Anda di halaman 1dari 23

BAB 2

INVESTASI SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI


AKUNTANSI DAN PELAPORAN INVESTOR

Tujuan Pembelajaran
1. Menguasai konsep, karakteristik, dan metode pencatatan investasi pada
instrument ekuitas
2. Mampu membedakan perlakuan akuntansi antara metode ekuitas dan
metode biaya/nilai wajar
3. Mampu menghitung dan mengalokasikan selisih antara biaya perolehan
investasi dengan bagian investor atas nilai tercatat aset neto dan liabilitas
teridentifikasi pada metode ekuitas
4. Mampu membuat penyajian dan pengungkapan atas investasi pada
instrument ekuitas

A. Investasi pada Instrumen Ekuitas


1. Instrumen Ekuitas
PSAK 50 (Revisi 2014) mendefinisikan instrument ekuitas sebagai setiap
kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi
dengan seluruh liabilitasnya. Investasi pada instrument ekuitas mencerminkan
kepemilikan atas saham yang diterbitkan oleh entitas lain. Pihak yang menerbitkan
saham disebut investee sedang pihak yang memperoleh kepemilikan saham disebut
investor.
Sebagai salah satu bentuk instrument ekuitas, saham memberikan imbal balik
yang merupakan hak investor berupa dividen. Selain itu, investor juga memiliki hak
suara yang memungkinkan investor untuk mempengaruhi kebijakan perusahaan.

1
Besarnya pengaruh investor atas kebijakan perusahaan berbanding lurus dengan
jumlah kepemilikan saham. Pada umumnya kepemilikan saham di atas 50%
memberikan pengaruh dominan atau pengendalian signifikan investor atas kebijakan
yang diambil investee.

2. Investasi Saham
Terdapat berbagai kemungkinan dalam transaksi kepemilikan saham investee
oleh investor. Sebagai contoh bila perusahaan A membeli saham perusahaan B,
maka terdapat 3 kemungkinan perlakuan akuntansi untuk 3 situasi:
a. Bila pembelian saham oleh A tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap perusahaan B, maka A akan mengelompokkannya sebagai trading
atau available for sale securities dan perlakuan akuntansinya tunduk kepada
SAK 50 dan 55 (dicatat dengan nilai wajar/fair value-nya). Secara umum
pembelian saham di bawah 20% dianggap tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan. (Yang terbaru tentang pengelompokan investasi bisa dilihat di PSAK
71)
b. Bila pembelian saham oleh A mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan B, maka A akan menggunakan metode equity/ekuitas untuk
mencatat investasi saham tersebut. Secara umum pembelian saham antara 20%
- 50% dianggap mempunyai pengaruh yang signifikan
c. Bila pembelian saham oleh A dimaksudkan untuk mengendalikan atau
menguasai perusahaan B, maka A harus menyusun laporan konsolidasi. Dalam
laporan keuangannya tersendiri yang disajikan sebagai tambahan atas laporan
konsolidasian, A harus mencatat investasi saham tersebut dengan metode cost
atau mengikuti PSAK 55 (sbg sebagai available for sale securities). Pembelian
saham di atas 50% dianggap dapat mengontrol/menguasai perusahaan melalui
voting. Dalam situasi seperti ini terjadi hubungan induk – anak perusahaan.

Bila A dan B (investor) bersama-sama mengendalikan C (investee), disebut sebagai


joint venture/ventura bersama, maka baik A maupun B menggunakan metode
ekuitas.

2
Kepemilikan saham dan tingkat pengaruh investor atas kebijakan investee
sebagaimana dijelaskan pada Gambar 2.1. .

Gambar 2.1.
Tingkat Pengaruh Atas Kepemilikan Saham

0-20% 20-50% 0-50% 50-100%


•Merupakan •Merupakan •Merupakan •Merupakan
investasi pasif investasi Aktif investasi aktif investasi aktif
•Investor memiliki •Investor secara •Investor memiliki
•Dapat berupa pengendalian atas
marketable pengaruh bersama-sama investee
securities atau signifikan atas mengendalikan
•Dapat berupa fully-
AFS investee investee owned subsidiary
•Investor tidak •merupakan (pengendalian maupun partially
memiliki entitas asosiasi bersama) owned subsidiary
pengaruh atas •Metode •Merupakan joint •Dilakukan untuk
investee akuntansi: Ekuitas ventura memasuki pangsa
•Biasanya •Mengacu pada •Metode pasar baru atau
mengharapkan akuntansi: Ekuitas untuk bersinergi
PSAK 15
atau untuk
adanya dividen •Mengacu pada mendominasi pasar
atau capital gain PSAK 66 •Metode akuntansi:
•Metode metode biaya/nilai
akuntansi: wajar, atau ekuitas
Biaya/Nilai Wajar dengan membuat
•Mengacu pada laporan konsolidasi
PSAK 55 •Mengacu pada
PSAK 22 dan PSAK
65

3. Entitas asosiasi (Associated Company)


Paragraf 3 PSAK 15 mendefiniskan entitas asosiasi sebagai suatu entitas,
termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai
pengaruh yang signifkan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian
partisipasi dalam ventura bersama.
Yang dimaksud dengan pengaruh yang signifikan adalah kemampuan atau
kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan keuangan
dan operasional investee.

