Anda di halaman 1dari 8

MODUL 2 RANGKAIAN ARUS SEARAH DAN NILAI STATISTIK RESISTANSI

Jeihan Aulia Ramdhani (18318022)


Asisten: Steven Sean Surjadi
Tanggal Percobaan: 03/09/2019
EL2101 – Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak mengalir dari energi potensial yang lebih tinggi


menuju ke energi potensial yang lebih rendah.
Pada percobaan kedua, praktikan melakukan
Dalam percobaan rangkaian arus searah, praktikan
percobaan rangkaian arus searah dengan
melakukan beberapa percobaan menggunakan
menggunakan berbagai macam teorema yang ada.
teorema yang berbeda. Adapun beberapa teorema
Pada percobaan ini, kami juga melakukan percobaan
yang digunakan adalah
menggunakan rangkaian arus bolak-balik pada
rangkaian RC dan RL. Adapun pelaksanaan
2.1 TEOREMA THEVENIN
percobaan ini selalu dimulai dengan merancang
rangkaian sesuai dengan petunjuk pada modul dan Dalam keseharian, elemen tertentu dalam suatu
mengukur arus, tegangan, hambatan, dan beda fasa rangkaian akan selalu tetap dengan beban yang
menggunakan instrumentasi laboratorium yang telah berbeda-beda. Saat nilai beban diubah, kita perlu
dipelajari di praktikum yang pertama. Beberapa data menganalisis rangkaian kembali untuk
pengukuran yang kami peroleh akan dibandingkan menentukan suatu besaran yang dicari. Teorema
dengan data perhitungan yang ada. Thevenin dapat menyederhanakan perhitungan ini
dengan cara mengganti elemen yang tetap dengan
Kata kunci: rangkaian arus searah, rangkaian arus
rangkaian yang ekuivalen.
bolak balik, pengukuran.
Teorema Thevenin menyatakan bahwa rangkaian
1. PENDAHULUAN dengan dua terminal linier dapat diganti dengan
Secara umum, percobaan pada modul kedua
rangkaian ekivalen yang terdiri dari sumber tegangan
melatih praktikan untuk memiliki kemampuan
VTh yang disusun seri dengan resistor RTh, di mana
merancang rangkaian pembagi tegangan dan
VTh adalah tegangan rangkaian terbuka di terminal
dan RTh adalah input atau hambatan yang setara di
memahami rangkaian resistor seri dan parallel.
terminal ketika sumber independen dimatikan [1].
Saat praktikan memahami prinsip dasar merangkai
Berdasarkan teorema thevenin, rangkaian pada
suatu rangkaian dan menggunakan instrumentasi
gambar 2.1(a) dapat diganti dengan rangkaian pada
laboratorium, maka praktikan tidak akan menemui
gambar 2.1 (b).
kendala yang besar dalam pelaksanaan percobaan
ini. Penggunaan berbagai macam teorema pada
pengukuran percobaan akan dijelaskan lebih lanjut
pada studi pustaka.

2. STUDI PUSTAKA
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai berbagai
macam percobaan dengan teorema yang berbeda
pada percobaan rangkaian arus searah, kita perlu
memahami apa arti dari rangkaian searah itu
sendiri. Rangkaian arus searah (dc) adalah
rangakaian dengan arus yang tetap konstan
terhadap waktu [1] . Dengan aliran elektron yang Gambar 2.1 Rangkaian Teorema Thevenin

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1


2.2 TEOREMA NORTON
Teorema Norton menyatakan bahwa rangkaian
dua terminal linier dapat diganti dengan rangkaian
ekivalen yang terdiri dari sumber arus IN yang
disusun sejajar dengan resistor RN, di mana IN
adalah arus hubung singkat yang melalui terminal
dan RN adalah input atau resistansi yang setara di
terminal ketika sumber independen dimatikan [1]. Gambar 2.3 Rangkaian Teorema Resiprositas
Teorema norton memiliki fungsi yang sama Gambar diatas merupakan gambar pada saat
dengan teorema thevenin yaitu mempermudah teorema respirositas diterapkan.
perhitungan.
Berdasarkan teorema norton, rangkaian pada
gambar 2.2 (a) dapat diganti menjadi rangkaian 2.5 TRANSFER DAYA MAKSIMUM
pada gambar 2.2 (b).
Pada beberapa kondisi, rangkaian didesain untuk
menyuplai daya pada suatu beban. Untuk
menghitung transfer daya maksimum, kita dapat
menggunakan teorema thevenin sebagai
penyerdehanaannya. Seperti pada gambar
dibawah ini.

