Anda di halaman 1dari 19

FILUM ANNELIDA

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata yang diampu oleh:
Dra. Ammi Syulasmi, M. S.

oleh :
Kelompok 6
Pendidikan Biologi A
Ai Nurlaelasari Rusmana 1304116
Mega Laeni 1300997
Nur Imam Ramdhani 1301964
Rivani Dwi Nurrachmani 1300388
Rizky Ayu Kania 1301315
Yayu Maria Ulfah 1300676

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
A. Judul
Filum Annelida
B. Tujuan
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat:
1. Mengenal keanekaragaman hewan-hewan Annelida.
2. Mengamati morfologi dan struktur hewan-hewan Annelida.
3. Mengelompokkan hewan-hewan Annelida ke dalam classis yang berbeda
berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
4. Mengamati dan mengidentifikasi ciri-ciri khas setiap species.
C. Landasan Teori
Annelida berarti “cincin-cincin kecil”. Hal ini mengacu pada kemiripan tubuh
Annelida dengan serangkaian cincin yang menyatu. Annelida adalah cacing beruas
yang hidup di lautan, di sebagian besar habitat air tawar dan di tanah yang lembap.
Annelida merupakan selomata dan panjangnya berkisar dari 1 mm hingga lebih dari 3
m (Campbell, Reece, 2008).
Tubuh Annelida bilateral simetris, panjang dan jelas bersegmen-segmen.
Disamping bersegmen, tubuhnya juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasl
sekresi dari epidermis. Tubuh annelida sudah memiliki sistem saraf, sistem
kardiovaskuler tertutup dan sudah ada rongga tubuh atau selom (Kastawi, 2005).
Berikut beberapa sistem pada cacing tanah:
1. Sistem gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai dua lapis otot, yaitu stratum
cilculare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah
dalam). Jika otot ini berkontraksi maka akan menimbulkan gerakan
menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak. Dinding intestin juga
mempunyai lapisan otot, yaitu stratum longitudinale. Jika otot ini berkontraksi
maka akan timbul gerakan peristaltik yang mendorong makanan dalam saluran
pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan. Ada juga otot di dalam
dinding-dinding pembuluh darah, di dalam pipa-pipa muscular pada nephridia dan
di bagian luar berkas saraf. Pada faring juga ada otot yaitu otot yang melekatkan
faring pada dinding tubuh. Sementara itu, setae (bulu-bulu halus) digerakkan oleh
dua berkas otot, yaitu musculus protactor yang mendorong setae keluar dan
musculus recractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam rongganya. Kedua
berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi cacing tanah
bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh (Kastawi, 2005).
2. Sistem respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, sebab kulitnya bersifat lembab, tipis
dan banyak mengandung kapiler-kapiler darah (Kastawi, 2005).
3. Sistem pencernaan makanan
Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap dan sudah terpisah dari
sistem kardiovaskuler. Saluran pencernaan ini terdiri atas mulut, faring, esophagus,
proventiculus, ventriculus, intestin dan anus (Kastawi, 2005).
Sementara menurut Ammi, dkk (2011:31) sistem pencernaan makanan pada
cacing tanah (Pheretima sp.) terdiri dari mulut, faring, esophagus, crop (tembolok),
gizzard (lambung yang menebal untuk menggiling makanan), intestin dan anus.
4. Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi (peredaran darah/kardiovaskular) cacing tanah adalah
sistem peredaran darah tertutup. Sistem kardiovaskular meliputi darah, pembuluh-
pembuluh darah dan limfa. Darah teardiri atas bagian cair yang disebut plasma dan
sel-sel darah atau korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah.
Pembuluh darah terdiri atas aorta dorsalis dan aorta ventralis. Aorta dorsalis terletak
di sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah terlihat dari luar. Di daerah
esophagus terdapat lima pasang cabang-cabang aorta dorsalis yang membesar dan
berfungsi sama dengan cor (jantung) pada hewan tingkat tinggi. Jantung ini
mengelilingi esophagus dan berhubungan dengan aorta ventralis yang terletak di
sebelah ventral saluran pencernaan dan di sebelah dorsal truncus nervosus. Plasma
darah dan beberapa corpuscula membentuk limfa yang keluar dari aliran darah
melalui kapiler-kepiler menuju ke jaringan-jaringan. Limfa mengangkut oksigen
darah ke jaringan-jaringan dan mengangkut karbondioksida dan sisa-sisa
metabolisme masuk ke dalam peredaran darah melalui kapiler-kapiler darah
(Kastawi, 2005).
5. Sistem eksresi
Sistem eksresi cacing tanah berupa nephridia (nephridios=ginjal). Pada
setiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali tiga segmen yang pertama
