Demineralisasi PDAM Jojoran Surabaya 12 B
Demineralisasi PDAM Jojoran Surabaya 12 B
Abstrak
Kebutuhan manusia akan air terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
semakin majunya industri. Jumlah air bersih yang tersedia cukup terbatas sehingga dibutuhkan sumber air
baru agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Air PDAM yang ada di daerah Karangmenjangan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan air bersih oleh penduduk sekitar. Untuk menjaga kebersihan air maka diperlukan
analisa dan peawatan. Di dalam industri air adalah salah satu bahan terpenting karena kebutuhan air sangat
besar dan untuk memenuhi standart baku mutu air maka dilakukan suatu treatment salah satunya dengan
demineralisasi agar alat yang munggunakan air tersebut tidak mengalami kerusakan. Salah satu parameter
kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang
keberadaannya bisa disebut kesadahan air yang dilakukan dengan penukaran ion. Untuk menghindari masalah
tersebut perlu dilakukan pengontrolan pada nilai pH, TDS, dan Total Hardness. Metode yang dilakukan dalam
untuk analisa pH adalah dengan menggunakan pH meter, untuk TDS menggunakan TDS meter, dan Total
Hardness menggunakan metode titrasi dan menggunakan indikator EBT. Berdasarkan analisa yang telah
dilakukan pada air PDAM Karangmenjangan diperoleh data pH dalam sampel air PDAM Karangmenjangan
sebesar 7,54; softener 6,92; dan dalam demineralisasi 9,505. TDS diperoleh data dalam sampel air PDAM
Karangmenjangan sebesar 416,5 ppm; softener 205,5 ppm; dan dalam demineralisasi 421,5 ppm. Total
Hardness diperoleh data dalam sampel air PDAM Karangmenjangan sebesar 10,85 mg CaCO3/L; softener 10,8
mg CaCO3/L; dan dalam demineralisasi 15,65 mg CaCO3/L. Berdasarkan analisa pH yang dilakukan pada
demin air PDAM Karangmenjangan sesuai yang telah di tentukan berdasarkan standart Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal 3 September 1990 sebagai
persyaratan kualitas air bersih. Sedangkan untuk nilai TDS dan Total Hardness sesuai dengan standar
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal 3 September
1990 sebagai air masuk boiler dan persyaratan air bersih.
Daftar Pustaka
[1] Nugroho, W. (2013). Removal Klorida,
TDS dan BesiI pada Air Payau Melalui
Penukar Ion dan Filtrasi Campuran Zeloit
Aktif dengan Karbon Aktif. Teknik
Lingkungan Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya.
[2] Syahri, M, dkk. (2008). Scale Treatment
pada Pipa Distribusi Crude Oil Secara
Kimiawi. UPN Veteran Yogyakarta.
Yogyakarta.
[3] Mulianti. (2008). Pengendalian Korosi
pada Ketel Uap. ISSN 1829-8958, 105-
111.
[4] Falah Mustahiqul L, dkk. (2009).
Pembuatan Aquadm (Aquademineralized)
Dari Air Ac (Air Conditioner)
Menggunakan Resin Kation Dan Anion.
Universitas Diponegoro. Semarang
[5] Siti, A. (2002) Studi Awal Pemanfaatan
Resin Penukar Kation dalam Proses
Pertukaran Na untuk Pengolahan Air
Limbah Industri Migas dengan
Sistem Batch, Unibraw, Malang.
[6] Partuti T. (2014). Efektivitas Resin
Penukar Kation Untuk Menurunkan
Kadar Total Dissolved Solid (Tds) Dalam
Limbah Air Terproduksi Industri Migas.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
[7] Widayat, W. (2007). Teknologi
Pengolahan Air Minum Dari Air Baku
Yang Mengandung Kesadahan Tinggi.
Pusat Teknologi Lingkungan. BPPT.
[8] Alfian, Z. (2004). Analisis Ph Dan
Kesadahan Total Pada Air Umpan Boiler
Di Pabrik Kelapa Sawit Ptp Nusantara Ii
Padang Brahrang. Universitas Sumatra
Utara. Medan.