Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN

ANALISIS EKONOMI USAHA PRODUK NUGGET JAMUR


“MURJANA”

OLEH :

KELOMPOK 8

1. I Gusti Agung Rai Martini Wulan (1710511045)


2. I Putu Andriana Sastrawan (1710511047)
3. Ni Luh Chandra Pratiwi (1710511048)
4. Ni Putu Ardi Ningsih Eka Putri (1710511049)
5. Christin Yunanto (1710511050)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pola hidup di masyarakat mengalami perubahan seiring
dengan kemajuan teknologi. Masyarakat cenderung menyukai makanan olahan
yang siap saji (fast food). Salah satu makanan olahan siap saji adalah nugget.
Nugget merupakan jenis olahan daging restrukturisasi, yaitu daging digiling
dan dibumbui, kemudian diselimuti oleh perekat tepung, pelumuran tepung roti
(breading), dan digoreng setengah matang lalu dibekukan untuk
mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Nugget disukai karena
memiliki cita rasa yang lezat, harganya yang relatif murah serta efisien untuk
disantap. Nugget yang sering beredar di pasaran adalah nugget ayam. Seiring
dengan perkembangan teknologi dan trend dalam masyarakat maka dibuatlah
pangan modifikasi. Salah satu modifikasi pangan adalah perubahan bahan baku
daging pada nugget dengan jamur.
Jamur telah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu dan telah dimanfaatkan
sebagai bahan makanan. Masyarakat Indonesia sering mengkonsumsi jamur
untuk diolah menjadi berbagai macam hidangan serta produk pangan yang
ekonomis serta bernilai jual tinggi. Selain memiliki rasa yang lezat jamur juga
memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh yaitu sebagai sumber
serat. Jenis jamur yang sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah jamur tiram.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan jamur berwarna putih yang selain
lezat untuk dikonsumsi juga harganya relatif murah. Jamur tiram juga
dilaporkan memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan, yaitu sebagai
pengendali kolesterol, antitumor, antioksidan, dan antidiabetes. Penggunaan
jamur sebagai bahan utama dari nugget telah dikenal oleh masyarakat. Nugget
jamur memiliki cita rasa yang lezat. Oleh karena itu muncul sebuah gagasan
untuk membuat usaha skala industri rumah tangga nugget jamur dengan nama
produk “MURJANA (Jamur Nugget)”.
Dalam setiap membuat usaha baik skala besar maupun kecil perlu dilakukan
perhitungan analisis ekonomi. Analisis ekonomi meliputi perhitungan analisis
BEP (Break Event Point). Tujuan dari analisis BEP adalah untuk menentukan
harga jual persatuan, menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar
tidak mengalami kerugian, meningkatkan jumlah produksi, serta
merencanakan laba yang diinginkan.
Tujuan dari analisis ekonomi adalah untuk mengkaji kemungkinan
keuntungan profitability yang dapat diperoleh dari suatu penanaman modal dan
memilih alternatif yang baik. Dalam analisis ekonomi yang ditentukan adalah
ROI (Returnt of Investment) dan POT (Pay Out Time). ROI merupakan rasio
antara besarnya laba/tahun dengan besar modal yang dinyatakan dalam
%/tahun. Sedangkan POT adalah waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan modal mula-mula dengan menggunakan laba yang diperoleh.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mampu membuat suatu usaha
1.2.2 Mahasiswa mampu membuat analisis ekonomi usaha
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Nugget jamur merupakan produk olahan jamur sebagai bahan baku


sedangkan bahan pembantunya menggunakan sedikit tambahan daging ayam untuk
memberikan tekstur seperti nugget pada umumnya. Nugget jamur merupakan salah
satu inovasi olahan nugget dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
Indonesia. Nugget ini menggunakan jamur tiram sebagai bahan baku utamanya.
Nugget berbahan jamur lebih kenyal dan berair dibandingkan dengan nugget
daging. hal ini disebabkan oleh karakteristik jamur yang kenyal dan mengandung
aw yg cukup tinggi. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) populer dan banyak digemari
oleh masyarakat serta memiliki kandungan gizi lebih tinggi dari jamur lainnya.
Jamur tiram memiliki kalori (35 kkal/100 gr), protein (3,8 g/100 g), lemak (0,68
g/100 g), dan tinggi serat pangan (3,4 g/100 g), serta mineral seperti kalsium, seng,
zat besi, magnesium, mangan, dan selenium.

