Anda di halaman 1dari 21

Fungsi Puskesmas dan Cara Pelaksanaannya

Ricky Sunandar

10.2012.227

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Rickz.Sun@gmail.com

I. Pendahuluan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam


undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang, agar terwujud kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
tujuan pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan upaya-upaya
yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Salah satu upaya pemerintah dalam
mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS).
Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi
sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas sebagai salah satu organisasi
fungsional pusat pengembangan masyarakat yang memberikan pelayanan promotif (peningkatan),
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Dalam tiap program puskesmas yang telah direncanakan, ada sistem yang mengatur mulai
dari perencanaan hingga penilaian. Disinilah dibutuhkan peranan dokter puskesmas yang
selain dapat menjadi dokter yang merawat pasien, dokter juga dapat menjadi seorang manager
ataupun pendamping ahli dari kepala desa/camat.1

Page | 1
II. Isi

Definisi Puskesmas

Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah organisasi fungsional yang


menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat.2

Peran Dokter Puskesmas

1. Care Provider → Mampu menyediakan perawatan.


Dokter sebagai seorang yang mampu mengobati pasiennya yang merupakan bagian
integral dari keluarga dan masyarakat sekelilingnya dengan kualitas pelayanan
kesehatan yang memadai serta melakukan berbagai pencegahan khusus dalam jangka
waktu yang cukup lama. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain menghargai
kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang menyangkut penyakitnya serta
penggunaan bahasa yang santun, mudah dimengerti dan dipahami oleh pasien sesuai
dengan umur, tingkat pendidikan. Selain itu, seorang dokter harus mempertimbangkan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psikologis pasien. Kewajiban yang harus
ditangani yaitu pelayanan yang maksimal sesuai kondisi pasien, menjawab segala
pertanyaan pasien maupun keluarga, jujur atau memberi informasi apa adanya.1
2. Decision Maker → Mampu menjadi penentu keputusan.
Dalam hal ini dokter dituntut untuk mampu memilih teknologi tepat guna untuk
digunakan dalam mempertinggi pelayanan kesehatan yang layak dan berbiaya
terjangkau, dengan kata lain dokter adalah pengambil keputusan, menentukan
teknologi mana yang akan dipakainya dalam pengobatan pasien dengan
memperhatikan cost-effectiveness. Dalam melakukan prosedur klinis, seorang dokter
dalam hubungannya sebagai decision maker melakukan perlakuan sesuai masalah,
kebutuhan pasien, dan sesuai kewenangannya.1

Page | 2
3. Communicator → Mampu menjadi komunikator yang baik.
Sebagai communicator, dokter diharapkan mampu menguasai area komunikasi
efektif yaitu menggali dan bertukar informasi secara verbal atau non verbal dengan
pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain. Proses
yang harus diperhatikan baik dalam berkomunikasi dengan pasien maupun keluarganya
yaitu rasa kesinambungan, pengumpulan informasi, mendiagnosa, dan memberi
penjelasan.1
4. Community Leader → Mampu menjadi pemimpin dalam komunitas atau masyarakat.
Dalam hal ini dokter sebagai seorang yang mendapatkan kehormatan dan
kepercayaan masyarakat setempat, mampu mengetahui kebutuhan kesehatan
perorangan maupun kelompok sehingga dapat berperan dalam memotivasi masyarakat
untuk turut berpartisipasi meningkatkan kesehatan umum serta khususnya pada
masyarakat.1
5. Manager → Mampu dan bisa memiliki skill manajerial yang baik untuk menjalankan
fungsi-fungsi diatas.
Dalam hal ini dokter sebagai seorang yang dapat bekerja secara efektif dan
harmonis dengan orang lain baik di dalam maupun di luar organisasi sistem pelayanan
kesehatan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pasien dan masyarakat. Dokter
menjadi orang yang memperdalam dan mengembangkan ilmunya untuk mengetahui
berbagai penyakit yang berada di lingkungannya dalam upaya meningkatkan pelayanan
kualitas hidup manusia, dan bukan menjadi seorang yang bisa menyembuhkan penyakit
saja tetapi mereka juga dididik untuk berpikir bagaimana memerdekakan
masyarakat/lingkungannya dari berbagai penyakit.1

Fungsi Puskesmas

Terdapat 3 fungsi puskesmas dalam masyarakat, yaitu:3

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.


