Anda di halaman 1dari 32

ASI Eksklusif Cara Ampuh Mengatur

Jarak Kehamilan

TRIBUNnews.com – Rab, 6 Jul 2011


 tweet2
 Email
 Cetak

Konten Terkait

 Perbesar Foto

ASI Eksklusif Cara Ampuh Mengatur Jarak Kehamilan

TRIBUNNEWS.COM - ASI eksklusif tidak hanya bagus untuk anak. Jika si ibu ingin
mengatur jarak kehamilan ini menjadi cara tepat.

Petugas BKKBN Kepri, dr Dhenok Maya Dewi mengatakan dalam 6 bulan pertama sejak
melahirkan (MAL = Metode Amenore Laktasi), sebenarnya sudah bisa mencegah kehamilan.

"Perlu diketahui bahwa kehamilan dapat terjadi sebelum kembalinya haid pertama sejak
melahirkan karena ovulasi terjadi sebelum haid," jelas Dhenok.

Ada beberapa metode kontrasepsi pasca persalinan untuk ibu yang menyusui, yaitu
Nonhormonal terdiri dari kondom, IUD/AKDR, Kontap (Kontrasepsi mantap). Sedangkan
alat kontrasepsi hormonal yaitu metode yang mengandung hormon progestin saja, seperti
implant/susuk KB.

Dianjurkan untuk ibu menyusui setelah 6 minggu melahirkan, suntik KB 3 bulanan dan pil
KB khusus untuk ibu menyusui yang hanya mengandung progestin saja.

Prinsipnya, ibu menyusui dapat menggunakan kontrasepsi yang tidak mengurangi jumlah
ASI, terutama pada 6 bulan pertama di mana bayi belum mendapat makanan tambahan selain
ASI.

Yang dapat dipakai bisa KB nonhormonal atau hormonal, misalnya pil KB dari golongan
progesteron rendah, atau suntikan yang hanya mengandung hormon progesteron yang
disuntikan per 3 bulan. Kontrasepsi yang mengandung estrogen tidak dianjurkan karena akan
mengurangi jumlah ASI. IUD cukup aman pada ibu menyusui dan banyak dipilih.
ASI Eksklusif
Pemberian ASI ( Air Susu Ibu ) Eksklusif

Yang dimaksud dengan pemberian ASI secara eksklusif adalah: bayi hanya diberi ASI saja,
tanpa tambahan cairan lain seperti air putih, susu formula, air teh, jeruk, madu, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti bubur susu, bubur nasi, tim, biskuit, pepaya, dan pisang.

ASI Eksklusif

Pada tahun 2001 WHO dan UNICEF menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif diberikan
mulai bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa
ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.

dan setelah 6 bulan bayi baru mulai diperkenalkan dengan makanan padat. Sedangkan ASI
dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.
Pemberian makanan padat/tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI
eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Selain itu, tidak ditemukan bukti
yang mendukung bahwa pemberian makanan padat/tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih
menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap
kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif untuk perkembangan pertumbuhannya.

Tips sukses memberikan ASI eksklusif

 Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran


 Menyusui secara ekslusif, hanya memberi ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau
minuman lain, bahkan air putih sekalipun.
 Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam.
Pada payudara kanan dan kiri. Jangan dijadwalkan. Produksi ASI mengikuti hukum
permintaan, semakin sering dihisap, maka semakin banyak ASI diproduksi.
 Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara yang kosong akan semakin mempercepat
produksi ASI.
 Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama
anak. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga, pompa ASI dan masukkan ke botol untuk
diberikan ke bayi. Tapi sebenarnya penggunaan dot tidak dianjurkan paling tidak sampai usia
bayi 6 bulan sebab dapat mengganggu perkembangan sistem syaraf dan struktur tulang
kepala.
 Jangan terlalu cepat memindahkan posisi menyusui dari payudara kiri ke kanan, dan
sebaliknya. ASI yang keluar setelah 15 menit pertama justru banyak mengandung lemak
yang dapat mengenyangkan bayi. Jangan lakukan posisi menyusui tiduran sampe ketiduran
kalau ibu punya kebiasaan tidur, karena bayi bisa tertindih dan tidak bisa bernafas.
 Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup banyak. Bisa air putih, jus buah,
susu rendah lemak, kuah makanan. Makanannya usahakan banyak sayur hijau dan makanan
laut. Daun katuk segar lebih cepat menghasilkan daripada suplemen seperti Pro ASI atau
Lancar ASI. Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan tubuh bisa dilakukan kapan saja
sementara menyusui waktunya cuma sebentar sementara manfaat baiknya untuk bayi
adalah untuk kecerdasan dan daya tahan tubuhnya. Minum madu juga sangat bermanfaat
 Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres!
Stres bikin ASI mendadak kering.
 Yang terpenting yaitu rasa percaya diri bahwa kita mampu untuk memberikan yang terbaik
untuk bayi kita yaitu ASI.

Setelah ASI eksklusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring
dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya
menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO.
Manfaat ASI
( Manfaat Air Susu Ibu Bagi Ibu dan Bayi )

Pada awal kehidupan bayi tidak ada makanan terbaik selain ASI (air susu ibu). Pemberian
ASI eksklusif ( pemberian ASI tanpa makanan pendamping lain) cukup untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang bayi dalam enam bulan pertama setelah dilahirkan. ASI
sebaiknya terus diberikan sampai anak berumur dua tahun.