Gambar 2.2 Rangkaian Teorema Norton

2.3 TEOREMA SUPERPOSISI


Jika suatu rangkaian mempunyai dua atau lebih
sumber independen, salah satu cara untuk Gambar 2.4 Rangkaian Transfer Daya Maksimum
menentukan besaran yang ditentukan adalah
menggunakan nodal atau analisis mesh. Cara lain Dalam suatu rangkaian, nilai VTh dan Rth tetap,
untuk menentukan besaran tertentu adalah tetapi besar nilai RL dapat berubah. Setelah
mengguunakan teorema superposisi. melakukan, beberapa penurunan rumus,didapat
bahwa transfer daya maksimum terjadi ketika nilai
Prinsip superposisi menyatakan bahwa tegangan suatu hambatan sama dengan nilai hambatan
atau arus yang melewati elemen dalam sebuah thevenin yang ada ( RL = Rth ) [1]. Sehingga
rangkaian linear merupakan penjumlahan dari didapatkan rumus,
tegangan atau arus yang melalui elemen tersebut
terhadap tiap-tiap sumber independen saat ia
berdiri sendiri [1]. Teorema superposisi membantu
kita untuk menganalisis rangkaian linear yang
memilki lebih dari satu sumber independen
dengan menjumlahkan kontribusi tiap sumber
independen secara terpisah.

2.4 TEOREMA RESIPROSITAS.


Secara singkat, teorema resiprositas menyatakan Gambar 2.5 Rumus Transfer Daya Maksimum
bahwa ketika tegangan dan sumber arus dalam
suatu cabang ditukarkan satu sama lain, besar arus
atau tegangan yang mengalir dalam suatu
rangkaian akan tetap sama [2]. Tetapi penggunaan
teorema ini perlu memerhatikan polaritas, polaritas
dari suatu sumber tegangan harus sama seperti
arah dari sumber arus.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


2.6 RANGKAIAN RESISTOR SERI DAN 2.8 RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK RL
PARALEL
Rangkaian R-L seri, sifat rangkaian seri dari sebuah
Sebuah rangkaian dikatakan rangkaian seri jika resistor dan sebuah induktor yang dihubungkan
elemen satu dengan elemen lainnya hanya bertemu dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda
satu sama lain pada satu simpul yang sama. adalah terjadinya pembagian tegangan secara
Gambar dibawah ini merupakan rangkaian seri. vektoris. Arus (i) yang mengalir pada hubungan
seri adalah sama besar. Arus (i) tertinggal 90 derajat
terhadap tegangan induktor (VL). Tidak terjadi
perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor
(VR) dan arus (i) [4].

