Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

DASAR ILMU KESEHATAN LINGKUNGAN


POKOK BAHASAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN

NAMA : LAILY NURHANIFAH


NIM : 1821B0002
SEMESTER : III (TIGA)

INSTITUT ILMU KESEHATAN SURYA MITRA HUSADA INDONESIA


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mencapai hidup sehat manusia selalu berinteraksi dengan empat faktor seperti
yang dikatakan oleh H.L Blum yakni faktor lingkungan, faktor genetik, pelayanan
kesehatan dan faktor perilaku. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi kesehatan
manusia disamping faktor perilaku.
Menurut Dwi hapsari dalam jurnal pengaruh sehat mengatakan bahwa faktor
lingkungan mempengaruhi sebanyak 45 persen sedangkan faktor perilaku 30 persen.
Dengan demikian sangat erat hubungan antara manusia dan lingkungan. Segala aktifitas
manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan begitupun sebaliknya. Lingkungan yang
kumuh akan mempengaruhi kesehatan manusia.
Pada kenyataannya masih banyak manusia yang belum peduli dengan lingkungannya.
Seperti masih membuang sampah disembarang tempat bahkan masih buang air besar di
sungai. Aktifitas tersebut menyebabkan penyebaran penyakit lebih cepat dan berujung
pada angka sakit pada manusia itu sendiri.
Dijelaskan bahwa perjalanan riwayat penyakit dimulai dengan adanya gangguan
keseimbangan antara agens penyakit, manusia, dan lingkungan. Setelah itu apabila
menguntungkan agens penyakit akan menjadikan sakit pada manusia tersebut, lalu bisa
sembuh tetapi juga bisa terjadi kecacatan bahkan kematian. Dapat disimpulkan bahwa
proses perjalanan suatu penyakit terjadi dimulai sejak adanya gangguan keseimbangan
antara agens penyakit, host, dan lingkungan sampai terjadi suatu penyakit (Chandra,
2006).
Lingkungan mempengaruhi angka kesakitan atau sehat seseorang. Saat lingkungan
terjadi pencemaran karena manusia akan mengakibatkan penyebaran penyakit lebih
cepat. Dengan demikian perlu adanya tindak lanjut dengan menerapkan pola hidup sehat.
Seperti cuci tangan sebelum makan, membuang dan mengolah sampah maupun limbah
dengan tepat. Dengan begitu lingkungan akan terbebas dari penyebab terjadinya
penyakit.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit dari dalam diri manusia itu
sendiri adalah meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga pola makan dan pola hidup.
Membersihkan lingkungan yang kumuh dan rawan menjadi tempat penyebab penyakit,
memberantas peyebab penularan penyakit. Serta mengedukasi masyarakat mengenai
hidup sehat bagi tenaga kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat dan konsep terjadinya penyakit?
2. Bagaimana hubungan sehat, sakit, dan lingkungan?
3. Bagaimana upaya pencegahannya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui riwayat dan konsep terjadinya penyakit.
2. Untuk mengetahui hubungan sehat, sakit, dan lingkungan.
3. Untuk mengetahui upaya pencegahan.
PEMBAHASAN
A. Riwayat Dan Konsep Terjadinya Penyakit
Menurut Dr. Budiman Candra dalam buku pengantar kesehatan lingkungan ada tiga
faktor yang dapat menimbulkan kesakitan, kecacatan, ketidakmampuan atau kematian
pada manusia. Tiga faktor tersebut disebut dengan ecological atau epidemiologi triad
yang terdiri atas agens penyakit, manusia, dan lingkungannya. Dalam keadaan normal,
ketiga komponen tersebut atau dengan kata lain orang disebut sehat. Pada suatu keadaan
saat keseimbangan dinamis tersebut terganggu, misalnya saat kualitas lingkungan hidup
menurun sampai tingkatan tertentu, agens penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam
tubuh manusia dan menimbulkan sakit.

