Anda di halaman 1dari 13

Sistem Pencernaan Non-Ruminansia

1. Sistem pencernaan Unggas


Ternak mempunyai empat aktivitas makan yaitu: prehensi (mengambil makana),
mastikasi (mengunyah), salvias (mensekresikan air ludah) dan deglutisi ( menelan).
Pada unggas memiliki proses pencernaan yang berbeda dengan hewan lain, meskipun
mempunyai kesamaan pada prosesnya. Sebagaimana hewan lain proses pencernaan
pada unggas memiliki tiga prinsip yaitu:
a) Secara mekanik
Pencernaan secara mekanik pada unggas berlangsung pada empedal. Pakan
didalam empedal dengan adanya kontraksi otot empedal dengan bantuan grit akan
diubah menjadi pasta.
b) Secara khemis/enzimatis
Pencernaan secara enzimatis terutama dibantu dengan adanya senyawa kimia
dan kerja dari enzim yang dihasilkan oleh alat-alat pencernaan.
c) Secaara mikrobiolgik
Pencernaan secara mikrobiologik terjadi dengan adanya mikrobia yang ikut
berperan. Pada ayam pencernaan secara mikrobiologi tidak berperan besar seperti
ternak yang lain, hanya sedikit ditemukan mikrobia pada tembolok dan usus
besarnya. Pada tembolok ditemukan beberapa bakteri aktif yang menghasilkan asam
organic seperti asam asetat dan asam laktat dan juga pada sekum terjadi sedikit
pencernaan hemiselulosa oleh bakteri(Kamal, 1994).

Gambar 1.1 Saluran Pencernaan


Saluran Pencernaan Unggas
1. Mulut/paruh
Unggas tidak memiliki bibir, pipi, dan gigi sejati, bagian mulut atas dan bawah
tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah dihubungkan ke tengkorak dan
berfungsi seperti engsel(North,1978).
Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah kedepan.
Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke
esophagus sewaktu lidah digerakan ke belakang(Akoso 1993). Lidah berfungsi
membantu menelan makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang
berfungsi sebagai elumas makanan untuk mempermudah masuk ke
esophagus(Neisheim et al., 1972).
Didalam mulut tidak diproduksi amilase(Neisheim et al., 1972). Air diambil
dengan cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak), dan masuk
ke dalam kerongkongan setelah menengadah kepala memanfaatkan gaya
gravitasi(North,1978).
2. Oesophagus (tenggorok)

Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang


merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan
pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian bawah. Dinding dilapisi selaput
lendir yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali
ayam menelan secara otomatis oesophagus menutup dengan adanya otot. Fungsi
oesophagus adalah menyalurkan makanan ke tembolok.

3. Crop (tembolok)

Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan


erbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa
yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop
berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke
proventriculus.
Terjadi sedikit atau sama sekali terjadi pencernaan didalamnya kecuali jika ada
sekresi kelenjar saliva dalam mulut. Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian
tinggal di dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan
pengasaman. Hal ini disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan
getah yang berfungsi melunakkan makanan. Di dalam tembolok terjadi aktivitas
enzim amilase dan proses fermentasi oleh bakteri yang didukung kondisi Ph tembolok
sekitar 6,3 dengan hasil akhir berupa asetat.

4. Proventriculus atau keenjar lambung


Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga
merupakan perut sejati ayam. Proventriculus juga merupakan kelenjar, tempat
terjadinya perncernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klrida,
epsin, dan getah lambung yang berguna mencerna protein. Sel kelenjar secara
otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut begitu makanan melewatinya
dengan cara berkerut secara mekanis. Karena makanan berjalan cepat dalam jangka
waktu yang pendek di dalam proventriculus, maka pencernaan pada material
makanan secara enzimatis sedikit terjadi. Proses pencernaan yang terjadi di dalam
proventrukulus yaitu pencampuran makanan dengan getah lambung (HCL, pepsin),
5. Gizzard
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas
dan bawah. Bagian atas lubang pemasukan berasal dari proventriculus dan bagian
bawah lubang pengeluaran menuju ke duodenum. Besar kecilnya empedal
dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah
digiling maka emedal akan kisut.

Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan


bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam.
Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan adnya otot
dalam gizzard sehingga dapat masuk ke saluran intestine.
Gizzard secara mekanis dibantu oleh adanya grit yang mampu meningkatkan
kecernaan biji-bijian sampai 10% . Asam lambung menyebabkan cairan dalam
lambung bersifat asam dengan pH antara 1,0 – 2,0, sehingga proses pencernaan
protein oleh enzim pepsin dengan cara hidrolisis berjalan dengan baik.