3
Keberadaan pengaruh yang signifikan oleh investor umumnya dibuktikan
dengan satu atau lebih cara berikut ini:
a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di
investee;
b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;
c. Adanya transaksi yang material antara investor dengan investee;
d. Pertukaran personel manajerial; atau
e. Penyediaan informasi teknis pokok
Untuk menentukan adanya pengaruh yang signifikan, keberadaan hak suara
potensial (waran, opsi, convertible securities) yang dapat dieksekusi pada saat
pembelian saham, harus diperhitungkan.

B. Metode Pencatatan Atas Investasi Saham


1. Metode Biaya Dan Nilai Wajar (Cost dan Fair Value Method)
Perolehan saham yang tidak menimbulkan adanya pengaruh yang signifikan
dicatat dengan menggunakan metode cost atau metode fair value. Ketika tidak
terdapat harga kuotasioan di pasar, saham akan dicatat menggunakan metode cost.
Sedangkan kalau terdapat harga kuotasioan, saham dicatat menggunakan nilai
wajar. Saham akan dikelompokkan ke dalam fair value through profit or loss (Trading
securities) atau fair value through other comprehensive income (Available for sale).
Perbedaan di antara keduanya terletak pada perlakuan akuntansi untuk kenaikan
atau penurunan nilai wajar di akhir periode pelaporan. Kenaikan/penurunan nilai
wajar trading securities disajikan sebagai laba/rugi dalam Laporan Laba Rugi;
sedangkan kenaikan/penurunan nilai wajar available for sale securities disajikan
sebagai other comprehensive income.
Metode biaya mengakui investasi sebesar biaya berolehannya. Pada periode
selanjutnya, investasi juga tetap diakui sebesar biaya perolehannya. Investasi akan
berubah jika terdapat penjualan, pembelian ataupun penurunan nilai. Pembagian
dividen oleh investee tidak menambah besaran investasi. Dividen yang diterima akan
dibukukan sebagai pendapatan dividen.
Pada metode nilai wajar, investor juga akan mengakui investasi sebesar
biaya perolehannya. Secara umum perlakuan akuntansi pada metode nilai wajar

4
sama dengan perlakuan akuntansi pada metode biaya. Perbedaan antara metode
biaya dan nilai wajar adalah pada pengakuan nilai investasi setelah pengakuan awal.
Nilai investasi pada periode selanjutnya (setelah pengakuan awal), akan diakui
sebesar nilai wajarnya.

2. Metode Ekuitas (Equity Method)


Menurut PSAK 15 par 16, investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi tersebut diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58

Yang dimaksud dengan metode ekuitas menurut PSAK 15 par 3 adalah


metode akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui sebesar biaya
perolehannya dan selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net aset
investee setelah pembelian saham. Pada saat nilai ekuitas entitas asosiasi
meningkat maka nilai investasi juga akan meningkat secara proporsional sesuai
besaran kepemilikan. Nilai investasi juga akan menurun jika terdapat penurunan nilai
ekuitas entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam
laporan laba atau rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee (dividen)
mengurangi nilai tercatat investasi.
Penyesuaian terhadap nilai tercatat investasi juga dilakukan jika terdapat
perubahan dalam proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari
pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) investee. Perubahan
tersebut termasuk perubahan yang timbul dari revaluasi aset tetap dan selisih
penjabaran mata uang asing. Bagian investor atas perubahan tersebut diakui dalam
pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) investor.
Metode ekuitas sering disebut sebagai konsolidasi satu baris karena
konsolidasi akun-akun neraca diwakili dalam satu akun “Investment in S”, sedangkan
konsolidasi akun-akun laporan laba rugi diwakili oleh akun “Income from S”.

3. Ilustrasi prosedur akuntansi menurut Fair value /cost method dan equity
method

1 Januari 2016, P membeli 2.000 (20%) dari 10.000 lembar saham S senilai
$50/lembar. Nilai par dan nilai wajar saham diasumsikan sama. S memperoleh net

5
income 2016 $50,000 dan membagikan cash dividend pada 1 Nopember 2016
$20,000. Untuk transaksi ini, P akan membuat jurnal:

Cost method/fair value method Equity method


1 Jan Investment in S 100,000 Investment in S 100,000
Cash Cash 100,000
100,000
1 Nov Cash 4,000 Cash 4,000
Dividend Income 4,000 Investment in S 4,000
31Des No entry (asumsi Investment in S 10,000
harga pasar = Income from S 10,000
cost)