Gambar 2.6 Rangkaian Resistor Seri

Gambar 2.9 Rangkaian Arus Bolak-Balik RL

Sedangkan rangkaian pralel adalah rangkaian


dimana elemennya bertemu satu sama lain dalam 3. METODOLOGI
dua simpul yang berbeda. Gambar dibawah ini
Dalam percobaan rangkaian arus listrik searah dan
merupakan rangkaian paralel.
nilai statistik resistansi dibutuhkan beberapa alat
dan komponen agar percobaan berjalan dengan
lancar. Alat dan komponen yang dimaksud yaitu:
1. Kit Teorema Thevenin dan Norton (1 buah)
2. Kit Multimeter (1 buah)
3. Kit Osiloskop dan Generator Sinyal (1 buah)
4. Resistor Dekade (1 set)
5. Power Supply DC (2 buah)
6. Multimeter (2 buah)
Gambar 2.7 Rangkaian Resistor Paralel 7. Kabel 4mm – 4mm (min 10
buah)
2.7 RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK RC 8. Kit Rangkaian RC & RL (1 buah)
Rangkaian R-C seri, sifat rangkaian seri dari sebuah 9. Resistor: 1 kΩ, 10 kΩ, 100 kΩ, 1MΩ (masing-
resistor dan sebuah kapasitor yang dihubungkan masing 1 buah)
dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda 10. Kapasitor: 0.1µF, 0.01µF, 0.001µF (masing-
adalah terjadinya pembagian tegangan secara masing 1 buah)
vektoris. Arus (i) yang mengalir pada hubungan 11. Induktor: 2.5 mH (1 buah)
seri adalah sama besar. Arus (i) mendahului 900
Tiap – tiap percobaan memiliki cara kerja yang
terhadap tegangan pada kapasitor (Vc). Tidak
berbeda. Oleh karena itu, praktikan akan
terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada
menjelaskan langkah mengerjakkan percobaan.
resistor (VR) dan arus (i) [3].
3.1 PERCOBAAN TEOREMA THEVENIN
Pada percobaan ini, praktikan mencari arus pada
beban yang divariasikan dengan menggunakan
dua cara. Cara pertama dengan mengukur arus
secara tidak langsung melalui teorema thevenin
sedangkan cara kedua mengukur arus secara
langsung dengan memasang multimeter secara seri
Gambar 2.8 Rangkaian Arus Bolak-Balik RC terhadap beban. Berikut ini adalah langkah-
langkah dalam melakukan percobaan.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


Memasang sumber tegangan pada Menyusun rangkaian sesuai gambar
titik A-B pada modul dengan dua sumber
tegangan
Memasang multimeter pada titik C - D
dan merangkainya secara seri
terhadap beban dan mengukur arus
yang melaluinya. Mengukur arus yang melalui
hambatan R4
Melepas beban dan multimeter lalu
mencatat tegangan open circuit pada
titik C - D sebagai Vt.
Mengganti nilai sumber tegangan dan
kembali mengukur arus yang melalui
Mengukur besar hambatan saat open hambatan R4.
circuit pada titik C - D sebagai Rt.

Melakukan perhitungan I dan R


Gambar 3.3 Diagram Percobaan Superposisi
menggunakan rumus dan
membandingkannya dengan hasil 3.4 PERCOBAAN TEOREMA RESIPROSITAS
pengukuran.
Percobaan ini akan membuktikan bahwa nilai arus
Gambar 3.1 Diagram Percobaan Thevenin atau tegangan yang melalui suatu elemen akan
bernilai sama bahkan ketika sumber tegangan atau
3.2 PERCOBAAN TEOREMA NORTON arus berganti satu sama lain. Untuk membuktikan
teorema ini, praktikan melakukan langkah –
Pada percobaan teorema norton, praktikan mencari langkah kerja berikut ini
IN dan menghitung RTh menggunakan teorema
thevenin. Merangkai rangkaian sesuai dengan
modul dan menempatkan sumber
Memasang Multimeter pada titik tegangan pada titik A-B
C-D dan mengukur arus hubung
singkatnya.
Mengukur arus yang melewati titik C -
D
Menghitung Rth sesuai langkah
pada teorema thevenin. Mengubah sumber tegangan ke titik
C - D dan mengukur arus yang
melewati titik A-B
Mengubungkan titik c secara seri
pada titik E dan multimeter dan
titik D seri pada beban dan titik F Gambar 3.4 Diagram Percobaan Resiprositas

3.5 PERCOBAAN TRANSFER DAYA


MAKSIMUM
Memvariasikan beban dan
mengukur arus yang melewatinya Pada percobaan ini, praktikan akan mencari nilai
hambatan yang menyebabkan transfer daya pada
rangkaian menjadi maksimum. Langkah – langkah
Gambar 3.2 Diagram Percobaan Norton untuk mendapatkannya adalah sebagai berikut

3.3 PERCOBAAN TEOREMA SUPERPOSISI Merangkai rangkaian sesuai dengan


modul dengan beban RA tetap dan
Percobaan teorema superposisi akan membuktikan nilai RB divariasikan.
bahwa nilai arus atau tegangan yang mengalir
pada rangkaian merupakan penjumlahan dari
tegangan atau arus yang melalui elemen tersebut Mencatat nilai arus dan tegangan yang
melewati RB
terhadap tiap-tiap sumber independen saat ia
berdiri sendiri. Berikut ini adalah langkah-langkah
percobaannya. Mencari nilai hambatan yang
mengakibatkan transfer daya maksimum