6. Usus kecil (Small Intestine)

Usus halus memanjang dari ventrikulus sampai usus besar dan terbagi atas tiga
bagian yaitu: duodenum, jejunum,dan ileum. Duodenum(usus 12 jari) berbentukhuruf
V dengan bagian pars ascendens sebagai bagian naik. Selaput mukosa pada dinding
usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi
sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas penyerapan nutrient.

Pada bagian duodenumdisekresikan enzim amylase, lipase, dan tripsin. Ada


beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel dari small intestine yang dapat
mencerna protein dan karbohidrat .

Pencernaan pakan ayam di usus halus secaara enzimatik dengan berfungsinya


enzim-enzim terhadap protein, lemak dan karbohidrat. Protein oleh pesin dan
khemotipsin akan diubah menjadi asam amin. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi
asam lemak dan gliserol. Karbohidrat oleh amylase akan diubah menjadi disakarida
dan kemudian menjadi monosakarida. Pada ayam dewasa, panjang usus halus sekitar
62 inci atau 1,5m.

Pada jejunum (usus kosong) makanan mengalami pencernaan kimiawi oleh


enzim yang dihasilkan di dinding usus. Enzim-enzim yang dihasilkan tersebut adalah
enzim enterokinase, erepsin, maltase, disakrase, peptidase, sukrase dan lipase.

Pada ileum ( usus penyerapan), sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat
banyak lipatan atau lekukan yang disebut vili atau jonjot usus. Vili berfungsi
memperluas permukaan usus sebagai proses penyerapan zat makanan akan lebih
sempurna.
7. Sekum

Sekum terletak diantara usus halus dan usus besar dan pada unjungnya buntu.
Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja.

Fungsi utama sekum secara jelas belum diketahui tetapi didalamnya terdapat
sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga terjadi
digesti serat oleh aktivitas mikroorganisme.

8. Usus besar
Usus besar berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diameter
usus halus dan berakhir di kloaka. Usus besar paling belakang terdiri dari rectum
yang pendek dan bersambung dengan kloaka.
Pada usus besar terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada
sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada unggas.
9. Kloaka

Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan


lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin, dan merupakan muara saluran reproduksi. Air
kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melaui kloaka bersama
tinja dengan bentuk seperti pasta putih.

Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai
saluran kencing dan kelamin,coprodeum sebagai muara saluran makanan dan
proctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan udara luar
disebut vent.

Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricus pada sisi atas berdekatan pada sisi
luarnya. Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent,
yang pada betina lebih lebar disbanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya
telur.
Saluran Pencernaan Kelinci

1. Mulut.
Di dalam mulut terjadi pencernaan secara mekanik yaitu dengan jalan mastikasi
bertujuan untuk memecah pakan agar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan
mencampurnya dengan saliva yang mengandung enzim amilase yang mengubah pati
menjadi maltosa agar mudah ditelan

2. Oesophagus.
Esofagus, merupakan suatu saluran muskular yang merentang dari farinks
menuju ke kardia dari perut, persis pada posisi kaudal dari diafragma. Dijelaskan
lebih lanjut bahwa peranan esofagus dalam proses pencernaan adalah sebagai saluran
pakan yang menghubungkan antara mulut dengan lambung (Frandson, 1993). Pada
Oesofagus bsgian dalam terdapat gerakan peristaltik pada mulut untuk dilanjutkan ke
lambung (Tillman et al., 1998).
3. Ventriculus.
Lambung kelinci disebut juga ventrikulus yang terdiri dari tiga bagian yaitu
bagian awal (kardia), bagian tengah (fundus) dan bagian akhir (pilorus). Ventrikulus
berfungsi sebagai tempat penyimpanan pakan dan tempat terjadinya proses
pencernaan dimana dinding lambung mensekresikan getah lambung yang terdiri
dari air, garam anorganik, mucus, HCl, pepsinogen dan faktor intrinsik yang penting
untuk efisiensi absorbsi vitamin B12. Keasaman getah lambung bervariasi sesuai
dengan macam makanannya. Pada umumnya sekitar 0,1N atau ber-
pH lebih kurang dari 2
4. Usus halus.
Terdiri dari duodenum, jejenum dan illeum. Kelenjar branner menghasilkan
getah duodenum dan disekresikan ke dalam duodenum melalui vili-vili dan getah ini
bersifat basa. Getah pankreas yang dihasilkan disekresikan ke dalam duodenum
melalui ductus pancreaticus. Jejenum merupakan kelanjutan dari duodenum dan
illeum di sebelah caudal ventriculus dan berfungsi sebagai tempat absorbs makanan
5. Coecum.
Berbentuk seperti kantung berwarna hijau tua keabu-abuan. Dalam coecum
makanan disimpan dalam waktu sementara. Pencernaan selulosa dilakuakan oleh
bakteri yang menghasilkan asam asetat, propionat dan butirat).

