Anda di halaman 1dari 8

Satuan Pendidikan : Darussalam

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : VII/Ganjil
Materi : Perubahan Interaksi Antarruang
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 4 JP (2 Pertemuan)

A. Kompetensi Dasar ( KD )
3.1 Memahami konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim, bentuk muka
bumi, geologis, flora dan fauna) dan interaksi antarruang di Indonesia serta
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek ekonomi, sosial, budaya,
dan pendidikan.
4.1. .Menyajikan hasil telaah konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim,
bentuk muka bumi, geologis, flora dan fauna) dan interaksi antarruang Indonesia
serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia dalam aspek ekonomi,
sosial, budaya, dan pendidikan.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.1.1 Mendeskripsikan perubahan akibat Interaksi antarruang
3.1.2 Menganalisis dampak positif dan negatif interaksi antarruang terhadap
aspek social, budaya dan pendidikan
3.1.3 Mengidentifikasi masalah akibat interaksi antarruang
3.1.4 Mencari solusi terhadap dampak interaksi antarruang
4.1.1. Membuat telaah interaksi antarruang Indonesia serta pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia Indonesia dalam aspek sosial, budaya, dan
pendidikan
4.1.2. Mempresentasikan hasil telaah interaksi antarruang Indonesia serta
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia dalam aspek sosial, budaya,
dan pendidikan
PERUBAHAN INTERAKSI ANTAR RUANG
a) Interaksi antarruang di Indonesia serta pengaruhnya terhadap
kehidupan manusia dalam aspek ekonomi, social, budaya dan
pendidikan.
Interaksi antarruang merupakan saling hubungan antara gejala-gejala
pada tempat-tempat dan area-area yang berbeda-beda didunia. Semua
tempat dipermukaan bumi ini diikat oleh kekuatan alam dan manusia.
Terjadi gerak dari gejala-gejala tersebut dari tempat ketempat, udara,
air laut, tumbuhan dan hewan serta manusia. Setiap kejadian tersebut
berkenaan dengan hal itu akan mencerminkan adanya interaksi antar
tempat.manusia sebagai pencipta ilmu dan teknologi mampu
berinteraksi dan bergerak dalam ruang secara leluasa melalui
komunikasi dan tranportasi. Lebih lanjut mari kita bahaspengaruh
interaksi antarruang terhadap kehidupan manusia dalam aspek:
 Ekonomi
Setiap manusia pasti ingin memenuhi semua kebutuhan dalam
hidupnya karena pada dasarnya manusia adalah makhluk
hidup. Dalam hal memenuhi kebutuhannya manusia memiliki
kebutuhan tidak terbatas sedangkan barang yang dijadikan
sebagai alat pemus kebutuhan jumlahnya terbatas sehingga ada
kebutuhan yang pastinya tidak terpenuhi untuk itu perlu
berinteraksi dengan daerah lain. Contoh penduduk kota
menghasilkan berbagai produk industry seperti pakaian,
kendaraan dan lai-lain. Penduduk desa tidak menghasilkan
produk tersebut sehingga mereka pergi kekota untuk
memperoleh barang-barang tersebut. Akibatnya ada aliran
barang dari kota kedesa dan aliran bahan makanan dari desa ke
kota.
 Social
Dalam kehidupannya manusia dituntut untuk bisa
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, karena secara
kodratnya manusia dilahirkan sebagai makhluk social yang
tidak dapat hidup sendiri. Interaksi social ini akan terjalin
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok
tau kelompok dengan kelompok. Lebih dari sekedar interaksi
social, manusia juga membutuhkan orang lain guna memenuhi
kebutuhan hidupnya.
 Budaya
Interaksi antarruang yang terjadi berpengaruh terhadap aspek
budaya, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara individu
dengan individu atau kelompok dari latar belakang budaya
yang berbeda antar wilayah. Interaksi antar budaya terjadi
ketika ada interaksi antarruang di permukaan bumi. Contoh
apabila kita pergi ke suatu wilayah di permukaan bumi ini
maka kita harus berinteraksi dengan budaya yang ada agar bisa
diterima oleh masyarakat yang ada didaerah tersebut.
 Pendidikan
Setiap ruang dipermukaan bumi memiliki karakteristik
tertentu. Karakteristik inilah yang kemudian menciptakan
keterkaitan antar ruang dipermukaan bumi. Kondisi yang
berbeda berpengaruh terhadap pendidikan. Contoh daerah
pegunungan akan sulit menemukan sekolah karena kondisi
daerah yang terjal maka penduduk yang tinggal didaerah
tersebut untuk memperoleh pendidikan harus pergi ke daerah
lain, biasanya didataran rendah banyak didirikan sekolah-
sekolah.