dan segmen yang terakhir. Tiap nephridium terdiri atas suatu bangunan berbentuk
corong dan bersilia (nephrostoma) dan saluran atau pipa yang berkelok-kelok. Jika
silia itu bergetar akan timbul aliran cairan tubuh yang mengandung sisa-sisa
metabolisme dari selom masuk ke dalam saluran eksresi. Kemudian cairan ini
keluar dari tubuh cacing melalui nephridioporus, yaitu sebuah lubang kecil yang
merupakan muara keluar dari saluran eksresi dan terletak pada permukaan ventral
tubuh cacing. Diantara nephrostoma dan saluran eksresi terdapat sekat yang disebut
septum intersegmentale (Kastawi, 2005).
6. Sistem saraf
Sistem saraf cacing tanah terletak di sebelah dorsal faring di dalam segmen
ketiga dan terdiri atas ganglion cerebrale dan berkas saraf ventralis dengan cabang-
cabangnya (Kastawi, 2005).
7. Sistem reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Sepasang ovarium menghasilkan ova
dan terletak dalam segmen ke-13. Kedua oviductnya juga terletak di dalam segmen
ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Oviduct melalui septum yang terletak diantara
segmen ke-13 dan ke-14 dan di segmen ke-14 membesar membentuk kantong telur.
Testes: ductus spermaticus atau vas deferentia masing-masing ada dua pasang,
sedang vesicula seminalisnya ada tiga pasang. Testes terletak di dalam suatu rongga
yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicula seminalis (Kastawi, 2005).
Menurut Ammi, dkk (2011:30) filum ini dibagi ke dalam tiga classis, yaitu:
1. Polychaeta (poly=banyak, chaeta=rambut)
Bagian luar dan dalam tubuhnya bersegmen, ruas-ruas/segmen yang disebut
somites sama besar. Pada bagian lateral terdapat embelan berambut yang
disebut parapodia. Di bagian kepala terdapat tentakel, tidak mempunyai
klitelum dan sebagian besar hidup di laut.
2. Oligochaeta (oligos=sedikit, chaeta=rambut)
Bagian luar dan dalam tubuhnya bersegmen, memiliki klitelum yang jelas,
tidak ada kepala dan parapodia (embelan), pada setiap somite terdapat setae,
hermaphrodit, hidup di air tawar atau tanah yang lembab.
3. Hirudinae (Hirudo=lintah)
Tubuh berpigmen, umumnya pipih, mempunyai dua alat pengisap (pada
bagian posterior lebih besar dari anterior), tidak mempunyai tentakel dan
parapodia, hermaphrodit, hidup di laut, air tawar atau di darat.
D. Metode Praktikum
1. Alat dan bahan
a. Alat
1) Mikroskop
2) Bak bedah
3) Pisau bedah
4) Jarum pentul
5) Cawan petri
6) Gelas piala
7) Alat tulis (pensil dan buku)
b. Bahan
1) Cacing tanah segar
2) Beberapa contoh awetan basah Annelida
3) Sayatan melintang dan membujur Lumbricus terrestris
2. Cara kerja
Untuk pengamatan morfologi beberapa Polychaeta, Oligochaeta dan Hirudinea :
1. Beberapa awetan cacing Polychaeta (Nereis virens, Arenicola cristata,
Amphitrite sp.) diamati, beberapa bagian seperti tentakel pada kepalanya, somite
berupa ruas tubuh, lalu parapodia yang berupa tonjolan berdaging yang
berambut halus juga diamati. Lalu diamati, apakah ada ruasnya atau tidak, dan
jika ada, ruasnya kemudian dihitung.
2. Cacing tanah ukuran besar disiapkan diatas bak bedah, lalu bagian ventral dan
dorsalnya kemudian dibedakan, lalu seluruh ruasnya dihitung, kemudian bagian
klitelumnya dicari dan ditentukan pada ruas ke berapa. Selain itu, bagian lubang
genitalnya dicari di dekat klitelum, bagian anus juga ditentukan, yaitu pada
posteriornya.
3. Awetan basah Hirudinea diamati morfologinya, meliputi :
a. Anterior dan Posterior
b. Ruas tubuhnya dihitung
c. Sucker pada bagian anterior dan posterior, kemudian ditentukan
perbedannya.
d. Mulut dan anus
Pengamatan anatomi dari Pheretima sp. dan Lumbricus sp.
1. Cacing tanah (Pheretima) disiapkan, kemudian dicuci dengan air dan dimasukkan
kedalam alcohol 70% lalu diletakkan di atas bak bedah.
Cacing itu kemudian dibedah pada bagian dorsalnya mulai dari anterior, kemudian
bagian-bagiannya ditentukan, seperti:
a. Sistem pencernaan, yang terdiri dari: mulut – faring – esophagus – crop –
gizzard - intestin – anus.
b. Pembuluh darah dorsal dan ventral
c. Septum (sekat antar ruas pada bagian dalam)
d. Spermatheca, kemudian dihitung ada berapa pasang dan ditentukan letaknya
pada ruas berapa.
e. Vesikula seminalis, dihitung jumlahnya dan ditentukan pada ruas berapa.
2. Dengan menggunakan mikroskop, preparat sayatan melintang dan membujur
Lumbricus sp., kemudian ditentukan bagian-bagian, seperti:
a. Kutikula, epidermis
b. Otot circular
c. Otot longitudinal
d. Selom
e. Pembuluh darah dorsal
f. Pembuluh darah ventral
g. Intestin
h. Syaraf, Nephridium, Setae
E. Hasil pengamatan
Tabel E. 1 Identifikasi Phyllum Annelida berdasarkan struktur tubuh