Dalam membangun sebuah usaha diperlukan analisis keuangan untuk


menentukan modal awal yang diperlukan dalam usaha tersebut. Analisis keuangan
digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu
usaha, sub usaha atapun proyek. Tujuan analisis keuangan ialah :

1. Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu


keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi
perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja
perseroan.
2. Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban
terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas.
3. Likuiditas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya
yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan
kewajiban lancar.
4. Stabilitas adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan usahanya
dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Untuk menilai
stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan neraca keuangan (balance
sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.

ROI (Return on Investment) adalah rasio uang yang diperoleh atau hilang
pada suatu investasi, relatif terhadap jumlah uang yang diinvestasikan. Jumlah uang
yang diperoleh atau hilang tersebut dapat disebut bunga atau laba/rugi. Investasi
uang dapat dirujuk sebagai aset, modal, pokok, basis biaya investasi. ROI biasanya
dinyatakan dalam bentuk persentase dan bukan dalam nilai desimal. ROI tidak
memberikan indikasi berapa lamanya suatu investasi. Namun, ROI sering
dinyatakan dalam satuan tahunan atau disetahunkan dan sering juga dinyatakan
untuk suatu tahun kalender atau fiskal. Faktor yang dapat memengaruhi ROI
diantaranya:

1. Turnover dari operating assets atau tingkat perputaran aktiva yang digunakan
untuk kegiatan operasional, yaitu kecepatan berputarnya operating assets
dalam suatu periode tertentu.
2. Profit margin, adalah besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
bentuk persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin dapat mengukur
tingkat keuntungan perusahaan dan dihubungkan dengan penjualannya.

Pay Back Period (PBP) atau Pay Out Time (POT) adalah lama waktu yang
dibutuhkan pabrik sejak dari mulai beroperasi untuk melunasi investasi awal dari
pendapatan yang diperoleh.

Titik impas (Break Even Point) adalah sebuah titik dimana biaya atau
pengeluaran dan pendapatan seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau
keuntungan. BEP merupakan suatu kondisi dimana penjualan perusahaan cukup
untuk menutupi pengeluaran bisnisnya. Dengan kata lain, Titik Impas atau Break
Even Point adalah titik dimana suatu bisnis tidak mengalami kerugian dan juga
tidak memperoleh keuntungan. Analisis break even point (BEP) umumnya
digunakan untuk menghitung kapan sebuah usaha/bisnis atau proyek akan
menguntungkan dengan cara menyamakan total pendapatannya dengan total biaya.
Dengan analisis break even point (BEP) ini, manajemen perusahaan dapat
mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar tidak
mengalami kerugian dan juga mengetahui jumlah penjualan yang diharuskan untuk
memperoleh tingkat keuntungan tertentu serta membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan apakah akan melanjutkan atau memberhentikan bisnisnya.
BAB III