b) Factor pendorong interaksi antarruang


Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara dua wilayah atau
lebih yang dapat menimbulkan gejala-gejala, kenampakan dan
permasalahan baru. Dalam konsep interaksi ini, gejal-gejala yang satu
dengan gejala-gejala yang lainnya saling tergantung satu sama
lain.Interaksi tersebut didorong oleh beberapa factor, antaralain:
 Adanya perbedaan potensi alam. Misalnya desa menghasilkan
bahan baku, sedangkan kota menghasilkan barang industry
 Konflik yang terjadi disuatu wilayah sehingga menyebabkan
ketidaknyamanan penduduk untuk tetap bertahan hidup
diwilayhnya. Akibatnya para penduduk berbondong-bondong
mengungsi kewilayah lain. Perbedaan iklim dan tingkat
kesuburan tanah yang dimiliki suatu wilayah akan berpengaruh
terhadap hasil produksi.
 Tingkat penguasaaan ilmu dan teknologi yang dimiliki suatu
wilayah.

Interaksi keruangan meliputi beragam jenis pergerakan seperti perjalanan menuju


tempat kerja, migrasi, pariwisata, pemanfaatan fasilitas umum, transmisi infomasi
dan modal, wilayah pemasaran kegiatan retail, perdagangan internasional, dan
distribusi barang. Semua bentuk interaksi tersebut berdampak pada adanya
perubahan. Jika banyak orang dengan berbagai kepentingannya selalu datang pada
suatu tempat, maka tempat yang dituju akan berkembang menjadi pusat kegiatan
manusia atau sering disebut kota. Jadi, pergerakan orang sebagai bentuk interaksi
keruangan menimbulkan perubahan. Berbagai perubahan akibat interaksi
keruangan antara lain sebagai berikut:

1. Berkembangnya Pusat-Pusat Pertumbuhan


Menurut Kasinah (2017), menjelaskan bahwa pergerakan orang, barang dan jasa
pada suatu lokasi tertentu akan menimbulkan pemusatan aktivitas manusia pada
lokasi tujuan. Pemusatan aktivitas penduduk tersebut kemudian membentuk
daerah perkotaan. Daerah perkotaan merupakan pusat pertumbuhan suatu wilayah
karena sebagian besar aktivitas terkonsentrasi di wilayah perkotaan.
2. Perubahan Penggunaan Lahan
Aktivitas penduduk yang terus meningkat pada akhirnya akan memerlukan lahan
untuk menampung aktivitas tersebut. Semakin banyak penduduk yang datang
pada suatu kota akan disertai dengan kebutuhan tempat tinggal. Akibatnya terjadi
alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi permukiman. Hal yang sama juga
terjadi pada industri, perdagangan, jasa, dan lainnya yang memerlukan lahan
untuk menampung aktivitasnya.
3. Perubahan Orientasi Mata Pencaharian
Interaksi spasial umumnya terjadi karena adanya kepentingan ekonomi,
khususnya berkaitan dengan pekerjaan (Fatimah, 2015). Daerah yang menjadi
tujuan pergerakan penduduk akan dihuni oleh mereka yang memiliki pekerjaan
yang beragam. Jenis pekerjaan juga berkembang karena adanya kebutuhan akan
barang dan jasa yang semakin beragam. Orientasi pekerjaan berubah dari yang
tadinya berorientasi pada sumber daya alam, khususnya petani, menjadi pekerjaan
lainnya
4. Berkembangnya Sarana dan Prasarana
Terjadinya pergerakan orang, barang, dan informasi memerlukan sarana dan
prasarana. Pembangunan sarana dan prasarana akan semakin meningkat dengan
meningkatnya pergerakan tersebut. Kendaraan, jalan, fasilitas umum, pusat-pusat
perdagangan, dan lain-lain terus bertambah dengan semakin meningkatnya
interaksi keruangan.
5. Adanya Perubahan Sosial dan Budaya
Perubahan sosial juga menyangkut perubahan status sosial. Berkembangnya suatu
wilayah karena adanya interaksi spasial akan memengaruhi status sosial
masyarakatnya (Sidiq, 2016). Perubahan juga dapat terjadi pada aspek budaya
karena penduduk pendatang dan penduduk asli dapat memiliki budaya yang
berbeda. Perubahan sosial dan budaya pada saat ini tidak lagi hanya karena
adanya pergerakan penduduk, tetapi juga karena adanya aliran informasi dari
suatu daerah dengan daerah lainnya, bahkan antarnegara atau benua yang jaraknya
sangat jauh sekali.
6. Berubahnya Komposisi Penduduk
Interaksi keruangan dalam bentuk pergerakan orang akan menimbulkan
konsentrasi penduduk dalam suatu wilayah. Penduduk tersebut memiliki latar
belakang yang berbeda beda, misalnya agama, status sosial, usia, jenis kelamin,
mata pencaharian, etnik atau suku bangsa, dan lain-lain. Akibatnya komposisi
penduduk berubah dari yang awalnya relatif seragam, misalnya sebagian besar
etnik Sunda, kemudian berkembang menjadi beragam etnik.