Setae
Simetri Bentuk Ruas Para-
No Nama Species Klitelum atau Sucker Tentakel Classis
Tubuh Tubuh Tubuh podia
rambut
Simetris Oval Tidak Tidak
1. Haemadipsa sp. Ada Ada Ada Ada Hirudinea
bilateral memipih ada ada
Simetris Bulat Tidak Tidak
2. Nereis virens Ada Ada Ada Ada Polychaeta
bilateral memanjang ada ada
Hirudo Simetris Oval Tidak Tidak
3. Ada Ada Ada Ada Hirudinea
medicinalis bilateral memipih ada ada
Simetris Bulat Tidak Tidak Tidak Tidak
4. Sipunculus sp. Ada Ada Gephyra
bilateral memanjang ada ada ada ada
Simetris Bulat Tidak Tidak
5. Nereis sp. Ada Ada Ada Ada Polychaeta
bilateral memanjang ada ada
Lumbricus Simetris Bulat Tidak Tidak Tidak
6. Ada Ada Ada Oligochaeta
terrestris bilateral memanjang ada ada ada
Simetris Bulat Tidak Tidak Tidak
7. Megascolides sp. Ada Ada Ada Oligochaeta
bilateral memanjang ada ada ada
Simetris Bulat Tidak Tidak Tidak
8 Pheretima sp. Ada Ada Ada Oligochaeta
bilateral memanjang ada ada ada

