Tujuan Pembelajaran
1. Menguasai konsep, karakteristik, dan metode pencatatan investasi pada
instrument ekuitas
2. Mampu membedakan perlakuan akuntansi antara metode ekuitas dan
metode biaya/nilai wajar
3. Mampu menghitung dan mengalokasikan selisih antara biaya perolehan
investasi dengan bagian investor atas nilai tercatat aset neto dan liabilitas
teridentifikasi pada metode ekuitas
4. Mampu membuat penyajian dan pengungkapan atas investasi pada
instrument ekuitas
1
Besarnya pengaruh investor atas kebijakan perusahaan berbanding lurus dengan
jumlah kepemilikan saham. Pada umumnya kepemilikan saham di atas 50%
memberikan pengaruh dominan atau pengendalian signifikan investor atas kebijakan
yang diambil investee.
2. Investasi Saham
Terdapat berbagai kemungkinan dalam transaksi kepemilikan saham investee
oleh investor. Sebagai contoh bila perusahaan A membeli saham perusahaan B,
maka terdapat 3 kemungkinan perlakuan akuntansi untuk 3 situasi:
a. Bila pembelian saham oleh A tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap perusahaan B, maka A akan mengelompokkannya sebagai trading
atau available for sale securities dan perlakuan akuntansinya tunduk kepada
SAK 50 dan 55 (dicatat dengan nilai wajar/fair value-nya). Secara umum
pembelian saham di bawah 20% dianggap tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan. (Yang terbaru tentang pengelompokan investasi bisa dilihat di PSAK
71)
b. Bila pembelian saham oleh A mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan B, maka A akan menggunakan metode equity/ekuitas untuk
mencatat investasi saham tersebut. Secara umum pembelian saham antara 20%
- 50% dianggap mempunyai pengaruh yang signifikan
c. Bila pembelian saham oleh A dimaksudkan untuk mengendalikan atau
menguasai perusahaan B, maka A harus menyusun laporan konsolidasi. Dalam
laporan keuangannya tersendiri yang disajikan sebagai tambahan atas laporan
konsolidasian, A harus mencatat investasi saham tersebut dengan metode cost
atau mengikuti PSAK 55 (sbg sebagai available for sale securities). Pembelian
saham di atas 50% dianggap dapat mengontrol/menguasai perusahaan melalui
voting. Dalam situasi seperti ini terjadi hubungan induk – anak perusahaan.
2
Kepemilikan saham dan tingkat pengaruh investor atas kebijakan investee
sebagaimana dijelaskan pada Gambar 2.1. .
Gambar 2.1.
Tingkat Pengaruh Atas Kepemilikan Saham
3
Keberadaan pengaruh yang signifikan oleh investor umumnya dibuktikan
dengan satu atau lebih cara berikut ini:
a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di
investee;
b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;
c. Adanya transaksi yang material antara investor dengan investee;
d. Pertukaran personel manajerial; atau
e. Penyediaan informasi teknis pokok
Untuk menentukan adanya pengaruh yang signifikan, keberadaan hak suara
potensial (waran, opsi, convertible securities) yang dapat dieksekusi pada saat
pembelian saham, harus diperhitungkan.
4
sama dengan perlakuan akuntansi pada metode biaya. Perbedaan antara metode
biaya dan nilai wajar adalah pada pengakuan nilai investasi setelah pengakuan awal.
Nilai investasi pada periode selanjutnya (setelah pengakuan awal), akan diakui
sebesar nilai wajarnya.
3. Ilustrasi prosedur akuntansi menurut Fair value /cost method dan equity
method
1 Januari 2016, P membeli 2.000 (20%) dari 10.000 lembar saham S senilai
$50/lembar. Nilai par dan nilai wajar saham diasumsikan sama. S memperoleh net
5
income 2016 $50,000 dan membagikan cash dividend pada 1 Nopember 2016
$20,000. Untuk transaksi ini, P akan membuat jurnal:
6
Setelah selisih harga perolehan dan aset neto yang diperoleh dialokasikan,
maka berikutnya hasil alokasi tersebut kemudian diamortisasi terhadap aset dan/atau
liabilitas dengan umur manfaat yang dapat diidentifikasi (depreciable). Amortisasi
dilakukan agar nilai investasi investor pada akhirnya akan sama dengan %
kepemilikan dikalikan dengan nilai buku ekuitas investee.
