1
d. Haruskah bawahan merampungkan pekerjaan.
e. Beritakan latihan
f. Lakukan pengedalian
6. Manulang, 1987
a. Delegasi wewenang adalah anak kembar siam dengan delegasi tugas, dan bila
kedua-duanya telah ada harus pula dibarengi dengan adanya,
pertanggungjawaban. Dengan kata lain dalam proses delegasi harus di deleger
tugas dan ekuasan dan bila kedu-duanya telah ada harus pula dibarengi dengan
adanya pertanggungjawab. Dengan kata lain, proses delegasi harus mencakup
tigas unsure yaitu delegasi tugas, delegasi wewenang dan adanya
pertanggungjawab.
Ada beberapa sikap pribadi yang harus dimiliki seorang manajer atau pimpinanan
dalam pendelegasian wewennang adalah sebagai berikut :
Penerapan yang paling utama dalah sikap pribadi tertentu terhadap bawahan
yang memberikan wewenang melaksanakan tugasnya sunguh-sunggum artinya
mereka melakukan tugasnya dengan sepenuh kerelaan tanpa adanya rasa
terpaksa.
2
Memaafkan kesalahan para bawahan bukanlah berate bermaskud membiakan
kesalahan itu dilakukan terus menrus sehingga akan membahayakan organisasi
atau perusahaan, akan tetapi memaafkan dalam arti memaklumi mengapa
kesalahan itu sampai terjadi dan pada dsarnya setiap manusia tidak pernah dapat
menghindari dari kesalahan.
Bahwa suatu pendelgasikan dapat dilakuan secara efektif, jika antara keudanya
(atasan dan bawahan) telah tersirat sikap saing dapat mempercayai.
Oleh karena itu mau tidak mau para manajer tidak mempunyai pilihan lain
kecuali harus dapat memeprcayai para bawahannya dalam mengadakan
wewenangnya.
- tugas
- tanggung jawab
Dengan demikian putusan dapat dibuat dengan lebih cepat akrena tidak perlu
harus dibuat dengan lebih cepat karena tidak perlu harus selalu dimintakan
putusan dari pihak atasan.
3
c. Dengan pelimpahan wewenang dapat dihindarkan adanya pejabat yang
bersikap selalu menunggu perintah.
4
Sebaliknya dengan delegasi wewenang, bawahan akan dapat menunjukkan
kemampuannya. Sebab jika ia mendapatkan wewenang dan tanggung jawab yang
penuh akan terjadilah perubahan-perubahan di dalam dirinya. Karena mereka harus
menggunakan pertimbangan-pertimbangan dan kecakapannya sendiri. Mereka
berusaha karena mereka mengeluarkan inisiatif dan merekalah yang harus
bertanggung jawab.
"Mewakilkan tanggung jawab adalah salah satu cara yang paling effektif untuk
memberikan kesempatan kepada mereka untuk menunjukkan kemampuannya."
Harus diyakinkan bahwa delegasi adalah merupakan suatu teknik latihan akan
berguna bagi perkembangan dirinya, atau alat training untuk membentuk semangat
kerja. William H. Newman mengemukakan :
Diakui oleh Mel White, bahwa sebagian kita berkenaan dengan latihan tersebut
menggunakan teknik delegasi.
5
Demikian uraian dan pendapat-pendapat tentang delegasi wewenang, yang
menguraikan dan menyebutkan bahwa delegasi wewenang akan dapat
mengembangkan keterampilan dan potensi-potensi lain dari pada bawahan yang
sekaligus sebagai tehnik latihan dan bagian dari proses latihan
6
Perlu diingat bahwa walaupun si manajer telah melimpahkan wewenang akan tetapi
wewenang tersebut tepat berada pada si manajer karena pertanggungjawaban ada
pada si manajer. Bertambah ke bawah dari jawaban piramida organisasi maka
wewenang bertambah kecil, dan sebaliknya bertambah ke atas dari dasar piramida
organisasi pertanggung jawaban bertambah besar. Yang dapat
didelegasikan/dilimpahkan adalah wewenang bukan tanggung jawab. Jelaslah
bahwa dalam sebuah organisasi selalu harus terdapat pendelegasian wewenang.
