Anda di halaman 1dari 5

Laporan

Teknologi Pengolahan Air Industri


Demineralisasi
(*)
Surya K. S.,Weni Mega S. (b), Devianti A. (c), Risayati (d)
Gloria Eudia Gogani
Ir. Agung Subyakto, M.S.
Departemen Teknik Kimia Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2019

Abstrak

Kebutuhan manusia akan air terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
semakin majunya industri. Jumlah air bersih yang tersedia cukup terbatas sehingga dibutuhkan sumber air
baru agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Air PDAM yang ada di daerah Karangmenjangan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan air bersih oleh penduduk sekitar. Untuk menjaga kebersihan air maka diperlukan
analisa dan peawatan. Di dalam industri air adalah salah satu bahan terpenting karena kebutuhan air sangat
besar dan untuk memenuhi standart baku mutu air maka dilakukan suatu treatment salah satunya dengan
demineralisasi agar alat yang munggunakan air tersebut tidak mengalami kerusakan. Salah satu parameter
kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang
keberadaannya bisa disebut kesadahan air yang dilakukan dengan penukaran ion. Untuk menghindari masalah
tersebut perlu dilakukan pengontrolan pada nilai pH, TDS, dan Total Hardness. Metode yang dilakukan dalam
untuk analisa pH adalah dengan menggunakan pH meter, untuk TDS menggunakan TDS meter, dan Total
Hardness menggunakan metode titrasi dan menggunakan indikator EBT. Berdasarkan analisa yang telah
dilakukan pada air PDAM Karangmenjangan diperoleh data pH dalam sampel air PDAM Karangmenjangan
sebesar 7,54; softener 6,92; dan dalam demineralisasi 9,505. TDS diperoleh data dalam sampel air PDAM
Karangmenjangan sebesar 416,5 ppm; softener 205,5 ppm; dan dalam demineralisasi 421,5 ppm. Total
Hardness diperoleh data dalam sampel air PDAM Karangmenjangan sebesar 10,85 mg CaCO3/L; softener 10,8
mg CaCO3/L; dan dalam demineralisasi 15,65 mg CaCO3/L. Berdasarkan analisa pH yang dilakukan pada
demin air PDAM Karangmenjangan sesuai yang telah di tentukan berdasarkan standart Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal 3 September 1990 sebagai
persyaratan kualitas air bersih. Sedangkan untuk nilai TDS dan Total Hardness sesuai dengan standar
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal 3 September
1990 sebagai air masuk boiler dan persyaratan air bersih.