Amortisasi diakui oleh investor dan berpengaruh terhadap nilai dan
pendapatan investasi. Amortisasi dilakukan dengan cara mendebet atau mengkredit
Pendapatan dari Investee (Income from S) dan mengkredit atau mendebet Investasi
pada Investee (Investment in S) dengan jumlah yang sama. Dengan eliminasi ini,
selisih harga perolehan dengan aset neto yang diperoleh suatu saat akan habis,
sehingga Saldo akun Investment in S di dalam bukunya P akan sama dengan %
kepemilikan P dikalikan dengan stockholders’ equity S.
Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali. Karena
goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui
secara terpisah, maka tidak dilakukan pengujian secara terpisah dengan
menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill sesuai PSAK 48.
Sebagai gantinya seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan
PSAK 48 sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan recoverable amount
dengan nilai tercatatnya.
7
Tabel 2.1. Neraca PT Sawojajar per 2 Januari 2015 (dalam ribuan)
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut,
dialokasikan kepada:
Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015)
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000) 300.000.000
Other Current Assets (diasumsikan habis terpakai di tahun 2015)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000) (60.000.000)
8
Equipment (masa manfaat 20 th)
30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000) 900.000.000
Note payable (jatuh tempo 5 tahun)
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000) 60.000.000
Goodwill 200.000.000
Total excess 1.400.000.000
Untuk transaksi tersebut PT Pakuan akan membuat jurnal sbb:
1 Jan 2015 Investment in Sawojajar Rp 5.000.000.000
Cash Rp 2.000.000.000
Capital Stock Rp 2.000.000.000
Additional paid-in capital Rp 1.000.000.000
(Untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sawojajar)
9
(amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - Equipment
Rp900.000.000 : 20 th)
Dalam contoh di atas, bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam
laporan laba atau rugi investor dengan menggunakan akun “Income from
Sawojajar”.
Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in Sawojajar akan
menunjukkan saldo Rp5.303.000.000 dan akun Income from Sawojajar
Rp603.000.000.
Bila untuk transaksi pada contoh No. 1 di atas, uang yang diserahkan PT Pakuan
hanya Rp. 1.500.000.000 ditambah saham sebanyak 200,000 lembar dengan nilai
par Rp10.000/lembar dan nilai pasar Rp15.000/lembar, maka perhitungan dan
alokasi selisihnya akan tampak sebagai berikut:
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut,
dialokasikan kepada:
Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015)
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000) 300.000.000
10
OCA (diasumsikan terpakai di tahun 2015)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000) (60.000.000)
Equipment (masa manfaat 20 th)
30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000) 900.000.000
Note payable (jatuh tempo 5 tahun)
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000) 60.000.000
Gain on bargain purchase (300.000.000)
Total excess 900.000.000
Jurnal yang dibuat akhir tahun 2015 akan bertambah dengan jurnal untuk
pengakuan gain yaitu:
11
Harga perolehan (Cost of investment) Rp475.000.000
Nilai tercatat investasi 35 % x Rp900.000.000 Rp315.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat Rp160.000.000
31 Des 2015
Cash Rp 42.000.000
Investment in Belinda Rp42.000.000
(Untuk mencatat penerimaan dividen dari PT Belinda 35% x Rp120.000.000)
(Untuk mencatat kenaikan nilai available for sale securities di PT Belinda 35% x
Rp20.000.000)
12
Income from Belinda Rp21.000.000
Income from Belinda (sbg OCI) Rp 7.000.000
13
(Untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory PT Burberry 20% x
Rp20.000.000)
Dalam transaksi hilir antara PT Alamanda dan PT Burberry, terdapat laba antar
perusahaan sebesar Rp60.000.000. Dari sejumlah laba tersebut, sebesar
Rp40.000.000 telah terealisir dengan terjualnya inventory PT Burberry kepada pihak
ketiga, sementara sebesar Rp20.000.000 belum terealisir karena inventory masih
ada di Gudang PT Burberry. Dengan kepemilikan sebesar 20%, PT Alamanda harus
menangguhkan keuntungan yang belum terealisir sebesar Rp4.000.000 (20% x
Rp20.000.000). Dengan demikian laba PT Burberry yang menjadi bagian PT
Alamanda adalah sebesar Rp196.000.000 (Rp200.000.000 – Rp4.000.000).