Hal ini terutama disebabkan karena beberapa pembatasan dari si manajer sendiri
dalam melaksanakan aktivitas.
Pembatasan tersebut melingkupi :
a. Span of time. Terbatasnya waktu seseorang manajer untuk mengerjakan dan
mengawasi sebuah aktivitas.
b. Span of atention. Terbatasnya perhatian seorang manajer terhadap sebuah
aktivitas. Otak seorang manajer tidak akan tetap kapasitasnya dalam
memikirkan beberapa aktivitas dalam waktu tertentu.
c. Span of personality and energy. Terbatasnya kepribadian dan tenaga seorang
manajer untuk memimpin sejumlah bawahan dengan ofektif dan juga untuk
mempengaruhi bawahan secara pribadi maupun kolektif.
d. Span of knowledge. Terbatasnya seorang manajer untuk memimpin
pengetahuan bawahannya maupun pengetahuannya tentang sebuah aktivitas.
e. Span of management. Terbasnya kemampuan seseorang untuk memimpin
sejumlah bawahan. Beberapa penulis mengemukakan sebenarnya jumlah
bawahan yang dapat dipimpin aleh seorang manajer. Agar pendelegasian
wewenang dapat berjalan dengan lancar maka seorang manajer harus
mempunyai sikap sebagai berikut : a) Personal receiptiveness. Si manajer harus
bersedia memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengemukakan
gagasan dan pendapat-pendapatnya. b) Willingbess to let go. Manajer harus
bersedia dan sepenuh hati melepaskan wewenang kepada bawahannya.
7
c) Wilingness to let other make mistake. Adalah kurang bijaksana apabila
seorang rnanajer yang telah mendelegasikan wewenangnya terus menerus
mengawasi bawahan yang telah menerima wewenang karena khawatir si
bawahan membuat kesalahan. Jika hal tersebut dilakukan oleh si manajer maka
pendelegasian wewenang tidak murni lagi.
Pendelegasian wewenang penting dan mutlak harus dilakukan karena :
1. Pendelegasian wewenang harus dilakukan oleh seorang manajer, karena
manajemen baru dikatakan ada, jika ada pembagian wewenang dan
pembagian pekerjaan
2. Pendelegasian harus dilakukan manajer karena adanya keterbatasan fisik,
waktu, perhatian dan pengetahuan manajer.
3. Pendelegasian wewenang merupakan kunci dinamika organisasi.
4. Pendelegasian wewenang membuktikan adanya pimpinan dan bawahan,
tanpa pendelegasian wewenang berarti tidak ada atasan dan bawahan
Walaupun pendelegasian wewenang merupakan hal yang amat perlu pada sebuah
organisasi akan tetapi sering terjadi bawah seorang manajer tidak bersedia
melaksanakannya. Hal ini disebabkan karena :
a. Rintangan psychologis :
1. Sering si manajer menganggap bahwa ia adalah manusia super yang tidak
dapat diganti .Tanpa dia organisasi akan macet.
2. Kadang-kadang manajer berhasrat mendominasi segala aktivitas
perusahaan. Jadi si manajer ingin berkuasa.
3. Si manajer tidak bersedia menanggung resiko si bawahan menbuat
kesalahan.
4. Perasaan takut si manajer bahwa dengan mendelegasikan wewenang, akan
ternyata bahwa bawahan lebih mampu dari dia.
b. Rintangan organisatoris :
1. Sulit membuat batas tentang tanggung jawab.
2. Si manajer kadang-kadang kurang mengetahui sampai dimana perlu
delegasi wewenang dilaksanakan.