kunci : Air PDAM, Demineralisasi, ion

1.0 Pendahuluan sering digunakan dalam proses pengolahan air


Air bersih adalah salah satu jenis sumber di berbagai industri atau sektor pelayanan
daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa publik dengan cara atau teknik yang berbeda –
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi beda. Pada umumnya demineralisasi di pabrik
atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari digunakan untuk pengolahan air umpan boiler,
- hari termasuk diantaranya sanitasi. Macam - air backwash, bahan baku penolong pada
macam sumber air bersih diantaranya : Air industri minuman atau makanan, dan lain –
laut, Air laut mempunyai sifat asin karena lain. Proses penghilangan ion-ion atau mineral
mengandung garam NaCl 3%. Air Atmosfe,r yang terlarut dalam air dapat menggunakan
Air atmosfer jatuh ke bumi dalam bentuk air penukar ion (ion exchanger). kation anion
hujan. Air hujan mengandung banyak kotoran. yang terkandung di dalamnya. Kandungan
Air Permukaan, Air permukaan berasal dari mineral sebagai bentuk kation anion dalam air
aliran langsung air hujan di permukaan bumi. secara makro diantaranya : Na+, Ca2+, Mg2+,
Air tanah, Air tanah adalah air yang berada di K+, Fe3=, Cl-, SO42-, dan CO32[1].
bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh Pada metode penukar ion media yang
dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih sering digunakan berupa resin. Pada dasarnya
besar dari tekanan atmosfer[1].. resin penukar ion dibagi menjadi dua jenis
Demineraslisasi, Istilah ini digunakan yaitu kation dan anion, dimana kemampuan
dalam proses untuk mengurangi atau dalam proses penukaran ion dipengaruhi oleh
menghilangkan semua kandungan mineral- banyaknya bagian sisi aktif yang terkandung
mineral yang ada di dalam air. Demineraslisasi dalam resin dan kemampuan penukaran
Laporan
Teknologi Pengolahan Air Industri
ionnya. Pada penelitian ini dilakukan
penukaran ion (ion exchange) pada air PDAM Analisa pH
yang bertujuan untuk menghilangkan Tahap awal analisa parameter adalah
kandungan mineral dalam air dan mengetahui menganalisa kandungan pH yang terdapat
pengaruh laju alir air umpan dan jumlah resin pada sampel dengan menyiapkan pH meter
terhadap kualitas air demin yang di hasillan[1]. serta alat-alat yang digunakan untuk analisa.
Operasi sistem pertrukaran ion dilakukan Menganbil masing-masing sampel 10 ml,
dalam empat tahap, yaitu : Tahap Layanan, kemudiam dimasukkan pada Erlenmeyer dan
tahap layanan adalah tahap dimana terjadi mengukur pH untuk setiap sampel
reaksi pertukaran ion. Tahap Pencucian balik, menggunakan pH meter.
tahap ini dilakukan jika kemampuan resin
telah mencapai titik jenuh dan kotor. Analisa TDS (Total Dissolve Solid)
Pencucian balik dilakukan dengan Selanjutnya menganalisa sampel dengan cara,
mengalirkan air produk dari bawah ke atas (up menyiapkan TS meter serta alat-alat yang
flow). Tahap Regenerasi, tahap regenerasi digunakan untuk analisa (Erlenmeyer dan
adalah operasi penggantian ion yang telah
sampel sebelum dan sesudah treatment),
jenuh dengan ion awal yang semula berada
dalam matriks resin dan pengembalian mengambil masing-masing sampel sebanyak
kapasitas ke tingkat yang diinginkan. Larutan 10 ml, memasukkan masing-masing sampel
regenerasi harus dapat menghasilkan titik dalam Erlenmeyer, mengukur TDS untuk tiap
puncak dari ion yang digantikan. Larutan sampel menggunakan TDS meter.
regenerasi untuk kation menggunakan HCl
atau H2SO4, sedangkan untuk anion Analisa Kadar Silikat
menggunakan larutan NaOH. Operasi Untuk mengukur kadar silikat pada sampel
regenerasi dilakukan dengan mengalirkan dilakukan dengan cara, menyiapkan sampel
larutan regenerasi dari atas[1].
sebanyak 10 ml, menambahkan 9 ml aquades
2.0 Metode Penelitian kedalam alat pengukur kadar silikat,
2.1 Alat dan Bahan Penelitian menambahkan 10 tetes indikator silikat-1 lalu
Alat yang digunakan, yaitu beaker glass, mengocoknya, menambahkan 5 tetes indikator
buret dan statif, corong, Erlenmeyer, gelas Silikat-2 lalu mengocoknya, menambahkan 5
ukur, pipet tetes, spatula, pH meter, TDS tetes indikator Silikat-3 lalu mengocoknya,
meter. Bahan yang digunakan, yaitu HCL lalu mendiamkan selama ±15 menit, melihat
pekat, indicator eriochrome black T, larutan
hasil pengukuran kadar silikat dalam sampel
standart NaOH 0,01 N, laurtan standart EDtA
0,01 M. melalui persamaan warna sampel dan standar
pada alat.

