Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium adalah tempat melakukan berbagai percobaan atau penelitian
yang menggunakan peralatan dan bahan kimia yang sifatnya belum kita pahami atau
belum dikenal sama sekali. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan keracunan,
kebakaran, ledakan, atau bahaya-bahaya lain yang mungkin belum kita pahami. Hal
yang diinginkan adalah dinamika laboratorium tinggi namun tidak terjadi kecelakaan
(zero accident). Maka untuk mencapai hal tersebut implementasi manajemen
Laboratorium yang baik adalah kata kuncinya.
Manajemen Laboratorium (Laboratory management) adalah usaha untuk
mengelola Laboratorium berdasarkan konsep manajemen baku. Pengelolaan
Laboratorium yang baik tergantung beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama
lainnya. Salah satunya adalah administrasi dan organisasi laboratorium.
Pembentukan struktur organisasi adalah langkah awal untuk menjalankan suatu
aktivitas rancangan suatu perusahaan atau organisasi. Menurut Reksohadiprojo dan
Handoko (1992: 74) “struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukan
semua kegiatan pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi, wewenang dan
juga tanggung jawab”.
Ada komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam membentuk struktur
organisasi, yaitu: 1). Kesesuaian struktur organisasi dengan kebutuhan untuk mencapai
tujuan; 2). Struktur organisasi yang memudahkan proses koordinasi antar unit kerja; 3).
Penempatan staf yang sesuai dengan kompetensi tugas atau kemampuan kerja yang
dimilikinya masing-masing; 4). Pembagian tugas diantara staf yang seimbang untuk
setiap orang; 5). Ketersediaan uraian tugas untuk setiap jenis tugas, yang disusun
bersama oleh staf dan pimpinan unit kerjanya; 6). Apakah semua staf memahami uraian
tugasnya; 7). Apakah semua staf sudah bekerja sesuai dengan uraian tugasnya.

2
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:
 Struktur Organisasi laboratorium di sekolah/universitas
 Jabatan dalam organisasi laboratorium dan tugasnya
 Fungsi struktur organisasi laboratorium
 Tata tertib laboratorium
 Pengadaan dan Pengadministrasian alat dan bahan

C. Maksud dan Tujuan


Makalah ini dibuat dengan maksud dan tujuan, antara lain:
 Memenuhi tugas salah satu mata kuliah Pengelolaan Laboratorium
 Mengetahui Struktur Organisasi laboratorium di sekolah/universitas
 Mengetahui Jabatan dalam organisasi laboratorium dan tugasnya
 Mengetahui Fungsi struktur organisasi laboratorium
 Mengetahui Tata tertib di dalam Laboratorium
 Mengetahui Pengadaan dan Pengadministrasian alat dan Bahan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi Laboratorium di Sekolah


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di abad 21 ini bergerak begitu cepat
sehingga membawa perubahan yang pesat pula terhadap berbagai aspek dan
kehidupan masyarakat. Hal ini pulalah yang mendorong pemerintah Indonesia untuk
senantiasa menyempurnakan dan mengembangkan sistem pembelajaran di Indonesia
sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang tepat guna sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan
pembangunan nasional.
Kegiatan di laboratorium harus dilaksanakan dengan baik. Beberapa komponen
yang mempunyai kewenangan yang sesuai dengan bidang masing-masing, yaitu
kepala sekolah, wakasek kurikulum yang mengatur jadwal kegiatan, wakasek sarana
prasarana yang mengatur pembelian alat, bahan, koordinator IPA (guru kimia, fisika,
biologi) yang mengkoordinir guru mata pelajaran untuk mengusulkan kepada
penanggung jawab laboratorium dalam pengadaan alat dan bahan. susunan struktur
organisasi laboratorium IPA sebagai berikut:
Gambar 2.1 struktur organisasi laboratorium IPA

4
B. Fungsi Struktur Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium memiliki fungsi yang sangat strategis dalam
pengelolaan laboratorium. Berikut ini beberapa diantara fungsi-fungsi strategis
tersebut:

1. Memperlancar Perencanaan Praktik dan Penelitian di Laboratorium

Hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan kegiatan penelitian (praktik) di


laboratorium akan dapat dijalankan secara maksimal dengan adanya organisasi
laboratorium. Struktur organisasi laboratorium juga akan dapat mengarahkan
rencana kerja atau kegiatan penelitian serta rencana anggaran yang diperlukan,
termasuk juga mengenai teknis pelaksanaannya. Hal tersebut dapat dijalankan
dengan berbagai macam cara berikut ini:

 Rapat kegiatan para pengelola atau susunan struktur organisasi laboratorium


yang membicarakan rencana-rencana kegiatan penelitian (praktik) di
laboratorium serta mekanisme kegiatan praktik atau penelitian yang akan
dilakukan dengan satu atau lebih target yang akan dicapai.