Internal Fisiologis
Biokimia
Psikologis
Eksternal Fisik
Biologis
Kimiawi
Sosekbud

biologis
kimiawi
nutrisi ras
Fisik seks
A H
Mekanis gen

Fisik
Biologis
E
Sosial

Dari skema di atas dapat dilihat bahwa faktor yang mempengaruhi kesakitan,
kecacatan, ketidakmampuan dan penyakit dalam diri seseorang adalah faktor internal dan
eksternal. Faktor internal atau faktor di dalam tubuh manusia itu sendiri seperti fisiologis
berkaitan dengan fungsi tubuh, biokimia yang merupakan proses kimia yang ada dalam
tubuh, dan psikologis berkaitan dengan kejiwaan atau mental seseorang. Sedangkan
faktor eksternal atau faktor diluar tubuh ada fisik, biologis, kimiawi, dan sosekbud. Jika
diantara beberapa faktor tersebut mengalami gangguan maka akan menyebabkan
penyakit atau kesakitan pada individu tersebut.
Adapun riwayat terjadinya penyakit menurut Budiman Chandra dalam bukunya
pengantar kesehatan lingkungan. Perjalanan penyakit atau juga dapat dikatakan natural
history of disease merupakan riwayat alamiah perjalanan penyakit pada manusia yang
terdiri atas :
1. Fase Prepatogenesis
Pada fase ini mulai terjadinya gangguan keseimbangan antara agens penyakit,
manusia, dan lingkungan. Di sini, kondisi lingkungan lebih menguntungkan agens
penyakit dan merugikan manusia. Contohnya pencemaran udara akibat pembakaran oleh
peladang di musim kemarau akan menimbulkan asap tebal atau smog yang
menguntungkan agens penyakit dan merugikan manusia.
2. Fase Patogenesis
Bila keadaan lingkungan yang menguntungkan agens penyakit berlangsung terus-
menerus dalam waktu yang cukup lama, akan timbul gejala dan tanda-tanda klinis.
Manusia menjadi sakit yang selanjutnya dapat menjadi sembuh atau penyakit berjalanan
terus menerus menyebabkan ketidakmampuan, cacat kronis, atau kematian.
Proses perjalanan suatu penyakit terjadi dimulai sejak adanya gangguan
keseimbangan antara agens penyakit, host, dan lingkungan sampai terjadi suatu penyakit
seperti terlihat pada gambar berikut (Chandra, 2006).
Riwayat alamiah perjalanan penyakit
Pre-patogenesis Patogenesis
A B
Mati
E Kronis
Ecological Triad Cacat
Unbalance Ketidakmampuan
Sakit Sembuh
Gejala dan tanda klinis
Menurut Budiman Chandra tersebut telah disebutkan perjalanan penyakit pada
manusia. Pertama tanda atau gejala terjadinya penyakit pada diri seseorang adalah
adanya ketidakseimbangan antara agens penyakit, manusia dan lingkungan. Apabila
sudah terjadi gangguan atau ketidakseimbangan maka akan terjadi penyakit. Jika
keadaan lingkungan tempat tinggal manusia tersebut mendukung dan menguntungkan
agens penyakit maka penyakit bisa menjadi lebih kronis bahkan kematian pada manusia
tersebut. Tahapanya berupa gejala setelah itu terjadi sakit atau bisa sembuh. Bahkan bisa
lebih parah hingga kematian.
Riwayat perjalanan penyakit meliputi :
1. Agens penyakit
Merupakan faktor penyebab penyakit. Dapat berupa benda hidup maupun mati dan
faktor mekanis. Agens penyakit dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yakni:
a. Agens biologis
Contohnya seperti virus, bakteri, fungi, ricketsiae, protozoa, dan metazoa.
b. Agens nutrien
Contohnya seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
c. Agens fisik
Contohnya seperti panas, radiasi, dingin, kelembapan, tekanan, cahaya, dan
kebisingan.
d. Agens kimia
Agens kimia dapat bersifat endogenous seperti asidosis,diabetes (hiperglikema), dan
uremia. Atau bersifat exogenous seperti zat limia, alergen, gas, debu.
e. Agens mekanis
Gesekan, benturan, atau pukulan yang dapat menumbulkan kerusakan jaringan tubuh
penjamu/manusia/host.
2. Host atau manusia
Adalah tempat dimana terjadinya perkembangbiakan penyakit yang dibawa oleh
agents. Manusia memiliki faktor yang mempengaruhi terjadinya proses penyakit.
Faktor tersebut bergantung pada karakteristik yang dimiliki masing-masing individu
seperti :