C. Alokasi dan Amortisasi Selisih Biaya Perolehan Investasi

Dalam transaksi perolehan investasi dapat terjadi imbalan yang diberikan


(biaya perolehan) investasi berbeda dengan proporsi nilai wajar net aset yang
diperoleh atau nilai tercatat ekuitas. Bila tedapat selisih antara imbalan yang
diberikan (harga perolehan) dengan nilai aset neto teridentifikasi yang diperoleh,
maka selisih tersebut dialokasikan dengan cara sebagai berikut:
a. dialokasikan ke berbagai akun yang nilai tercatat dan nilai wajarnya berbeda
b. bila masih terdapat selisih, dialokasikan ke goodwill
Alokasi aset teridentifikasi maupun liablitas yang diambil alih harus dilakukan
secara proporsional terhadap persentase kepemilikan. Dalam hal terdapat nilai aset
neto yang diperoleh lebih besar daripada imbalan, maka timbul goodwill negatif dan
akan diakui sebagai keuntungan pada tahun berjalan oleh investor. Goodwill dalam
metode ekuitas tidak tampak dalam akun tersendiri, melainkan ada di dalam akun
Investment in S.
Alokasi terhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif jika nilai wajarnya lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai tercatatnya dan sebaliknya. Alokasi terhadap
liabilitas yang diambil alih akan bernilai negatif jika nilai wajarnya lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan nilai tercatatnya.

6
Setelah selisih harga perolehan dan aset neto yang diperoleh dialokasikan,
maka berikutnya hasil alokasi tersebut kemudian diamortisasi terhadap aset dan/atau
liabilitas dengan umur manfaat yang dapat diidentifikasi (depreciable). Amortisasi
dilakukan agar nilai investasi investor pada akhirnya akan sama dengan %
kepemilikan dikalikan dengan nilai buku ekuitas investee.
Amortisasi diakui oleh investor dan berpengaruh terhadap nilai dan
pendapatan investasi. Amortisasi dilakukan dengan cara mendebet atau mengkredit
Pendapatan dari Investee (Income from S) dan mengkredit atau mendebet Investasi
pada Investee (Investment in S) dengan jumlah yang sama. Dengan eliminasi ini,
selisih harga perolehan dengan aset neto yang diperoleh suatu saat akan habis,
sehingga Saldo akun Investment in S di dalam bukunya P akan sama dengan %
kepemilikan P dikalikan dengan stockholders’ equity S.
Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali. Karena
goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui
secara terpisah, maka tidak dilakukan pengujian secara terpisah dengan
menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill sesuai PSAK 48.
Sebagai gantinya seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan
PSAK 48 sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan recoverable amount
dengan nilai tercatatnya.

D. Ilustrasi Transaksi Investasi Dengan Metode Ekuitas

1. Akuntansi untuk Investasi ekuitas dengan melibatkan goodwill


Pada tanggal 2 Januari 2015, PT Pakuan membeli 30% kepemilikan saham PT
Sawojajar (diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan) dengan
menyerahkan uang kas Rp2.000.000.000 dan saham sebanyak 200.000 lembar
dengan nilai par Rp10.000/lembar dan nilai pasar Rp15.000/lembar. PT Pakuan
mengeluarkan biaya untuk pendaftaran saham Rp50.000.000 dan biaya konsultasi
Rp100.000.000. Sebagai tambahan informasi, pada Tahun 2015 PT Sawojajar
memperoleh net income sebesar Rp3.000.000.000,- dan membayar dividen pada
tanggal 1 Juli 2015 sebesar Rp1.000.000.000.
Pada saat pembelian saham tersebut neraca PT Sawojajar menunjukkan
data sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

7
Tabel 2.1. Neraca PT Sawojajar per 2 Januari 2015 (dalam ribuan)

Book value Fair value (nilai


(nilai tercatat) wajar)
Cash 1.500.000 1.500.000
Receivables – net 2.200.000 2.200.000
Inventories 3.000.000 4.000.000
Other current assets 3.300.000 3.100.000
Equipment – net 5.000.000 8.000.000
Total assets 15.000.000 18.800.000
Accounts Payable 1.000.000 1.000.000
Note payable, due in five years 2.000.000 1.800.000
Common stock 10.000.000
Retained earnings 2.000.000
Total liabilities and sockholders’ equity 15.000.000

Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kelebihan


imbalan (harga perolehan) yang diberikan atas nilai tercatat dan nilai wajar net aset
teridentifikasi yang diperoleh.

Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp5.000.000.000,-


Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000) Rp3.600.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto Rp1.400.000.000

Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut,
dialokasikan kepada:
 Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015)
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000) 300.000.000
 Other Current Assets (diasumsikan habis terpakai di tahun 2015)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000) (60.000.000)

8
 Equipment (masa manfaat 20 th)
30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000) 900.000.000
 Note payable (jatuh tempo 5 tahun)
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000) 60.000.000
Goodwill 200.000.000
Total excess 1.400.000.000
Untuk transaksi tersebut PT Pakuan akan membuat jurnal sbb:
1 Jan 2015 Investment in Sawojajar Rp 5.000.000.000
Cash Rp 2.000.000.000
Capital Stock Rp 2.000.000.000
Additional paid-in capital Rp 1.000.000.000
(Untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sawojajar)