PEMBAHASAN

Sekali produksi menghasilkan 60 kemasan Murjana × Rp20.000 =


Rp1.200.000 (Total Revenue)
Bahan Unit Harga Unit Total

Jamur 2 kg Rp. 12.000/kg Rp. 24.000


Tepung terigu 1 kg Rp. 11.000/kg Rp. 11.000
Telur 15 Rp. 1.500/butir Rp. 22.500
butir
Tepung roti 1 kg Rp. 24000/kg Rp. 24.000
Bawang putih 1 kg Rp. 32000/kg Rp. 32.000
Merica 1 bks Rp. 2000/bungkus Rp. 2000
Garam 1 bks Rp. 3000/ bungkus Rp. 3000
Stiker label 50 pcs Rp. 7000/20pcs Rp. 21.000
Plastic 90 pcs Rp. 32000/90pcs Rp. 32.000
pengemas (PP)
20x30
Tabung gas 3kg 1 Rp. 30.000 Rp. 30.000
tabung
HPP (Harga Pokok Produksi) Rp 201.500

Alat Unit Harga Unit Total

Baskom 1 Rp. 25.000 Rp. 25.000


stainless
Sendok stainless 1lusin Rp. 12.000/lusin Rp. 12.000
Pisau stainless 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
Talenan 1 Rp. 25.000 Rp. 25.000
Timbangan 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
Piring 5 Rp. 10.000 Rp. 50.000
Panci kukus 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
Loyang 2 Rp. 30.000 Rp. 60.000
Selop tangan 1 Rp. 9000 Rp. 9000
plastic
Kulkas 1 Rp. 1.800.000 Rp. 1.800.000
Kompor 1 Rp. 250.000 Rp. 250.000
Serbet 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
Peralatan Rp. 50.000 Rp. 50.000
tambahan
lainnya
Sealer 1 Rp. 300.000 Rp. 300.000
Gunting 1 Rp. 10. 000 Rp. 10. 000
Instalasi listrik Rp. 1.600.000 Rp. 1.600.000
Biaya tak Rp. 437.000 Rp. 437.000
terduga
Total Rp 4. 808.000

Listrik dan air Rp. 300.000


Promosi Rp. 2300
HPP Rp. 201.500
Total Pengeluaran Rp. 524.500

Keuntungan sebelum pajak Total Revenue – Total Pengeluaran


Rp. 1.200.000 – 524.500
Rp 675.500

a) Biaya tetap sebulan =Rp.2.037.000


Terdiri dari
 Instalasi listrik =Rp.1.600.000
 Biaya tak terduga =Rp.437.100

b) Biaya variable = Rp.501.500


Terdiri dari
 Biaya habis pakai =Rp.201.500
 Biaya listrik dan air =Rp. 300.000

keuntungan
ROI= x 100%
total pengeluaran

Rp 675.500
= x 100%
Rp524.500

= 1,28%

𝑖𝑓 Rp 4.808.000
POT(nb) = = = 7 tahun, 1 bulan
𝑃 Rp 675.500
BAB IV

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil perhitungan analisis


ekonomi pada produk usaha nugget jamur “Murjana”, yaitu besarnya keuntungan
yang diperoleh dengan perhitungan ROI (Return On Investment) adalah sebesar
1,28% sedangkan dengan perhitungan POT (Pay Out Time) diperoleh waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan modal mula-mula adalah selama 7 tahun 1 bulan.
DAFTAR PUSTAKA

Kho, Budi. 2018. Pengertian BEP. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-


bep-break-even-point-dan-cara-menghitung-bep/. Diakses pada 7 Mei 2019.

Amalia, Dina. 2017. https://www.jurnal.id/id/blog/2017-definisi-dan-cara-


menghitung-roi-dengan-benar/. Diakses pada 7 Mei 2019

Nurmalia. 2011. Nugget Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Sebagai Alternatif


Makanan Siap Saji Rendah Lemak dan Protein Serta Tinggi Serat. Artikel
Penelitian Universitas Diponegoro.

Wulandari, Eka, dkk. 2016. Karakteristik Fisik, Kimia dan Nilai Kesukaan Nugget
Ayam dengan Penambahan Pasta Tomat (Effect of Tomatos Paste to
Physicochemical and Sensory Characteristics Chicken Nuggets). Jurnal Ilmu
Ternak, Desember 2016, Vol. 16, No. 2

Anda mungkin juga menyukai