2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
wilayah kerjanya

Page | 3
Unit Pembantu Puskesmas

Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, puskesmas membutuhkan


fasilitas-fasilitas penunjang sebagai berikut.4

1. Bidan Desa
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya, ditempatkan
seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung
kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah
penduduk rata-rata 3.000 jiwa.4
Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui
pembinaan posyandu dan pembinaan kelompok Dasawisma, di samping memberikan
pelayanan langsung di posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain
itu, juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga Dasawisma untuk diberi
pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara rasional.4
2. Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu yang sering disebut dengan pustu atau pusban, adalah unit
pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi untuk menunjang serta membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil. Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, atau
setiap puskesmas memiliki beberapa puskesmas pembantu dalam wilayah kerjanya.
Namun, adakalanya puskesmas tidak memiliki puskesmas pembantu, khususnya daerah
perkotaan.4
3. Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling merupakan unit perlayanan kesehatan keliling yang dilengkapi
dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga dari puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi
menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah
kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.4

Page | 4
4. Puskesmas Perawatan
Puskesmas perawatan atau puskesmas rawat inapp adalah puskesmas yang diberi
tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik berupa tindakan
operatif terbatas maupun rawat inap sementara.4

Asas Penyelenggaraan

Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau mana-mana pusat


kesehatan harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi adalah proses
penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam penyelenggaraannya
diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan.3

1. Masukan (input)
Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man), dana
(money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan manajemen
(method).5
2. Proses
Proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan
pelaporan, serta pengawasan.5
 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas
untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencana akan
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan
dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Puskesmas
merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I yang dibina
oleh DKK, yang bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi
masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan
meliputi cakupan mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan
provider, serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan
meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan

Page | 5
misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi
digunakan sebagai acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.3
Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh
puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun
sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau
lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan
untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai cirri-ciri barang atau
jasa publik seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan
kesehatan yang mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan
individu.3
 Pengorganisasian
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan
struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit
tata usaha, unit fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan
kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas program yang
ditangani.3
Struktur organisasi puskesmas :3
- Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas.
- Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha.
- Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII
 Pelaksanaan
Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang
telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih
menekankan tentang bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua
sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam menggerakkan
dan mengarahkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi, peranan
pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan hal-hal
pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang manajer.3

Page | 6
Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan
iklim kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi
tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri
manajer, di mana manajer harus menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai
tekad untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus
mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara harmonis.3,5
Tujuan fungsi pelaksanaan:3
- Menciptakan kerjasama yang lebih efisien.
- Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf.
- Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini.
- Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi kerja staf.
- Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.
 Pengawasan
Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi
terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi
pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan
hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau
penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini,
dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian
bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan
efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.3

Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan:3


- Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai.
- Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
- Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor
penyebab terjadinya penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi penyimpangan,
pimpinan perlu berusaha lebih dulu untuk mencari faktor penyebabnya,
kemudian menetapkan langkah-langkah untuk mengatasinya.

Page | 7
3. Keluaran
Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan.3
4. Sasaran
Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu
program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.3
5. Dampak
Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan
kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk
dinilai.3
6. Umpan balik
Umpan balik merupakan hasil dari keluaran yang menjadi masukan dari suatu
sistem.3
7. Lingkungan
Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan
non fisik (sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan
masyarakat, dan lain-lain).3

Pelayanan Kesehatan Puskesmas

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya


Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari
sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:6

a) Upaya Kesehatan WajibUpaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang


ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan

Page | 8
wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:6
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk
pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada
seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-
temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.6
2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang
diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui
kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).6
3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB
di Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS
(Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta
pelayanan bayi dan balita.6
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan tidak menular
yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta).6
5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat.6
6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,
perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan
gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.6
b) Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih
dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:6

Page | 9
 Upaya Kesehatan Sekolah.
 Upaya Kesehatan Olah Raga.
 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat .
 Upaya Kesehatan Kerja.
 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
 Upaya Kesehatan Jiwa.
 Upaya Kesehatan Mata.
 Upaya Kesehatan Usia Lanjut .
 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara
optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan
upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.6

Lokakarya Mini Puskesmas

Lokakarya mini puskesmas adalah upaya untuk menggalang kerjasama tim untuk
penggerakan dan pelaksanaan upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun dari tiap-tiap upaya kesehatan pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya
tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatannya.7