Gambar 3.5 Diagram Percobaan Transfer Daya


Maksimum

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


3.6 PERCOBAAN RANGKAIAN SERI DAN 4. HASIL DAN ANALISIS
PARALEL
Berikut ini adalah hasil percobaan beserta data
Dalam percobaan ini, praktikan akan perhitungan serta analisis yang dilakukan
membuktikan bahwa nilai perhitungan resistor seri
dan paralel untuk menghasilkan suatu nilai 4.1 PERCOBAAN TEOREMA RANGKAIAN
hambatan total tertentu akan sama dengan nilai THEVENIN I
hasil pengukuran rangkaiannya. Berikut ini adalah
No R1 Rth IL ITL VTH
langkah – langkah percobaannya.
(kΩ) (kΩ) (mA) (mA) (V)
Mencari bentuk rangkaian yang akan
menghasilkan nilai hambatan total tertentu 1 1.004 1.34 2.87 2.896 6.81

2 2.003 1.36 2 2.033 6.81


Menghitung hambatan total berdasarkan
rumus
3 3.26 1.37 1.46 1.47 6.81

Mengukur besar hambatan total dengan Tabel 4.1 Percobaan Rangkaian Thevenin I
merangkainya dan mengukurnya dengan
multimeter Keterangan: IL: pengukuran dengan multimeter
ITL:perhitungan tidak langsung
Gambar 3.6 Diagram Rangkaian Seri dan Paralel dengan menggunakan R, Rth ,Vth
Pada percobaan ini, praktikan membandingkan
3.7 PERCOBAAN RANGKAIAN RC nilai arus yang didapat dengan cara langsung dan
Pada percobaan ini praktikan akan mengukur beda tidak langsung. Nilai arus yang didapat
fasa dan perbandingan nilai VR dan V c antara menggunakan cara langsung adalah dengan
perhitungan dengan pengukuran dan beda fasanya. mengukur arus yang melewati R1 menggunakan
multimeter yang telah dirangkai seri dengan
Membuat rangkaian arus bolak balik hambatan. Sedangkan nilai arus yang didapatkan
melalui cara tidak langsung adalah menggunakan
perhitungan dari nilai RTh, VTh, dan R1. Berdasarkan
teori, nilai ITL dan IL harus memiliki nilai yang sama.
Mengukur VR dan V c menggunakan
multimeter Dapat dilihat bahwa perbedaan besar nilai ITL dan
IL yang didapat pada percobaan berkisar pada
rentang 0.01 – 0.03 mA. Pada percobaan, besar RTh
Mencari beda fasa antara Vi dan VR
juga Vc dan VR menggunakan yang didapat pada tiap percobaan selalu berbeda,
osiloskop. seharusnya nilai RTh pada tiap percobaan selalu
sama. Praktikan tidak menemukan alasan mengapa
RTh yang didapat berbeda- beda karena multimeter
Gambar 3.7 Diagram Rangkaian RC
yang digunakan dalam keadaan baik. Adapun
karena nilai ITL dan IL yang didapat tidak berbeda
3.8 PERCOBAAN RANGKAIAN RL
jauh maka dapat disimpulkan bahwa teorema
Pada percobaan ini praktikan akan mengukur beda thevenin terbukti pada percobaan ini yang berarti
fasa dan perbandingan nilai VR dan VL antara bahwa benar adanya rangkaian dengan dua terminal
perhitungan dengan pengukuran beda fasanya. linier dapat diganti dengan rangkaian ekivalen yang
terdiri dari sumber tegangan VTh yang disusun seri
Membuat rangkaian arus bolak balik dengan resistor RTh, di mana VTh adalah tegangan
rangkaian terbuka di terminal dan RTh adalah input
atau hambatan yang setara di terminal ketika sumber
Mengukur VR dan V L menggunakan independen dimatikan. Rentang perbedaan 0.01 –
multimeter 0.03 mA dapat disebabkan karena multimeter yang
dipakai memiliki rentang ketidaktelitian dari 1.5%
- 2.2%.
Mencari beda fasa antara Vi dan VR
dan VL menggunakan osiloskop.