Jika pada tahun berikutnya, inventory tersebut terjual kepada pihak luar, maka
PT Alamanda akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
F. Interim Acquisition
Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober 2016, PT Pelangi membeli 40% saham PT Sinar
sebesar Rp800.000.000 dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Net
aset PT Sinar pada 1 Januari 2016 adalah Rp1.500.000.000. Untuk tahun 2016, PT
Sinar melaporkan net income Rp250.000.000 dan mengumumkan dividen 1
September 2016 Rp150.000.000. Nilai buku aset dan liabilitas PT Sinar pada 1
Oktober 2016 sama dengan nilai wajarnya kecuali Bangunan yang nilai bukunya
Rp400.000.000 mempunyai nilai wajar Rp600.000.000. Masa manfaat bangunan
sejak 1 Oktober 2016 20 tahun.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai
tercatat net aset sbb:
Harga perolehan (Cost of investment) Rp 800.000.000
14
Dikurangi:
Ekuitas awal 1 Januari 2016 1.500.000.000
Income 1 Jan s/d 30 Sept (9/12 x 250.000.000) 187.500.000
Less dividend 1 Sept (150.000.000)
Net asset S per 1 Oktober 2016 1.537.500.000
Kepemilikan 40 % x 1.537.500.000 615.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S 185.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S dialokasikan ke:
Bangunan (600.000.000 – 400.000.000) x 40% 80.000.000
Goodwill 105.000.000
185.000.000
Untuk transaksi ini PT Pelangi akan membuat jurnal sbb:
1 0kt 2016
Investment in PT Sinar Rp800.000.000
Cash Rp800.000.000
31 Des 2016
Investment in PT Sinar Rp25.000.000
Income from PT Sinar Rp25.000.000
(Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 250.000.000 x 3/12)
15
sehingga akun investasi dan retained earning yang sebelumnya menggunakan
metode cost harus disesuaikan.
Contoh:
PT Pandu membeli 10% saham PT Siwi pada awal 2016 senilai Rp70.000.000
dan mengelompokkannya sebagai fair value through profit or loss (trading securities).
Stockholder’s equity (net asets) PT Siwi saat itu Rp600.000.000. Selisih sebesar
Rp10.000.000 dialokasikan ke Bangunan yang masa manfaatnya 20 tahun lagi.
Untuk tahun 2016 PT Siwi melaporkan Net Income Rp100.000.000 dan membayar
dividen Rp50.000.000. Nilai wajar saham pada akhir tahun sama dengan nilai
tercatatnya.
Untuk transaksi selama 2016, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:
Cash Rp5.000.000
Dividend Income Rp5.000.000
(Untuk mencatat penerimaan dividend dari PT Siwi 10% x $50,000)
Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai
Rp100.000.000, sehingga total kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan
diasumsikan PT Pandu mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk transaksi ini, PT
Pandu akan membuat jurnal sbb:
Investment in S Rp170.000.000
Investment in Trading Securities Rp 70.000.000
Cash Rp100.000.000
(Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham S dari
Trading securities menjadi Investment in S)
16
(Untuk mencatat bagian keuntungan PT Pandu dari net income PT Siwi 2016 10% x
Rp100.000.000 dikurangi amortisasi selisih cost atas net aset yang diperoleh
Rp10.000.000 : 20 th)
17
Investment in trading securities Rp270.000.000
Investment in PT Sakti Rp262.500.000
Gain on transfer of categories Rp 7.500.000
Contoh:
Awal Januari 2013, PT Prima membeli 20,000 saham yang belum diterbitkan
sebelumnya langsung dari PT Sanjaya senilai Rp450.000.000. Pada saat itu
stockholders’ equity PT Sanjaya terdiri dari Rp200.000.000 Capital stock-ordinary par
Rp10.000 dan Rp150.000.000 Retained Earnings. Setelah pembelian saham oleh PT
Prima, jumlah saham PT Sanjaya yang beredar menjadi 20,000 +
(Rp200.000.000:20.000) = 40,000. Dengan demikian kepemilikan saham P atas S
adalah 50% (20,000 : 40,000)
Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh
pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor
menghitung bagiannya atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas dividen
atas saham tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan atau belum.