2.2 Metodelogi Analisa Total Hardness


Persiapan sampel air demin dilakukan Analisa terhakhir adalah menganalisa total
dengan mengambil sampel PDAM di daerah hardness antara lain, dengan mengambil tiap-
Karangmenjangan, Surbaya. Tahapan yang tiap sampel sebanyak 10 ml, membuat pH
dilakukan antara lain, melakukan pengecekan setiap sampel menjadi 3 dengan menambahkan
terhadap valve maupun pompa, mengatur 2-4 tetes HCL 0,01 N, menambahkan 1-2 ml
pembukaan valve sesuai variabel agar aliran larutan NaOH 1 N sampai pH mencapai 10
fluida dapat mengalir ke semua tabung yang kemudian menambahkan indicator EBT,
berisi kation maupun anion, mengisi bak menitrasi dengan larutan EDTA 0,01 M
penampung E1 dengan Air PDAM sampai terjadi perubahan warna.
Karangmenjangan yang sebelumnya telah
dianalisa (pH, TDS, Total Hardness) sebagai 3.0 Pembahasan
sampel yang digunakan, menyalakan pompa, Air demin merupakan air yang digunakan
menampung air yang telah melewati kation untuk membentuk steam di suatu industri
dan anion dalam bak. swasta maupun negeri dengan menggunakan
alat yang bernama boiler. Untuk mendapatkan
air demin maka ditretment melewati resin
Laporan
Teknologi Pengolahan Air Industri
kation dan anion. Dari hasil analisa deaerasi air umpan, pengurangan air ketel atau
demineralisasi yang telah dolakukan pada pengurangan pH kondensat.
sampel Air PDAM Karangmenjangan Pengukuran pH pada air pengisi ketel uap
didapatkan hasil analisa dengan parameter pH, diperlukan untuk mengontrol korosi atau
TDS, dan Total Hardness. Analisa ini kerak. Pada pH rendah dapat terjadi korosi dan
dilakukan pada air sampel, softener, dan pada pH tinggi akan terjadi kerak. Selain itu
demineralisasi. pH tinggi dapat menimbulkan busa, sehingga
akan menyebabkan carry over. Jika terjadi
Tabel 1. Hasil Analisa pH pada air korosi dengan nilai pH yang tinggi dapat
PDAM Karangmenjangan. dikurangi dengan menggunakan garam-garam
PERMEN netral atau menghilangkan NaOH dalam air
KES No. ketel dengan mempergunakan pengontrol pH
416 Ketera oleh fosfat[3].
Parameter pH
Tahun ngan
1990 Tabel 2. Hasil Analisa TDS pada air PDAM
Karangmenjangan.
Sampel 7,54 6,5- 9 Sesuai PERMEN
Softener Parameter TDS KES No. keter
6,92 6,5- 9 sesuai
(mg/L) 416 tahun angan
Demineral Tidak 1990
9,505 6,5- 9
isasi Sesuai Sampel 416,5
1500 mg/L Sesuai
mg/L
Hasil pengujian analisa pH Air PDAM Softener 205,5
Karangmenjangan sebelum treatment 1500 mg/L Sesuai
mg/L
(sampel), softener dan demineralisasi Deminer 421,5
didapatkan hasil berturut- turut sebesar 7,54; 1500 mg/L Sesuai
alisasi mg/L
6,92; dan 9,505. Hasil pada sampel dan
softener menujukkan bahwa air pengisi proses Hasil pengujian analisa TDS Air PDAM
demineralisasi sesuai syarat air pengisi ketel Karangmenjangan sebelum treatment
menurut PERMENKES No. 416 Tahun 1990 (sampel), softener dan demineralisasi
dengan memiliki pH 6,5 sampai 9. Pada didapatkan hasil berturut- turut sebesar 416,5
demineralisasi menunjukkan bahwa air pengisi mg/L; 205,5 mg/L; dan 421,5 mg/L. Pada air
proses demineralisasi tidak sesuai dengan sampel dan softener telah mengalami
literatur yaitu PERMENKES No. 416 Tahun kenaikan total padatan terlarut dari sebelum
1990 Ketidaksesuaian percobaan ini karena dan sesudah di treatment.. Hal ini tidak sesuai
kurang maksimalnya kalibrasi dan kurang dengan prinsip kerja softener dan
akurat pH. demineralisasi dimana setelah air umpan
Kenaikan pH dapat menyebabkan melewati resin maka jumlah padatan terlarut
pengendapan kalsium karbonat seperti yang akan berkurang karena tertapis oleh resin.
dinyatakan oleh literatur bahwa dengan Namun sesaui untuk syarat air bersih menurut
terdapatnya sejumlah CO2 di dalam air akan PERMENKES No. 416 Tahun 1990 dengan
menyebabkan memberikan pengaruh pH air memiliki TDS dengan batas 1500 mg/L untuk
dan daya larut dari kalsium karbonat. Dengan syarat air bersih. Apabila nilai TDS terlalu
rendahnya pH akan semakin kecil besar dapat menyebabkan terbentuknya kerak
kemungkinan terdapatnya kerak kalsium dan carry over. Agar nilai TDS menjadi
karbonat, dan kebalikannya jika semakin rendah dapat dilakuakn blowdown pada proses
tinggi pH maka semakin banyak kerak kalsium demineralisasi.
karbonat yang akan terbentuk[2]. Sedangkan Total dissolved solid mengalami
pH yang terlalu rendah akan menyebabkan penurunan setelah melewati resin, baik resin
korosi pada pipa seperti literature yang anion maupun kation[4]. Analisa Penurunan
menyatakan bahwa kerusakan korosi pada pipa Konsentrasi TDS Secara alamiah, kandungan