Gambar 3.8 Diagram Rangkaian RL


Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
4.2 PERCOBAAN RANGKAIAN THEVENIN Keterangan:
II
IR : pengukuran arus menggunakan resistor normal
No VTh RTh R1 IL
IRD : pengukuran arus menggunakan resistor dekade
(V) (kΩ) (kΩ) (mA)
Pada percobaan ini, nilai IRD dan IR seharusnya
sama karena menggunakan rangkaian yang sama.
1 1.81 1.37 1 1.42
Variabel yang diubah pada percobaan ini hanyalah
penggunaan resistor tetap diubah menjadi resistor
2 1.81 1.37 2 4.8
dekade. Hal ini seharusnya mengasilkan nilai
pengukuran yang tidak berbeda jauh. Pada tabel
3 1.81 1.37 3.3 4.8
no.1 rentang perbedaan yang didapat sekitar 0.1
mA dan perbedan tersebut rasional. Tetapi pada
4 1.81 1.37 0 0.25
tabel no. 2 dan no.3 perbedaan besar nilai arus yang
didapat cukup jauh. Praktikan memiliki hipotesis
Tabel 4.2 Percobaan Rangkaian Thevenin II
bahwa saat pengukuran kedua dimulai, kondisi
Pada percobaan ini, praktikan merangkai rangkaian atau sumber tidak terpasang dengan
rangkaian sesuai pada gambar dibawah ini baik karena data pada tabel no.2 dan no.3 memiliki
masalah yang sama yaitu rentang nilai arus yang
berbeda jauh.

4.4 PERCOBAAN TEOREMA SUPERPOSISI

Gambar 4.1 Rangkaian Teorema Thevenin No V1 V2 I4 VR1

Praktikan mempunyai hipotesis awal bahwa nilai (V) (V) (mA) (V)
IL yang didapat pada percobaan ini akan bernilai
sama dengan nilai ITL. Tetapi pada percobaan ini, 1 12 0 0.17 12.25
nilai yang didapat berbeda sangat jauh dengan ITL
dengan besar nilai yang tak tentu. Terkadang lebih 2 0 6 1.65 5.87
kecil dari ITL dan terkadang lebih besar dari ITL.
Praktikan mempunyai hipotesis bahwa besar nilai 3 12 6 1.57 6.8
IL yang akurat tidak dapat diperoleh dengan
merangkainya secara langsung dengan VTh dan Rth Tabel 4.4 Percobaan Teorema Superposisi
karena nilai ITL yang didapat pada percobaan Teorema superposisi menyatakan bahwa tegangan
pertama didapat setelah rangkaian tersebut atau arus yang melewati elemen dalam sebuah
disambungkan dengan rangkaian N yang berisi rangkaian linear merupakan penjumlahan dari
hambatan-hambatan tertentu yang menyebabkan tegangan atau arus yang melalui elemen tersebut
rangkaian tersebut ekuivalen dengan rangkaian terhadap tiap-tiap sumber independen saat ia
linear. Secara garis besar, pada percobaan ini data berdiri sendiri. Pada data percobaan ini dapat
yang diperoleh berlawanan dengan teorema dilihat bahwa nilai I4 ketika semua sumber menyala
thevenin yang ada. adalah 1.57 mA. Menurut teorema superposisi hasil
nilai I4 dapat dihasilkan dari penjumlahan saat
4.3 PERCOBAAN TEOREMA NORTON hanya sumber 12v yang menyala dan saat hanya
No R IN IR IRD sumber 6v yang menyala. Penjumlahan nilai saat
hanya sumber 12v yang menyala dan hanya
(kΩ) (mA) (mA) (mA) sumber 6v yang menyala adalah sebesar 1.72 mA
sedangkan menurut data hasil tabel no.3
1 1 5.02 2.7 2.865 seharusnya hasil yang didapat adalah 1.57mA.
Tetapi perbedan nilai yang ada hanya memiliki
2 2 5.02 1.86 1.29 perbedaan sebesar 0.15 mA yang dapat ditoleransi
karena alat ukur mempunyai ketidaktelitian.
3 1.37 5.02 2.76 0.875 Sehingga dapat disimpulkan bahwa teorema
superposisi benar adaya dan dapat dibuktikan
Tabel 4.3 Percobaan Rangkaian Norton melalui percobaan ini.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6