1 Jan 2015 Expenses Rp100.000.000


Share premium-ordinary 50.000.000
Cash Rp150.000.000
(pembayaran biaya konsultasi dan biaya pendaftaran saham)

1 Juli 2015 Cash Rp 300.000.000


Investment in Sawojajar Rp300.000.000
(Untuk mencatat penerimaan dividend 30% x 1,000,000)

31 Des 2015 Investment in Sawojajar Rp900.000.000

Income from Sawojajar Rp900.000.000


(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 30% x 3,000,000)

Income from Sawojajar Rp 300.000.000


Investment in Sawojajar Rp300.000.000
(Untuk amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - inventory)

Investment in Sawojajar Rp 60.000.000


Income from Sawojajar Rp60.000.000
(amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost – other current aset)

Income from Sawojajar Rp 45.000.000


Investment in Sawojajar Rp45.000.000

9
(amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - Equipment
Rp900.000.000 : 20 th)

Income from Sawojajar Rp 12.000.000


Investment in Sawojajar Rp12.000.000
(amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost - notes payable
Rp60.000.000 : 5)

Kelima jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi


Investment in Sawojajar Rp603.000.000
Income from Sawojajar Rp603.000.000

Dalam contoh di atas, bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam
laporan laba atau rugi investor dengan menggunakan akun “Income from
Sawojajar”.
Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in Sawojajar akan
menunjukkan saldo Rp5.303.000.000 dan akun Income from Sawojajar
Rp603.000.000.

2. Akuntansi untuk Investasi ekuitas dengan melibatkan negatif goodwill (gain


on bargain purchase)

Bila untuk transaksi pada contoh No. 1 di atas, uang yang diserahkan PT Pakuan
hanya Rp. 1.500.000.000 ditambah saham sebanyak 200,000 lembar dengan nilai
par Rp10.000/lembar dan nilai pasar Rp15.000/lembar, maka perhitungan dan
alokasi selisihnya akan tampak sebagai berikut:

Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp4.500.000.000,-


Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000) Rp3.600.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto Rp 900.000.000

Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut,
dialokasikan kepada:
 Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015)
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000) 300.000.000

10
 OCA (diasumsikan terpakai di tahun 2015)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000) (60.000.000)
 Equipment (masa manfaat 20 th)
30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000) 900.000.000
 Note payable (jatuh tempo 5 tahun)
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000) 60.000.000
Gain on bargain purchase (300.000.000)
Total excess 900.000.000
Jurnal yang dibuat akhir tahun 2015 akan bertambah dengan jurnal untuk
pengakuan gain yaitu:

Investment in Sawojajar Rp 300.000.000


Income from S (utk Gain on bargain purchase) Rp300.000.000

Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in Sawojajar akan


menunjukkan saldo Rp5.103.000.000, akun Income from Sawojajar Rp603.000.000
dan gain on bargain purchase Rp.300.000.000

3. Akuntansi untuk Investasi ekuitas yang investeenya mempunyai investasi


dalam bentuk saham dan dinilai berdasarkan FVOCI (available for sale
securities)
Awal Januari 2015 PT Ananda membeli 35% saham PT Belinda dan
diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan membayar kas sejumlah
Rp475.000.000. Pada saat itu book value dan fair value net aset PT Belinda masing-
masing Rp900.000.000 dan Rp1.100.000.000. Selisih sebesar Rp200.000.000 terjadi
karena Aset Tetap tercatat terlalu rendah; masa manfaat Aset Tetap 10 tahun.
Selama tahun 2015 PT Belinda memperoleh keuntungan Rp80.000.000 dan
membayar dividen pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp120.000.000.
Sebagai informasi tambahan, PT Belinda juga mempunyai investasi saham yang
diklasifikasikan sebagai available for sale securities yang nilainya mengalami
kenaikan sebesar Rp20.000.000

Berdasarkan informasi di atas, dalam transaksi akuisisi saham PT Belinda, PT


Ananda membayar lebih tinggi untuk net aset teridentifikasi yang diperoleh.
Kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai tercatat net aset adalah sbb:

11
Harga perolehan (Cost of investment) Rp475.000.000
Nilai tercatat investasi 35 % x Rp900.000.000 Rp315.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat Rp160.000.000

Selisih tersebut kemudian dialokasikan ke:


Aset Tetap 35% x Rp200.000.000 Rp 70.000.000
Goodwil Rp 90.000.000
Jumlah Rp160.000.000

Terkait transaksi tersebut PT Ananda akan membuat jurnal sbb:


1 Jan 2015
Investment in Belinda Rp475.000.000
Cash Rp475.000.000
(Untuk mencatat pembelian 35% saham PT Belinda)

31 Des 2015
Cash Rp 42.000.000
Investment in Belinda Rp42.000.000
(Untuk mencatat penerimaan dividen dari PT Belinda 35% x Rp120.000.000)

Investment in Belinda Rp28.000.000


Income from Belinda Rp28.000.000
(Untuk mencatat bagian investor (PT Ananda) atas profit investee (PT Belinda) 35%
x Rp80.000.000)

Income from Belinda Rp7.000.000


Investment in Belinda Rp7.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Aset Tetap
Rp70.000.000 : 10 th)

Investment in Belinda Rp7.000.000


Income from Belinda (sbg OCI) Rp7.000.000

(Untuk mencatat kenaikan nilai available for sale securities di PT Belinda 35% x
Rp20.000.000)

Ketiga jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi:


Investment in Belinda Rp28.000.000

12
Income from Belinda Rp21.000.000
Income from Belinda (sbg OCI) Rp 7.000.000

Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in B akan menunjukkan


saldo Rp461.000.000 dan akun Income from B sebesar Rp28.000.000.