Manfaat ASI

Pemberian ASI di tahun kedua kehidupan bayi akan memberi manfaat ekstra. Saat menginjak
tahun kedua, kemampuan bayi berkembang, seperti merangkak atau belajar berjalan dan
kebiasaan memasukkan segala sesuatu ke mulutnya. Akibatnya, bayi akan mudah mengalami
infeksi penyakit. Maka disarankan ibu tetap menyusui bayi setelah berumur satu tahun untuk
mempertahankan kekebalan tubuhnya terhadap serangan virus dan bakteri penyebab
penyakit.

ASI di tahun kedua kandungan faktor imunitasnya meningkat. Penelitian menyebutkan zat
antibodi tersedia dalam jumlah besar pada ASI selama masa menyusui. Tapi sebagian faktor
kekebalan dalam ASI konsentrasinya meningkat selama tahun kedua dan selama proses
penyapihan (weaning).

Manfaat ASI

Manfaat ASI bagi ibu?

 ASI mudah diperoleh, selalu siap diberikan setiap saat, dan secara ekonomi jauh lebih
murah. Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
 ASI lebih hemat waktu serta lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa
harus mempersiapkan dan membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu
formula, air panas, dan sebagainya.
 ASI tidak akan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara, bila gudang
ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI
dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya
sebelum menyusui.
 ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril.
 Saat bayi mengisap payudara ibu, tubuh ibu akan merespon isapan tersebut dengan
mengeluarkan sejenis horman (oksitosin) yang menimbulkan kontraksi pada kandungan
(uterus) ibu, sehingga kandungan ibu lebih cepat untuk kembali ke ukuran normal serta
mengurangi risiko perdarahan. Produksi hormon terutama oksitosin pada akhirnya akan
meningkatkan produksi ASI.
 Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode
Amenorea Laktasi (MAL).
 Ibu memperoleh kepuasan emosional karena merasa mampu memberi makanan yang
bergizi bagi bayinya. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi
akan meningkatkan interaksi ibu dan bayi. Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi
tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
 Menyusui kadang membantu ibu menurunkan berat badan yang naik saat hamil. Lemak di
sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI,
sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.
 Ibu yang menyusui bayinya jarang menderita “depresi setelah melahirkan”.
 Ibu menyusui mempunyai resiko yang jauh lebih kecil untuk terkena kanker payudara,
kanker kandungan, dan kanker ovarium.

Manfaat ASI bagi bayi

 ASI mengandung nutrisi yang seimbang yang cocok untuk tumbuh kembang bayi.
 Bayi dengan ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah
bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan,
asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
 Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih
tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi
pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
 ASI mengandung jenis protein yang mudah dicerna oleh usus bayi yang masih lemah. ASI
mampu mengurangi infeksi, penyakit pernapasan dan diare pada bayi. Faktor bifidus, sejenis
karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus
bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.
 ASI mengandung antibodi yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi dari serangan penyakit.
Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A
tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada
saluran pencernaan. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat
kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan. Lysosim, enzym yang melindungi
bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali
lebih banyak daripada susu sapi. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari
4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT)
antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan,
dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
 ASI mengandung asam amino DHA dan AA yang berguna untuk perkembangan otak bayi.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang
terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk
proses maturasi sel otak. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam
lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk
pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi
untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam
tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-
masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
 Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang
terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
 ASI akan menurunkan resiko terkena eksim dan asma. Pemberian ASI setelah bayi 6 bulan
mencegah risiko alergi dan asma. Salah satu cara terbaik mencegah alergi dan asma adalah
menyusui eksklusif selama enam bulan dan meneruskannya hingga si kecil berusia 2 tahun.
Memperpanjang pemberian ASI berarti menunda selama mungkin bayi bersinggungan
dengan zat penyebab alergi. ASI sendiri membantu mempercepat pematangan lapisan
pelindung dalam usus bayi, melapisi usus bayi dan menghalangi masuknya molekul
penyebab alergi ke dalam darah bayi serta memberi perlindungan antiradang sehingga
menekan risiko infeksi pemicu alergi.
 ASI akan mengurangi resiko kegemukan, terkena penyakit tekanan darah tinggi, diabetes,
kolesterol, kelak saat dewasa.
 Bayi yang disusui, tidak terlalu terpengaruh oleh perceraian atau perpisahan orangtuanya,
mereka juga tidak mudah gelisah dan cemas,” setelah besar ternyata anak yang dulunya
mendapat ASI bisa menghadapi masalah dan stres lebih baik dibandingkan yang tidak
mendapat ASI.

Apa Manfaat ASI bagi ibu dan bayi


Saat menyusui, terjadi kontak fisik antara ibu dan bayinya. Kontak fisik ini sangat berperan
memperat hubungan kasih sayang antara keduanya, tidak hanya saat proses menyusui, tapi
juga pada kehidupan mereka selanjutnya.

Menyusui memberikan manfaat psikologis kepada bayi karena melalui menyusui ia


merasakan kehangatan dan kedekatan fisik ibunya, menikmati suara dan wajah ibunya,
sekaligus memuaskan kebutuhan untuk mengisap.
Mengenalkan Makanan Tambahan untuk
Bayi Anda
Usia terbaik untuk mengenalkan makanan tambahan pada bayi adalah usia 6 bulan. Komite
yang membahas mengenai aspek medis dalam kebijakan makanan di Inggris atau Comittee
on Medical Aspects of Food Policy (COMA) mengeluarkan laporan berjudul Weaning and
Weaning Diet. Laporan tersebut mengemukakan bahwa pemberian makanan padat terlalu
dini atau dengan peningkatan jumlah yang terlalu cepat berakibat buruk pada bayi.