Keberhasilan pembangunan kesehatan memerlukan keterpaduan baik lintas program


maupun lintas sector. Penyelenggaraan program kesehatan memerlukan dukungan lintas sector
terkait. Oleh karenanya puskesmas harus melakukan kerjasama denan lintas sector agar diperoleh
dukungan dalam pelaksanaan berbagai kegiatannya. Salah satu bentuk upaya untuk penggalangan
dan pemantauan berbagai kegiatan adalah melalui pertemuan, dalam hal ini adalah melalui
lokakarya mini.8

Page | 10
Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok, yaitu:8

1. Lintas Program
Memantau pelaksanaan kegiatan puskesmas berdasarkan perencanaan dan
memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana kerja baru.8
Pertemuan bertujuan untuk:8
1. Meningkatkan kerja sama antar petugas intern puskesmas, termasuk puskesmas
pembantu dan bidan di desa.
2. Mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan
perencanaan yaitu Rencan Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
3. Meningkatakan motivasi petugas puskesmas untuk dapat melaksanakan kegiatan
sesuai dengan perencanaan (RPK).
4. Mengkaji RPK yang telah disusun, memecahkan masalah yang terjadi dan
menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja yang baru.
2. Lintas Sektor
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sector-sektor
yang bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pertemuan dilaksanakan
untuk:8
a) Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan
mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
b) Mengkaji hasil kegiatan kerja sama, memecahkan masalah yang terjadi serta
menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja sama.

Terdapat 2 tujuan dilaksanakannya lokakarya mini puskesmas, yaitu:7

1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan tenaga puskesmas bekerja sama dalam tim dan
membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral.7
2. Tujuan Khusus
a) Terlaksananya penggalangan kerjasama tim lintas program dalam rangka
pengembangan manajemen sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan
pembuatan rencana kerja harian.

Page | 11
b) Terlaksananya penggalangan kerjasama lintas sektoral dalam pembinaan peran
masyarakat.
c) Terlaksananya rapat kerja bulanan puskesmas sebagai tindak lanjut penggalangan
kerjasama tim puskesmas.
d) Terlaksananya rapat kerja tribulanan lintas sektoral sebagai tindak lanjut penggalangan
kerjasama lintas sektoral.

Pendekatan Sistem

Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah
ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen
sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-
sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini
diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara
kerja ini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach).5

Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam
merencanakan suatu rangkaian komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi
sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari batasan tentang pendekatan
sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa prinsip pokok pendekatan sistem dalam pekerjaan
administrasi dapat dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu sebagai
hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan sesuatu yang telah ada dalam
administrasi. Untuk tujuan yang terakhir ini, biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk
menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencari jalan keluarnya yang
sesuai.5

Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara
lain :5

1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan
demikian penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya selalu
terbatas, akan dapat dihindari.
2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat
dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.

Page | 12
3. Keluaran yang dilaksanakan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih
tepat dan objektif.
4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.

Sekalipun pendekatan sistem dapat menjamin lengkapnya suatu saran pemecahan yang
diajukan, bukan berarti pendekatan sistem tidak memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan yang
dipandang penting ialah dapat terjebak ke dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga
menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan
dapat diselesaikan.5

Evaluasi Program

Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan data secara statistik lalu dianalisis
dan digunakan untuk menjawab apa yang diharapkan pada suatu program terutama mengenai
efektivitas dan efisiensi dan orang-orang. Batasan penilaian banyak macamnya. Beberapa di
antaranya yang dianggap cukup penting adalah:5

a) Penilaian adalah suatu cara belajar yang sistimatis dari pengalaman yang dimiliki
untuk meningkatkan pencapaian, pelaksanaan, dan perencanaan suatu program
melalui pemilihan secara seksama berbagai kemungkinan yang tersedia guna
penerapan selanjutnya (The World Health Organization).
b) Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari
pelaksanaan suatu program dalarn mencapai tujuan yang telah ditetapkan (The
American Public Association).
c) Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam, membandingkan
hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan
dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dapat
dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program (The International Clearing
House on Adolescent Fertility Control for Population Options).
d) Penilaian adalah pengukuran terhadap akibat yang ditimbulkan dan
dilaksanakannya suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Riecken).