E. Transfer aset antara investor dan investee


Dalam hubungan bisnis antara investor dan investee seringkali terjadi transaksi
di antara investor dan investee. Transaksi tersebut dapat berupa jual beli aset
ataupun jasa yang menghasilkan keuntungan atau kerugian. Transaksi yang terjadi
dengan investor sebagai penjual dan investee sebagai pembeli disebut sebagai
transaksi hulu (downstream). Sebaliknya, jika dalam transaksi investee yang
bertindak sebagai penjual dan investor yang menjadi pembeli, maka disebut
transaksi hilir (upstream). PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang
dihasilkan dari transaksi antara investor dan investee (upstream/downstream atau
dari hilir/hulu) diakui dalam laporan keuangan investor hanya sebesar bagian
investor lain dalam entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas
asosiasi yang dihasilkan dari transaksi – transaksi ini dieliminasi.
Contoh:
PT Alamanda merupakan investor yang memiliki 20% saham PT Burberry.
Sepanjang 2015 PT Alamanda menjual inventory senilai Rp200.000.000 kepada PT
Burberry. Harga perolehan barang dagangan (inventory) tersebut adalah
Rp140.000.000. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, sepertiga dari barang
dagangan tersebut belum terjual dan masih ada di gudang PT Burberry. Pada tahun
2015, PT Burberry mengumumkan net income sebesar Rp1.000.000.000.
Berdasarkan data tersebut, pada tanggal 31 Desember 2015 PT Alamanda akan
mencatat ayat jurnal sebagai berikut:

Investment in Burberry Rp200.000.000


Income from B urberry Rp200.000.000
(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 20% x Rp1.000.000.000)

Income from Burberry Rp4.000.000


Investment in Burberry Rp4.000.000

13
(Untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory PT Burberry 20% x
Rp20.000.000)

Dalam transaksi hilir antara PT Alamanda dan PT Burberry, terdapat laba antar
perusahaan sebesar Rp60.000.000. Dari sejumlah laba tersebut, sebesar
Rp40.000.000 telah terealisir dengan terjualnya inventory PT Burberry kepada pihak
ketiga, sementara sebesar Rp20.000.000 belum terealisir karena inventory masih
ada di Gudang PT Burberry. Dengan kepemilikan sebesar 20%, PT Alamanda harus
menangguhkan keuntungan yang belum terealisir sebesar Rp4.000.000 (20% x
Rp20.000.000). Dengan demikian laba PT Burberry yang menjadi bagian PT
Alamanda adalah sebesar Rp196.000.000 (Rp200.000.000 – Rp4.000.000).
Jika pada tahun berikutnya, inventory tersebut terjual kepada pihak luar, maka
PT Alamanda akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:

Investment in Burberyy Rp4.000.000


Income from Burberry Rp4.000.000

F. Interim Acquisition

Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan


profit dari investee dan amortisasi selisih harga perolehan atas nilai tercatat/nilai
wajar dimulai dari tanggal pembelian.

Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober 2016, PT Pelangi membeli 40% saham PT Sinar
sebesar Rp800.000.000 dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Net
aset PT Sinar pada 1 Januari 2016 adalah Rp1.500.000.000. Untuk tahun 2016, PT
Sinar melaporkan net income Rp250.000.000 dan mengumumkan dividen 1
September 2016 Rp150.000.000. Nilai buku aset dan liabilitas PT Sinar pada 1
Oktober 2016 sama dengan nilai wajarnya kecuali Bangunan yang nilai bukunya
Rp400.000.000 mempunyai nilai wajar Rp600.000.000. Masa manfaat bangunan
sejak 1 Oktober 2016 20 tahun.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai
tercatat net aset sbb:
Harga perolehan (Cost of investment) Rp 800.000.000

14
Dikurangi:
Ekuitas awal 1 Januari 2016 1.500.000.000
Income 1 Jan s/d 30 Sept (9/12 x 250.000.000) 187.500.000
Less dividend 1 Sept (150.000.000)
Net asset S per 1 Oktober 2016 1.537.500.000
Kepemilikan 40 % x 1.537.500.000 615.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S 185.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S dialokasikan ke:
Bangunan (600.000.000 – 400.000.000) x 40% 80.000.000
Goodwill 105.000.000
185.000.000
Untuk transaksi ini PT Pelangi akan membuat jurnal sbb:
1 0kt 2016
Investment in PT Sinar Rp800.000.000
Cash Rp800.000.000

