Anda di halaman 1dari 8

TOLAK RASISME DENGAN MENJUNJUNG TINGGI RASA PERSATUAN

DAN KESATUAN SEBAGAI WUJUD GENERASI EMAS YANG


MENCINTAI PERBEDAAN
“Karya tulis ini disusun untuk mengikuti event Lomba Karya Tulis dalam rangka

HUT TNI ke 74 tahun 2019”

Disusun oleh :

FARINSA FORTUNA STUPA DEVI

SMA NEGERI 3 KOTA KEDIRI

JL.Mauni 88,Bangsal, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa timur 64131

Telp. (0354)683809
TOLAK RASISME DENGAN MENJUNJUNG TINGGI RASA PERSATUAN DAN
KESATUAN SEBAGAI WUJUD GENERASI EMAS YANG MENCINTAI TANAH AIR

Pendahuluan

Manusia diciptakan dengan keindahan dan keunikan masing-masing. Dari


perbedaaan itu munculah rasa saling melengkapi serta membantu. Namun dalam
perbedaan-perbedaan tersebut pasti akan sering muncul masalah persepsi, seperti
sikap saling merendahkan, saling menjatuhkan, tidak menghormati satu sama lain atas
dasar perbedaaa salah satunya pada ras, suku dan agama.

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam suku dan ras,
banyaknya suku dan ras di Indonesia telah menjadi ciri khas negara ini. Indonesia bisa
merdeka karena bersatunya seluruh suku dan ras berjuang bersama melawan paara
penjajah. Perjuangan yang semulanya mementingkan daerah masing-masing, pada
akhirnya kesadaran untuk melawan penjajah dengan cara bersatu menjadi sebuah
perjuangan yang dapat membebaskan bangsa Indonesia dari cengkraman para
penjajahan.

Namun pada zaman ini persatuan dan kesatuan antar ras dan suku sudah mulai
terlupakan, banyak konflik yang terjadi untuk saling menunjukan ras atau suku
manakah yang paling baik. Hal tersebut menyebabakan ras dan suku yang di anggap
buruk menjadi direndahkan, dihina, bahkan sampai di acuhkan dari lingkungan
sosial.Suatu pandangan bahwa umat manusia dibagi menjadi ras-ras dan itu anggota
suatu ras dianggap lebih rendah dari ras lain, atau menganggap suatu ras merasa ebih
tinggi hal itu di sebut rasisme, orang yang berpandangan dan mempraktekan rasisme
disebut rasis. Rasisme menurut Samovar, dkk(2010) merupakan kepercayaan terhadap
superioritas yang diwarisi oleh ras tertentu. Rasisme sangan menyangkal kesetaraan
manusia dan menghubungkan kemampuan dengan komposisi fisik. Sukses tidaknya
kesejahteraan sosial bergantung pada warisan genetik dibandingkan dengan
lingkungan maupun kesempatan yang ada.
Pembahasan

Beberapa waktu belakangan ini tindakan yang menyebabkan lunturnya


persatuan dan kesatuan di Indonesia marak terjadi, salah satu hal yang menyebabkan
rusak dan lunturnya rasa persatuan dan kesatuan di Indonesia yaitu tindakan Rasisme.
Sebagai pelajar mungkin kita belum mengenal begitu jauh tentang kepribadian ras dan
suku yang ada di Indonesia sejaca jelas, namun pada hakikatnya kita sebagai manusia
pastinya memiliki rasa ingintahu terhadap suatu hal baru, contohnya tentang
keberagaman ras dan suku lain yang ada di negeri kita. Banyaknya keberagaman ras
dan suku yang ada di Indonesia pastinya memiliki efek positif dan efek negatif. Efek
positif yang timbul dalam keberagaman bangsa yaitu banyaknya kebudayaan dan
cirikhas yang ada di Indonesia, hal ini menyebabkan Indonesia terlihat memiliki banyak
corak keanekaragaman. Namun semakin banyak keanekaragaman dan perbedaan
pastinya akan mengakibatkan timbulnya perdebatan, pertentangan, dan rasa
permusuhan antar ras maupun suku. Ada beberapa contoh masalah mengenai rasisme
yang sangat meresahkan dan menimbulkan kekacauan di Indonesia beberapa waktu
belakangan ini.