a. Usia
Usia dapat menyebabkan adanya perbedaan penyakit yang diderita, seperti penyakit
smallpox pada usia kanak-kanak, penyakit kanker pada usia pertengahan, dan penyakit
arterosklerosis pada usia lanjut.
b. Jenis kelamin (seks)
Frekuensi penyakit pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan frekuensi penyakit pada
perempuan. Sementara penyakit tertentu seperti risiko kehamilan dan persalinan
hanya dijumpai pada perempuan, sedangkan penyakit hipertrofi prostat hanya
dijumpai pada laki-laki.
c. Ras
Hubungan antara ras dan penyakit bergantung pada perkembangan adat istiadat dan
kebudayaan. Penyakit yang hanya dijumpai pada ras tertentu seperti anemia sickle
hanya pada ras Negro.
d. Genetik
Ada penyakit yang diturunkan secara herediter atau secara keturunan. Seperti buta
warna, hemofilia.
e. Pekerjaan
Status pekerjaan mempunyai hubungan erat dengan penyakit akibat pekerjaan seperti,
keracunan, kecelakaan kerja, silikosis, asbestosis.
f. Nutrisi
Gizi buruk mempermudah seseorang menderita penyakit infeksi, seperti TBC dan
kelainan gizi seperti obesitas, kolesterol tinggi.
g. Status kekebalan
Reaksi tubuh terhadap penyakit bergabtung pada status kekebalan yang dimiliki
sebelumnya seperti kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama dan seumur
hidup.
h. Adat
Ada beberapa adat-istiadat yang dapat menimbulkan penyakit. Contoh kebiasaan
makan ikan mentah dapat menyebabkan penyakit cacing hati.
i. Gaya hidup
Kebiasaan minum alkohol, narkoba, dan merokok dapat menimbulkan gangguan pada
kesehatan.
j. Psikis
Faktor kejiwaan seperti stres dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, ulkus
peptikum, depresi insomnia (Chandra, 2006).
Dari penjelasan yang telah dipaparkan oleh Budiman Chandra dapat diketahui
bahwa manusia mengalami kesakitan memiliki berbagai faktor. Ada faktor yang tidak
dapat dicegah dengan sepenuhnya yakni faktor genetik. Sebenarnya faktor genetik bisa
dicegah dengan mengatur pola hidup yang sehat. Faktor lainnya juga ada mengenai gaya
hidup yang sangat mempengaruhi kesakitan seseorang.
3. Lingkungan
Lingkungan hidup manusia dapat dibedakan menjadi dua yakni internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah keadaan yang dinamis dan seimbang (homeostatis).
Sedangkan lingkungan eksternal adalah lingkungan yang di luar tubuh manusia terdiri
atas tiga komponen yakni :
a. Lingkungan fisik
Lingkungan yang bersifat abiotik seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan, rumah,
panas. Lingkungan fisik berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang waktu
serta memegang peran penting dalam proses terjadinya penyakit pada masyarakat.
b. Lingkungan biologis
Lingkungan yang bersifat biotik seperti tumbuhan, hewan, virus, bakteri, jamur,
serangga. Yang berperan sebagai agens penyakit, vektor penyakit. Hubungan manusia
dengan lingkungan bersifat dinamis. Pada keadaan tertentu saat terjadi
ketidakseimbangan antara keduanya akan mengakibatkan kesakitan pada manusia.
c. Lingkungan sosial
Lingkungan ini berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, sikap, pekerjaan,
kehidupan kemasyarakatan. Manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial
melalui siaran radio, TV, berita. Bila manusia tidak dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sosial maka akan mengakibatkan stres, insomnia, depresi
(Chandra, 2006).
B. Hubungan Sehat, Sakit, dan Lingkungan
Menurut UU nomor 36 tahun 2003 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) sehat adalah keadaan yang
sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau
kelemahan/cacat.
Dengan demikian sehat adalah kondisi tubuh seseorang bebas dari penyakit secara
fisik, mental, sosial, spiritual dan dapat hidup produktif. Produktif di sini berarti
melakukan suatu aktifitas dan menghasilkan sesuatu.
Lingkungan sangat mempengaruhi kondisi sehat atau sakit seseorang. Seperti yang
dijelaskan Budiman Chandra bahwa lingkungan terdiri dari internal atau eksternal.
Lingkungan eksternal yang meliputi lingkungan fisik, biologis, dan sosial sangat
memberikan dampak bagi kesehatan. Semisal apabila keadaan air kurang terpenuhi atau
air tersebut tercemar maka akan mengakibatkan suatu penyakit dalam sebuah
masyarakat.
Adapun interaksi agens penyakit, manusia, dan lingkungan menurut Budiman
Chandra.
a. Interaksi agens penyakit dan lingkungan
Interaksi dimana keadaan agens penyakit langsung dipengaruhi oleh lingkungan dan
menguntungkan agens penyakit dan terjadi saat proses perkembangan penyakit
(prepatogenesis). Seperti stabilitas vitamin yang terkandung dalam sayuran di dalam
ruangan pendingin, penguapan bahan kimia beracun akibat proses pemanasan global.
b. Interaksi manusia dan lingkungan
Interaksi saat keadaan manusia langsung dipengaruhi oleh lingkungan dan terjadi saat
proses perkembangan penyakit (prepatogenesis). Contoh udara dingin, hujan, kebiasaan
membuat dan menyediakan makanan.
c. Interaksi manusia dan agens penyakit
Interaksi ini merupakan suatu keadaan saat agens penyakit menetap, berkembang biak,
dan merangsang manusia untuk membentuk respons berupa tanda-tanda dan gejala
penyakit. Contoh demam, perubahan fisiologis jaringan tubuh, pembentukan kekebalan,
atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh
sempurna, cacat ketidakmampuan, atau kematian.
d. Interaksi agens penyakit, manusia, dan lingkungan
Interaksi ini merupakan suatu keadaan saat agens penyakit, manusia dan, lingkungan
bersama-sama saling mempengaruhi dan memperberat satu sama lain sehingga agens
penyakit baik secara langsung atau tidak langsung mudah masuk ke dalam tubuh
manusia. Contoh pencemaran air sumur oleh kotoran manusia dapat mengakibatkan
waterborne diseases (penyakit bawaan air) (Chandra, 2006).
C. Upaya Pencegahan
Dari Budiman Chandra sudah dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruuhi
terjadinya penyakit atau kesakitan adalah agens penyakit, manusia, dan lingkungan.
Menurut Tukiman dalam jurnal berjudul upaya pencegahan penyakit dan perilaku
hidup sehat. Upaya kesehatan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan tiga faktor
tersebut adalah
1. Terhadap faktor agens penyakit
a. Memberantas sumber penularan penyakit baik dengan mengobati penderita maupun
dengan meniadakan reservoir penyakitnya.
b. Mencegah terjadinya kecelakaan
c. Meningkatkan taraf hidup rakyat
d. Mencegah terjadinya penyakit keturunan yang disebabkan faktor endrogen
2. Terhadap faktor manusia
Mempertinggi daya tahan tubuh manusia dan meningkatkan pengetahuan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
3. Terhadap lingkungan
Mengubah atau mempengaruhi lingkungan hidup sehingga dapat diawasinya faktor
yang merugikan/membahayakan kesehatan lingkungan (Tukiman, 2010)
Jadi kita dapat mengupayakan dalam diri kita sendiri dengan cara mejaga daya tahan
tubuh kita agar baik. Dapat dilakukan dengan mengatur pola makan yang sehat,
membiasakan olahraga, dan menjaga perilaku hidup sehat. Selain dari diri kita, dapat
dilakukan juga untuk menjaga lingkungan tempat tinggal kita dengan membersihkan
tempat yang menjadi sarang berkembangbiaknya suatu agens penyakit atau pembawa
penyakit. Jika sudah dilakukan kedua hal tersebut, maka langkah selanjutnya adalah
memberantas sumber penularan, meningkatkan taraf hidup, dan mencegah terjadinya
kecelakaan serta penyakit keturunan.
Upaya pencegahan terjadinya penyakit juga dapat dilakukan dengan mengadakan
promosi kesehatan bagi tenaga kesehatan. Memberikan edukasi, pelatihan untuk
meningkatkan kesadaran dalam bidang kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat agar
mereka dapat menjaga kesehatan dan terhindar dari berbagai penyakit dan dapat