6. Intestinum crassum.
Colon berjalan ke arah caudal diagonal menyilang coecum. Di sini terdapat
ascenden dan colon transverasum, colon descenden dan colon
sigmoideum yang belum jelas
7. Rectum.
Rectum merupakan kelanjutan dari colon dan membentuk feses. Rektum
berakhir sebagai anus
8. Anus.
Feses yang keluar lewat anus mengandung air. Feses merupakan sisa makanan
yang tidak tercerna. Cairan dari tractus digestivus, sel-sel epitel usus,
mikroorganisme, garam organik, stearol dan hasil dekomposisi dari bakteri keluar
melalui anus

Sistem Pencernaan Pada Kuda

1. Mulut

Prehensi adalah menyenggut dan membawa pakan ke dalam mulut dengan bibir
atas yang sensitif dan dapat bergerak (Bradley, 1981). Selanjutnya, dengan aksi itu
kuda dapat menyenggut rumput hingga hampir pada tanah dan dapat memilih hay dari
palung dengan tangkas.

Saat ini, kuda dikandangkan dan harus merumput di tempat sempit, mencari
butiran atau potongan pakan terakhir dan bibir terus-menerus beraksi mengaduk
pakan atau alas kandang (Bradley, 1981). Selanjutnya, bila hay berjamur atau berdebu
dapat menyebabkan terpaparnya paru-paru pada spora jamur atau material asing
lainnya. Paparan terus menerus dapat menyebabkan alergi, kembung, dan sakit perut
pada kuda. Meletakkan pakan kuda pada lantai kandang juga dapat menyebabkan
kuda cacingan.

Mastikasi (pengunyahan) adalah mengurangi ukuran partikel pakan dan


menambah area permukaannya sehingga terpapar secara maksimum pada getah-getah
pencernaan (Bradley, 1981). Selanjutnya, kuda jantan mempunyai 40 gigi dan kuda
betina mempunyai 36 gigi untuk mengunyah biji-bijian dan pakan kasar. Penghalusan
pakan biji-bijian tidak dapat menambah kecernaan lebih dari 5% bagi kuda bergigi
baik, tetapi penting untuk kuda tua dengan gigi jelek.

Infeksi pada akar gigi kadang-kadang terjadi, pembengkakan di bawah tulang


rahang dapat dilihat dan bukti rasa sakitnya. Problem gigi dan pengunyahan
ditunjukkan ketika seekor kuda mengunyah dengan kepala miring, ketika sejumlah
besar biji-bijian tumpah dari mulutnya, atau ketika kondisi kuda menurun tajam tanpa
sebab yang jelas.

Saliva disekresikan oleh 3 kelenjar saliva di dalam mulut, sebagian besar terdiri
dari air, 1% garam anorganik dan sangat sedikit amilase (Bradley, 1981).
Selanjutnya, saliva membasahi dan melumasi pakan untuk penelanan. Selama
pengunyahan, hay menyerap saliva sebanyak empat kali beratnya. Kuda
menghasilkan sejumlah besar saliva ketika makan (sekitar 10 l). Kuda rakus atau
makan dengan cepat hanya mengunyah sebentar sehingga mengurangi produksi
saliva dan menambah kemungkinan tercekik dan gangguan pencernaan.