Pertama, Belakangan ini kita dikejutkan dengan kejadian demo besar-besaran


yang terjadi di Manokwari, Papua hingga merusak fasilitas disekitar jalan dan merusak
gedung DPRD Papua Barat. Demo ini terjadi pada tanggal 19 Agustus 2019, Demo
yang dilakukan oleh masyarakat Manokwari merupakan buntut dari kejadian yang
dialami oleh mahasiswa dari Papua yang kuliah di Surabaya (Jawa Timur).

Banyak berita yang menyatakan bahwa aksi ini terjadi karena tindakan persekusi
dan rasisme yang terjadi di surabaya. Mereka para oknum yang tak bertanggung jawab
memberikan ucapan “Monyet” kepada saudara-saudara kita masyarakat papua,
padahal kita semua tahu bahwa mereka bukanlah “Monyet” sesuai dengan ucapan
oknum yang tak bertanggung jawab tersebut. Mereka adalah manusia yang memiliki
hak dan kewajiban yang sama seperti kita, mereka juga tetap merupakan bagian dari
masyarakat Indoensia
Kejadian itu terus berlanjut, Sekitar 4.000-5.000 pemrotes berunjuk rasa di kota
penambangan Timika, yang menyebabkan kerusakan pada sebuah hotel di dekat
gedung DPRD Kabupaten Mimika. Bentrokan lebih lanjut antara pengunjuk rasa dan
polisi terjadi di depan gedung DPRD Mimika, ketika polisi membubarkan kerumunan
orang menunggu bupati Mimika, Eltinus Omaleng. Banyak orang akhirya di tangkap,
didakwa merusak hotel atau memaksa toko reparasi mobil lokal untuk menyediakan
ban bagi para pengunjuk rasa untuk dibakar.

Ribuan pengunjuk rasa juga berunjuk rasa di kota Fakfak pada 21 Agustus.
Massa membakar pasar lokal dan gedung kantor. Tidak hanya berhenti disitu, para
pengunjuk rasa juga memblokir jalan ke Bandar Udara Torea Fakfak. Sejumlah unjuk
rasa juga digelar di Merauke, Nabire, Yahukimo and Biak. Beberapa mahasiswa Papua
di Jakarta juga menggelar unjuk rasa di depan gedung Kemendagri RI pada 22
Agustus. Protes yang lebih damai berlanjut, dengan "mars panjang" yang damai
di Kabupaten Sarmi pada 23 Agustus dan unjuk rasa pro-kemerdekaan
di Semarang pada hari berikutnya. Demonstrasi lain yang memprotes rasisme terhadap
mahasiswa Papua juga diadakan di Yogyakarta, Bandung dan Denpasar, serta kota
lainnya.

Sebenarnya mereka semua adalah orang-orang baik dan menghargai suku lain,
namun betapa tidak terpujinya ucapan oknum yang mengatakan mereka “Monyet”. Kita
sebagai manusia tidak pantas untuk saling menghina, kita harus saling mengayomi,
saling mendukung, saling menghormati, serta saling memberi kasih sayang antara satu
sama lain.