Tabel E. 2 Tabel Klasifikasi Awetan Basah Phyllum Annelida

No Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Internet


1 Kingdom: Animalia
Phyllum: Annelida
Classis: Oligochaeta
Ordo: Haplotaxida
Familia: Lumbricidae
Genus: Lumbricus
Species: Lumbricus
terrestris
Gambar E.2.1 Lumbricus terrestris Gambar E.2.2 Lumbricus terrestris

(Mega, 2014) (Ayu, 2012)

2 Kingdom: Animalia
Phyllum: Annelida
Classis: Polichaeta
Ordo: Umicolae
Familia: Mycostomidae
Genus: Nereis
Species: Nereis virens

Gambar E.2.3 Nereis virens Gambar E.2.4 Nereis virens


(Mega, 2014) (Cristiyoda, 2009)

3 Kingdom: Animalia
Phyllum: Annelida
Classis: Polichaeta
Ordo: Umicolae
Familia: Mycostomidae
Genus: Nereis
Species: Nereis sp.
Gambar E.2.5 Nereis sp. Gambar E.2.6 Nereis sp.
(Mega, 2014) (Sarban, 2014)

4 Kingdom: Animalia
Phyllum: Annelida
Classis: Gephyra
Ordo: Sipuncluliformes
Familia: Sipunculidae
Genus: Sipunculus
Species: Sipunculus sp.
Gambar E.2.8 Sipunculus sp.
Gambar E.2.7 Sipunculus sp.
(UC Museum of Paleontology, 2009)
(Mega, 2014)
5 Kingdom: Animalia
Phyllum: Annelida
Classis: Hirudinea
Ordo: Arhynchobdellae
Familia: Hirudinidae
Genus: Hirudo
Species: Hirudo
medicinalis Gambar E.2.10 Hirudo medicinalis
Gambar E.2.9 Hirudo medicinalis
(Mega, 2014) (Ayu, 2012)

6 Kingdom: Animalia
Phyllum: Annelida
Classis: Oligochaeta
Ordo: Opisthopora
Familia:
Megascolecidae
Genus: Megascolides
Species: Megascolides Gambar E.2.11 Megascolides sp. Gambar E.2.12 Megascolides sp
(Mega, 2014) (Yeates, 2012)
sp.
7 Kingdom: Animalia
Phyllum : Annelida
Classis : Clitellata
Order: Arhynchobdellida
Familia : Haemadipsidae
Genus: Haemadipsa
Species: Haemadipsa sp.

Gambar E.2.13 Haemadipsa sp. Gambar E.2.14 Haemadipsa sp.


(Mega, 2014) (Agbayani, 2008)
8 Kingdom: Animalia
Phyllum: Annelida
Classis: Oligochaeta
Ordo: Opisthopora
Familia: Megascoleides
Genus: Megascolex
Species: Megascolex
Gambar E.2.15 Megascolex sp. Gambar E.2.16 Megascolex sp.
sp.
(Mega,2014) (Agbayani, 2010)

9 Kingdom: Animalia
Phyllum: Annelida
Classis: Polychaeta
Ordo:
Familia: Arenicolidae
Genus: Arenicola
Species: Arenicola
cristata Gambar E.2.18 Arenicola cristata
Gambar E.2.17 Arenicola cristata
(Mega, 2014) (Agbayani, 2004)

Tabel E.3 Pengamatan Sayatan Melintang dan Membujur pada Phyllum Annelida
No Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Internet
1 Kingdom: Animalia
Phyllum: Annelida
Classis: Oligochaeta
Ordo: Haplotaxida
Familia: Lumbricidae
Genus: Lumbricus
Species: Lumbricus
Gambar E.3.2 Sayatan melintang
Gambar E.3.1 Sayatan Melintang
terrestris Lumbricus terrestris
Lumbricus terrestris (Jantan)
(Zoology Dasar, 1989)
(Ayu, 2014)
No Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Internet
2 Kingdom: Animalia
Phyllum: Annelida
Classis: Oligochaeta
Ordo: Haplotaxida
Familia: Lumbricidae
Genus: Lumbricus
Species: Lumbricus Gambar E.3.4 Sayatan membujur
Gambar E.3.3 Sayatan Membujur
terrestris Lumbricus terrestris
Lumbricus terrestris
(Hidayati, 2011)
(Ayu, 2014)

F. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum, species yang diamati terdiri dari 10 jenis, diantaranya:
1. Lumbricus terrestris
a. Pengamatan morfologi
Lumbricus memiliki tubuh yang bulat memanjang, simetri tubuhnya
bilateral, kepalanya tidak begitu jelas, mulut terletak pada bagian anterior dan
anus terletak pada bagian posterior, warna pada bagian dorsal lebih gelap
dibandingkan dengan bagian ventral, segmen tubuhnya lebih dari 100 buah yang
masing-masing dengan 4 pasang rambut. Pada bagian ujung depan (anterior) ada
suatu bagian/tojolan daging yang disebut prostomium, prostomium ini biasanya
keluar masuk mulut Lumbricus ini, sementara yang membatasi bagian ventral
mulut disebut peristomium dan merupakan segmen pertama. Klitelum terletak
pada segmen ke 32-37 dan terlihat jelas pada bagian dorsal dan ventralnya. Pada
setiap segmen terdapat empat pasang setae kecuali segmen pertama dan terakhir.
Dan terdapat genital pore di dekat klitelum dan anus pada bagian posterior
(Kastawi, 2005).
b. Pengamatan anatomi
Menurut Kastawi (2005) Dinding tubuh Lumbricus terrestris ini terdiri dari
kutikula, epidermis, otot melingkar, dan otot memanjang, rongga tubuh (selom)
sudah berkembang dari pada filum nematelminthes, pada Lumbricus ini rongga
tubuhnya sudah schizocoelom. Bagian selom memisahkan dinding tubuh dengan
intestin, antara segmen yang satu dengan segmen yang lain dipisahkan oleh sekat
pemisah vertikal, selaput yang membatasi dinding tubuh sebelah dalam disebut
peritonium. Di sebelah dorsal saluran pencernaan terdapat aorta dorsalis,
sedangkan pada bagian ventral terdapat aorta ventralis. Untuk saluran
pencernaan yaitu intestine merupakan lanjutan ke ujung dari ventrikulus.
Dinding intestine bagian dorsal melekuk kedalam lumen intestine dan bagian
ujung lekukan ini membesar sehingga terjadilah bangunan sebagai kantong.
Sistem saraf pada cacing tanah terletak disebelah dorsal faring didalam segmen
yang ketiga dan terdiri atas ganglion cerebrale, yang terdiri atas dua kelompok
sel saraf dengam comissura. Berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya,
ganglion celebrale terletak disebelah dorsal faring, didalam segmen ketiga. Dari
kelompok sel-sel tersebut terdapat: (a) saraf-saraf yang menginnervasi daerah
mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel-sel tersebut, (b)
cabang saraf yang menuju ke ventral dan melingkari faring, saraf ini disebut
comissura circum phangeale yang berhubungan dengan berkas saraf ventralis.
2. Hirudo medicinalis
a. Pengamatan morfologi
Hirudo medicinalis banyak didapatkan di rawa-rawa. Tubuhnya berbuku-
buku, pipih, namun jika terisi darah ukurannya membesar menjadi bulat gilik.
Warna hitam kecoklatan. Memiliki dua alat hisap satu di bagian anterior dan satu
di bagian posterior. Perbedaanya yaitu jika alat hisap pada anterior untuk
menghisap sementara pada bagian posterior untuk menempel. Mulut terletak di
anterior dikelilingi sucker anterior dan anus terletak dibagian posterior yang
dikelilingi oleh sucker posterior (Syamsuri, 2004).
3. Nereis virens
a. Pengamatan morfologi
Hidup di perairan estuari maupun laut lepas. Secara morfologi pada bagian
kepala memiliki tentakel serta somite yang merupakan ruas tubuh yang sama
besar dan sepasang parapodia disepanjang bagian lateral tubuhnya. Tampak pula
terlihat setae yang melekat pada parapodianya. Tidak terlihat klitelum di
sepanjang tubuhnya (Intan, 2012).
4. Sipunculus sp.
a. Pengamatan morfologi
Hewan ini termasuk kedalam filum Annelida karena tubuhnya yang beruas-
ruas (somite) walaupun memiliki pola seperti jaring. Memiliki mulut pada
bagian 1/3 anteriornya. Namun belum diketahui jika hewan ini memiliki sucker
seperti pada kelas hirudinea (Intan, 2012).
5. Megascolides sp.
a. Pengamatan morfologi
Termasuk kedalam kelas oligochaeta karena memiliki setae disepanjang
tubuhnya serta klitelum yang terlihat jelas. Ukurannya sangat besar dan panjang.
Hewan ini tidak memiliki alah hisap (sucker) (Yholandre, 2012).
6. Haemadipsa sp.
a. Pengamatan morfologi
Tidak mempunyai parapodia dan setae, mempunyai alat penghisap (sucker)
di bagian anterior maupun posterior. Tubuhnya pipih. Metamerisme sudah
sangat tereduksi: segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior
(lebih besar) termodifikasi manjadi alat penghisap yang digunakan untuk
menempel dan bergerak. Jumlah segmen tetap, yaitu 34, walau lapisan cincin
sekunder di luarnya (annuli) menyamarkan segmentasi primer tersebut. Klitelum
dibentuk segmen-segmen 9, 10 atau 11 (Yholandre, 2012).
7. Arenicola cristata
a. Pengamatan morfologi
Hewan ini termasuk kedalam kelas polichaeta karena memiliki parapodia
walaupun tak memiliki setae pada setiap pasangan parapodia pada bagian lateral
tubuhnya. Memiliki warna kecoklatan dan tidak memiliki klitelum (Glori, 2013).
8. Megascolex sp.
a. Pengamatan morfologi
Megascolex memiliki bentuk belateral simetris, selnya terdiri dari 3 lapisan
(triploblastik), tubuhnya bulat memanjang dan bersegmen, kepalanya tidak
begitu jelas, mulut dibagian ujung anterior sementara anus dibagian ujung yang
berlawanan (posterior), di kepala terdapat prostomium (bagian pada mulut) yang
dapat keluar masuk bagian mulut. Setiap ruas kecuali ruas yang terakhir
memiliki empat pasang setae. Faringnya tidak dapat dikeluarkan, jumlah ruas
biasanya tidak lebih dari 200 (Susilowarno, 2007).
9. Nereis sp.
a. Pengamatan morfologi
Nereis sp. pada bagian kepala memiliki tentakel serta somite yang
merupakan ruas tubuh yang sama besar dan sepasang parapodia disepanjang
bagian lateral tubuhnya. Tampak pula terlihat setae yang melekat pada
parapodianya (Intan, 2012).
10. Pheretrima sp.
a. Pengamatan anatomi
Memiliki sistem pencernaan yang lengkap mulai dari rongga mulut terletak
pada ruas satu sampai dengan tiga, faring terletak pada ruas ke empat sampai
dengan enam, esophagus pada ruas ke enam sampai dengan 14, crop
(proventriculus) terdapat pada ruas 15 sampai dengan 16, gizzard (ventriculus)
berdinding tebal terletak pada ruas 17 sampai dengan 18, intestin terletak pada
ruas-ruas 19 dan berakhir pada anus yang terdapat di segmen terakhir.
Makanannya adalah sisa dedaunan yang dikeluarkan oleh getah pencernaan
secara ekstrasel. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi
molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan
makanan dikeluarkan melalui anus (Yholandre, 2012).
Sistem reproduksi yang dimiliki seperti testes: ductus spermaticus atau
vasadeferentia masing-masing ada dua pasang sedang vesikula seminalisnya ada
tiga pasang (Kastawi, 2005).
F. JawabanPertanyaan
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap species yang anda
temukan? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
Jawaban:
Persamaan yang dimiliki oleh setiap species yaitu sama-sama memiliki setae, ruas
tubuh dan tubuhnya simetris bilateral.
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap species tersebut
sehingga dimasukkan pada classis yang berbeda? Tuliskan perbedaan-
perbedaannya!
Jawaban:
Perbedaannya terletak pada ada tidaknya parapodia, tentakel, sucker, klitelum dan
banyaknya setae.
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut:
Classis Ciri Khas
Memiliki parapodia yang bersetae,
Polychaeta memiliki tentakel di bagian kepala, tidak
memiliki klitelum.
Memiliki klitelum yang jelas, memiliki
Oligochaeta
setae yang sedikit.
Memiliki sucker di bagian anterior dan
Hirudinea posterior, tubuhnya berpigmen dan
berbentuk pipih.

