado dan dengan tekat yang kuat ciputra memutuskan untuk mengejar cita-citanya di pulau jawa dengan melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan jurusan arsitektur di Bandung.
Perjalanan bisnis Ciputra dirintis sejak masih menjadi mahasiswa
arsitektur Institut Teknologi Bandung. Bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, teman kuliahnya, sekitar tahun 1957 Ciputra mendirikan PT Daya Cipta. Biro arsitek milik ciputra bersama kedua sahabatnya tersebut memperoleh kontrak pekerjaan yang tinggi disaat itu, dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Pada tahun 1960 Ciputra lulus dari ITB dengan gelar insinyur, ciputra bertekad mengambil keputusan bersama kedua sahabatnya untuk bekerja di jakarta.
Dengan tanpa modal pada awal karirnya di jakarta besama kedua
sahabatnya, ciputra menawarkankan proposal proyeknya yang diajukan kepada Gubernur jakarta yaitu proyek bergengsi pembangunan pusat berbelanjaan dikawasan senen. Dengan konsep yang bagus akhirnya ciputra bekerja di PT pembangunan Jaya yaitu perusahaan daerah milik Pemerintah Daerah DKI. Melalui perusahaan yang 40% sahamnya dimiliki PEMDA DKI yang sangat berhasil ini ciputra menjukkan dirinya sebagai enterprneur yang profesional dan handal dalam mengembangkan perusahaan dan bisnis. Dengan keberhasilanya pada proyek pertama ciputra diberikan kesempatan untuk membangun proyek Taman Impian Jaya ancol.
Selain di PT Grup Jaya ciputra bersama dengan kedua sahabatnya
ciputra mendirikan perusahaan Metropolitan Grup yaitu untuk membangun perumahan mewah di Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Setelah sukses di kedua perusahaan tersebut ciputra tidak berpuas diri hingga ia mendirikan perusahaan keluarga yang diberinama Ciputra Group. Tidak selalu berjalan dengan lancar semua bisnis yang dilakuakan ciputra, seperti pada saat krisis ekonomi di indonesia tahun 1998 perusahaan yang ia pimpin mengalami imbasnya. Seperti Ciputra Grup yang terpaksa melakukan PHK kepada ribuan karyawanya, pemotongan gaji 40% untuk kelangsungan perusahaan agar tetap berjalan. Namun dengan kegigihan dan pantang menyerahnya, ciputra berhasil melewati tantangan itu semua bahkan perusahaan yang ia pimpin semakin maju.
Proyek kota barunya kini berjumlah 11 buah tersebar di Jabotabek,
Surabaya, dan di Vietnam dengan luas lahan mencakup 20.000 hektar lebih. Ke-11 kota baru itu adalah Bumi Serpong Damai, Pantai Indah Kapuk, Puri Jaya, Citraraya Kota Nuansa Seni, Kota Taman Bintaro Jaya, Pondok Indah, Citra Indah, Kota Taman Metropolitan, CitraRaya Surabaya, Kota Baru Sidoarjo, dan Citra Westlake City di Hanoi, Vietnam. Karya-karya besar Ciputra begitu beragam, karena hampir semua subsektor properti dijamahnya, jadi dapat dilihat bahwa ciputra adalah seorang yang fokus pada bidang sesuai dengan backgorund yang dimilikinya yaitu bidang proferti.