Solusi Terhadap Dampak Interaksi Antarruang

1. Urbanisasi

Dalam permasalahan penduduk desa yang pergi ke kota atau biasa dengan istilah
urbanisasi tetapi bukanlah urbanisasi suatu penggambaran realitas sebenarnya yang
ada di kota, sehingga masyarakat desa dapat mengintimasi apakah mereka sudah
siap apa belum hidup di kota. solusi yang lain adalah dengan pemberian suatu
pendidikan dan ketrampilan dalam bekerja supaya apabila hidup di kota sudah siap
dengan pekerjaannya supaya tidak menciptakan pengangguran. dan solusi yang
berikutnya adalah membuat pusat-pusat ekonomi baru tentunya di desa, supaya
masyarakat desa pun dapat menikmati geliat ekonomi modern tanpa tergilas oleh
kehidupan yang keras seperti di kota. sehingga mereka (orang-orang desa) dapat
belajar mulai dari sistem ekonomi yang modern secara perlahan dan bertahap, nanti
akan muncul penyesuaian diri dan akhirnya mereka akan kuat dalam menghadapi
gempuran kehidupan seperti kehidupan di perkotaan dan tidak akan menjadi orang
yang tidak berguna ataupun menjadi beban masyarakat dan negara. estimasi
seseorang terhadap keadaan memanglah tidak selamanya akan membuahkan hasil
yang sesuai dengan keinginan, seperti halnya hasil interaksi desa dan kota yang
mengakibatkan masyarakat desa yang urbanisasi ke kota dengan harapan
mendapatkan kehidupan yang lebih baik daripada hidup didesa, namun banyak
kejadian orang desa yang urbanisasi ke kota hanya menjadi beban kota saja. hal
tersebut dikarenakan kurangnya kesiapan masyarakat desa menjalankan hidup di
kota dan akhirnya mereka tergilas oleh kehidupan kota, jangankan mendapatkan
kesuksesan, tetapi dapat hidup saja sudah untung. solusi dari permasalahan ini
adalah dalam melakukan perpindahan dari desa ke kota haruslah dipersiapkan
dengan sebaik baiknya, baik dalam bidang finansial maupun keahlian yang dimiliki.
apabila tidak siap akan hal itu, lebih baik menikmati dan memaksimalkan hidup di
daerah asal atau di desa, menunggu sampai siap pergi ke kota apabila benar-benar
menginginkan hidup di kota.

2. Pemukiman Liar

Untuk permasalahan munculnya pemukiman liar yang berujung pada pemukiman


kumuh karena kurangnya kemampuan untuk membuat hunian di tempat yang layak
karena lahan dan bahan yang begitu mahal di kota. solusi yang dapat diberikan dalam
hal ini ada beberapa cara. yang pertama adalah pemberian bekal wawasan kepada
para urban, supaya sebelum pindah dari desa ke kota haruslah memiliki persiapan
yang matang dan sedemikian rupa. karena hidup di kota tidak semudah dan tidak
semurah hidup didesa, dan model kehidupanya juga akan sangat jauh berbeda. solusi
yang berikutnya adalah dibutuhkanya peran aktif pemerintah untuk menyediakan
hunian yang layak bagi sesama warganegara, meskipun memiliki keterbatasan
ekonomi. tetapi kesejahteraanya tetaplah beban pemerintah. maka dari itu
pemerintah perlu menyediakan hunian yang layak, terjangakau dan tentunya
memenuhi kebutuhan hidup dasar manusia. hal tersebut karena kemampuan
masyarakatnya yang kurang dalam hal financial berarti harus ada jalan keluarnya,
yaitu mungkin membangun rumah dan disewakan tentunya dengan subsidi cara lain
yaitu menjual dengan cara kredit yang tidak menyulitkan, tentu saja dengan subsidi
dari pemerintah. dari solusi itulah nanti akan terentaskan mereka dari belenggu
kehidupan kumuh dan akan menjalankan kehidupan yang lebih baik lagi.

4. Degradasi Lingkungan

mengenai masalah degradasi lingkungan atau pembangunan yang tidak


memperhatikan aspek lingkungan. akhirnya keseimbangan lingkungan
sekitarpun menjadi rusak. dari permasalahan tersebut banyak solusi yang dapat
diajukan, antara lain yang pertama dengan upaya pemerintah, yang seharusnya
dalam melakukan perencanaan tataletak kota harus seimbang, benar dan sesuai
dengan pertimbangan-pertimbangan. dan hal itu bukan hanya menjadi wacana
belaka, melainkan dalam faktanya harus benar-benar dilakukan, yaitu dengan
konsistensisitas pemerintah dalam melaksanakannya.

Anda mungkin juga menyukai