Makanan Tambahan untuk Bayi

Akibat yang dapat ditimbulkan antara lain :

1. Rusaknya sistem pencernaan.

Perkembangan usus bayi dan pembentukan enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan

memerlukan waktu 6 bulan. Sebelum sampai usia ini, ginjal belum cukup berkembang untuk

dapat menguraikan sisa yang dihasilkan oleh makanan padat.

2. Tersedak.

Sampai usia 6 bulan, koordinasi saraf otot (neuromuscular) bayi belum cukup berkembang
untuk mengendalikan gerak kepala dan leher ketika ia duduk tegak di kursi. Jadi, bayi masih
sulit menelan makanan dengan menggerakkan makanan dari bagian depan ke bagian
belakang mulutnya, karena gerakan ini melibatkan susunan refleks yang berbeda dengan
minum susu.

3. Meningkatkan risiko terjadinya alergi.

Asma,eksem, demam tinggi, penyakit seliak atau alergi gluten (protein dalam gandum), dan
kacang tanah akan mudah berkembang, khususnya jika ada riwayat alergi di dalam keluarga.

4. Batuk.

Penelitian bangsa Skotlandia menyatakan adanya hubungan antara pengenalan makanan pada
umur 4 bulan dengan batuk yang berkesinambungan.
5. Obesitas.

Penelitian telah menghubungkan pemberian makanan yang berlebih di awal masa perkenalan
dengan obesitas dan peningkatan risiko timbulnya kanker, diabetes, dan penyakit jantung di
usia lanjut.

Ketika bayi tumbuh dan berkembang, susu saja tidak cukup untuk menyokong
pertumbuhannya. Bayi

membutuhkan nutrisi tambahan sejak umur 6 bulan meskipun beberapa bayi mungkin belum

merasakan kebutuhan ini. Ketika berumur 5-6 bulan, berat badannya akan menjadi dua kali
lipat berat

Panduan Menu Makanan Anak

Resep Menu Makanan Anak

Badan saat lahir, dan pada umur 12 bulan berat badannya menjadi tiga kali lipat berat badan
saat lahir. Jika air susu ibu atau susu formula bisa mernenuhi kebutuhan nutrisinya di bulan-
bulan pertama, pertumbuhan dan perkembangannya yang cepat membutuhkan nutrisi
tambahan selain yang bisa diberikan susu. Pada saat bayi mencapai umur 6 bulan, kita
mungkin menyadari bahwa ia:

1. Terlihat lapar dan menginginkan makanan meskipun sudah diberikan ASI atau 250 ml susu

formula 4-5 kali sehari dengan interval waktu 3-4 jam.