 Rapat anggaran kegiatan penelitian di laboratorium agar bisa menentukan


berapa jumlah berapa jumlah anggaran yang diperlukan untuk kegiatan
penelitian.

2. Memperlancar Manajemen Kegiatan Penelitian dan Praktik di Laboratorium

Jika manajemen kegiatan kegiatan berjalan dengan lancar, akan muncul


sejumlah hal positif berikut:

 Hubungan yang berkesinambungan antarseluruh pengelola laboratorium,


peneiti termasuk juga dengan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan
laboratorium tersebut.

5
 Job description yang jelas dan mampu menjelaskan tugas dari masing-masing
bagian yang bertugas di laboratorium.

 Koordinasi yang efektif antara setiap individu (bagian) yan terlibat dalam
kegiatan penelitian (praktik) di laboratorium.

 Pengaturan administrasi laboratorium yang baik dan benar. Misalnya, penataan


dan pendataan arsip serta inventaris organisasi laboratorium, penataan anggota
atau peserta penelitian (praktik) secara teratur, dan lain sebagainya.

3. Memperlancar Pelaporan dan Pertanggungjawaban Kegiatan di Laboratorium

Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus ada dalam seluruh kegiatan di
laboratorium untuk menunjukan sikap dan rasa tanggung jawab dari para pengelola
laboratorium. Wujud konkretnya adalah sebagai berikut:

 Progress report, yaitu laporan pengembangan dan proses berjalannya kegiatan


penelitian, praktik dan eksperimentasi di laboratorium (baik dari segi jumlah
peserta , hasil yang diperoleh, peralatan yang dipakai, dan hal-hal lainnya yang
bersifat teknis operasional).
 Laporan pertanggung jawaban (LPJ) kegiatan penelitina secara keseluruhan,
mulai dari teknis operasional, keuangan, mitra kerja sama, dan lai-lain.

4. Mempermudah Pengawasan (Controling) Segala Kegiatan di Laboratorium

Pengawasan adalah salah satu unsur penting dalam kegiatan di laboratorium.


Salah satu tugas pengelola laboratorium adalah melakukan pengawasan terhadap
aktivitas laboratorium ataupun realisasi kegiatan dan penggunaan anggaran
laboratorium.

6
C. Jabatan dalam Organisasi Laboratorium dan Tugasnya

Secara garis besar, ada beberapa jabatan yang harus ada dalam setiap struktur
organisasi laboratorium, apa pun jenis laboratorium tersebut. Jabatan-jabatan tersebut
adalah:

 Kepala laboratorium,
 Supervisor,
 Penanggung jawab teknis,
 Koordinator laboratorium, dan
 Laboran

Itulah jabatan inti dari organisasi laboratoium. Setiap laboratorium minimal


harus memiliki diisi oleh jabatan-jabatan di atas untuk mengelola laboratorium. Ada
pun tugas-tugas dari bagian-bagian dalam struktur organisasi laboratorium adalah
sebagai berikut:

1. Tugas Kepala Laboratorium

Dalam pengelolaan laboraorium, kepala laboratorium memiliki tiagas sebagai


berikut:

a. Memberi tugas kepada penanggung jawab teknis, koordinator laoratorium,


koordinator peserta kegiatan di laboratorium (kegiatan penelitian, praktik,
eksperimentasi), dan memberi tugas kepada laboran.
b. Memberi bimbingan, motivasi, pemantauan dan evaluasi kepada petugas
laboratorium.
c. Memberi motivasi kepada para peserta yang terlibat dalam kegiatan
laboratorium. Disinilah pentingnya seorang kepala laboratorium memahami
fungsi dan tujuan dari kegiatan laboratorium.

7
d. Menyiapkan dana untuk keperluan operasional laboratorium. Dana ini tidak
harus dari dana pribadi. Seorang kepala laboratorium bisa memperoleh dana dari
swadaya, sponsor, lembaga yang menaunginya, para peserta yang terlibat dalam
kegiatan laboratorium, ataupun dari sumber-sumber yang tidak mengikat.

2. Tugas Supervisor

Peran kerja supervisor dalam pengelolaan laboratorium ini berada di level


tengah, yaitu di antara ketua laboratorium (para atasan pembuat kebijakan) dan di
antara staf pelaksana rutinitas kegiatan laboratorium. Maka tugas utama supervisor
adalah melakukan supervise terhadap para staf pelaksana rutinitas aktivitas
laboratorium.