Kedua, adalah masalah rasisme terhadap etnis Tionghoa. Beberapa waktu ini
yang membuat gempar seluruh masyarakat yaitu kasus mengenai penistaan agama
yang di lakukan oleh Gubernur DKI Jakarta atau yang biasa kenal dengan Ahok.
Sentinmen rasial etnis Tionghoa di Indonesia sebenarnya sudah lama terjadi, Penelitin
Amy Freedman dari Franklin and Marshall Collage, Amerika Serikat, menyebutkan
bahwa kebencian terhadap etnis Tionghoa merupakan hasil daari politik pecah belah
Soeharto. Dalam jurnal penelitian Bejudul "Political Institutions and Ethnic Chinese
Identity in Indonesia”, Freedman menyebut Soeharto memaksa masyarakat Tionghoa
untuk melakukan aslimilasi sembari mengidentifikasi mereka sebagai bukan pribumi

Masalah ini pun terulang kembali pada Ahok, yang pada awalnya semua
masyarakat Etnis Tionghoa sudah tenang karena Ahok telah memecahkan sentinmen
rasial bahwa etnis Tionghoa tidak boleh terjun dalam bidang politik. Namun bak
seseorang yang tebangun dari mimpi indah, semua terasa cepat berubah. Perubahan
dari yang awalnya di percaya lalu di lawan dan di benci semua orang. Semua itu terjadi
karena beredar vidio Ahok meminta warga tidak meminta kebijakan yang diambil
pemerintahnya jika dia tak terpilih kembali. Namun, dia menyisipkan Surah Al Maidah
ayat 51. Hal itu yang membuat banyak masyarakat yang merasa risih dan mungkin
tidak terima dengan ucapan Ahok menjadi kesal dan mengadakan demo. Ini telah
menunjukan bahwa tidak ada peningkatan toleransi pada masyarakat etnis Tionghoa,
yang terjadi adalah peningkatan inteloransi yang dikonsolidasikan setelah aksi Anti-
Ahok. Hal ini memberi catatan bahwa pada 2018 sentimen terhadap Tionghoa
menurun, meski sentimen terhadap nonmuslim secara umum masih meningkat.

Peristiwa tersebut merupakan salah satu bukti banyaknya diskriminasi di


Indonesia. Masih banyak yang membeda-bedakan orang lain berdasarkan ras dan
agama, suku dan golongan. Hal tersebut tentu bertentangan dengan semboyan negara
kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya "Berbeda-beda tetapi tetap satu".
Menurut pendapat saya, sikap-sikap diskriminatif seperti ini harus dihilangkan supaya
dapat terjalin kehidupan yang rukun dan terjaganya persatuan bangsa. Memang kita
diperbolehkan dengan bebas menyatakan pendapat (UUD 19945 pasal 28E ayat (3)),
namun pendapat-pedapat yang kita utarakan jangan samai mengandung hal-hal
berbau SARA, melainkan harus dapat menunjukkan toleransi dalam kehidupan
bermasyarakat. Hukum di Indonesia juga menolak diskriminasi ras dan etnis di
Indonesia (UURI Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan
Etnis).

Rasisme menimbulkan dampak yang beragam. Berdasarkan penelitian yang


dilakukan dalam jurnal Mental Health Impacts of Racial Discrimination in Australian
Culturally and Linguistically Diverse Communities: A Cross Sectional Survey, tidakan
rasisme yang dialami oleh imigran atau penduduk minoritas di Australia menyebabkan
penurunan tingkat kesehatan mental korban. Selain itu, jurnal Effects Over Time of
Self-reported Direct and Vicarious Racial Discrimination on Depressive Symptoms and
Loneliness Among Australian School Students menyebutkan bahwa diskriminasi rasial
langsung memiliki efek terus-menerus terhadap gejala depresi dan kesepian di
kalangan siswa sekolah dari waktu ke waktu.
(https://www.kompasiana.com/felsis/5cdd65e66db84365cc17c713/hapuskan-rasisme-
untuk-indonesia-bersatu?page=all / diakses pada 11 September 2019)