4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari anggota Annelida yang anda temukan:
Jawaban:
Manfaat dari phyllum Annelida, diantaranya:
a. Hirudo medicinalis (lintah), dalam bidang kedokteran zat hirudin digunakan
untuk mencegah proses pembekuan darah untuk membantu proses operasi. Zat
hirudin yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai zat antikoagulan.
b. Eunice viridis (cacing palolo), dapat dikonsumsi sebagai sumber protein hewani
c. Pheretima sp. (cacing tanah), memenguraikan sampai dan menggemburkan
tanah sehingga menjadi subur, dapat dijadikan obat untuk penyakit thypus,
dapat dijadikan sebagai pakan ternak.
5. Dari Teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai Phyllum
Annelida, lengkapilah tabel berikut ini:
Sistem
Phyllum Pencernaan Ekskresi Pernapasan Reproduksi
Syaraf
Annelida Sistem Ekskresi Pada hewan Sistem saraf: Reproduksi pada
pencernaan pada pada Annelida, proses classis Polichaeta
Phyllum Phyllum respirasinya stimulus- yaitu fertilisasi
Annelida sudah Annelida melalui respon: eksternal di air,
lengkap. Pada berupa permukaan Stimulus – sel berumah dua,
classis Polichaeta nephridia tubuhnya. sensoris – tali memiliki bentuk
pencernaan Pada cacing saraf lateral – larva yang disebut
makanan tanah (classis ganglion ruas- trocophore. Pada
ekstrasel, Oligochaeta) nerve cord – classis
holozoik atau dapat ganglion Oligochaeta,
saprozoik, sisa bernapas subfaringeal – reproduksinya
pencernaan dengan tali saraf fertilisasi
dikeluarkan kulitnya, penghubung – eksternal dalam
melalui anus. sebab ganglion cocoon,
Untuk classis kulitnya suprafaringeal hermaprodit
Oligochaeta bersifat – respon – tali tetapi tidak dapat
sistem lembab dan saraf melakukan
pencernaannya tipis. transversal – pembuahan
terdiri tali saraf sendiri. Pada
dari:mulut- longitudinal – classis Hirudinea
faring- efektor. sistem
esophagus- crop- reproduksinya
gizzard- mirip dengan
intestine- anus. sistem reproduksi
Dan pada classis pada Oligochaeta.
Hirudinea
makanannya
berupa cairan
tubuh organisme
lain, memiliki
crop yang sangat
besar untuk
menyimpan
makanan yang
diserapnya.