Page | 13
Jenis Penilaian

Sesuai dengan pengertian bahwa penilaian dapat ditemukan pada setiap tahap pelaksanaan
program, maka penilaian secara umum dapat dibedakan atas tiga jenis yakni :5

1. Penilaian pada tahap awal program


Penilaian yang dilakukan di sini adalah pada saat merencanakan suatu program
(formative evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk menyakinkan bahwa rencana
yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam
arti dapat menyelesaikan masalah tersebut. Penilaian yang dimaksud mengukur
kesesuaian program dengan masalah dan atau kebutuhan masyarakat ini sering disebut
pula dengan studi penjajakan kebutuhan (need assessment study).
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan program
Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat program sedang dilaksanakan
(promotive evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk mengukur apakah program
yang sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak, apakah
terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari
program tersebut. Pada umumnya ada dua bentuk penilaian pada tahap pelaksanaan
program ini ialah pemantauan (monitoring) dan penilaian berkala (periodic evaluation).
3. Penilaian pada tahap akhir program
Penilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat program telah selesai dilaksanakan
(summative evaluation). Tujuan utamanya secara umum dapat dibedakan atas dua
macam yakni untuk mengukur keluaran (output) serta untuk mengukur dampak
(impact) yang dihasilkan. Dari kedua macam penilaian akhir ini, diketahui bahwa
penilalan keluaran lebih mudah dari pada penilaian dampak, karena pada penilaian
dampak diperlukan waktu yang lama.5

Peranan dan arti dari ketiga macam penilaian ini sama pentingnya. Karena sebenarnyalah
hasil yang diperoleh dari ketiga macam penilaian ini amat berguna untuk membantu dalam
pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya penilaian, akan dapat dihindari terjadinya
sesuatu yang sia-sia, yang dalam bidang yang terpenting adalah mencegah terjadinya
penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan (tenaga, dana, sarana, dan metoda) yang
keadaamya memang selalu amat terbatas sekali.5

Page | 14
Langkah-langkah Melakukan Penilaian

Untuk kepentingan praktis, langkah langkah yang ditempuh pada waktu melaksanakan
penilaian agaknya merupakan perpaduan dan keempat pembagian diatas. Langkah-langkah yang
dimaksud lain :5

1. Pahami dahulu program yang akan dinilai.


Langkah pertama yang harus dilakukan pada penilaian ialah memahami
dahulu program yang akan dinilai. Untuk dapat memahami program dengan baik,
perhatian haruslah ditujukan kepada semua unsur program yang meliputi:5
 Latar belakang yang dilaksanakannya program.
 Masalah yang mendasari lahirnya program.
 Tujuan yang ingin dicapai oleh program.
 Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program.
 Organisasi dan tenaga pelaksana program.
 Sumber daya yang dipergunakan oleh program.
 Waktu dan pentahapan program.
 Tolak ukur, kriteria keberhasilan dan rencana penilaian program (jika
ada).
2. Tentukan macam dan ruang lingkup penilaian yang akan dilakukan.
Apabila pemahaman program telah berhasil dilakukan, lanjutkanlah dengan
menentukan macam dan ruang lingkup penilaian. Pekerjaan yang seperti ini makin
bertambah penting jika kebetulan tidak ditemukan keterangan apapun tentang
penilaian dalam rencana kerja yang ditetapkan sebelumnya.5
3. Susunlah rencana penilaian
Setelah ditentukan macam dan ruang lingkup penilaian, lanjutkan dengan
menyusun rencana penilaian. Pada dasarnya rencana penilaian harus memenuhi
semua syarat rencana yang baik, yakni yang mengandung keterangan tentang :5
a) Tujuan penilaian
Rumuskan tujuan penilaian dengan jelas yakni yang mempunyai tolak ukur
ataupun criteria sehingga memudahkan pengambilan kesimpulan.5

Page | 15
b) Macam data
Tetapkan macam data atau keterangan yang diperlukan untuk penilaian
yang tentu saja berbeda antara satu program dengan program lainya.5
c) Sumber data
Lanjutkan dengan menetapkan sumber data yang akan dipergunakan.
Sumber data yang baik ialah yang dapat dipercaya, akurat dan lengkap.5
d) Cara mendapatkan data
Tetapkan cara yang dipergunakan untuk mendapatkan data atau keterangan
yang dibutuhkan tersebut. Pada dasarnya ada empat cara mendapatkan data yakni
dengan wawancara, dengan pemeriksaan, dengan pengamatan dan ataupun dengan
peran serta.5
e) Cara menarik kesimpulan
Tetapkan cara mengambil kesimpualan yang akan dipergunakan. Secara umum
kesimpulan dapat dilakukan dengan lima cara yakni :
 Membandingkan hasil yang diperoleh dengan data awal.
Jika cara ini yang dipergunakan, harus diyakini bahwa data awal yakni data
sebelum dilaksanakannya program, tersedia dengan lengkap.5
 Membandingkan hasil yang diperoleh dengan tujuan program.
Kesimpulan dapat pula ditarik dengan membandingkan hasil yang diperoleh
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Cara ini dapat dipergunakan jika rumusan
tujuan jelas dan lengkap.5
 Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil program lain
Jika kesimpulan ditarik dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan
hasil dari program lain, haruslah diupayakan bahwa program lain tersebut,
selalu ditemukan beberapa faktor yang berbeda, misalnya keadaan sosial
budaya masyarakat tempat dilakukanya program, waktu pelaksanaan program,
pelaksana program dan lain sebagainya yang seperti ini.5
 Membandingkan hasil yang diperoleh dengan sesuatu tolak ukur,
Kesimpulan dapat pula ditarik dengan membandingkan hasil yang dicapai
dengan suatu tolak ukur berupa indikator dan atau yang dicapai dengan suatu
tolak ukur berupa indikator dan ataupun kriteria tertentu. Indikator (indicator)