Adapun rincian tugasnya dalam pengelolaan laboratorium laboratorium adalah


sebagai berikut:

a. Melakukan checklist day to day, yaitu selalu mengontrol kegiatan laboratorium


setiap hari.
b. Memonitor penataan barang-barang laboratorium, serta menjaga dan memonitor
keutuhan fungsi dari barang-barang laboratorium tersebut. Misalnya,
memonitor lemari, meja, kursi, komputer, dan lain sebagainya.
c. Melakukan pengecekan penerimaan peserta penelitian di laboratorium serta
serta melakukan pemantauan hasil penelitian, praktik, ataupun eksperimentasi
yang dilakukan di laboratorium.
d. Mengawasi kelancaran kegiatan penelitian, praktik ataupun ekperimentasi yang
dilakukan di laboratorium.
e. Melakukan counseling dengan para bawahan di laboratorium.

8
3. Tugas Penanggung Jawab Teknis Laboratorium

Seorang penanggung jawab teknis laboratorium memiliki tugas yang berkaitan


langsung dengan kegiatan di laboratorium, khususnya yang berkaitan dengan hal-
hal teknis (bukan substansi kegiatan laboratorium) juga harus mampu
mengadministrasi segala kegiatan yang ada di dalam laboratorium dengan baik.

Adapun tugas-tugas seorang penanggung jawab teknis laboratorium adalah


sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium. Contoh dari


administrasi laboratorium diantaranya mencakup:
 Absensi,
 Kartu peserta (jika diperlukan),
 Buku inventaris barang laboratorium,
 Buku noninventaris barang laboratorium,
 Buku peminjaman barang laboratorium,
 Jurnal kegiatan praktik, penelitian, dan eksperimentasi di laboratorium,
 Buku servis peralatan laboratorium,
 Buku stok barang laboratorium, dan
 Buku pemeriksaan peralatan praktik laboratorium.
b. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan laboratorium. Sekecil apapun
kendala harus bisa dihindari.
c. Mengusulkan pengadaan alat/bahan laboratorium. Penanggung jawab taknis
memiliki wewenang untuk menambah peralatan laboratorium dan
menguranginya.

9
4. Tugas Koordinator Laboratorium

Memiliki fungsi dan tugas yang sangat strategis dalam pengelolaan


laboratorium. Adapun tugas-tugasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Mengkoordinir para peserta, pelatih, dan pembimbing dalam kegiatan


penelitian, praktik, dan eksperimentasi di laboratorium.
b. Memiliki tugas atau wewenang yang sama seperti penanggung jawab
laboratorium, yaitu dalam hal pengusulan pengadaan alat/bahan laboratorium
kepada ketua laboratorium.

5. Tugas Laboran

Laboran adalah tenaga kependidikan yang bekerja di laboratorium dan


membantu proses penelitian, praktik, dan eksperimentasi di laboratorium. Untuk
itu, seorang laboratorium harus memiliki hard skills dan soft skills yang memadai.
Inisiatif, ketekunan, kreativitas, kecakapan, keterampilan, serta pengetahuan yang
dikuasai oleh laboran sering kali membantu efesiensi dan efektivitas serta
produktivitas dari laboratorium, apa pun jenisnya. Adapun tugas-tugas seorang
laboran dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Mengerjakan administrasi laboratorium. Misalnya, laboran wajib mengabsen


para peserta penelitian, praktik, dan eksperimentasi (bukan menyediakan
absensi)
b. Mengatur alat/bahan laboratorium. Misalnya, laboran harus menertibkan atau
merapikan kursi, meja, lemari, yang mana alat-alat itu diperlukan dalam
kegiatan penelitian, praktik, dan eksperimentasi di laboratorium.
c. Bertanggung jawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium serta
perlengkapannya.
d. Membantu pembimbing, guru, pelatih, selama kegiatan penelitian, praktik, dan
eksperimentasi berlangsung (meskipun hal-hal itu tidak berkaitan dengan
dengan hal-hal yang bersifat substantive).