2. Masih terlihat lapar setelah diberi ASI dari kedua payudara atau 250 ml susu formula.

3. Bangun lebih cepat atau bangun di tengah malam, padahal sebelumnya dia tidur lelap.

4. Mulai mengunyah tangannya dan mencoba untuk memasukkan barang ke dalam mulutnya.

Jika gejala-gejala diatas mulai tampak, maka inilah saatnya kita mulai harus mengenalkan
makanan padat pendamping ASI. Saat mulai mengenalkan makanan padat, kita mulai dengan
pemberian bubur yang sangat halus. Selanjutnya beralih ke bubur yang lebih kasar, sampai
umur sekitar 12 bulan dan sudah sepenuhnya mampu menyantap makanan keluarga.
ASI Eksklusif
1. Pengertian
ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih, dan tanpatanbahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biscuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk
waktu sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan
dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai berusia 2 tahun
atau bahkan lebih (Roesli, 2005).
Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu
pemberian ASI eksklusif serta beresiko membahayakan kesehatan bayi dan
meningkatkan resiko terkena penyakit. Selain itu, tidak ditemukan bukti yang
menyokong bahwa pemberian makanan tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih
menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif
terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif untuk perkembangan
pertumbuhannya.
2. Pertumbuhan bayi yang menyusu secara eksklusif
Keuntungan bayi yang disusui secara eksklusif adalah kecukupan zat gizi
yang dikandung dalam ASI sehingga dapat menjamin pertumbuhan yang normal.
Menyusui secara eksklusif dilakukan sampai umur 6 bulan, pada bayi cukup bulan
maupun bayi premature atau berat lebih rendah (Suradi, 2003 : 3). Penelitian
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan bayi yang diberi susu formula terlalu
banyak, sedangkan kenaikan berat badan bayi dengan ASI eksklusif normal. ASI
menghindarkan kegemukan kelak bila ia besar. ASI dapat meningkatkan IQ bayi
sampai 12,9 poin. Bayi ASI eksklusif memiliki bentuk rahang dan gigi yang bagus,
dan mempunyai penglihatan yang lebih baik (Roesli, 2005 : 34).
3. Alasan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan
a. ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormone, enzime, zat kekebalan,
dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proposional dan seimbang satu
dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang
sangat tepat, yang tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia. Komposisi ASI sesuai
secara alamiah dengan kebutuhan untuk tumbuh kembang secara khusus bagi bayi
(Roesli, 2005 : 24).
b. Bayi dibawah usia 6 bulan belum mempunyai enzim pencernaan yang sempurna
belum mampu mencerna makanan dengan baik. ASI mengandung beberapa enzim
yang memudahkan pemecahan makanan selanjutnya.
c. Ginjal bayi masih muda belum mampu bekerja dengan baik. Makanan tambahan
termasuk susu sapi biasanya mengandung banyak mineral yang dapat
memberatkan fungsi ginjal bayi yang belum sempurna.
d. Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang berbahaya bagi bayi,
misalnya zat warna dan zat pengawet.
e. Makanan tambahan bagi bayi yang belum berumur 6 bulan mungkin menimbulkan
alergi (Suradi, 2003 : 4).
f. ASI sudah didisain sedemikian rupa oleh Tuhan sehingga mudah dicerna, karena
selain mengandung zat gizi yang sesuai, ASI juga disertai oleh zat-zat yang
mengandung enzim-enzim yang berfungsi untuk mencernakan zat-zat gizi yang
terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Selain
mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara whei dan kasein
yang sesuai untuk bayi (Anton Baskoro, 2008 : 6-7).
4. Tujuh langkah kebersihan ASI eksklusif
Langkah-langkah yang terpenting dalam persiapan keberhasilan menyusui secara
eksklusif adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan.
b. Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui.
c. Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan sebagainya.
d. Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi”.
e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif.
f. Mencari ahli persoalan menyusui seperti Klinik laktasi.
g. Menciptakan suatu sikap yang positif tentanf ASI dan menyusui.
5. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan menjamin
tercapainya pengembangan kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai
nutrient yang ideal. Dengan komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi,
ASI juga mengandung nutrient-nutrient khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh
optimal. Nutrient-nutrient khusus tersebut tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu
sapi.
Nutrient yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau
sedikit sekali terdapat pada susu sapi, antara lain :
a. Taurin;
Yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI.
b. Laktosa;
Merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat pada
susu sapi.
c. Asam lemak ikatan panjang;
(DHA, AA, Omega-3, Omega-6) merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya
terdapat sedikit dalam susu sapi.
Mengingat hal-hal tersebut di atas, dapat dimengerti bahwa pertumbuhan
otak bayi yang biberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan optimal dengan
kualitas yang optimal pula.
6. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan
merasaakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram, terutama
karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak
dalam kandungan. Perasaan terlindungi dan disayangi inilah yang akan menjadi
dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan
dasar spiritual yang baik.
Pemberian ASI eksklusif akan memenuhi kebutuhan awal bayi untuk tumbuh
kembang secara optimal baik fisik, kepandaian, emosional, spiritual maupun
sosialisasinya.
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup, produktifitas
tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak,
menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat
langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di
Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak ditemukan bayi dan anak yang masih
kecil dan sudah mendapat adik lagi yang sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi
oleh kepala adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi
merupakan golongan rentan.

Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga
karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang
tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang
negatif dipandang dari segi gizi

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang
diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI
tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar
empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral
utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin
yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting
dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan
generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan
penggunaan ASI.

Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI

termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya
Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-

ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan “Dengan
Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia”. Dalam pidatonya
presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi
berusia empat bulan.Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan
menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI
kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. ASI merupakan
makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping itu ASI
mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu
dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan.
Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat
menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.

ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir
ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui.
Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya
sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang
demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya
pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.

Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM Yogyakarta
tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui sampai dengan satu tahun 50,6%.
Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu,
yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan
(Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan
ASI EKSLUSIF kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI ditargetkan
80%.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di R.S. Umum Dr. Kariadi
Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah umur 2 bulan 31,6%, ASI + Susu
botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih
lebih baik yaitu 66,7% ASI dan 33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh
susu botol lebih besar.

Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M. Jamil Padang tahun 1978
-1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan
adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari
pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan
makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi.

Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI secara
Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam
menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk
disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah
anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI .

PERUMUSAN MASALAH.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penulisan
ini adalah bagaimana pemberian ASI secara eksklusif saai umur bayi 4 bulan dan faktor-
faktor apa yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.

TUJUAN PENULISAN

1.Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pemberian ASI EKSKLUSIF dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Tujuan Khusus.

- Mengetahui cara pemberian ASI EKSLUSIF pada bayi.

- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi

usia 4 bulan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-
garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi
bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini.

ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama
dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun
2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI
eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian,
ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.

2. BAGAIMANA MENCAPAI ASI EKSKLUSIF

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan


mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam setelah kelahiran Menyusui
secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air
putih sekalipun. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau,
siang dan malam. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.

Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama
anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

3. KESALAHPAHAMAN MENGENAI ASI EKSKLUSIF

Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring
dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya
menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO

4. KEBAIKAN ASI DAN MENYUSUI.

ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:

a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.

Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat

untuk:

* Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.

* Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam

organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.

* Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.

* Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,

magnesium.

c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan
pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus,
lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.

d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada

bayi.

e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.

Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat

memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:

a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.

b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi
perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.

c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan
pengembalian keukuran sebelum hamil

d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.

e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan
(menjarangkan kehamilan)

f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.


g. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga

h. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya

i. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat


besisebanyak ketika mengalami menstruasi

j. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih
langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.

5. MANFAAT ASI

Untuk Bayi

Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi
umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi
dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama
kehidupannya.Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi,
karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi,
perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan
tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat. ASI disesuaikan
secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.

6. PROSES TERBENTUKNYA ASI

Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :

1. Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran maupun berat dari
payudara mengalami peningkatan.

2. Laktogenesis :

 Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel sekretoris


 Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu, payudara
menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin beralih menjadi autokrin.