Page | 16
dipergunakan jika yang ingin diukur adalah suatu perubahan, mudah dimengerti
karena indikator mengandung tolak ukur berupa variabel. Misalnya angka
kematian, angka komplikasi, angka kesembuhan dan lain sebagainya yang
seperti ini, jika menggunakan kriteria (criteria) maka yang diukur adalah hasil
dari suatu perbuatan, karena kriteria mengandung tolak ukur berupa standar.
Misalnya standar pelayanan medis, yang baik atau tidaknya ditentukan oleh
beberapa kriteria. Antara lain anamnesis, pemerikasaan fisik, pemerikasaan
penunjang, diagnosis, tindakan dan lain sebagainya yang seperti ini.5
 Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil dari kontrol.
Jika cara ini yang dipergunakan, haruslah diyakini bahwa program lain sebagai
kontrol tersebut memang ada.5
f) Laksanakan penilaian
Apabila rencana penilaian telah berhasil disusun, lanjutkan dengan
melaksanakan penilaian tersebut. Catatlah semua kegiatan serta hasil yang
diperoleh.5
g) Tarik kesimpulan
Hasil penilaian haruslah disimpulkan. Tariklah kesimpulan tersebut sesuai
dengan cara yang telah ditetapkan dalam rencana penilaian. Pada dasarnya ada dua
macam kesimpulan yang sering dirumuskan yakni :5
 Kesimpulan tentang keberhasilan program
Yang dinilai di sini ialah sampai seberapa jauh program telah berhasil
mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik berupa keluaran dan ataupun
dampaknya. Lazimnya kesimpulan tersebut ditarik dengan membandingkan
hasil yang diperoleh terhadap tolak ukur yang telah ditetapkan.5
 Kesimpulan tentang nilai program
Nilai program ada dua yakni efektivitas dan efisiensi. Program dinilai
efektif jika dapat menyelesaikan masalah, sedangkan jika dalam
menyelesaikan masalah tersebut diperlukan penggunaan sumber dana yang
sedikit maka program tersebut dinilai efisien. Karena penilaian efisiensi
dikaitkan dengan biaya (cost), maka pada saat ini banyak dikembangkan
berbagai teknik perhitungan biaya program kesehatan. Perhitungan seperti

Page | 17
ini menjadi perhatian utama para ahli ekonomi kesehatan (health
economist) yang banyak membantu dalam pengambilan keputusan tentang
alokasi biaya. Dua contoh perhitungan biaya yang sering dipergunakan
ialah cost benefit analysis dan cost effectiveness analysis.5
h) Susunlah saran-saran
Langkah terakhir yang dilaksanakan pada penilaian ialah menyusun saran-
saran sesuai dengan hasil hasil penilaian. Tujuanya ialah untuk lebih memperbaiki
pelaksanaan program pada masa yang akan datang.5

Problem Solving Cycle

Problem solving cycle (siklus solusi masalah) adalah proses mental yang melibatkan
penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Tujuan utama dari pemecahan masalah
adalah untuk mengatasi kendala dan mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah.9

Problem Solving merupakan gabungan dari alat, keterampilan dan proses. Disebut alat
karena dapat membantu dalam memecahkan masalah mendesak atau untuk mencapai tujuan,
disebut skills karena sekali mempelajarinya maka dapat menggunakannya berulang kali, disebut
proses karena melibatkan sejumlah langkah.9

Gambar 1. Problem Solving Cycle

Page | 18
Langkah-langkah dalam problem solving cycle ini yaitu:9

 Analisis situasi
 Identifikasi masalah
 Prioritas masalah
 Alternatif solusi
 Pelaksanaan solusi terpilih
 Evaluasi solusi yang dilaksanakan