31 Des 2016
Investment in PT Sinar Rp25.000.000
Income from PT Sinar Rp25.000.000
(Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 250.000.000 x 3/12)

Income from PT Sinar Rp1.000.000


Investment in PT Sinar Rp1.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Bangunan 80.000.000
: 20 th x 3/12)

G. Investasi melalui kepemilikan bertahap

Seorang investor mungkin memiliki pengaruh yang signifikan melalui beberapa


tahap investasi. Misalnya per 1 Januari 2016 A memiliki saham di B sebanyak 10%
dan menggunakan metode cost untuk investasi tersebut. Setahun kemudian A
membeli lagi 15% saham B, sehingga total kepemilikannya menjadi 25% dan
diasumsikan A mempunyai pengaruh yang signifikan. Pada saat A sudah
mempunyai 25% kepemilikan saham, A harus menggunakan metode ekuitas

15
sehingga akun investasi dan retained earning yang sebelumnya menggunakan
metode cost harus disesuaikan.

Contoh:
PT Pandu membeli 10% saham PT Siwi pada awal 2016 senilai Rp70.000.000
dan mengelompokkannya sebagai fair value through profit or loss (trading securities).
Stockholder’s equity (net asets) PT Siwi saat itu Rp600.000.000. Selisih sebesar
Rp10.000.000 dialokasikan ke Bangunan yang masa manfaatnya 20 tahun lagi.
Untuk tahun 2016 PT Siwi melaporkan Net Income Rp100.000.000 dan membayar
dividen Rp50.000.000. Nilai wajar saham pada akhir tahun sama dengan nilai
tercatatnya.
Untuk transaksi selama 2016, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:

Investment in Trading Securities Rp70.000.000


Cash Rp70.000.000
(Untuk mencatat pembelian 10% saham PT Siwi)

Cash Rp5.000.000
Dividend Income Rp5.000.000
(Untuk mencatat penerimaan dividend dari PT Siwi 10% x $50,000)

Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai
Rp100.000.000, sehingga total kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan
diasumsikan PT Pandu mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk transaksi ini, PT
Pandu akan membuat jurnal sbb:
Investment in S Rp170.000.000
Investment in Trading Securities Rp 70.000.000
Cash Rp100.000.000
(Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham S dari
Trading securities menjadi Investment in S)

Investment in PT Siwi Rp9.500.000


Retained Earnings Rp9.500.000

16
(Untuk mencatat bagian keuntungan PT Pandu dari net income PT Siwi 2016 10% x
Rp100.000.000 dikurangi amortisasi selisih cost atas net aset yang diperoleh
Rp10.000.000 : 20 th)

Retained Earnings Rp5.000.000


Investment in PT Siwi Rp5.000.000
(Untuk mencatat bagian dividen PT Pandu dari dividen PT Siwi 2016 10% x
Rp50.000.000 yang sudah dicatat oleh PT Pandu sebagai dividen income)

H. Penjualan kepemilikan saham pada entitas asosiasi (Sale of an equity


interest)

Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investor


tidak lagi memiliki pengaruh signifikan atas entitas asosiasi dan kemudian mencatat
sisa investasinya berdasarkan PSAK 55. Investor mengukur investasi yang tersisa
pada entitas pada nilai wajarnya. Investor mengakui dalam laporan laba rugi setiap
selisih antara nilai wajar yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian kepemilikan
pada entitas asosiasi dengan jumlah tercatat invetasi pada tanggal hilangnya
pengaruh sigifikan.
Contoh:
1 January 2013 PT Pandhawa membeli 320,000 lembar saham PT Sakti (40%
kepemilikan) senilai Rp580.000.000. Ekuitas PT Sakti saat itu Rp1.200.000.000. Dari
transaksi ini, terdapat goodwill Rp. 100.000.000. Nilai tercatat aset dan liabilitas
sama dengan nilai wajarnya. PT Pandhawa menggunakan metode ekuitas dari 1
Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2015. Per 31 Desember 2015, akun
investasi tersebut menunjukkan saldo Rp700.000.000 yaitu sama dengan 40% x
Rp1.500.000.000 (ekuitas PT Sakti per 31 Des 2015 + Rp100.000.000 goodwill).
Tanggal 1 Januari 2016, PT Pandhawa menjual 200.000 lembar saham tersebut
senilai Rp460.000.000. Sisa 120,000 lembar saham, nilai wajarnya Rp270.000.000
dan PT Pandhawa akan mengelompokkannya sebagai Trading securities.
Untuk transaksi ini, PT Pandhawa akan membuat jurnal sebagai berikut:
Cash Rp460.000.000
Investment in PT Sakti Rp437.500.000
Gain on sale of securities Rp 22.500.000

17
Investment in trading securities Rp270.000.000
Investment in PT Sakti Rp262.500.000
Gain on transfer of categories Rp 7.500.000

Kedua jurnal di atas dapat digabungkan menjadi:


Cash Rp.460.000.000
Investment in trading securities 270.000.000
Investment in S Rp700.000.000
Gain on sale of securities 22.500.000
Gain on transfer of categories 7.500.000