Karena itu lah kita sebagai pelajar para calon generasi emas penerus bangsa
harus menolak tindakan rasisme. Kita semua dilahirkan setara jangan pernah
membeda-bedakan semua orang, kita mungkin memang memiliki perbedaan pada fisik
dan pada kepercayaaan, tapi hal itu jangan malah dijadikan boomerang untuk
menghancurkan rasa toleransi antar ras dan suku di negeri ini, kita semua tetap satu
dalam satu kesatuan yaitu Bangsa Indonesia. Indonesia terbentuk karena perbedaan
yang terjadi di antara kita semua, tanpa adanya perbedaan pastinya Indonesia saat ini
tidak akan ada. Sebagai pelajar kita harus menghindari rasisme , kita sebagai calon
pemimpin-pemimpin yang akan datang harus mencegah deskriminasi-deskriminasi ras
yang ada di sekitar kita. Kita harus melakukan gerakan antirasisme sejak dini, agar
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia ini tidak akan luntur karena ulah
masyarkatnya sendiri.

Sebagai generasi penerus bangsa bentuk sikap antirasisme yang bisa kita
lakukan sekarang adalah menyadari bahwa kita semua dilahirkan sebagai manusia
yang setara. Sebagai pelajar kita bisa mengembangkan sikap antirasisme dengan cara
berteman dengan teman kita yang memiliki ras, suku, dan agama yang berbeda hal itu
akan menumbuhkan rasa toleransi dan persatuan. Kita juga bisa melakukan
perlawanan terhadap orang-orang yang memiliki sikap rasis pada kita maupun pada
orang lain, kita lawan dengan baik-baik agar tidak malah menimbulkan kekacauan yang
lebih besar. Pekembangan zaman yang sangat cepat ini juga bisa menjadi boomerang
bagi kita semua untuk menghacurkan persatuan dan kesatuan bangsa, maka dari itu
kita harus senantiasa menjaga perkataan, pilah kata dengan bijak agar tidak
menyinggung ras ataupun suku lain, meskipun itu hanyalah candaaan atau gurauan.
Tidak hanya di kehidupan nyata, tapi di media sosial pun juga harus menerapkan hal.
Hal terakhir yang bisa kita lakukan agar dapat menghindari rasisme yaitu dengan cara
lebih terbuka untuk menghargai dan memahami orang lain, dengan cara itu kita lebih
meningkatkan rasa toleransi antara semua ras dan suku yang ada di Indonesia.

Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa kita ambil, indonesia merupakan negara yang tercipta oleh
keunikan dan keberagaman suku, ras dan agamanya. Sebagi generasi penerus bangsa
kita wajib menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan, sebagai pelajar jangan
sampai kita cepat percaya dengan kata-kata oknum tidak betanggung jawab yang
memacah persatuan dan kesatuan bangsa. Ambil sisi positif dari perbedaan ini,
Perbedaan warna kulit ataupun kepercayaan bukanlah bahan untuk menghina orang
lain, jangan sampai perbedaan malah dijadikan sebagai pisau pemutus tali persatuan
bangsa. Justru karena perbedaanlah kita bisa semakin erat semakin terikat dan saling
terhubung antar satu golongan dengan glongan yang lain. Dengan semua hal ini
pastinya kita bisa membangun jembatan untuk menuju negeri yang bertoleransi tinggi.

Saran

Sebagai generasi muda mulai sekarang kita harus menanamkan rasa persatuan
dan kesatuan. Ingat semua manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama, jangan
pernah membedabedakan. Sebagai calon generasi emas yang akan membawa
indonesia ke dalam kejayaan mulai sekarang harus belajar memahami keberagaman
yang ada di negeri ini, hindari tindakan-tindakan yang menyebabkan golongan lain
tersinggung, jalin hubungan yang baik dengan teman kita yang memiliki ras ataupun
agama yang berbeda, jangan mudah percaya dengan oknum-oknum yang bertindak
rasis dengan tujuan memprovokatori terpecahnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Terakhir Junjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan antar masyarakat Indonesia, agar
negeri ini bisa menjadi negeri yang maju, aman, tentram dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai