2024 4425 1 SM PDF
2024 4425 1 SM PDF
ABSTRAK
Tulisan ini membahas mengenai kenyamanan termal di dalam ruang kelas yang dipengaruhi oleh
ventilasi dan lingkungan alami di sekitar ruangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjadi
panduan bagi perancang bangunan dalam merancang bangunan sekolah yang mana ruang
kelasnya memenuhi aspek kenyamanan termal tanpa sistem penghawaan buatan. Penelitian ini
dilakukan di sekolah-sekolah negeri tingkat menengah pertama (SMPN) di Daerah Jakarta
Selatan. Penelitian dilakukan dengan mengukur suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin di
dalam ruangan untuk mendapatkan nilai temperatur efektif yang menjadi parameter kenyamanan
termal. Tidak ketinggalan adalah, bentuk dan ukuran ventilasi yang ada di ruangan tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukan aspek ventilasi yang paling mempengaruhi kenyamanan termal.
ABSTRACT
This paper discusses the impact of ventilation and natural environment in gaining thermal
comfort in the classroom. The aim of this research is to develop a guideline for architechs in
designing a comfortable thermal classroom without using an artificial air conditioning. This
research was conducted by measuring the temperature, humidity, and velocity of classrooms as
well as the form and aspects of ventilation in several public middle schools in South Jakarta.
The measurements are used to get effective temperature value as the thermal comfort
parameter. The result of this study shows that ventilation is the most influential aspect towards
thermal comfort.
A. PENDAHULUAN
disekitarnya. Hampir pada setiap
A.1.Latar Belakang kesempatan, manusia selalu membicarakan
Disadari atau tidak, „kenyamanan suhu‟ telah masalah sensasi termalnya terhadap udara,
mendominasi kehidupan manusia dalam misalnya sekedar mengatakan bahwa pada
rangka berinteraksi dengan lingkungan fisik saat tertentu mereka merasa „kapanasan‟
atau „kedinginan‟. Hal ini menunjukkan
bahwa suhu atau kenyamanan termal sangat
1
Humairoh Razak : Pengaruh Karakteristik Ventilasi dan Lingkungan Terhadao Tingkat Kenyamanan Termal
Ruang Kelas SMPN di Jakarta Selatan (1-18)
2
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 2, Desember 2015
1
ISO 7730:1994 (1994), Moderate Thermal
A.3.Tujuan dan Manfaat Environments – Determination of the PMV and
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk PPD Indices and Specification of the Conditions
mengukur seberapa besar pengaruh for Thermal Comfort, 2nd ed., International Org.
For Standardisation, Geneva.
3
Humairoh Razak : Pengaruh Karakteristik Ventilasi dan Lingkungan Terhadao Tingkat Kenyamanan Termal
Ruang Kelas SMPN di Jakarta Selatan (1-18)
manusia terhadap suhu merupakan fungsi adalah sebuah indeks yang memprediksi
dari empat faktor iklim yaitu; prosentase dari ketidakpuasan dari pengguna
suhu udara; (orang) dengan menggunakan skala sensasi
suhu radiasi; termal yang merupakan skala psiko-fisik
kelembaban udara; dan tujuh titik mulai dari -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
kecepatan angin. yang secara verbal disebut dingin, sejuk,
agak sejuk, netral, agak hangat, hangat,
Serta dua faktor individu, yakni: panas. Jelaslah bahwa netral merupakan
kegiatan yang berkaitan dengan kondisi yang paling baik.
metabolisme tubuh
jenis pakaian yang dikenakan. Cara kedua yang dapat digunakan untuk
mengukur kenyamanan termal adalah sesuai
Teori ISO 7730:1994 didukung oleh dengan penelitian yang dilakukan oleh
ANSI/ASHRAE 55-2004 yang menyatakan Houghton dan Yahlou dalam Jurnal Sistem
bahwa ada enam faktor untuk mendefinisikan Teknik Industri Vol.6 No.3, Juli 2005 yang
kondisi kenyamanan termal, yang hampir dikarang oleh Basaria Talarosa, menyatakan
seluruhnya diilhami oleh pemikiran Fanger2 kenyamanan sebagai fungsi dari radiasi
dengan teori keseimbangan panas (the heat panas, temperatur, kelembaban udara dan
balance model) atau model statis (static gerakan udara yang disebut Effective
model), faktor-faktor tersebut adalah: Temperature (ET) .