2. Pharynx
Pharynx terletak di bagian bawah mulut kuda tempat saluran pencernaan dan
pernafasan berseberangan (Bradley, 1981). Selanjutnya, fungsinya untuk
mengarahkan pakan ke dalam esofagus. Bila sudah di dalam pharynx, pakan dan air
minum tidak dapat kembali ke mulut karena aksi menutup langit-langit mulut yang
lunak, epiglottis pada saat yang sama mencegah masuknya pakan ke dalam paru-
paru. Kuda tidak dapat bernafas melalui mulut, dan hanya pada kondisi ekstrem dapat
muntah.
3. Esofagus
Esofagus adalah pipa otot sepanjang 4 hingga 5 feet merentang antara mulut,
turun pada sisi kiri leher, melalui diafragma, menuju lambung (Bradley, 1981).
Selanjutnya, esofagus mengarahkan pakan dan air menuju lambung dengan
gelombang otot yang disebut peristalsis. Gelombang itu umumnya tidak dapat
membalik, menguatkan alasan bahwa kuda tidak dapat muntah dengan mudah. Juga
tidak ada kuda yang membuang tekanan gas dengan bersendawa, suatu mekanisme
untuk mengatasi kasus kolik. Kuda yang makan biji-bijian dengan rakus dapat
tercekik di esophagus.
4. Lambung
Lambung adalah kantung berbentuk huruf U dekat diafragma pada bagian
depan rongga perut (Bradley, 1981). Selanjutnya, suatu otot yang kuat (sphincter)
mengatur pembukaan esofagus ke dalam lambung yang menjadikan muntah hampir
tidak mungkin. Lambung kuda termasuk kecil dibanding hewan lainnya, kapasitasnya
2-4 gallon (7,57-15,14 L; 1 gallon = 3,785 L). Karena pakan dengan cepat melalui
lambung, sering memberi pakan (dua atau tiga kali sehari) lebih efisien dan lebih
memuaskan selera pakan kuda.
Lambung berperan sebagai reservoir (waduk atau tandon) bagi pakan yang
ditelan untuk menjadi sasaran pencernaan lambung (Bradley, 1981). Selanjutnya,
getah pencernaan disekresikan oleh sejumlah kelenjar dalam membran mukosa
lambung, mengandung asam HCl dan dua enzim, pepsin dan lipase. HCl berperan
mengaktifkan pepsin dengan menetapkan konsentrasi ion hidrogen yang cocok (pH)
yang memungkinkan pepsin merubah protein menjadi proteosa dan pepton.
Pemecahan lengkap kedua senyawa itu menjadi asam-asam amino terjadi kemudian
di usus kecil. Pepsin adalah suatu proteasa, suatu enzim yang membantu mencerna
protein menjadi asam-asam amino. Lipase membantu mencerna lemak menjadi asam-
asam lemak dan giserol, yang diabsorpsi dan digunakan sebagai energi seperti gula
sederhana.
Ketika menerima pakan 2/3 isi, lambung mulai melewatkan pakan ke dalam
usus kecil dan terus terjadi selama makan dilanjutkan (Bradley, 1981). Selanjutnya,
bila terlalu banyak makan pada suatu waktu, pakan meninggalkan lambung tanpa aksi
pencernaan yang cukup menyebabkan penurunan efisiensi pencernaan.
Bila hewan terkurung dan makan pakan kering dan disediakan air di dekatnya,
hewan melangkah tergesa antara pakan dan air, dan makan lebih banyak bila air
tersedia (Bradley, 1981). Selanjutnya, ketika air diminum dalam jumlah sedikit, air
mungkin membantu salivasi dan proses pencernaan. Lambung adalah tempat
terjadinya kelainan pencernaan yang disebabkan oleh pakan berjamur, masa tanah
yang halus, perubahan pakan mendadak, dan situasi makan banyak (pesta) dan
kelaparan. Lambung sebaiknya dijaga relatif bebas parasit.
5. Usus kecil
Usus kecil adalah pipa 2 inch (5,08 cm) sepanjang 70 foot (21,34 m) dengan
kapasitas 12 gallon (45,42 l) dan menghubungkan lambung dengan usus besar
(Bradley, 1981). Selanjutnya, usus ini melipat dan menggulung berkaki-kali. Usus
kecil dan usus besar tergantung pada daerah pinggang dengan suatu membran
berbentuk kipas yang disebut mesentery. Aliran darah masuk pada tangkai kipas dekat
pinggang melalui arteri mesentery besar. Lokasi ini tempat cacing darah meletakkan
diri dan makan, menyebabkan aneurysm (bekuan darah) yanmengurangi aliran darah
Pada usus sering terjadi colic (mulas/sakit perut) dan menyebabkan kematian.
Program kontrol parasit yang baik menghilangkan risiko tersebut.
Usus kecil dengan organ pelengkapnya, pankreas dan hati, menyediakan
sebagian besar enzim pencernaan (Bradley, 1981). Selanjutnya, peristalsis dinding