meningkatkan derajat kesehatan perindividu (Tiraihati, 2017).
Menurut Koes Irianto dalam buku epidimiologi penyakit menular dan tidak menular
panduan klinis mengatakan bahwa pencegahan suatu penyakitdapat melalui beberapa
tingkatan.
1. Pencegahan Primer
Tingkat pencegahan yang dapat dilakukan pada fase kepekaan dari sejarah alami
suatu penyakit. Dikategorikan menjadi :
a. Peningkatan Kesehatan seperti perbaikan gizi masyarakat, perbaikan kondisi rumah
dan tempat rekreasi, dan pendidikan kesehatan (pendidikan seks dan sanitasi).
b. Pencegahan spesifik seperti immunisasi, penjernihan air minum, pencegahan
kecelakaan, dan pengaturan makanan dan olahraga.
Pelaksanaan pencegahan primer dipengaruhi oleh sikap individu dan lingkungan.
2. Pencegahan Sekunder
Tingkat pencegahan dapat dilakukan pada fase preklinik dan klinik. Pencegahan
terdiri dari :
a. Penemuan/deteksi secara dini (early detection) seperti penemuan kanker secara
dini (insitu).
b. Pengobatan penyakit secara dini
c. Agar penyakit tidak berkembang lebih lanjut perlu dilakukan pengobatan secara
dini (pengobatan penyakit selagi belum parah)
3. Pencegahan Tersier
Tingkat pencegahan dapat dilakukan pada fase penyakit sudah lanjut atau pada fase
kecacatan. Terdiri dari :
a. Membatasi kecacatan
b. Rehabilitasi (Irianto, 2014)
Jadi pencegahan berdasarkan Koes Irianto dapat dilakukan dengan meningkatkan
kesehatan, pendeteksian secara dini terhadap suatu penyakit, serta membatasi
kecacatan.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit adalah agens penyakit, manusia, dan
lingkungan. Faktor dari manusia seperti keturunan dan gaya hidup yang sangat
mempengaruhi terjadinya penyakit. Perjalanan riwayat penyakit terjadi gejala pada diri
seseorang dengan adanya ketidakseimbangan antara agens penyakit, manusia dan
lingkungan. Jadi tahapanya berupa gejala, setelah itu terjadi sakit atau bisa sembuh.
Bahkan bisa lebih parah hingga kematian.
2. Hubungan antara lingkungan dan kejadian sehat atau sakit sangat erat. Dimana terjadi
interaksi antara agens penyakit, manusia, dan lingkungan saling mempengaruhi. Apabila
terjadi pencemaran air akibat kotoran manusia akan mengakibatkan penyakit yang
dibawa melalui air tersebut.
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit atau kesakitan yakni
meningkatkan daya tahan tubuh individu, menjaga lingkungan dengan membersihkan
sarang yang biasanya ditempati oleh penyebar/penyebab pnyakit. Memberantas
penyebab penyakit, mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit keturunan. Untuk
tenaga kesehatan dapat melakukan promosi kesehatan agar masyarakat lebih mengerti
mengenai peningkatan derajat kesehatan dan mengetahui pencegahan penyakit.
B. SARAN
1. Perlunya pemahaman mengenai terjadinya suatu penyakit. Agar masyarakat dapat
menghindari atau mencegah penyakit tersebut.
2. Perlunya peningkatan terhadap pola hidup sehat agar terhindar dari berbagai ancaman
penyakit.
3. Bagi tenaga kesehatan dapat mengoptimalkan pemberian edukasi mengenai
pentingnya menjaga pola hidup sehat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Disamping itu dapat mencegah terjadinya penularan penyakit menular, dan terhindar
dari penyakit tidak menular.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, D. B. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hapsari, D., sari, P., & Pradono, J. (2009). Pengaruh Lingkungan Sehat, dan Perilaku Hidup
Sehat Terhadap Status Kesehatan. Bul. Penelit. Kesehat. Supplement, 40-49.
Irianto, K. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Pandua Klinis.
Bandung: Alfabeta.
Tiraihati, Z. W. (2017). Analisis Promosi Kesehatan Berdasarkan Ottawa Charter di RS
Onkologi Surabaya. Jurnal Promkes, 1-11.
Tukiman. (2010). Upaya Pencegahan Penyakit dan Perilaku Hidup Sehat. 186-190.

Anda mungkin juga menyukai