metabolic rate (kegiatan yang dilakukan
Masih dalam Jurnal Sistem Teknik Industri
dengan metabolisme tubuh);
Vol.6 No.3, Juli 2005 yang dikarang oleh
clothing insulation (pakaian yang
Basaria Talarosa, Lipsmeier (1994)
dikenakan);
menunjukkan beberapa penelitian yang
air temperature (suhu udara);
membuktikan batas kenyamanan (dalam
radiant temperature (suhu radiasi);
Temperatur Efektif/TE) berbeda-beda
air speed (kecepatan angin); dan
tergantung kepada lokasi geografis dan
humidity (kelembaban udara).
subyek manusia (suku bangsa) yang diteliti
seperti pada tabel di bawah ini:
Dalam menghitung sensasi kenyamanan
termal, ada beberapa cara, pertama menurut
Tabel 1. Batas Kenyamanan Termal dalam
ANSI/ASHRAE 55-2004 mengembangkan Temperatur Efektif
skala sensasi termal untuk digunakan dalam
mengukur senasi termal orang, yakni model Batas
Penga Kelompok
Lokasi Kenya-
PMV (Predicted Mean Vote) dan PPD rang Manusia
manan
(Predicted Percentage of Dissatisfied). PMV USA
ASH 20,5°C –
Selatan Peneliti
adalah indeks yang memprediksi nilai rata- RAE 24,5°C TE
(30°LU)
rata dari pilihan kenyamanan termal oleh Calcuta 20°C –
Rao India
sekelompok besar orang, sedangkan PPD (22°LU) 24,5°C TE
Singapura
Malaysia, 25°C –
2 Webb (Khatulisti
Fanger, P.O. (1970). Themal Comfort, Analysis dan Cina 27°C TE
wa)
and Application in Environmental Engineering,
Mom Jakarta Indonesia 20°C –
Danish Technical Press, Copenhagen.
4
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 2, Desember 2015
5
Humairoh Razak : Pengaruh Karakteristik Ventilasi dan Lingkungan Terhadao Tingkat Kenyamanan Termal
Ruang Kelas SMPN di Jakarta Selatan (1-18)
Pemberian lubang angin dekat langit-langit bersih yang lancar. Heinz Frick (1998)
(minimal 0,35% dari luas lantai) berguna mengemukakan bahwa orientasi bangunan
untuk mengeluarkan udara panas di bagian terhadap arah angin yang paling
atas dalam ruang tersebut dengan menguntungkan bila memiliki arah tegak
penempatan posisi yang baik dan luas yang lurus terhadap arah angin itu.
cukup dari jendela/lubang angin, maka akan
terjadi gerak angin dan pertukaran udara Hal ini sejalan dengan pendapat Rudi
Gunawan (1981) yang mengatakan bahwa
jendela dan lubang vetilasi menghadap ke
arah angin.4
4
Mannan, Abdul. „Faktor Kenyamanan Dalam
Perancangan Bangunan‟ dalam Jurnal Ichsan
Gorontalo, Volume 2 No.1. Februari-April 2007.
6
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 2, Desember 2015
VARIABEL LINGKUNGAN:
Waktu
Suhu udara
Kelembaban udara
Kecepatan angin
VARIABEL TEMPERATUR
EFEKTIF:
Suhu udara
Kelembaban udara
VARIABEL VENTILASI: Kecepatan angin
Orientasi terhadap arah angin
Rasio hambatan angin masuk
Rasio hambatan angin keluar
Tinggi ventilasi
Jarak antar ventilasi
7
Humairoh Razak : Pengaruh Karakteristik Ventilasi dan Lingkungan Terhadao Tingkat Kenyamanan Termal
Ruang Kelas SMPN di Jakarta Selatan (1-18)
8
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 2, Desember 2015
sistematis dan dilakukan karena variabel 0,25%. Ketinggian tanah rata-rata mencapai
dalam penelitian ini telah terstruktur secara 5-50 meter di atas permukaan laut. Pada
pasti. Obervasi ini nantinya akan menjadi wilayah bagian selatan, relatif merupakan
observasi nonpartisipan, karena peneliti tidak daerah perbukitan jika dibandingkan dengan
terlibat secara langsung namun hanya sebagai wilayah bagian utara.
pengamat yang independen.
Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu
Dalam menganalisis data ada beberapa rata-rata pertahun 27°C dengan tingkat
proses yang harus dilakukan, yaitu: kelembapan berkisar antara 80-90%. Arah
angin dipengaruhi angin Muson Barat
Proses analisis data dimulai dengan
terutama pada bulan Mei-Oktober.
menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu : pengamatan dan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
pengukuran secara langsung di lapangan
Nasional Republik Indonesia Nomor 24
dan data sekunder yang didapat.
Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan
Setelah data lapangan didapat, untuk
Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah
mendapatkan nilai pada variabel
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
temperatur efektif adalah dengan
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS)
mengakumulasikan nilai suhu,
dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
kelembaban dan kecepatan angin. Proses
Aliyah (SMA/MA) mencakup berbagai
ini dilakukan dengan menggunakan
persyaratan mengenai bangunan sekolah
program pada
negeri, standar yang sesuai dengan konteks
http://web.arch.usyd.edu.au/~rdedear/#.
penelitian ini, adalah sebagai berikut:
Dengan data yang didapat, pertama akan
dicari analisa deskriptif dari beberapa Mempunyai fasilitas secukupnya untuk
variabel untuk mendapatkan konteks ventilasi udara dan pencahayaan yang
lingkungan dalam penelitian ini; kedua, memadai; dan
mengkorelasikan antar variabel untuk Setiap ruangan memiliki temperatur dan
mencari hubungan yang ada; dan terakhir kelembaban yang tidak melebihi kondisi
mengolah data melalui proses statistik di luar ruangan.
multiple regression untuk mengetahui
lebih dalam pengaruh satu variabel ke D.1. Karakteristik Lingkungan
variabel yang lain. Berdasarkan data yang didapat dari penelitian
di lapangan, maka dapat diketahui bahwa
Tahap terakhir adalah mengadakan
dalam konteks penelitian ini, karakteristik
keabsahan data, setelah proses ini selesai,
lingkungannya, adalah sebagai berikut :
data ditafsirkan menjadi hasil penelitian.
9
Humairoh Razak : Pengaruh Karakteristik Ventilasi dan Lingkungan Terhadao Tingkat Kenyamanan Termal
Ruang Kelas SMPN di Jakarta Selatan (1-18)
10
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 2, Desember 2015
11
Humairoh Razak : Pengaruh Karakteristik Ventilasi dan Lingkungan Terhadao Tingkat Kenyamanan Termal
Ruang Kelas SMPN di Jakarta Selatan (1-18)
D.3. Kondisi Kenyamanan Termal Rata-rata suhu ruangan pada jam 13.00
Dengan menggunakan proses statistik adalah 32,49°C, yang berkisar dari
frequency, maka dapat diketahui kondisi 25,90°C sampai 39,10°C; dan
kenyamanan termal di dalam ruang kelas, Rata-rata kelembaban udara pada jam
antara lain: 08.00 adalah 72,45 RH, yang berkisar
Rata-rata suhu ruangan pada jam 08.00 dari 60,10 RH sampai 86,40 RH.
adalah 28,27°C, yang berkisar dari
Temperatur efektif di dalam ruangan yang
24,60°C sampai 31,60°C;
menjadi parameter kenyamanan termal.
Rata-rata suhu ruangan pada jam 10.00
Penggunaan program statistik frequency,
adalah 31,02°C, yang berkisar dari
menghasilkan bahwa:
25,10°C sampai 38,50°C;
Rata-rata kelembaban udara pada jam Rata-rata temperatur efektif pada jam
10.00 adalah 63,03 RH, yang berkisar 08.00 adalah 29,46°C, yang berkisar dari
dari 42,60 RH sampai 79,40 RH; 25,16°C sampai 33,27°C;
Rata-rata kelembaban udara pada jam Rata-rata temperatur efektif pada jam
13.00 adalah 57,39 RH, yang berkisar 10.00 adalah 31,97°C, yang berkisar dari
dari 36,30 RH sampai 79,80 RH; 25,77°C sampai 37,25°C; dan
Rata-rata kecepatan angin pada jam Rata-rata temperatur efektif pada jam
08.00 adalah 0,0326 m/s, yang berkisar 13.00 adalah 32,24°C, yang berkisar dari
dari 0 m/s sampai 0,3 m/s; 22,67°C sampai 36,82°C.
