PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu merencanakan, memasang, memperbaiki, dan
mengetes beberapa rangkaian instalasi penerangan saklar tunggal dan
saklar seri.
2. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur instalasi listrik sesuai dengan
standar keselamatan kerja.
BAB II
DASAR TEORI
Saklar atau lebih tepatnya adalah Saklar listrik adalah suatu komponen atau
perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan aliran listrik.
Saklar yang dalam bahasa Inggris disebut dengan switch ini merupakan salah satu
komponen atau alat listrik yang paling sering digunakan. Hampir semua peralatan
elektronika dan listrik memerlukan saklar untuk menghidupkan atau mematikan
alat listrik yang digunakan.
Dalam keadaan sistem bekerja normal atau tidak ada gangguan listrik maka
ketika saklar pada posisi mati (off), terdapat arus listrik pada saluran dari titik
kontak saklar sampai ke titik kontak lampu yang terhubung ke saluran fasa.
Sedangkan saluran kontak saklar yang terhubung ke saluran netral tidak terdapat
arus listrik. Namun ketika saklar pada posisi hidup (on), saluran dari titik kontak
netral beban sampai ke titik kontak saklar hingga saluran netral tidak terdapat arus
listrik. Bentuk dari saklar dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini:
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada
suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung
(on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya
dipilih supaya tahan terhadap kosrosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari
bahan oksida biasa, maka sakelar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi
efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti
korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan untuk sensor
mekanik, karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk pengaturan
rangkaian pengontrolan.
Fungsi kotak kontak (stop kontak) dalam instalasi listrik sebagai alat
penghubung beban dengan sumber listrik. serta berfungsi untuk menyediakan
sumber tegangan listrik pada beban yang tidak tetap atau beban yang dapat
dipindah-pindah. Aturan pemasangan stop kontak, yaitu:
1. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus
dilengkapi tutup.
2. Mudah dicapai tangan.
3. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah
kanan atau di sebelah bawah.
Pada bagian ini akan dapat dipelajari sistem instalasi penerangan dengan
menggunakan satu buah saklar seri, dua buah lampu pijar, dan dilengkapi dengan
dua buah kotak kontak.
Satu buah saklar seri dalam instalasi penerangan pada umumnya digunakan
untuk mengoperasikan dua buah lampu atau beberapa lampu, baik lampu pijar
maupun lampu tabung. Kotak-kotak dipasang dalam sistem instalasi berfungsi
untuk menyediakan, sumber tegangn listrik pada beban yang tidak tetap, atau
beban yang dapat dipindah pindah.
Praktikum ini merupakan salah satu contoh pengguanaan satu buah saklar
tunggal untuk mengoperasikan satu buah lampu pijar pada satu tempat dan
dilengkapi dengan dua buah kotak kotak yang terdiri dari:
Gambar penempatan (material arrangement)
Gambar diagram garis tunggal (single line diagram)
Gambar diagram garis ganda (wiring diagram)
Gambar diagram aliran arus (current flow diagram)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Keterangan:
0 = Tidak ada hubungan
1 = Ada hubungan
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran dengan tegangan
No. Hubungan Instalasi Hasil Pengukuran (V)
1. L1 terhadap N 227,7
2. L1 terhadap PE 120,9
3. N terhadap PE 96,5
4. Kotak-kontak 1 227,9
5. Kotak-kontak 2 227,8
4.2 Analisa dan Pembahasan
Pada praktikum ini, kami merangkai rangkaian seperti yang ada pada
Gambar 3.3. Setelah rangkaian sudah benar, kami melakukan pengamatan
yang terdiri dari dua kondisi yang berbeda. Pertama, mengamati rangkaian
dalam kondisi semua sakelar mati dan yang kedua dalam keadaan semua
sakelar hidup.
Dari data hasil pengukuran diperoleh hasil, yaitu pada kondisi
pengukuran tanpa tegangan dan semua sakelar dalam keadaan mati, semua
hubungan (L1 terhadap N, L1 terhadap PE dan N terhadap PE) tidak
menunjukkan adanya tegangan yang mengalir. Kondisi lainnya yaitu pada
kondisi pengukuran tanpa tegangan dengan sakelar dalam keaadaan ON,
instalasi L1 terhadap sakelar dan saklar terhadap lampu menunjukkan adanya
hubungan instalasi antar line. Sedangkan untuk L1 terhadap N, L1 terhadap
PE, lampu terhadap N, dan N terhadap PE tidak menunjukan adanya
hubungan antar instalasi. Jika sampai terdapat hubungan dapat dikatakan
bahwa rangakaian tersebut tidak aman karena terjadi hubungan singkat. Hal
tersebut dapat mengakibatkan miniature circuit breaker akan trip ketika
diberi tegangan.
Ketika dilakukan pengukuran dengan tegangan pada semua instalasi
didapatkan hasil nilai besar tegangan yang tidak sama, seperti yang
ditunjukkan oleh hubungan instalasi L1 terhadap PE dan N terhadap PE, hal
ini disebabkan karena pengaruh adanya induksi tegangan oleh L1 terhadap PE
dan N.
Pada pengukuran tegangan yang terukur pada phase L1 terhadap N
yaitu 227,7 V, L1 terhadap PE yaitu 120,9 V, hubungan instalasi kotak-
kontak 1 dan 2 yakni 227,9 dan 227,8 V,. Penurunan tegangan paling besar
yaitu saat pengukuran antara N terhadap PE yakni 96,5 V, karena saat
pengukuran terjadi penurunan yang cukup besar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum sakelar tunggal dan sakelar seri yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pastikan terlebih dahulu ketika memasang instalasi listrik apakah
terdapat instalasi-instalasi yang short atau terjadi hubungan singkat.
2. Pastikan saat pemasangan instalasi listrik L1 tidak terhubung dengan N,
L1 tidak terhubung dengan PE dan N tidak terhubung dengan lampu.
Karena jika terjadi kesalahan pemasangan dapat menyebabkan terjadinya
hubung singkat yang berbahaya.
3. Tanpa tegangan saat semua sakelar mati ,tidak ada hubungan antara L1
terhadap N, L1 terhadap PE dan N terhadap PE.
4. Perbedaan tegangan pada instalasi L1 terhadap PE dan N terhadap PE
karena pengaruh adanya induksi tegangan oleh L1 terhadap PE dan N.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan selama melakukan praktikum
sakelar tunggal dan sakelar seri, yaitu:
1. Menggunakan alat pelindung diri agar tidak tersengat listrik.
2. Sebelum melakukan praktikum pastikan sumber listrik mati, agar tidak
ada praktikan yang tersengat listrik ketika praktikum instalasi sakelar
tunggal.
3. Memeriksa kualitas kabel dengan AVO meter. Apabila AVO meter
berbunyi, maka kabel bisa digunakan untuk praktikum.
4. Memeriksa keadaan piting lampu apakah masih layak dipakai untuk
praktikum atau tidak.
5. Memeriksa sambungan antar kabel sebelum memulai pengukuran.
6. Membaca hasil pengukuran pada AVO meter dengan teliti agar
mendapatkan hasil yang valid.
DAFTAR PUSTAKA
Widodo, Hendro Agus. 2018. Modul Ajar Praktikum Teknik Listrik. Surabaya:
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
LATIHAN SOAL