3. Galaktopoiesis

4. Involution

Komposisi ASI ideal untuk bayi

Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan
alergi.Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu
tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang
ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI. Bayi ASI lebih bisa
menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang
seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut
disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.

ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu
susu yang pas.

Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara
ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan
emosi si anak di masa depan. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk
diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. Bayi prematur lebih
cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai
dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan
menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.

Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian
mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis. IQ pada bayi ASI lebih
tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian
anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-
anak yang minum susu formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga
mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini
sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat
emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber
daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.

Untuk Ibu

1. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa
pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan

2. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam
ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali

3. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap
kanker rahim dan kanker payudara.

4. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot,
dsb

5. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa banyak
perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb

6. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya

7. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril

Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat
fisik dan manfaat emosional

8. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila
gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu.
Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-
nya sebelum menyusui.

Untuk Keluarga

1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk
merebus air, susu atau peralatan.

2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan
kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.

3.Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.

4.Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.

5.Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu
siap tersedia.

6.Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.

Untuk Masyarakat dan Negara

1. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain
untuk persiapannya.

2. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.

3. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.

4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.

5. Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk
merebus air, susu dan peralatannya.

6. ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.

PRODUKSI ASI

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada
putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk
memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu.
Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting
dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang
dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu
dapat mengalir secara lancar.

Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu sangat
jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti
pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju
saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah
anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu
memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur
tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang
lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus
lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku
letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.

Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang
mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari
kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.

Tentang colostrum

- Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau

keempat, dari masa laktasi.

- Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.

- Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan,

lebih kuning dibandingkan ASI Mature.

- Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus

bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk

menerima makanan selanjutnya.

- Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi

berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein

pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat

memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.

- Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat

memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.

- Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI

Mature.

- Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml


colostrum.

- Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat

lebih tinggi atau lebih rendah.

- Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.

- PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.

- Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan

ASI Mature.

- Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi

menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.

- Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

B. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)

1. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.

2. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat
bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 – ke 5.

3. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi.

4. Volume semakin meningkat.

C. Air Susu Mature

- ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif
konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya
baru konstan.

- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu
yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama
bagi bayi.

- ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi
tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untuk bayi.

- Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan


karotin.

- Tidak menggumpal bila dipanaskan.

- Volume: 300 – 850 ml/24 jam


- Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:

• Antibodi terhadap bakteri dan virus.

• Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)

• Enzim (lysozime, lactoperoxidese)

• Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)

• Faktor resisten terhadap staphylococcus.

• Complecement ( C3 dan C4)

Volume Produksi ASI

Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan
ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan
50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml
pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai dengan
menysusui bayinya selama 4 – 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI
mampu memenuhi lkebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi
menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus
mendapat makanan tambahan.

Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh
adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-
25 menit.

Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml
ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada beberpa kelompok ibu dan bayi
menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter
selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.

Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat
bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang diproduksi,
meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak
berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.

Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-
700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalam
tahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan
dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan
cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen
ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa
peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi
air susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan
akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-
daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali ditemukan “merasmus” pada bayi-
bayi berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.
Komposisi ASI

Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum mengandung
berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu
mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih,
terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan
penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung
vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).

Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein daripada ASI. Sebagian
besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein whey yang larut.
Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung
bayi. Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total
protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan
yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.

Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak, yang lebih
mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak susu sapi, sebab ASI
mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat
bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu fase lakatasi air susu yang pertama kali
keluar hanya mengandung sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini
akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya
disebut “Hand milk”, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini
akan memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting
diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.

Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air susu murni.
Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan terdapat lebih banyak dibandingkan dengan
susu sapi.

Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian laktosa akan diubah
menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah pertumbuhan
bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral
lain.

ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah diserap, jumlah
ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan pertama kehidupannya ASI juga
mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi,
tetapi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi.

Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang diperlukan bayi
selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya
sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada aanak
yang diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam
air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan
terhadap vitamin D yang terlarut lemak.

Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan
menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah
persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pada masa Kehamilan (antenatal)

- Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI, manfaat
menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.

- Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan
atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.

- Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan
memberikan ASI yang cukup.

- Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1


1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil.

- Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan
keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan
membesarkan hatinya.

b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)

- Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menyusui yang baik
dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu.

- Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui
dapat dilakukan tanpa jadwal.

- Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu

dua minggu setelah melahirkan.

c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)

- Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya
memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.

- Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan
minum minimal 8 gelas sehari.

- Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan
kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.

- Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan
menyusui.
- Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan
menysusui seperti payudara banyak disertai demam.

- Menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu
lain yang sukses menyusui bagi mereka.

- Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI yang
cukup baik kuantitas maupun kualitas.

Makanan Bayi Berusia 0-4 bulan

Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata dapat memproduksi air susu yang
berlimpah, karena anugrah tuhan ini tidak dimiliki oleh semua ibu. Meskipun demikian,
diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu
dalm jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tamabahan
selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat
menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama 3 bulan pertama (Warno FG, 1990
hal.175).

Dalam usia 0-4 bulan bayi sepenuhnya mendapat makanan berupa ASI dan tidak perlu di beri
makanan lain, kecuali jka ada tanda-tanda produksi ASI tidak mencukupi.

Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi semasa hamil. Ibu
yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi selain akan melahirkan anak yang gizinya
tidak baik, juga kemungkinan dapat melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam
pertumbuhannya, atau mungkin anak akan lahir mati. Sejak terjadinya pembuahan terhadap
sel telur dalam rahim ibu.

Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan bagi ibunya yang dapat membantu
syarat gizi bagi wanita hamil dan pengaturan makanan anak yang sesuai merupakan masalah
pokok yang perlu dihayati oleh para ibu. Menyusui adalah cara makan aanak-anak yang
tradisional dan ideal, yang biasanya sanggup memenuhi kebutuhan gizi seseorang bayi untuk
masa hidup empat sampai enam bulan pertama. Bahkan setelah diperkenankan bahan
makanan tambahan yang utama, ASI masih tetap merupakan sumber utama yang bisa
mencukupi gizi.

Dalam tahap usia sejak lahir sampai 4 bulan, ASI merupakan makanan yang paling utama.
Pemberian ASI masa ini memberikan beberpa keuntungan.

Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan bayi, manfaatnyabagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh jumlah ASI yang dapat
diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu tidak sesuai
dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi akan menderita gangguan gizi.

ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berumur 4bulan. Hal ini sesuai
dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan selama 2 tahun dan baru pada usia 4 bulan
bayi mulai di beri makanan pendamping ASI, paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat
memenuhi kebutuhan bayi pada 4 bulan pertama.

Adapun makanan bayi umur 0-4 bulan adalah sebagai berikut:


- Susui bayi segera 30 menit setelah lahir.

Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini ASI saja
sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi.
Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin hubungan kasih
sayang antara ibu dan anak.

- Berikan Kolostrum

- Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap

kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai

kosong merangsang produksi ASI yang cukup.

- Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.

- Berikan ASI 0-10 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.

Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI

Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:

a. Makanan Ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara
langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh
terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.
Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang
diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak
akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi
ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang
diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI
diperlukan makanan tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara
dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan
terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jikapada masa kehamilan ibu juga
mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang
menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum
dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti
ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk
menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.

b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran


Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam
keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan
emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.

Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam

menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:

1. Reflek Prolaktin

Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu,
terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini
diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan
mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar –
kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.

2. Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)

Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu,
maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke
payudara ibu disebut :”rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap
putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya
pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan
terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI
dan akan menangis.

Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.

c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan
memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih
menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada
dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian.
Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini
memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu
sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin
dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.

d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan

progesteron.

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang
mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan
dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang
paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral.
Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
e. Perawatan Payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut
payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia
terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI
akan keluar dengan lancar.

BAB III

PEMBAHASAN

ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir. ASI dapat
memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan pertama kehidupannya,
sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain sebagai sumber energi dan
zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara
ibu dan bayinya.

Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta
memikat kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan
erat. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui bayinya atau menghentikan menyusui
lebih dini. Untuk itu dalam Bab pembahasan ini akan dibahas “Mengapa ASI Ekslusif tidak
diberikan, dan kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak diberikannya ASI
Ekslusif.”

Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah menunjukkan dengan jelas
adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu yang tidak menyusui bayi ini dimulai di
kota terutama pada kelomopk ibu dan keluarga yang berpenghasilan cukup, yang kemudian
menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa. Banyak hal yang
menyebabkan ASI Ekslusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia, hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh. Antara lain:

a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga.

Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang setelah keluarga pindah ke
kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek, mertua dan orang terpandang dilingkungan
keluarga secara berangsur menjadi berkurang, karena mereka itu umumnya tetap tinggal di
desa sehingga pengalaman mereka dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan.

b. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan

Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan
bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan lain.

c. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa
makanan-makanan itu lebih baik dari ASI

d. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, maka
susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang
ditinggalkan dirumah.
e. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol
bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.

f. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang.

g. Pengaruh melahirkan dirumah sakit atau klinik bersalin. Belum semua petugas paramedis
diberi pesan dan diberi cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi
mereka, serta praktek yang keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru
lahir.

Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari ibu
seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya
menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada
putting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan
untuk tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik
akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat
dan gizinya baik.

Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir sebelum waktunya
(prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat rendah yang mungkin masih telalu
lemah abaila mengisap ASI dari payudara ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit.

Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai cara – cara
pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek kehidupan kota telah membawa pengaruh
terhadap banyak para ibu untuk tidak menyusui bayinya, padahal makanan penganti yang
bergizi tinggi jauh dari jangkauan mereka. Kurangnya pengertian dan pengertahuuan ibu
tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih
kepada susu botol (susu formula).Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan
hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena seorang
ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta kemampuan untuk
menerima informasi lebih tinggi.

Pada penelitian di Pakisttan dimana tingkat kematian anak pada ibu –ibu yang lama
pendidikannya 5 tahun adalah 50 % lebih rendah daripada ibu – ibu yang buta huruf.
Demikian juga di Indonesiabahwa pemberian makanan padat yang terlalu dini.Sebahagian
besar dilakukan oleh ibu- ibu yang berpendidikan rendah , agaknya faktor ketidaktauanlah
yang menyebabkannya.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap ibu terhadap lingkungan
sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik. Apabila pemikiran tentang menyusui dianggap
tidak sopan dan memerlukan , maka “let down reflex” (reflex keluar) akan terhambat. Sama
halnya suatu kebudayaan tidak mencela penyusunan, maka pengisapan akan tidak terbatas
dan “du demand” (permintaan) akan menolong pengeluaran ASI.

Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi ASInya,
sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu – ibu tidak menyusui bayinya
adalah karena ibu tersebut secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya ibu
merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran
tubuhnya.
Kendala lain yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan ASI adalah sikap
sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat yang tidak bergairah mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru tentang pemberian ASI dan
mengenai hal – hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersaliin, ibu menyusui dan bayi
baaru lahir. Disamping itu juga sikap sementara penaggung jawab ruang bersaliiin dan
perawatan dirumah sakit,rumah bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada bayi
baru lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar iibu mampu memberikan ASI kepada
bayinya, serta belum diterapkannya pelayanan rawat disebagian besar rumah

sakit /klinik bersalin.

Semua faktor– faktor terebut diatas yang dianggap sebagai penyebab semakin melorotnya
kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan para ibu – ibu saat ini.

Oleh sebab itu upaya yang dapat dilakukan antara lain :

- Motivasi untuk menyusui.

Di daerah pedesaan menyusui anak terlihat sebagai suatu proses yang normal, dan tidak
dilakukan sembunyi-sembunyi. Ibu-ibu tidak malu menyusui bayinya. Kebiasaan itu adpat
diciptakan suatu kondisi dan gairah bagi para gadis yang melihatnya, sehingga ada kemauan
naluriah melakukan hal yang sama. Bila tumbuh menjadi besar dan punya anak meeka ingin
melakukan hal yang serupa. Sebaliknya, kebiasaan ibu-ibu di kota yang malu-nalu serta
sembunyi-sembunyi menyusui bayinya, tentu akan banyak mempengaruhi tabiat gadis-gadis
disekitarnya untuk berbuat sama, dan menyusui anak merupakan sesuatu hal yang harus
dihindarkan.

Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui anaknya, terutama
sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya ditingkatkan pada masyarakat,
pengertian tersebut harus ditanamkan pada anak-anak gadis sejak masih usia muda, bahwa
menyusui anak merupakan bagian dari tugas biologis seorang ibu.

Didaerah perkotaan, sasaran yang harus diberi pendidikan adalah para gadis remaja. Didaerah
pedesaan, pendidikan harus diarahkan untuk tujuan mencegah marasmus. Perkembangan
teknologi yang telah dapat menciptakan “humanized milk” menyebabkan nilai ASI dan
kebiasaan menyusui yang pada hakekatnya memberikan fasilitas kemudahan pengadaan susu,
murah serta praktis semakin kurang diminati dan dihindari. Kemajuan dibidang kesehatan
lingkungan dan industri makanan sapihan membuat segalanya menjadi sangat praktis
sehingga para ibu lebih cenderung menggunakan susu botol. Untuk mengatasi masalah
tersebut, ibu-ibu yang mampu harus dihimbau dan diberi motivasi agar kembali pada praktek
menyusui anak sendiri. Karena hal itu mendatangkan keuntungan bagi hubungan ibu dan
anak dan terutama karena hal itu memenuhi ciri dan kodrat manusia.

KETERAMPILAN MENYUSUI

Banyak permasalahan dalam menyusui seperti (nyeri pada puting susu, susu yang jumlahnya
sedikit, atau ibu tidak nyaman dalam menyusui) bisa dipecahkan dengan meningkatkan
teknik dasar dalam menyusui, khususnya dalam memposisikan ibu dan bayi dengan benar.

Posisi Ibu :
• Duduklah dengan nyaman dan carilah posisi yang paling nyaman ketika duduk diatas
kursi, atau kursi goyang, kursi berlengan atau bahkan duduk diatas kasur dengan bersandar
pada dinding atau sandaran kasur.

• Letakkan bantal dibelakang punggung, dan dibawah lengan yang akan memberikan
tumpuan ketika ibu menggendong bayi.

• Gunakan tumpuan kaki atau pijakan bila ibu duduk, khususnya bila menggunakan
kursi yang cukup tinggi.

• Bisa juga ibu bersandar pada sandaran kasur dengan posisi menghadap bayi dengan
menggunakan bantal sebagai penyangga kepala, leher, punggung dan kaki bagian atas.

Posisi bayi :

• Disarankan untuk memulai persiapan pemberian ASI dengan mengenakan pakaian


yang sederhana pada bayi atau bahkan tidak mengenakan pakaian, untuk meningkatkan
kontak dengan ibu.

• Baringkan bayi dalam dekapan ibu, dengan posisi menghadap payudara. Posisi leher
pada lipatan lengan, badan terbaring disepanjang lengan dan pantat dipegang oleh tangan.

• Setelah itu putarlah tubuh bayi sedemikian rupa sehingga posisi bayi berhadapan
dengan badan ibu.

• Posisi tubuh bayi harus dalam kedaan tegak lurus menghadap tubuh ibu, jangan
memutar leher bayi untuk mencapai putting susu ibu.

• Jika posisi bayi kurang tinggi, gunakan bantal untuk menyangga lengan.

• Posisikan lengan bayi dengan baik, lengan bawah diposisikan di bawah payudara dan
lengan yang atas bila mengganggu bisa ditahan dengan menggunakan ibu jari lengan yang
menggendong.

Posisi payudara :

• Hal yang pertama perlu dilakukan dalam persiapan payudara menjelang menyusui.
Secara manual pijatlah payudara untuk mendapatkan beberapa tetes ASI pada puting ibu, hal
ini akan melembabkan payudara ibu.

• Tahanlah payudara, beban payudara ditahan dengan telapak tangan dan jari-jemari di
bawahnya dan ibu jari di atasnya.

• Jauhkan jari dari daerah areola, sehingga menjauhi daerah tempat bayi menghisap
susu, hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi.