Rata-rata kecepatan angin pada jam
10.00 adalah 0,0023 m/s, yang berkisar
dari 0 m/s sampai 0,1 m/s;
Rata-rata kecepatan angin pada jam
13.00 adalah 0,0558 m/s, yang berkisar
dari 0 m/s sampai 1,2 m/s;
12
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 2, Desember 2015
Berdasarkan output di atas, maka prosentase oleh faktor lain. Sehingga bisa dikatakan
yang menyumbangkan pengaruh semua bahwa variabel lingkungan dan beberapa
variabel independen terhadap variabel variabel ventilasi sangat berhubungan dan
dependen (temperatur efektif) adalah sebesar mempengaruhi kenyamanan termal:
86,7%, sedangkan sisa 13,3% dipengaruhi
Tabel 5. Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Model Coefficients Coefficient t Sig. Statistics
s
13
Humairoh Razak : Pengaruh Karakteristik Ventilasi dan Lingkungan Terhadao Tingkat Kenyamanan Termal
Ruang Kelas SMPN di Jakarta Selatan (1-18)
Berdasarkan output di atas, maka didapatkan Setiap penambahan 1 angka pada suhu,
rumus: maka akan terjadi kenaikan sebesar 0,639
Tef-08.00= 9,909 + 0,639T0800 – pada temperatur efektif.
0,090RH0800 – 0,761V0800 Setiap penurunan 1 angka pada
+ 0,086WWRk + 0,652r kelembaban udara, maka akan terjadi
Keterangan: penurunan sebesar 0,090 pada temperatur
Tef-08.00 :Temperatur efektif pada efektif.
Pukul 08.00 Setiap penurunan 1 angka pada
T0800 :Suhu pada pukul 08.00 kecepatan angin, maka akan terjadi
RH0800 :Kelembaban udara pada penurunan sebesar 0,761 pada temperatur
Pukul 08.00 efektif.
V0800 :Kecepatan pergerakan Setiap penambahan 1 angka pada rasio
angin pada pukul 08.00 bukaan keluar, maka akan terjadi
O0800 :Arah orientasi kenaikan sebesar 0,086 pada temperatur
angin terhadap bukaan efektif.
WWRk :Rasio luas bukaan keluar Setiap penambahan 1 angka pada jarak
r :Jarak antar bukaan antar bukaan, maka akan terjadi kenaikan
sebesar 0,652 pada temperatur efektif.
Nilai 9,909 adalah konstanta yang Sedangkan sisa variabel yang tidak
menunjukan bahwa jika tidak ada masuk dalam rumus, dianggap tidak
kenaikan pada variabel independen, mempengaruhi secara signifikan terhadap
maka variabel dependen (temperatur temperatur efektif.
efektif) akan mencapai 9,909.
Berdasarkan output di atas, maka persentase 55,7%, sedangkan sisa 44,3% dipengaruhi
yang menyumbangkan pengaruh semua oleh faktor lain. Sehingga bisa dikatakan
variabel independen terhadap variabel bahwa variabel lingkungan dan beberapa
dependen (temperatur efektif) adalah sebesar variabel ventilasi dan kenyamanan termal.
14
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 2, Desember 2015
Tabel 7. Coefficientsa
-
Ventilasi_r -2,208 ,208 -,388 ,000 ,958 1,044
10,623
a. Dependent Variable: Temperatur_Efektif_10.00
Sumber: Data Penelitian
Berdasarkan output di atas, maka didapatkan akanterjadi kenaikan sebesar 0,182 pada
rumus: temperatur efektif.
Tef-10.00 = 3,270 + 1,058T1000 + Setiap penurunan 1 angka pada
0,182RH1000 – 0,698V1000 kecepatan angin, maka akan terjadi
- 2,208r penurunan sebesar 0,698 pada temperatur
Keterangan: efektif.
Tef-10.00 :Temperatur efektif pada Setiap penurunan 1 angka pada jarak
Pukul 10.00 antar bukaan, maka akan terjadi
T1000 :Suhu pada pukul 10.00 penurunan sebesar 2,208 pada temperatur
RH1000 :Kelembaban udara pada efektif.
Pukul 10.00 Sedangkan sisa variabel yang tidak
V1000 : Kecepatan pergerakan masuk dalam rumus, dianggap tidak
Angin Pada pukul 10.00 mempengaruhi secara signifikan terhadap
r :Jarak antar bukaan temperatur efektif.