I. Pembelian saham langsung dari perusahaan, bukan dari pemegang saham


(Stock purchases directly from the investee)
Bila investor membeli saham langsung dari perusahaan, bukan dari bursa atau
pemegang saham, maka hal itu akan menambah jumlah saham yang beredar dan
mempengaruhi % perolehan saham

Contoh:
Awal Januari 2013, PT Prima membeli 20,000 saham yang belum diterbitkan
sebelumnya langsung dari PT Sanjaya senilai Rp450.000.000. Pada saat itu
stockholders’ equity PT Sanjaya terdiri dari Rp200.000.000 Capital stock-ordinary par
Rp10.000 dan Rp150.000.000 Retained Earnings. Setelah pembelian saham oleh PT
Prima, jumlah saham PT Sanjaya yang beredar menjadi 20,000 +
(Rp200.000.000:20.000) = 40,000. Dengan demikian kepemilikan saham P atas S
adalah 50% (20,000 : 40,000)

J. Perusahaan Asosiasi dengan Saham Preferen (Investee corporation with


preferred stock)

Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh
pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor
menghitung bagiannya atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas dividen
atas saham tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan atau belum.

Contoh:

18
PT Premium membeli 40% saham PT Quality pada awal 2016 senilai
Rp2.500.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Quality terdiri dari 10%
cumulative preferred stock, par Rp100, Rp1.000.000.000; Capital stock-ordinary
Rp3.000.000.000; Other paid-in capital Rp500.000.000; dan Retained Earnings
Rp1.500.000.000. Net income yang diperoleh dan dividen yang dibayarkan oleh
PT Quality pada tahun 2016 masing-masing Rp700.000.000 dan Rp200.000.000
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai
tercatat net aset sbb:
Harga perolehan (Cost of investment) 2.500.000.000
Nilai tercatat investasi (net asets PT Quality) yang diperoleh:
Ekuitas PT Quality 6.000.000.000
Dikurangi saham preferen 1.000.000.000
5.000.000.000
% kepemilikan 40%
2.000.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat (goodwill) 500.000.000

Income from PT Quality akan dihitung sbb:


Net Income PT Quality Rp700.000.000
Dividen saham preferen 10% x 1.000.000.000 Rp100.000.000
Income untuk Capital stock-ordinary
Rp600.000.000
Bagian PT Premium (Income from PT Quality) 40% x 600.000.000 =
Rp240.000.000
Jurnal untuk net income dan dividen:
Investment 240.000.000
Income from investment 240.000.000
Cash 40.000.000
Investment 40.000.000

K. RINGKASAN

19
1. Pembelian saham suatu entitas yang tidak menimbulkan pengaruh yang
signifikan akan dicatat sebagai trading atau available for sale securities; yang
mempunyai pengaruh yang signifikan akan dicatat dengan metode ekuitas; yang
menimbulkan hubungan induk-anak, akan dicatat menggunakan metode cost,
diperlakukan sebagai trading atau available for sale securities dan induk
perusahaannya harus menyusun laporan keuangan konsolidasi.

2. Yang dimaksud dengan pengaruh yang signifikan adalah kemampuan atau


kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan
keuangan dan operasional investee.
3. Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat berdasarkan harga
perolehannya, kemudian selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net aset
investee setelah pembelian saham. Bagian investor atas laba atau rugi investee
diakui dalam laporan laba atau rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee
mengurangi nilai tercatat investasi.

4. PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari
transaksi antara investor dan investee (upstream/downstream atau hilir/hulu)
diakui dalam laporan keuangan investor hanya sebesar bagian investor lain
dalam entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi yang
dihasilkan dari transaksi – transaksi ini dieliminasi.

5. Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan profit
dari investee dan amortisasi selisih harga perolehan dengan nilai tercatat dimulai
dari tanggal pembelian.

6. Bila investor memiliki saham secara bertahap, yaitu dari tidak mempunyai
pengaruh ke mempunyai pengaruh, maka ia harus membuat jurnal penyesuaian
atas investasinya seolah-olah metode ekuitas sudah dipergunakan sebelumnya.

7. Investor yang menjual kepemilikan sahamnya pada entitas asosiasi, sehingga ia


tidak mempunyai pengaruh yang signifikan lagi, maka ia harus menghentikan
penggunaan metode ekuitasnya. Investasi yang tersisa akan dinilai berdasarkan
fair value dan dikelompokkan sebagai Trading atau Available for sale securities

8. Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh
pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor

20
menghitung bagiannya atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas
dividen atas saham tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan
atau belum.