4.5 PERCOBAAN TEOREMA RESIPROSITAS

Letak Tegangan Arus yang Terukur


(mA)

A-B 2.38 mA
Gambar 4.2 Rangkaian Transfer Daya Maksimum
C-D 2.39 mA
Dapat dilihat dari data tabel bahwa daya maksimum
terjadi pada data tabel no.5. Berdasarkan teorema
Tabel 4.5 Percobaan Teorema Resiprositas
transfer daya maksimum, nilai daya maksimum akan
Teorema resiprositas menyatakan bahwa ketika terjadi ketika besar nilai RA=RB. Nilai RA yang
tegangan atau sumber arus dalam suatu cabang digunakan pada percobaan ini adalah sebesar 3.3kΩ.
ditukarkan satu sama lain, besar arus atau Berdasarkan perhitungan dari data hasil percobaan
tegangan yang mengalir dalam suatu rangkaian besar nilai daya maksimumadalah sebesar 7.95 mWatt
akan tetap sama. Dapat dilihat dari data percobaan yang terjadi saat RB sebesar 3200 Ω yang merupakan
bahwa ketika letak sumber dipindahkan, nilai arus nilai terdekat pada 3.3kΩ.. Oleh karena itu, teori
yang terukur hanya mengalami perbedaan nilai transfer daya maksimum terbukti pada percobaan ini.
sebesar 0.01 mA yang diperkirakan terjadi karena
adanya ketidaktelitian mulimeter sebesar 1.5%- 4.7 PERCOBAAN RANGKAIAN RESISTOR
2.2%. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa SERI DAN PARALEL
teorema resiprositas terbukti melalui percobaan ini.
No RT RU
4.6 PERCOBAAN TRANSFER DAYA (Ω) (Ω)
MAKSIMUM
1 1.5 k 1.49
No RB VB IB P
(Ω) (V) (mA) (mWatt) 2 120 119.8

1 200 0.58 2.9 1.7 3 1.5 k 1.475

2 400 1.1 2.78 3.06 Rangkaian 870 861.4


Efektif
3 800 1.9 2.51 4.82
Tabel 4.7 Percobaan Rangkaian Seri dan Paralel
4 1600 3.3 2.1 6.93
Pada percobaan ini, praktikan mengukur nilai
5 3200 5.03 1.582 7.95 resistansi resistor menggunakan multimeter dan
merangkainya menjadi bentuk rangkaian tertentu
6 6400 6.75 1.057 7.13 untuk menghasilkan nilai besaran yang diminta.
Nilai besaran yang diminta adalah sebesar 870Ω.
7 12800 8.1 0.639 5.1 Pada percobaan ini, praktikan merangkai dua
resistor bernilai 1.5kΩ secara paralel dan
8 512000 10.12 0.022 0.22 merangkainya secara seri dengan resistor bernilai
120Ω. Dapat dilihat dari tabel data bahwa ada
Tabel 4.6 Percobaan Transfer Daya perbedaan nilai antara nilai seharusnya dengan
Maksimum nilai hasil pengukuran dengan rentang nilai sebsar
0.01- 8.6 Ω. Selama pelaksanaan praktikum,
Pada percobaan ini, praktikan merangkai rangkaian praktikan dapat memastikan bahwa multimeter
sesuai gambar dibawah ini yang dipakai dapat berfungsi dengan baik
sehingga perbedaan nilai pengukuran resistor
1.5kΩ dan 120Ω terjadi karena setiap instrumentasi
laboatorium mempunyai ketidaktelitian,
multimeter yang kami pakai memiliki
ketidakteltian 1.5% - 2.2%. Berdasarkan hipotesis
yang praktikan miliki, perbedaan nilai resistansi

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7


total yang terukur dengan nilai yang seharusnya Tabel 4.9 Percobaan Rangkaian RL
didapat terjadi karena penyusunan rangkaian
Praktikan tidak sempat melakukan percobaan
dengan menggunakan kabel yang tidak terangkai
karena waktu yang habis dan praktikan tidak dapat
dengan benar.
menampilkan hasil pengukuran dan nilai beda fasa
menggunakan ltspice karena praktikan tidak dapat
4.8 RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK RC
menampilkan hasil yang akurat sehingga data hasil
Hitungan Pengukuran Beda Fasa pengukuran dan grafik tidak dapat dilampirkan.