15
Humairoh Razak : Pengaruh Karakteristik Ventilasi dan Lingkungan Terhadao Tingkat Kenyamanan Termal
Ruang Kelas SMPN di Jakarta Selatan (1-18)
Tabel 9. Coefficientsa
16
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 2, Desember 2015
Nilai 22,686 adalah konstanta yang dikarenakan pada siang hari suhu udara
menunjukan bahwa jika tidak ada kenaikan di luar ruangan sangat tinggi, sedangkan
pada variabel independen, maka variabel suhu di dalam ruangan cukup rendah
dependen (temperatur efektif) akan mencapai karena lebih teduh akibat tertutup oleh
22,686. Setiap penambahan 1 angka pada dinding dan atap, udara mengalir dari
suhu, maka akan terjadi kenaikan sebesar tekanan tinggi ke tekanan rendah, jadi
1,033 pada temperatur efektif. Setiap suhu dingin di dalam ruangan akan ke
penambahan 1 angka pada rasio hambatan luar, apabila luasan bukaan membesar,
angin masuk, maka akan terjadi kenaikan maka semakin cepat suhu dingin di
sebesar 1,184 pada temperatur efektif. Setiap dalam akan ke luar.
penurunan 1 angka pada rasio hambatan Pada variabel rasio hambatan bukaan
angin ke luar, maka akan terjadi penurunan angin ke luar, pada kondisi pagi dan
sebesar 1,423 pada temperatur efektif. Setiap siang hari saling mendukung, yakni
penurunan 1 angka pada jarak antar bukaan, apabila luasan bukaan bertambah besar
maka akan terjadi penurunan sebesar 4,708 maka tempertatur efektif akan bertambah
pada temperatur efektif. Setiap penambahan pula. Begitu pula sebaliknya.
1 angka pada tinggi ventilasi angin keluar,
maka akan terjadi kenaikan sebesar 31,371 Pada konteks karakteristik ventilasi seperti
pada temperatur efektif. dalam penelitian ini, maka terjadi hubungan
yang signifkan antar beberapa variabel
Sedangkan sisa variabel yang tidak masuk lingkungan dengan kenyamanan termal.
dalam rumus, dianggap tidak mempengaruhi Pada pagi dan menjelang siang hari
secara signifikan terhadap temperatur efektif. semua variabel lingkungan
mempengaruhi kenyamanan termal,
F. KESIMPULAN sedangkan pada siang hari hanya suhu
Pada konteks lingkungan yang memiliki suhu udara yang secara signifikan
udara berkisar dari 22°C sampai 35°C pada mempengaruhi temperatur efektif.
Bulan September sampai Bulan November Pada pagi hari, ventilasi dan lingkungan
maka terjadi hubungan yang signifkan antar mampu mempengaruhi sebesar 86,7%;
beberapa variabel ventilasi dengan pada menjelang siang hari, kenyamanan
kenyamanan termal. termal sangat dipengaruhi oleh ventilasi
dan lingkungan, yakni 95,2%; sedangkan
Pada variabel jarak antar bukaan, pada
pada siang hari, ventilasi dan lingkungan
kondisi pagi dan menjelang siang hari
hanya mempengaruhi 55,7%.
saling mendukung, yakni apabila jarak
bertambah maka temperatur efektif akan Pada siang hari, dengan semakin tinggi
bertambah pula, begitu pula sebaliknya. suhu di luar ruangan, maka unsur yang
Sehingga rancangan ventilasi yang paling dapat memperngaruhi kenyamanan
baik adalah apabila jarak antar bukaan termal selain ventilasi dan kondisi iklim
tidak terlalu jauh. lingkungan akan bertambah, misalnya
unsur vegetasi, pada siang hari, vegetasi
Pada variabel rasio hambatan angin
menghasilkan banyak oksigen yang
masuk, hal ini hanya terjadi di siang hari
17
Humairoh Razak : Pengaruh Karakteristik Ventilasi dan Lingkungan Terhadao Tingkat Kenyamanan Termal
Ruang Kelas SMPN di Jakarta Selatan (1-18)
mampu menurunkan suhu udara, ada juga orontalo, Volume 2 No.1, Februari-April
unsur arsitektural lainnya seperti dinding, 2007
atap, canopy, dan lain-lain.
Nazir, Moh.,Metode Penelitian. Jakarta:
G. SARAN Ghalia Indonesia, Hal. 157-158, 1988
18