8
WEWENANG, TANGGUNG JAWAB, DAN PENDELEGASIAN
WEWENANG
WEWENANG
Jenis-jenis wewenang :
a. Wewenang garis, adalah kekuasaan, hak dan tanggung jawab langsung berada
pada seseorang atas tercapainya tujuan. Ia berwewenang mengambil keputusan dan
berkuasa, berhak serta bertanggung jawab langsung untuk merealisasi keputusan
tersebut. Disimbolkan dengan garis (_______).
b. Wewenang staff, adalah kekuasaan dan hak, hanya untuk memeberikan data,
informasi dan saran-saran saja untuk membantu lini, supaya bekerja efektif dalam
mencapai tujuan. Seseorang yang mempunyai wewenang staf, tidak berhak
mengambil keputusan dan merealisasikan keputusan serta tidak bertanggung jawab
langsung atas tercapainya tujuan. Tegasnya pemegang wewenang staf hanya
merupakan pembantu lini untuk menyediakan data, informasi, dan saran-saran
dipakai tidaknya tergantung manajer lini. Disimbolkan dengan garis terputus-putus
(---------).
c. Wewenang fungsional, kekuasaan seorang manajer adalah karena proses-
proses, praktek-praktek, kebijakan-kebijakan tertentu atau soal-soal lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan oleh pegawai-pegawai lain
dalam bagian-bagian lain pula. Disimbolkan dengan garis terputus-putus dan titik-
titik (-●-●-●-●-●-●-).
d. Wewenang wibawa, kewibawaan seseorang adalah karena kecakapan, perilaku,
ketangkasan, dan kemampuan, sehingga ia disegani.
Sumber-sumber Wewenang
a. Teori wewenang formal
Wewenang yang dimiliki seseorang bersumber dari barang-barang yang
dimilikinya, sebagaimana yang diatur oleh undang-undang, hokum, dan hukum
adat dari lembaga tersebut. Contoh : pemilik saham mempunyai wewenang karena
saham yang dimilikinya.
b. Teori penerimaan wewenang
Wewenang bersumber dari penerimaan, kepatuhan, dan pengakuan para bawahan
terhadap perintah, dan kebijakan-kebijakan atas kuasa yang dipegangnya. Contoh :
rakyat memilih presiden, sehingga presiden memiliki wewenang untuk
memerintah. Presiden memiliki wewenang selama rakyat mentaati dan mematuhi
perintah-perintahnya. Jika rakyat tidak lagi mematuhi perintah-perintahnya maka
wewenang akan hilang.
9
c. Wewenang dari situasi
Wewenang bersumber dari situasi darurat atau kejadian-kejadian luar biasa.
Pemimpin yang wewenangnya bersumber dari situasi sering disebut pemimpin
sejati dan tanpa pamrih, begitu situasi normal kembali maka wewenangnya akan
hilang. Contohnya : sebuah kapal laut terbakar, kemudian seorang penumpang
memerintahkan agar sekoci diturunkan dan perinyahnya ini ditaati serta
dilaksanakan penumpang lainnya. Orang tersebut mempunyai wewenang hanya
karena situasi, serta mengambil alih wewenang kapten kapalnya.
d. Wewenang dari jabatan
Wewenang bersumber dari posisi yang dijabatnya di dalam organisasi yang
bersangkutan. Contohnya : Seorang dosen mempunyai wewenang untuk
meluluskan seorang mahasiswa, karena ia mempunyai wewenang
(kedudukan=posisi) untuk itu.
e. Wewenang dari faktor teknis
Wewenang bersumber dari computer yang dipakainya untuk memproses data.
Operator berwenang menginformasikan dan menjelaskan hasil proses data itu,
menjadi suatu keputusan yang diterima oleh orang lain.
f. Wewenang dari hukum
Wewenang bersumber dari hukum atau undang-undang yang berlaku. Contohnya :
Polisi mengatur lalu lintas karena ada hokum yang mengaturnya.