L. LATIHAN SOAL
1. PT Purnama menerbitkan 40,000 lembar sahamnya (tanpa nilai par) untuk
memperoleh 40% saham PT Sejahtera pada 1 Jan 2016. PT Purnama juga
membayar biaya lain yang berkaitan dengan perolehan saham sebesar
Rp40.000.000 dan biaya penerbitan dan registrasi saham Rp10.000.000. Aset
dan liabilitas PT Sejahtera pada saat itu tampak sbb:

Book Value Fair Value


(Rp) (Rp)
Cash 100.000.000 100.000.000
Accounts receivable – net 200.000.000 200.000.000
Inventory (terjual di tahun 2016) 500.000.000 600.000.000
Land 100.000.000 300.000.000
Buildings – net (masa manfaat 10 600.000.000 400.000.000
tahun)
Equipment – net (masa manfaat 7 400.000.000 500.000.000
tahun)
Total Asets 1.900.000.000 2.100.000.000
Liabilities 900.000.000 900.000.000
Capital stock-ordinary 700.000.000
Retained Earnings 300.000.000
Total Liabilities & Equities 1.900.000.000
Saudara diminta untuk:
a. Membuat jurnal untuk mencatat perolehan saham dan membuat skedul alokasi
kelebihan cost atas nilai buku/nilai tercatat net aset yang diperoleh bila harga
wajar saham PT Purnama Rp11.000/share
b. Membuat jurnal untuk mencatat perolehan saham dan membuat skedul alokasi
kelebihan cost atas nilai buku/nilai tercatat net aset yang diperoleh bila harga
wajar saham PT Purnama Rp13.000/share

2. Pada tanggal 1 April 2016, PT Panama membeli 30% saham PT Segara senilai
Rp383.000.000. Ekuitas PT Segara awal tahun 2016 Rp1.000.000.000. Selama
2016, PT Segara mengumumkan dan membayar dividen sebanyak 4 kali, yaitu

21
tanggal 15 Maret, 15 Juni, 15 September, dan 15 Desember masing-masing
sebesar Rp20.000.000. Net income yang diperoleh tahun 2016, Rp160.000.000

Saudara diminta untuk menentukan:


a. Goodwill dari transaksi di atas
b. Income from PT Segara untuk tahun 2016
c. Investment in PT Segara per 31 Desember 2016

3. PT Panorama membeli 40% saham PT Senja pada 1 Januari 2016 senilai


Rp2.240.000.000. Pada saat itu nilai tercatat dan nilai wajar aset dan liabilitas
PT Senja tampak sebagai berikut:
Book Value (Rp) Fair Value (Rp)
Cash 400.000.000 400.000.000
Accounts receivable – net 700.000.000 700.000.000
Inventory (terjual di tahun 2010 1.000.000.000 1.200.000.000
Other current asets 200.000.000 200.000.000
Land 900.000.000 1.700.000.000
Buildings – net (masa manfaat 10 1.500.000.000 2.000.000.000
tahun)
Equipment – net (masa manfaat 7 1.200.000.000 500.000.000
tahun)
Total Asets 5.900.000.000 6.700.000.000
Account Payable 800.000.000 800.000.000
Other current liabilities 200.000.000 200.000.000
Bonds Payable (jatuh tempo 1 1.000.000.000 1.100.000.000
Januari 2021)
Capital stock-ordinary, Rp10.000 par 3.000.000.000
Retained Earnings 900.000.000
Total liabilities & Equities 5.900.000.000

Untuk tahun 2016, PT Senja melaporkan net income Rp1.200.000.000 dan


membayarkan dividen Rp.600.000.000. Goodwill tidak mengalami penurunan nilai
(impairment).

Saudara diminta untuk:


a. Membuat skedul alokasi kelebihan cost atas net aset yang diperoleh
b. Membuat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi yang berkaitan
dengan investasi di PT Senja
c. Menghitung besarnya Income from PT Senja 2016

22
d. Menentukan saldo Investment in PT Senja 31 Desember 2016
e. 1 Januari 2017 PT Panorama menjual ¾ kepemilikan sahamnya di PT Senja
dengan harga Rp1.900.000.000 sisa saham dicatat sebagai trading securities
dengan nilai wajar Rp.660.000.000. Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat
transaksi tersebut!

4. P melakukan investasi saham di PT Sampurna selama 2015 dan 2016 sbb:


Tanggal perolehan Jumlah lembar saham Cost (Rp)
1 Juli 2015 3,000 48.750.000
1 januari 2016 6,000 99.000.000

Ekuitas PT Sampurna 1 Januari 2015 terdiri dari 20,000 lembar saham nilai par
Rp10.000 dan retained earnings Rp100.000.000. Net income yang dihasilkan PT
Sampurna tahun 2015 dan 2016 masing-masing Rp40.000.000 dan Rp60.000.000.
Untuk tahun 2015 dan 2016, PT Sampurna membayar dividen setiap tanggal 1 Mei
dan 1 November masing-masing sebesar Rp15.000.000. Bila ada selisih antara cost
dengan nilai tercatat aset neto yang diperoleh, dialokasikan ke paten dan
diamortisasikan selama 10 tahun.

Saudara diminta untuk:


a. Membuat jurnal untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan investasi P di
PT Sampurna
b. Menghitung besarnya Income from PT Sampurna 2015 dan 2016
c. Menentukan saldo Investment in PT Sampurna 31 Desember 2015 dan 2016

23

Anda mungkin juga menyukai