usus menjamin pencampuran sebagian besar campuran cairan yang dikandungnya.
Getah pankreas mengandung enzim tripsin, lipase pankreas, dan amilase. Tripsin
mengkonversi protein dan peptida menjadi asam-asam amino yang diabsorpsi oleh
usus kecil dan diambil oleh aliran darah menuju tempat yang membutuhkan, misalnya
otot-otot pada kuda-kuda yang sedang tumbuh dan kelenjar susu pada induk laktasi.
Lipase pankreas menghidrolisa lemak menjadi gliserol dan asam-asam lemak, dan
amilase pankreas memecah pati menjadi maltosa, suatu gula sederhana yang mudah
dicerna.
Hati mensekresikan empedu, yang membantu pemecahan lemak, membantu
absorpsi asam lemak, dan mengaktifkan lipase pankreas (Bradley, 1981).
Selanjutnya, villi, tonjolan-tonjolan kecil dalam usus kecil, menambah permukaan
usus kecil untuk absorpsi nutrien-nutrien pokok seperti gula sederhana, asam-asam
lemak, asam-asam amino, mineral-mineral, dan vitamin-vitamin ke dalam aliran
darah. Villi yang rusak disebabkan oleh kerja parasit pada awal kehidupannmungkin
mengandung jaringan konektif yang mempengaruhi pencernaan selanjutnya.
6. Usus besar (sekum, colon besar, colon kecil, rektum dan anus)
Usus besar terdiri dari sekum, colon besar, colon kecil, rektum, dan anus,
membawa material yang tidak tercerna dari usus kecil menuju anus untuk eliminasi
dan mengadakan fungsi-fungsi penting (Bradley, 1981). Selanjutnya, Dengan
kombinasi kapasitas 30-35 gallon (113,55-132,47 l) dan panjang 26-30 foot (7,92-
9,14 m) adalah tempat bakteri beraksi; selulosa, pati, dan gula dicerna menjadi
volatile fatty acids, yang kemungkinan menyediakan energi seperempat dari energi
yang digunakan seekor kuda. Sebagai tambahan yang menguntungkan, aksi bakteri
dalam kuda dewasa yang sehat menghasilkan vitamin B yang dibutuhkan setiap hari,
kecuali pada kondisi sangat stres.
Produksi asam-asam amino terjadi di usus besar, tetapi kontribusinya bagi
kebutuhan protein kuda relatif kecil dibandingkan produksi asam lemak untuk energi
(Bradley, 1981). Selanjutnya, sekum adalah tempat utama untuk absorsi air. Untuk
penggunaan pakan kasar (hay) lebih baik, lewatnya pakan kasar melalui sekum dan
kolon besar diperlambat, tergantung tingkat kandungan serat dan jumlah ketersediaan
air. Penggunaan hay berkualitas rendah yang pemotongannya terlambat (serat tinggi)
tanpa air cukup kadang-kadang menyebabkan penjepitan kolon besar atau kolon
kecil, dan kadang-kadang rektum, menyebabkan kolik.
Usus terpelintir dapat disebabkan makan terlalu banyak kemudian segera
bekerja keras, atau pemutaran akibat parasit menyebabkan kolik (Bradley, 1981).
Selanjutnya, pencegahannya terdiri dari pemberian pakan berkualitas, air minum
bersih melimpah, dan program pencegahan parasit yang baik, dan berhati-hati pada
saat mempekerjakan kuda. Nutrien dalam darah dari usus dibawa melalui vena portal
langsung ke hati, tempat nutrien diproses secara kimia sebagaimana yang diperlukan
untuk digunakan pada bagian lain tubuh.
Rektum menghubungkan kolon kecil pada anus dan menerima feces yang
terbentuk menjadi bola-bola oleh kolon kecil dan dikeluarkan melalui anus (Bradley,
1981). Selanjutnya, ada 40-50 pounds (18,14-22,68 kg; 1 pound = 0,4536 kg)
dikeluarkan 8-12 kali setiap hari oleh kuda yang makan pakan standar terdiri dari biji-
bijian dan hay. Bentuk, ukuran, dan konsistensi (kepadatan)feces menunjukkan
kesehatan kuda secara umum. Bila feces kering dan keras, kuda kekurangan air atau
protein. Jika feceslembek, kuda mungkin sakit atau mengkonsumsi pakan yang terlalu
menyerap air. Proses pakan dari mulut ke anus memerlukan waktu 70 jam.

Dapus
SISTEM PENCERNAAN KUDA OLEH : SANDY ANSHARI
http://id.scribd.com/doc/75818007/Kuda

http://ariscahkeduang.blogspot.com /2013/04/dasar-nutrisi-kuda. html.

http://rahmaningsi.blogspot.com/2014/06/sistem-pencernaan-pada-kelinci.html

https://www.academia.edu/5294870/BAB_I_PENDAHULUAN_Saluran
https://www.academia.edu/5117519/PROSES_PENCERNAAN_PADA_UNGGAS
https://www.academia.edu/28955665/MAKALAH_Sistem_Pencernaan_Nonruminansia_Un
ggas_

Anda mungkin juga menyukai