10
D. Tata Tertib Laboratorium

A. Tata Tertib untuk Siswa


 Melarang masuk laboratorium tanpa seizing guru
 Menggunakan jas laboratorium
 Melarang alat dan bahan dibawa keluar tanpa izin guru
 Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang
diberikan dan tidak melakukan kegiatan sesuai kehendaknya sendiri
 Melaporkan jika ada alat yang rusak/pecah
 Melakukan praktikum jika ada yang tidak dimengerti atau diragukan segera
bertanya kepada guru
 Melapor pada guru jika kecelakaan terjadi, sekalipun kecil, seperti kena kaca,
terbakar atau tertelan bahan kimia
 Melaporkan pada guru jika etiket bahan yang hilang, dan dapat segera
menggantinya
 Membawa botol besar yang berisi bahan kimia jangan diangkat bagian
lehernya saja tetapi sambal disangga bagian bawahnya agar tidak patah atau
pecah
 Melarang mencicipi sesuatu kalua tidak disuruh oleh guru
 Mencuci dengan air banyak-banyak bila tangan, kulit atau baju jika terkena
asam atau alkali
 Mengembalikan alat-alat ke tempat semula dalam keadaan bersih dan kering
setelah praktikum selesai
 Membuang sampah pada tempatnyam jangan pada bak cuci
 Meninggalkan laboratorium harus dalam keadaan meja praktikum bersih, kran
air, kran gas ditutup dan kontrak listrik dicabut
 Membuka semua pintu dan jendela
 Menuangkan bahan kimia yang tak terpakai ke westafel untuk menghindari
pencemaran
 Menginformasikan agar jangan buang kaca yang pecah pada wastafel
 Melarang makan, minum atau bermain di laboratorium
 Melakukan pekerjaan dengan rapih dan bersihkan semua alat

11
Berikut contoh ilustrasi tata tertib yang harus dipatuhi dalam Laboratorium

1) Berikut penataan alat yang sudah bersih.

2) Meja harus bersih sebelum meninggalkan Laboratorium

12
3) Saat praktikum, kaca yang pecah dapat membahayakan

4) Tabung reaksi yang sudah dibersihkan disimpan di rak

13
5) Labu dasar bulat disimpan di ring gabus

14
B. Tata Tertib untuk Guru
 Mengawasi siswa yang sedang bekerja
 Menguasai siswanya dengan penuh disiplin
 Mengetahui dan yakin siswanya mengerti tata tertib, dan menjalankannya
dengan baik
 Menjaga kebersihan alat-alat yang telah dipakai harus dikembalikan ke tempat
semula
 Menggunakan alat dan bahan untuk percobaan hendaknya di uji cobakan
terlebih dahulu sebelum percobaan dimulai
 Memberi petunjuk jika akan menggunakan alat dan bahan yang agak asing
baginya, di samping itu harus memberi peringatan tentang kemungkinan
terjadinya bahaya dalam percobaan yang dilakukan
 Memberi peringatan tentang apa saja yang perlu mendapat perhatian sebelum
percobaan dimulai, misalnya harus berhati-hati terhadap bahan yang mudah
terbakar dan meledak

15
E. Pengadaan dan Pengadministrasian Alat dan Bahan

1. Pengadaan Alat dan Bahan

Hal yang perlu dipikirkan untuk pengadaan alat dan bahan adalah sebagai
berikut :

a) Percobaan apa yang akan dilakukan


b) Alat-alat atau bahan yang mana yang akan dibeli
c) Dana untuk pembelian alat dan bahan harus ada
d) Pengetahuan untuk menggunakan alat yang akan dibeli
e) Jenis, ukuran alat atau bahan yang akan dibeli
f) Prosedur pembelian
g) Pelaksanaan pembelian

2. Pengadministrasian Alat dan Bahan

Tujuan dari pengadministrasian alat dan bahan agar dengan mudah dapat
diketahui:
a) Jenis alat atau bahan ada
b) Jumlah masing-masing alat dan bahan
c) Jumlah yang pecah, hilang atau habis

Keperluan administrasi ini diperlukan beberapa buku catatan, diantaranya:

1) Buku Inventaris

Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan bahan laboratorium perlu


dilakukan inventarisasi yang sistematik. Buku inventaris alat dan bahan
formatnya sebagai berikut:

16
2) Kartu Stok

Kartu stok dicek ulang setiap akhir semester. Sebaiknya kartu stok
disusun sebagai berikut.

Kartu stok disusun dalam suatu kotak sesuai urutan abjad (huruf depan nama alat/bahan)

17
3) Kartu Permintaan/Peminjaman Alat/Bahan

Format diisi oleh guru/pembimbing untuk mengajukan alat/bahan yang


harus digunakan sebagai pesanan alat/bahan yang diserahkan kepada
coordinator lab, kurang lebih satu bulan sebelumnya, dengan demikian
bagian sarana mempunyai waktu yang cukup untuk melengkapinya.

4) Buku Harian

Buku harian kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk mengetahui


kejadian-kejadian selama berlangsungnya kegiatan. Buku ini harus diisi oleh
setiap guru yang melakukan kegiatan dan sebulan sekali diperiksa kepala
sekolah, dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran program yang dibuat
oleh masing-masing guru.