VC VR VC VR VC VR 5. KESIMPULAN
(V) (V) (V) (V)
dan dan Vi
Secara garis besar pecobaan kedua ini merupakan
VR (°) percobaan menggunakan rangkaian arus searah
(°) dan rangkaian arus bolak-balik dan mempelajari
nilai statistic resistansi. Setelah melakukan
0.07 1.41 0.934 1.068 154.28 120 percobaan dan membandingkan hasil data
percobaan dan perhitungan, praktikan dapat
Tabel 4.8 Percobaan Rangkaian RC membuktikan bahwa teorema thevenin, Norton,
superposisi, resiprositas, transfer daya maksimum,
Pada percobaan ini, praktikan menghitung nilai V C
resistor seri dan parallel merupakan benar adanya
juga VR dan membandingkannya dengan hasil karena memiliki nilai hasil perhitungan dan data
pengukuran nilai VC juga VR saat percobaan. hasil percobaan yang sama dengan rentang nilai
Besar nilai VC juga VR dalam perhitungan dengan yang tidak berbeda jauh. Tetapi praktikan tidak
percobaan berbeda, sementara ini praktikan tidak dapat membuktikan adanya perbedaan fasa pada
dapat memikirkan hipotesis sementara mengapa rangkaian RL dan RC. Menurut praktikan, tujuan
hal ini terjadi. Seharusnya nilai VC juga VR memiliki utama dari modul ini sudah tercapai yaitu secara
beda fasa sebesar 90° sedangkan berdasarkan data garis besarnya adalah dapat merancang percobaan
hasil percobaan, besarnya lebih dari itu. Praktikan arus searah dan arus bolak-balik serta memahami
juga tidak dapat menemui hipotesis sementara teorema serta teori-teori yang berkaitan. Adapun
yang tepat mengapa perbedaan hasilnya dapat segala kekeliruan yang ada dalam percobaan ini
sejauh ini. Sementara ini, praktikan berasumsi disebabkan karena praktikan yang kurang teliti
perbedaan hasil dalam percobaan perbedaan fasa saat melakukan pengambilan data ataupun
terjadi karena pada saat percobaan berlangsung, melupakan dasar teori yang ada sehingga ketika
praktikan tidak memahami kabel mana saja yang data percobaan salah, praktikan tidak dapat
seharusnya disambungkan ke osiloskop juga menyadarinya dengan cepat sehingga tidak dapat
tombol apa saja yang seharusnya ditekan untuk melakukan pengecekkan data ulang dengan
menampilkan beda fasa yang akurat. Karena pada melakukan percobaan kembali saat praktikum.
saat praktikum, pencarian beda fasa dibantu
dengan asisten tetapi setelah itu praktikan sempat DAFTAR PUSTAKA
mengatur tombolnya kembali, mungkin saja pada
[1] Charles K. Alexander dan Matthew Sadiku,
saat itu praktikan menekan tombol yang salah.
Fundamental Electric Circuits, McGraw-Hill ,
Praktikan lupa memfoto grafik saat percobaan dan
New York, 2013.
saat mencobanya di ltspice , praktikan tidak dapat
menunjukan nilai beda fasa yang akurat sehingga [2] https://circuitglobe.com/what-is-reciprocity-
grafik tidak dilampirkan. theorem.html, 3 September 2019, 20:43
[3] http://elektronika-dasar.web.id/analisa-
4.9 RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK RL
rangkaian-r-c-seri/, 4 September 2019, 6:28
[4] http://elektronika-dasar.web.id/analisa-
rangkaian-r-l-seri/, 4 September 2019, 6:30.
Hitungan Pengukuran Beda Fasa

VL VR VL VR VL VL
(V) (V) (V) (V)
dan dan Vi
VR (°)
(°)

1.8 1.4 - - - -

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8

Anda mungkin juga menyukai