MEMPERKENALKAN DIRI
Disusun Oleh :
RYAN QISTHY
18180100040
2019
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Wasyukurillah kelompok panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan kesehatan, petunjuk serta limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI. Kami sebagai tim penyusun, menyadari bahwa mungkin
Terapi Aktivitas Kelompok ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan kritik yang dapat membangun, demi sempurnanya Terapi Aktivitas Kelompok ini
dikemudian hari. Akhirnya kami mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat.
1
A. Latar Belakang
Menurut WHO Kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak gangguan jiwa,
(Afnuhazi, 2015).
Menurut Afnuhazi (2015), salah satu gangguan jiwa yang dikenal adalah
skizofrenia, skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa berat yang ditandai dengan penurunan
yang tidak wajar atau tumpul, gangguan kognitif (tidak mampu berpikir abstrak) serta
mengalami kesukaran melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu gejala negatif skizofrenia
adalah menarik diri dari pergaulan sosial (isolasi sosial). Isolasi sosial adalah suatu
keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
isolasi sosial mengalami gangguan dalam berinteraksi dan mengalami perilaku tidak ingin
berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya, lebih menyukai berdiam diri, mengurung
Gangguan ini terjadi akibat adanya faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
menimbulkan ras pesimis, ragu, takut salah, tidak percaya pada orang lain dan merasa
tertekan. Keadaan yang seperti ini akan menimbulkan dampak seseorang tidak ingin untuk
1
2
berkomunikasi dengan orang lain, suka menyendiri, lebih suka berdiam diri dan tidak
lain. Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri, yaitu percobaan
untuk menghindari interaksi dengan orang lain. Dimana individu yang mempunyai
mekanisme koping adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan
individu yang mempunyai mekanisme koping maladaptif (skizofrenia), bila tidak segera
mendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang
lebih banyak dan lebih buruk. Peningkatan sosialisasi pada pada pasien skizofrenia bisa
pada saat ini di panti YPKK Semplak Bogor TAK sosialisasi masih diragukan, hal ini
disebabkan karena jumlah pasien dengan riwayat menarik diri masih relative banyak
Hampir diseluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang mengalami
skizofrenia (ringan sampai berat) Hasil survey kesehatan Mental Rumah Tangga di
Indonesia menyatakan bahwa 185 orang per 1000 penduduk di Indonesia mengalami
skizofrenia (ringan sampai berat). Berdasarkan survey dipanti, masalah keperawatan yang
terbanyak adalah halusinasi, menarik diri dan defisit perawatan diri. (Jpnn, 2018).
Menurut Keliat (2006) dalam Sutrisno, dkk., (2017) dampak yang dapat ditimbulkan
oleh menarik diri pada pasien skizofrenia adalah; kerusakan komunikasi verbal dan non
persepsi sensori (halusinasi). Bila pasien menarik diri tidak cepat teratasi maka akan dapat
membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Penatalaksanaan pasien dengan
3
riwayat menarik diri dapat dilakukan salah satunya dengan pemberian intervensi terapi
aktifitas kelompok sosialisasi, yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa
dalam sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis,
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
isolasi sosial mengalami gangguan dalam berinteraksi dan mengalami perilaku tidak ingin
berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya, lebih menyukai berdiam diri, mengurung
kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi. Dari latar belakang tersebut diatas
penulis tertarik membuat penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Terapi
Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi pada pasien skizofrenia dengan riwayat menarik diri.
aktivitas sebagai stimulus yang terkait dengan pengalaman masa lalu atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Terapi aktivitas kelompok (TAK) juga merupakan salah satu
terapi modalitas yang dilakukan oleh perawat pada sekelompok yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi ,dan kelompok digunakan
sebagai target asuhan. Hasil diskusi dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
A. TOPIK
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan identitas diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan,
C. LANDASAN TEORI
1. Definisi
aktivitas sebagai stimulus yang terkait dengan pengalaman masa lalu atau kehidupan
ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar
peserta yang mana terapi aktifitas kelompok (TAK) sosialisasi sebagai upaya
Dari latar belakang tersebut diatas penulis tertarik membuat proposal dengan judul “
D. PASIEN
1. Karakteristik/ Kriteria
c. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif
d. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah klien yang tidak dalam keadaan
2. Proses Seleksi
d. Melakukan seleksi terhadap klien – klien yang akan diikut sertakan dalam TAK
3. Pasien
Berikut ini adalah nama-nama pasien yang sudah di seleksi dan akan mengikuti TAK,
a. Tn. S
b. Tn. B
c. Tn. S
6
d. Tn. R
e. Tn. A
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
2. Tim Terapis
a. Tugas Terapi
reinforcement positif.
2) Co Leader : (Desli)
b) Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien anggota kelompok untuk aktif
a) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia),
penutupan.
TAK.
a. Metode
1) Dinamika kelompok
b. Media /Alat :
4) Bola tenis
5) Sound system
4. Setting L CL
P
P
P P P
F
F F
Ket :
L : Leader P : Pasien
CL : Co Leader F: Fasilitator O: Observer
F. Langkah kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi / validasi
lain.
c. Kontrak
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset atau lagu dari HP dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum
jam.
b. Pada saat lagu berhenti dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola dapat
mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada di sebelah
a) Memberi salam.
c) Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi lawan bicara.
d. Hidupkan kembali lagu dari hp dan edarkan bola. Pada saat lagu dimatikan, minta
kelomopok yang disebelah kanannya kepada kelompok; yaitu nama lengkap, nama
f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberikan tepuk
tangan.
g. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
pribadi.
1. Evaluasi
TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
11
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS Sesi 1, dievaluasi
Sesi 1 : TAKS
Kemampuan Memperkenalkan Diri
a. Kemampuan Verbal
Petunjuk :
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS pada kolom nama klien.
2) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, merespons,
memberikan pendapat, menyampaikan perasaan tentang music yang didengar. Beri
tanda jika klien mampu dan tanda jika klien tidak mampu.
12
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAKS klien mampuh memperkenalkan diri secara
verbal dan nonverbal, dianjurkan klien memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat.(buat
jadwal).
13
DAFTAR PUSTAKA
Anna Keliat, Budi., dan Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Yosep, Iyus., Sutini, Titin. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (dan Advance mental