Contoh:
18
PT Premium membeli 40% saham PT Quality pada awal 2016 senilai
Rp2.500.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Quality terdiri dari 10%
cumulative preferred stock, par Rp100, Rp1.000.000.000; Capital stock-ordinary
Rp3.000.000.000; Other paid-in capital Rp500.000.000; dan Retained Earnings
Rp1.500.000.000. Net income yang diperoleh dan dividen yang dibayarkan oleh
PT Quality pada tahun 2016 masing-masing Rp700.000.000 dan Rp200.000.000
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai
tercatat net aset sbb:
Harga perolehan (Cost of investment) 2.500.000.000
Nilai tercatat investasi (net asets PT Quality) yang diperoleh:
Ekuitas PT Quality 6.000.000.000
Dikurangi saham preferen 1.000.000.000
5.000.000.000
% kepemilikan 40%
2.000.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat (goodwill) 500.000.000
K. RINGKASAN
19
1. Pembelian saham suatu entitas yang tidak menimbulkan pengaruh yang
signifikan akan dicatat sebagai trading atau available for sale securities; yang
mempunyai pengaruh yang signifikan akan dicatat dengan metode ekuitas; yang
menimbulkan hubungan induk-anak, akan dicatat menggunakan metode cost,
diperlakukan sebagai trading atau available for sale securities dan induk
perusahaannya harus menyusun laporan keuangan konsolidasi.
4. PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari
transaksi antara investor dan investee (upstream/downstream atau hilir/hulu)
diakui dalam laporan keuangan investor hanya sebesar bagian investor lain
dalam entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi yang
dihasilkan dari transaksi – transaksi ini dieliminasi.
5. Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan profit
dari investee dan amortisasi selisih harga perolehan dengan nilai tercatat dimulai
dari tanggal pembelian.
6. Bila investor memiliki saham secara bertahap, yaitu dari tidak mempunyai
pengaruh ke mempunyai pengaruh, maka ia harus membuat jurnal penyesuaian
atas investasinya seolah-olah metode ekuitas sudah dipergunakan sebelumnya.
8. Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh
pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor
20
menghitung bagiannya atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas
dividen atas saham tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan
atau belum.
L. LATIHAN SOAL
1. PT Purnama menerbitkan 40,000 lembar sahamnya (tanpa nilai par) untuk
memperoleh 40% saham PT Sejahtera pada 1 Jan 2016. PT Purnama juga
membayar biaya lain yang berkaitan dengan perolehan saham sebesar
Rp40.000.000 dan biaya penerbitan dan registrasi saham Rp10.000.000. Aset
dan liabilitas PT Sejahtera pada saat itu tampak sbb:
2. Pada tanggal 1 April 2016, PT Panama membeli 30% saham PT Segara senilai
Rp383.000.000. Ekuitas PT Segara awal tahun 2016 Rp1.000.000.000. Selama
2016, PT Segara mengumumkan dan membayar dividen sebanyak 4 kali, yaitu
21
tanggal 15 Maret, 15 Juni, 15 September, dan 15 Desember masing-masing
sebesar Rp20.000.000. Net income yang diperoleh tahun 2016, Rp160.000.000
22
d. Menentukan saldo Investment in PT Senja 31 Desember 2016
e. 1 Januari 2017 PT Panorama menjual ¾ kepemilikan sahamnya di PT Senja
dengan harga Rp1.900.000.000 sisa saham dicatat sebagai trading securities
dengan nilai wajar Rp.660.000.000. Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat
transaksi tersebut!
Ekuitas PT Sampurna 1 Januari 2015 terdiri dari 20,000 lembar saham nilai par
Rp10.000 dan retained earnings Rp100.000.000. Net income yang dihasilkan PT
Sampurna tahun 2015 dan 2016 masing-masing Rp40.000.000 dan Rp60.000.000.
Untuk tahun 2015 dan 2016, PT Sampurna membayar dividen setiap tanggal 1 Mei
dan 1 November masing-masing sebesar Rp15.000.000. Bila ada selisih antara cost
dengan nilai tercatat aset neto yang diperoleh, dialokasikan ke paten dan
diamortisasikan selama 10 tahun.
23