G. Kesimpulan
1. Keanekaragaman hewan-hewan Annelida yang telah diamati diantaranya:
Lumbricus terrestris, Nereis virens, Hirudo medicinalis, Arenicola cristata.
2. Hewan-hewan Annelida memiliki tubuh bulat memanjang dengan segmen yang
menyerupai cincin kecil atau somite, appendages kecil berupa setae, pada classis
Polichaeta terdapat tentakel di bagian kepala dan setiap ruas terdapat parapodia
dengan banyak setae, tubuh Annelida ditutupi kutikula tipis dan lembab, dinding
tubuh disusun oleh lapisan otot circular dan longitudinal.
3. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa hewan-hewan Annelida
terbagi ke dalam tiga classis yang didasari oleh perbedaan jumlah ruas yang
menyusun ketiga classis tersebut dan berdasarkan keberadaan parapodia, tentakel,
sucker, klitelum dan banyaknya setae. Ketiga classis tersebut yaitu Polichaeta,
Oligochaeta, dan Hirudinea.
4. Classis yang pertama yaitu Polichaeta memiliki parapodia dan setae yang
jumlahnya banyak, faring atau proboscis dapat dikeluarkan untuk mengambil
makanan. Classis yang kedua yaitu Oligochaeta memiliki setae yang jumlahnya
sedikit, faring tidak dapat dikeluarkan untuk mengambil makanan. Classis yang
ketiga yaitu Hirudinea memiliki sucker yang mengelilingi mulut dan anusnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:
Campbell, Reece, Michael. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kastawi, Y. (2005). Zoologi Avertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Sumarjito. (2012). Panduan Belajar Biologi dan Kimia. Yogyakarta: Primagama.
Susilowarno, R.G. (2007). Biologi untuk SMA/MA Classis X. Jakarta: Grasindo.
Syamsuri, I. (2004). Biologi untuk SMA. Malang: Erlangga.
Syulasmi, A., Sriyati, S., Peristiwati. (2011). Petunjuk Praktikum Zoologi Invertebrata.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet:
Glori. (2013). [Online]. Tersedia di:
http://glorimerkristivita.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-annelida.html.
Diakses pada tanggal 09 April 2014.
Intan, U. (2012). Laporan Praktikum Zoologi Invertebrata. [Online]. Tersedia di:
http://intanulfa.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-zoologi-invertebrata.html.
Diakses pada tanggal 09 April 2014.
Yholandre. (2012). Annelida. [Online]. Tersedia di:
http://yholandre3ssmartboy.blogspot.com/2012/10/zoology-invertebrate-filum-
annelida.html. Diakses pada tanggal 09 April 2014.

Sumber Gambar:
Gambar E.2.2 Lumbricus terrestris:
http://de-fairest.blogspot.com/2012/08/peranan-animalia-tingkat-rendah.html. [14
Agustus 2012].
Gambar E.2.4 Nereis virens:
http://christiyoda.blogspot.com/2009/01/nereis-virens.html. [2009].
Gambar E.2.6 Nereis sp.: http://learningbiology.edublogs.org/category/diversity-in-living-
organisms/. [2014].
Gambar E.2.8 Sipunculus sp.:
http://gulfcoast.harc.edu/Biodiversity/GulfofMexicoBiodiversity/MarineWorms/tab
id/2295/Default.aspx. [2009].
Gambar E.2.10 Hirudo medicinalis:
http://de-fairest.blogspot.com/2012/08/peranan-animalia-tingkat-rendah.html. [14
Agustus 2012].
Gambar E.2.18 Arenicola cristata:
http://www.sealifebase.fisheries.ubc.ca/identification/SpeciesList.php?famcode=23
8&areacode=99&c_code=&spines=&fins. [30 November 2004].
Gambar E.2.12 Megascolides sp.:
http://www.TeAra.govt.nz/en/photograph/15495/megascolecid-worm. [21 September
2012].
Gambar E.2.14 Haemadifsa sp.:
http://www.pbase.com/image/102652379. [26 Juli 2008].
Gambar E. 2.16 Megascolex sp.:
http://www.mscwbif.org/earthworm/home.html. [2010].
Gambar E.3.2 Sayatan melintang Lumbricus terrestris:
http://hikmat.web.id/wp-content/uploads/2013/03/penampang-melintang.jpg [1989].
Gambar E.3.4 Sayatan membujur Lumbricus terrestris:
http://ezzahhidayati.blogspot.com/2011/05/bab-iv-invertebrata.html. [2011].

Anda mungkin juga menyukai