Batas-batas Wewenang
a. Fisik
b. Alamiah
c. Teknologi
d. Ekonomi
e. Partnership agreement
f. Lembaga
g. Hukum
Pengertian Delegasi
Dasar, Pengertian Delegasi Dan Delegasi Wewenang Beserta Contohnya–
Delegasi adalah perwakilan atau utusan untuk proses perdamaian dan penunjukan
langsung mengirimnya ke salah satu wakil dari kelompok atau lembaga. Delegasi
menurut Hukum Perdata adalah penyerahan oleh yang berutang kepada orang lain
yang wajib memenuhi re sebelumnya berutang.
10
Dasar-dasar Pendelegasian
11
3). Menciptakan Tanggung Jawab dan Akuntabilitas
Proses delegasi wewenang tidak sebatas hanya sampai pada pembagian wewenang
dan kekuasaan dari atasan ke bawahannya. Karena pada waktu yang sama harus
menjadi kewajiban terhadap tugas yang ditugaskan ke mereka. Tanggung jawab
dikatakan sebagai faktor atau kewajiban seorang individu untuk melaksanakan
tugasnya berdasarkan kemampuannya sesuai dengan arahan atasannya. Tanggung
jawab sangat penting dalam pendelegasian wewenang karena akan memberikan
efektivitas pada wewenang yang diberikan. Akuntabilitas muncul dari tanggung
jawab dan tanggung jawab muncul dari wewenang. Oleh karena itu, Tanggung
Jawab dan Akuntabilitas harus melekat pada wewenang yang didelegasikan ini.
1. Pemimpin hanya dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang lain, sesuatu
yang hanya dapat diwujudkannya melalui pendelegasian.
2. Melalui pendelegasian, pemimpin memberi tugas, wewenang, hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan demi pemastian
tanggung jawab tugas (agar setiap individu peserta suatu organisasi berfungsi
secara normal).
3. Dengan pendelegasian, pekerjaan keorganisasian dapat berjalan dengan baik
tanpa kehadiran pemimpin puncak atau atasan secara langsung.
4. Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas, wewenang, hak,
tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sekaligus
“menuntut” adanya hasil kerja yang pasti dari bawahan.
5. Dalam pendelegasian, pemimpin memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sepadan bagi pelaksanaan
kerja sehingga bawahan dengan sendirinya dituntut untuk bertanggung jawab
penuh dalam pelaksanaan kerja.
6. Pendelegasian wewenang membuktikan adanya pimpinan dan bawahan dalam
organisasi.
1. Seorang pemimpin hanya dapat bekerja bersama melalui orang lain, itulah yang
mendasari pendelegasian.
2. setiap individu dapat bekerja dengan normal, atau sesuai dengan keahliannya
maka seorang pemimpin akan memberikan tugas, wewenang, hak dan
tanggung jawab kepada individu tersebut.
3. Suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik tanpa ada pimpinan utama,
jika masing-masing individu sudah memdapatkan delegasi dari pimpinan
organisasi
4. Sebagai tuntutan dari pimpinan kepada bawahan terkait hasil kerja yang
memuaskan sebagaimana yang di harapkan oleh pimpinan organisasi tersebut.
5. Sebagai tuntutan dari atas kepada bawahan sesuai dengan tugas yang telah
diberikan kepada masing-masing individu.
6. Hal yang mendasari pendelegasian yang terakhir adalah sebagai bukti bahwa
adanya atasan/pimpinan dan bawahan dalam suatu organisasi.
1. Fleksibel
Artinya pendelegasian dalam setiap organisasi itu berbeda, disusaikan dengan
keadaan organisasi tersebut.
13
2. Mengikat
Artinya pendelegasian tidak bisa dipindahkan dari satu tugas ke tugas yang lain
dalam suatu organisasi karenapendelagasian hanya bisa dilakukan satu tugas saja
demi tercapainya tujuan yang diinginkan dengan baik.
14
2. Asas Delegasi Atas Hasil yang Diharapkan
Pemimpin dalam mendelegasikan wewenang harus berdasarkan Hasil yang
dilakukan oleh delegate. tidak boleh kurang, tidak boleh lebih. Harus disesuaikan
dengan jaminan kecakapan dan keterampilan untuk mencapaihasil yang
diharapkan.
3. Asas Penentuan fungsi dan Kejelasan Tugas (Principle of function
definition)
Asas penentuasn tugas yang dilakukan manajer kepada para
bawahanya harus secara jelas disertai hasil yang diharapkan. Semakin jelas
kegiatan yang dilakukan maka akan semakin jelas delegation of authority dalam
organisasi dan semaki jelas pula hubungan wewenang dengan bagian – bagian yang
lainnya. Menurut asas ini pendelgasian harus didasarkan atas job description
seorang bawahan.
4. Asas Rantai Berkala (Principle Scolar of Chain)
Asas ini artinya manajer dalam mendelegasikan wewenang harus dilakukan
menurut urutan kedudukan yakni dari pejabat ke bawahan. Asas ini menghendaki
adanya urutan – urutan wewenang dari manajer puncak kebawahan.
5. Asas Tingkat Wewenang (The Authority Level Participle)
Menurut asas ini masing – masing manager pada setiap tingkat harus
mengambil keputusan dan kebijakan apa saja yang dapat diambilnya sepnajang
mengenai wewenangnya.
6. Asas Kesatuan Komando (principle Unity of Command)
Setiap bawahan harus diusahakan agar hanya menerima perintah dari seseorang
atasan saja. Tapi seorang atasan dapat memerintah lebih dari seorang bawahan.
7. Asas Keseimbangan Wewenang & Tanggung Jawab (Parity Of Authority
& Responsibility )
Menurut asas ini besarnya wewenang yang didelegasikan harus sama dan seimbang
dengan besaranya tugas – tugas dan tanggungjawab yang diminta. Tanpa
keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab akan berakibat terjadinya
kemandekan tugas-tugas dan tumpang tindih.
8. Asas Pembagian Kerja (Devision of Work)
Untuk berfungsinya Organisasi hendaknya dilakukan distribusi pekerjaan, Karena
jika tidak manajemen tidak berarti apa-apa dan semua tugas akan dikerjakan sendiri
oleh manajer.
9. Asas Efisiensi
Menurut asas ini pendelgasian wewenang maka manajer akan lebih leluasa
melaksanakan tugas – tugas penting daripada melaksanakan hal – hal yan dapat
dikerjakan bawahanya.
Dengan demikian tidak akan terjadi wewenang yang dilimpahkan tidak sesuai
dengan kemampuan bawahan, sebab apabila tidak sesuai akan dapat
menimbulkan resiko, yang pada akhirnya juga akan ditanggung atasan
bersangkutan.
c. Tugas dan wewenang yang diserahkan harus jelas, bawahan mengerti keinginan
atasan dengan adanya pelimpahan itu.
d. Pelimpahan yang telah diberikan tidak boleh diperlemah oleh atasan, yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan.
16
Setelah pelimpahan dilakukan, atasan jangan selalu mencampurinya, lebih-
lebih mencampuri secara demonstratif yang demikian akan mengakibatkan
keresahan jiwa dan justru akan dapat mengakibatkan patah semangat bagi
bawahan.
Hubungan yang dimaksud yaitu hubungan antara atasan dan bawahan yang
dinamis, yang selalu dapat menimbulkan kesesuaian pribadi. Kesesuaian pribadi
inilah yang sangat diperlukan dalam praktek pelimpahan wewenang, sebab
pelimpahan wewenang tidak diatur oleh dogma aturan-aturan yang statis (tertentu).
17