Memulai menyusui :

• Dekatkan mulut bayi pada puting yang sudah lembab tadi, lalu pijatlah bibir bayi
dengan lembut untuk merangsang refleks menghisap pada bayi.
• Ketika mulut bayi terbuka, segeralah melekatkan mulut bayi di tengah payudara dan
dekatlah bayi dengan erat ke tubuh ibu.

• Pastikan bayi menghisap hingga areola payudara bukan puting susu ibu, dengan ini
nyeri pada payudara selama menyusui bisa dihindari.

• Buatlah penyesuaian dengan irama pernafasan bayi.

• Ketika bayi sudah menghisap ASI dengan baik maka pastikan kita mengatur posisi
payudara dengan baik, tahan berat payudara dengan tangan sehingga berat payudara tidak
seluruhnya membebani mulut dan bibir bayi.

• Hal terakhir yang cukup penting adalah, ketika kita akan menghentikan pemberian
ASI, jangan menarik mulut bayi dari payudara ketika bayi masih menghisap. Maka hentikan
dahulu hisapan bayi lalu jauhkan bayi dari payudara dengan perlahan-lahan, hal ini bertujuan
agar penghentian menyusui ini tidak melukai payudara, yang bisa berakibat nyeri hingga
infeksi payudara.

TANDA CUKUP ASI

Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah cukup mendapatkan ASI,
atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan berapa banyak atau berapa sering
pemberian ASI yang baik itu.

Oleh karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman untuk mengevaluasi
kecukupan pemberian ASI, yaitu :

• Bayi menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun secara teratur untuk
menyusui.

• Irama hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan telinga bayi akan terlihat sedikit
bergerak dan ibu bisa mendengar bayinya menghisap dan menelan ASI yang diberikan.

• Berikan ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing payudara setiap
menyusui.

• Berikan ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan pertama. Disarankan juga
untuk membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk memberikan ASI selama beberapa minggu
awal. Setelah lebih dari dua bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih cepat, maka
pemberian ASI dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan durasi menyusui menjadi
lebih singkat.

• Bayi ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang cukup.

• Bayi tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal, mengalami peningkatan


berat, tinggi badan, dan ukuran lingkar kepala.

• Memiliki tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit yang sehat pula

TIPS SUKSES ASI EKSKLUSIF


Ini tips dari aku yang sukses ASI eksklusif sampai 6 bulan walaupun ASI-ku tidak termasuk
yang berlimpah dan sukses KB alamiah sampai si kecil 7 bulan.

1. Susui bayi sesering mungkin. Payudara kanan dan kiri. Jangan dijadwalkan. Produksi ASI
mengikuti hukum permintaan, semakin sering dihisap, maka semakin banyak berproduksi.

2. Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara yang kosong akan semakin mempercepat
produksi ASI.

3. Jangan terlalu cepat memindahkan posisi menyusui dari payudara kiri ke kanan, dan
sebaliknya. ASI yang keluar setelah 15 menit pertama justru banyak mengandung lemak
yang dapat mengenyangkan bayi. Jangan lakukan posisi menyusui tiduran sampe ketiduran
kalau ibus punya kebiasaan tidur “pingsan”. Bisa2 bayinya ketindihan dan gak bisa
bernafas.

4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup banyak. Bisa air putih, jus
buah, susu rendah lemak, kuah makanan. Makanannya usahakan banyak sayur hijau dan
makanan laut. Daun katuk segar lebih cepat menghasilkan daripada suplemen seperti Pro
ASI atawa Lancar ASI. Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan tubuh bisa dilakukan
kapan saja sementara menyusui waktunya cuma sebentar sementara manfaat baiknya untuk
bayi adalah untuk kecerdasan dan daya tahan tubuhnya.

5. Minum madu juga sangat bermanfaat

6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres! Stres bikin ASI mendadak kering.

7. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga, pompa ASI dan masukkan ke botol untuk
diberikan ke bayi. Tapi sebenarnya penggunaan dot tidak dianjurkan paling tidak sampai usia
bayi 6 bulan sebab dapat mengganggu perkembangan sistem syaraf dan struktur tulang
kepala.

8. Ini yang paling penting, yaitu RASA PERCAYA DIRI bahwa kita MAMPU untuk
memberikan yang terbaik untuk bayi kita yaitu ASI.

Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk bayi2 yang dilahirkan dengan
cara caesar. Bayi “caesar” mengalami intensitas kesakitan yang sangat tinggi dibandingkan
dengan bayi lahir normal yang sudah mengalami exercise dalam proses kelahiran sebelum
khirnya muncul ke dunia dan beradaptasi dengan dunia luar. Dengan memberikan ASI,
maka dapat membantu mencegah infeksi dan mengurangi rasa akit yang diderita bayi.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada bayi
sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan pendamping.
2. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar persentase ASI
secara Eksklusif.

3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI.

B. SARAN

1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan
menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil tentang gizi dan perawatan
payudara selama masa kehamilan, sehingga produksi ASI cukup.

2. Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, Posyandu
di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan
ibu menyusui tentang ASI dan menyusui.

Sumber : koleksi Mediague.wordpress.com


dikumpulkan oleh RW.Hapsari

Ditulis dalam MAKALAH KEBIDANAN

« HEALTH EDUCATION, PERSONAL HYGIENE, ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA


IBU NIFAS
MAKALAH TANDA BAHAYA KALA IV PERSALINAN »

Anda mungkin juga menyukai