air umpan dan kondensat, tabung penguapan, kimiawi di dalam air terproduksi akan
dan sebagainya disebabkan oleh adanya berbeda-beda dari masing-masing lapangan,
oksigen dan karbon dioksida, kurangnya namun dibeberapa tempat air terproduksi akan
Laporan
Teknologi Pengolahan Air Industri
mengandung senyawa kimia seperti minyak diperhatikan. Pada umumnya jumlah
yang belum terpisahkan dari air, logam berat kesadahan dalam air industri harus nol, berarti
seperti Cd, Hg, As, Cr, Cu, Pb, Ni dan Zn serta unsur Ca dan Mg dihilangkan sama sekali[7].
kimia organik seperti fenol dan lain Berdasarkan analisa softener terhadap
sebagainya. Pertukaran dengan menggunakan kadar Total Hardness Air PDAM
resin penukar kation hanya dapat menurunkan Karangmenjangan terjadi penurunan pada
konsentrasi ion positif yang ada dalam air, 10,85 mg CaCO3/L menjadi 10,8 mg
seperti ion natrium yang merupakan ion CaCO3/L. Hal ini dikarenakan pada tangki
dominan dalam air Penurunan konsentrasi ion softener diisi kation R-(SO3Na)2 yang
natrium juga dapat mengindikasikan berfungsi menukar ion Ca+ dan Mg+
menurunnya konsentrasi TDS[7/5]. (kesadahan) yang terdapat pada air, sehingga
Persentase penurunan konsentrasi TDS air menjadi soft (lunak). Sedangkan pada
dengan resin kation untuk variasi konsentrasi analisa demineralisasi terhadap kadar Total
TDS dapat mencapai antara 70 – 97 % Hardness air PDAM Karangmenjangan terjadi
Penurunan sebesar ini menunjukkan bahwa kenaikan dari 10,8 mg CaCO3/L menjadi 15,65
resin penukar kation dapat digunakan untuk mg CaCO3/L.
menurunkan konsentrasi TDS dalam limbah Hasil analisa menunjukkan bahwa air
air terproduksi dan dengan proses ini dapat PDAM Karangmenjangan memenuhi standart
menghasilkan keluaran air yang memenuhi yang diperlukan untuk air pengisi ketel
baku mutu air bersih[6] menurut baku mutu PERMENKES No. 416
tahun 1990 yang menyebutkan bahwa kadar
Total Hardness yang diperoleh untuk air
Tabel 3. Hasil Analisa Total Hardness pada bersih adalah dengan batas sebesar 500 mg
air PDAM Karangmenjangan. CaCO3/L
PERMEN Bila kesadahan total pada air umpan
Parameter TH KES No. Keterang boiler melebihi batas maka akan menyebabkan
(mg/L) 416 tahun an terbentuknya kerak pada boiler yang di
1990 sebabkan garam–garam sadah yang
Sampel 10,85 500 mg/L Sesuai mengendap pada permukaan pipa. Apabila di
Softener 10,8 500 mg/L Sesuai ketahui boiler telah mengandung lapisan kerak
Demine yang tebal akan mendapat masalah dalam
15,65 500 mg/L Sesuai
ralisasi pembersihannya. Pembersihan yang
memuaskan adalah dengan memakai bahan
Hasil uji terhadap kadar Total Hardness kimia: proses ini dengan menggunakan asam
air PDAM Karangmenjangan sebelum dengan hati–hati sehingga tidak menimbulkan
treatment (sampel), softener dan masalah pada boiler[8]
demineralisasi didapatkan hasil berturut- turut
sebesar 10,85 mg CaCO3/L; 10,8 mg CaCO3/L 4.0 Kesimpulan
dan 15,65 mg CaCO3/L. Setelah mengalami Berdasarkan percobaan yang telah
proses softener terjadi penurunan kadar Ca2+ dilakukan, kesimpulan yang diperoleh antara
dan Mg2+ pada air PDAM Karangmenjangan lain: pH air PDAM Karangmenjangan pada
sebesar 0,05 mg CaCO3/L. sampel dan softener masih sesuai terhadap
Total Hardness merupakan istilah yang baku mutu yang sudah ditentukan. Pada
digunakan pada air yang mengandung uyang softener ke demineralisasi terjadi kenaikan pH
tinggi. Penyebab utama dari kesadahan adalah yaitu dari 7,54 menjadi 9,505. Sedangkan
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Bagi air untuk nilai TDS nya sesaui terhapat baku mutu
industri unsur Ca dapat menyebabkan yang sudah ditentukan. Nilai TDS mengalami
pengerakan atau yang disebut dengan scaling penurunan TDS dari air sampel ke softener
pada dinding peralatan sistem penukar panas yaitu dari 416,5 mg/L menjadi 205,5 mg/L.
(heat exchanger) sehingga efisiensi alat Kemudian dari softener ke demineralisasi
penukar panas berkurang sehingga akan terjadi terjadi kenaikan dari 205,5 mg/L menjadi
over heat yang mengakibatkan kerusakan pada 421,5 mg/L Sedangkan untuk nilai total
peralatan industri. Akibat adanya masalah ini, hardness sesuai terhapat baku mutu yang
persyaratan kesadahan pada air industri sangat sudah ditentukan mengalami penurunan total
hardness dari 10,85 mg CaCO3/L menjadi
Laporan
Teknologi Pengolahan Air Industri
10,8 mg CaCO3/L lalu mengalami kenaikan
dari 10,8 mg CaCO3/L menjadi 15,65 mg
CaCO3/L. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal 3
September 1990 sampel air PDAM Jagir masih
memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan
air pengisi boiler.