18
5) Kartu Alat dan Bahan yang Rusak

Kartu ini diisi bila terdapat alat atau bahan yang rusak atau pecah pada
waktu eksperimen.

19
6) Kartu Reparasi Alat

Kartu repasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan


alat yang direparasi, dari kartu reparasi tersebut dapat diketahui jenis
kerusakan komponen yang diganti/diperbaiki. Komponennya terdiri dari
jenis kerusakan yang akan diperbaiki, dan harga alat yang diganti.

20
7) Label

Botol atau kemasan yang berisi bahan kimia harus sering diperiksa
kebenaran pemasangan labelnya. Tujuan dari pemasangan label adalah
untuk mengingatkan pekerjaan mengenai bahaya yang potensial dari bahan
kimia.

1) Contoh label alat

21
2) Contoh label bahan

8) Program Semester Kegiatan Laboratorium

Program semester kegiatan laboratorium dibuat masing-masing guru


IPA pada awal semester untuk menentukan kapan kegiatan akan dilakukan
selama satu semester. Ini sangat membantu dalam hal pengaturan jadwal
penggunaan laboratorium serta persiapan alat dan bahan. Sebaiknya dibuat
rangkap dua, satu untuk guru bersangkutan dan satu lagi untuk kepala
sekolah.

22
9) Daftar Alat dan Bahan sesuai dengan LKS

Daftar alat dan bahan sesuai LKS terdiri atas kolom-kolom yang diisi
tentang jumlah alat dan bahan yang diperlukan untuk setiap jumlah yang
tersedia setiap tahun untuk mempermudah dan mengetahui apakah dapat
dilaksanakan atau tidak, serta metode apa yang diterapkan.

23
10) Jadwal Kegiatan Laboratorium

Kegiatan laboratorium sudah tidak dapat dipisahkan lagi dalam proses


belajar mengajar IPA di sekolah, jadwal kegiatan disesuaikan dengan jadwal
pembelajaran. Ini menyebabkan kemungkinan terjadi bentrok antara guru
yang satu dengan yang lainnya, untuk mengatasi masalah ini, penyusunan
jadwal kegiatan ini dilakukan satu minggu sekali atau hanya berlaku satu
minggu. Penyusunan jadwal dilakukan oleh penanggung jawab
laboratorium.

11) Laporan Bulanan

Buku bulanan dibuat sebagai rekap dari seluruh kegiatan laboratorium


IPA yang dilaporkan kepada kepala sekolah oleh coordinator laboratorium.
Tujuannya untuk mengetahui perkembangan atau kendala yang dirasakan
oleh masing-masing. Sehingga kepala sekolah bias menindaklanjutinya.

24
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur organisasi laboratorium meliputi kepala laboratorium, supervisor,
penanggung jawab teknis, koordinator laboratorium, dan laboran.
Tata tertib dibagi menjadi dua, yaitu tata tertib siswa dan tata tertib guru.
Namun, pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab Bersama
baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus
memiliki kesadaran untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan
kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium
selalu berfungsi sebagaimana mestinya.
Struktur organisasi dalam suatu laboratorium berfungsi untuk memperlancar
perencanaan praktik dan penelitian di Laboratorium, Memperlancar manajemen
kegiatan penelitian dan praktik di Laboratorium, memperlancar pelaporan dan
pertanggungjawaban kegiatan di Laboratorium, dan mempermudah pengawasan
(Controling) segala kegiatan di Laboratorium.
Pengadaan dan pengadministrasian alat dan bahan sangat diperlukan agar kita
dapat dengan mudah mengetahui jenis alat dan bahan yang tersedia, jumlah masing-
masing alat dan bahan, serta jumlah yang rusak, pecah, hilang atau habis.

B. Saran

Dalam pengelolaan laboratorium memerlukan struktur organisasi yang jelas


supaya setiap orang yang terlibat didalam struktur tersebut dapat mengetahui dan
mempelajari serta melakukan dan bertanggung jawab dengan tugasnya masing-
masing.

26
DAFTAR PUSTAKA

Yunita. 2019. Panduan Pengelolaan Laboratorium. Bandung: Insan Mandiri


SMorus, Marham dan Ani Sutiani. 2013. Laboratorium Kimia Pengelolaan dan Manajemen.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Munir, Baderel. 2012. Six Dimension Organization: dengan Pendekatan Organization
Development. Yogyakarta: Graha Ilmu

27

Anda mungkin juga menyukai