Analisis Situasi

Analisis situasi meliputi analisis masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan tersebut.9

Tujuan analisis situasi:9

 Memahami masalah kesehatan secara jelas dan spesifik


 Mempermudah penentuan prioritas
 Mempermudah penentuan alternative pemecahan masalah

Identifikasi Masalah

Penentuan masalah dapat dengan cara membandingkan dengan yang lain, memonitor
tanda-tanda kelemahan, membandingkan capaian saat ini dengan tujuan atau dengan capaian
sebelumnya, checklist, brainstorming dan dengan membuat daftar keluhan.9

Penyebab masalah dapat dikenali dengan menggambarkan diagram sebab akibat atau
diagram tulang ikan. Diagram tulang ikan(diagram Ishikawa) adalah alat untuk menggambarkan
penyebab-penyebab suatu masalah secara rinci. Diagram ini memberikan gambaran umum suatu
masalah dan penyebabnya. Diagram tersebut memfasilitasi tim untuk mengidentifikasi sebab
masalah sebagai langkah awal untuk menentukan focus perbaikan, mengembangkan ide
pengumpulan data dan/atau mengembangkan alternatif solusi.9

Page | 19
Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari
yang paling penting sampai yang kurang penting. Penentuan prioritas masalah dapat menggunakan
metode delbeg, metode hanlon, metode delphi, metode USG , metode pembobotan dan metode
dengan rumus.9

Langkah penentuan prioritas masalah terdiri dari:9

 Menetapkan kriteria
 Memberikan bobot masalah
 Menentukan skoring setiap masalah

Alternatif Solusi

Alternatif solusi dapat diketahui dengan metode brainstorming. Brainstorming merupakan


teknik mengembangkan ide dalam waktu yang singkat yang digunakan untuk mengenali adanya
masalah, baik yang telah terjadi maupun yang potensial terjadi, menyusun daftar masalah,
menyusun alternatif pemecahan masalah, menetapkan kriteria untuk monitoring, mengembangkan
kreativitas, dan menggambarkan aspek-aspek yang perlu dianalisis dari suatu pokok bahasan.9

Pelaksanaan Solusi Terpilih

Solusi yang paling tepat dapat dipilih dengan menggunakan 2 cara yaitu teknik skoring dan
non skoring. Pada teknik skoring dilakukan dengan memberikan nilai (skor) terhadap beberapa
alternatif solusi yang menggunakan ukuran (parameter). Pada teknik non scoring alternative solusi
didapatkan melalui diskusi kelompok sehingga teknik ini disebut juga nominal group technique
(NGT).9

Evaluasi Solusi Yang Dilaksanakan

Evaluasi solusi yang dilaksanakan perlu ditinjau dari beberapa sisi, antara lain:9

 Hasil yang dicapai sesuai dengan rencana (masalah terpecahkan)

Page | 20
 Terdapat kesenjangan antara berbagai ketetapan dalam rencana dengan hasil yang
dicapai (tidak seluruh masalah teratasi)
 Hasil yang dicapai lebih dari yang direncanakan (masalah lain ikut terpecahkan)
III. Kesimpulan

Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang


bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat. Puskesmas
memiliki 2 macam pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan wajib dan pengembangan. Dalam
menjalankan program, puskesmas memiliki beberapa fasilitas penunjang yang membantu mereka
menjalankan program. Pelaksanaan program puskesmas harus melewati beberapa penilaian
terlebih dahulu untuk menentukan masalah utama dan cara penyelesaian masalah tersebut.

IV. Daftar Pustaka


1. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.227-235.
2. Ismainar H. Administrasi kesehatan masyarakat: bagi perekam medis dan informatika
kesehatan. Yogyakarta: Deepublish; 2015.h.37.
3. Muninjaya AG. Manajemen kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2004.h.170-250.
4. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.h.281.
5. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa
Aksara;1996.h.17-24, 181-241, 329-33.
6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta: Bakti
Husada;1991.h.B1-6, C2-4.
7. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC; 1998.h.183
8. Departemen Kesehatan RI. Pedoman perencanaan tingkat puskesmas. Jakarta: Departemen
Kesehatan; 2006.h.2-4
9. Reed SK. Problem solving. A. E. Kazdin (Ed.), Encyclopedia of psychology. Washington:
DC: American Psychological Association and Oxford University Press; 2000.

Page | 21

Anda mungkin juga menyukai