Daftar Pustaka
[1] Nugroho, W. (2013). Removal Klorida,
TDS dan BesiI pada Air Payau Melalui
Penukar Ion dan Filtrasi Campuran Zeloit
Aktif dengan Karbon Aktif. Teknik
Lingkungan Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya.
[2] Syahri, M, dkk. (2008). Scale Treatment
pada Pipa Distribusi Crude Oil Secara
Kimiawi. UPN Veteran Yogyakarta.
Yogyakarta.
[3] Mulianti. (2008). Pengendalian Korosi
pada Ketel Uap. ISSN 1829-8958, 105-
111.
[4] Falah Mustahiqul L, dkk. (2009).
Pembuatan Aquadm (Aquademineralized)
Dari Air Ac (Air Conditioner)
Menggunakan Resin Kation Dan Anion.
Universitas Diponegoro. Semarang
[5] Siti, A. (2002) Studi Awal Pemanfaatan
Resin Penukar Kation dalam Proses
Pertukaran Na untuk Pengolahan Air
Limbah Industri Migas dengan
Sistem Batch, Unibraw, Malang.
[6] Partuti T. (2014). Efektivitas Resin
Penukar Kation Untuk Menurunkan
Kadar Total Dissolved Solid (Tds) Dalam
Limbah Air Terproduksi Industri Migas.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
[7] Widayat, W. (2007). Teknologi
Pengolahan Air Minum Dari Air Baku
Yang Mengandung Kesadahan Tinggi.
Pusat Teknologi Lingkungan. BPPT.
[8] Alfian, Z. (2004). Analisis Ph Dan
Kesadahan Total Pada Air Umpan Boiler
Di Pabrik Kelapa Sawit Ptp Nusantara Ii
Padang Brahrang. Universitas Sumatra
Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai