KELOMPOK 4
OFF H 2017
C. DASAR TEORI
Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur tangan (intervensi) manusia
terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual.
Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu penggunaan lahan
pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian.
Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan pada lokasi
lahan. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung pada kelas kemampuan lahan
yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada sifat-sifat yang menjadi penghambat bagi
penggunaannya seperti tekstur tanah, lereng permukaan tanah, kemampuan menahan air dan
tingkat erosi yang telah terjadi.
Penggunaan lahan juga tergantung pada lokasi, khususnya untuk daerah-daerah
pemukiman, lokasi industri, maupun untuk daerah-daerah rekreasi (Suparmoko, 1995).
Menurut Barlowe (1986) faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah faktor
fisik dan biologis, faktor pertimbangan ekonomi dan faktor institusi (kelembagaan). Faktor
fisik dan biologis mencakup kesesuaian dari siat fisik seperti keadaan geologi, tanah, air, iklim,
tumbuh-tumbuhan, hewan dan kependudukan. Faktor pertimbangan ekonomi dicirikan oleh
keuntungan, keadaan pasar dan transportasi. Faktor institusi dicirikan oleh hukum petanahan,
keadaan politik, keadaan sosial dan secara administrasi dapat dilaksanakan.
Kemampuan lahan adalah penilaian atas kemampuan lahan untuk penggunaan tertentu
yang dinilai dari masing-masing faktor penghambat. Penggunaan lahan yang tidak sesuai
dengan kemempuannya dan tidak diikuti dengan usaha konservasi tanah yang baik akan
mempercepat terjadi erosi. Apabila tanah sudah tererosi maka produktivitas lahan akan
menurun (Arsyad, 2010). Pengklasifikasian lahan dimaksudkan agar dalam pendayagunaan
lahan yang digunakan sesuai dengan kemampuannya dan bagaimana menerapkan teknik
konservasi tanah dan air yang sesuai dengan kemampuan lahan tersebut.
Evaluasi kemampuan lahan merupakan salah satu upaya untuk memanfaatkan lahan
sesuai dengan potensinya. Penilaian potensi lahan sangat diperlukan dalam rangka penyusunan
kebijaksanaan, pemanfaatan dan pengelolaan lahan secara berkesinambungan. Untuk
menyusun kebijaksanaan tersebut sangat diperlukan peta-peta yang salah satunya adalah peta
kemampuan lahan. Dalam peta kemampuan lahan tersebut disajikan kelas kemampuan lahan
untuk lahan yang dapat diolah untuk kepentingan pertanian.
Menurut Biauw Tjwan dalam Worosuprojo (1990) dalam usaha penggunaan lahan agar
dicapai produksi yang tinggi dan lestari harus didasarkan pada kemampuan lahan yang ada.
Dalam hal merencanakan penggunaan lahan di suatu wilayah, kemampuan lahan merupakan
salah satu masukan penting untuk penentuan alternative penggunaan lahan. Kemampuan lahan
di suatu wilayah dapat bervariasi leh karena perbedaan faktor topografi, relief, jenis tanah,
lereng, dan penggunaan lahan.
Lahan dengan kemampuan tinggi diharapkan berpotensi tinggi dalam berbagai
penggunaan, sehingga memungkinkan penggunaan efektif untuk berbagai macam kegiatan.
Untuk mempertahankan produktifitas lahan perlu suatu cara pengelolaan yang tepat agar dapat
dicapai produktifitas yang optimal dan tidak menimbulkan kerusakan pada lahan. Lahan sesuai
dengan sifat dan faktor pembatas yang ada mempunyai daya guna yang berbeda antara satu
lahan dengan lahan yang lainnya. Pada penentuan kemampuan lahan sifat dan faktor pembatas
yang dipakai adalah yang menentukan mudah tidaknya tanah diolah jika lahan tersebut
diajdikan suatu usaha pertanian (Kusumaseta, 1987).
Tabel 1. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan (Arsyad, 2010)
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan untuk melakukan pembuatan peta kemampuan lahan
2. Pembuatan peta kemiringan lereng diperoleh data yang diolah dari data DEM lalu
kemudian di klasifikasikan seseuai kelas yang ada
3. Menyiapkan data shp lereng, penggunaan lahan, dan kemiringan lereng
4. Melakukan intersect dari data shp
5. Mengklasifikasikan kelas kemampuan lahan dari peta yang telah dibuat kemudian di
overlay, lalu mendapatkan nilai kemampuan lahan yang selanjutnya di klasifikasikan
sesuai kemampuan lahannya
E. HASIL PRAKTIKUM
1. Peta Kemampuan Lahan Kecamatan Pakis, Malang (terlampir)
2. Tabel klasifikasi kemampuan lahan Kecamatan Pakis, Malang (terlampir)
F. PEMBAHASAN
Kecamatan Pakis menupakan salah satu kecamatan yang masuk dalam wilayah
Kabupaten Malang, memiliki luas wilayah 53,62 km² (1,80% luas Kabupaten Malang).
Kecamatan Pakis terletak pada 112°40`18`` - 112°45`07`` BT dan 7°59`56`` - 7°59`56`` LS
yang memiliki topografi berupa dataran tinggi. Batas wilayah sebelah utara Kecamatan
Singosari ; sebelah timur Kecamatan Jabung ; sebelah selatan Kecamatan Tumpang ; sebelah
barat Kota Malang.
Kelas kemampuan penggunaan lahan yang disusun dalam urutan sesuai dengan
peningkatan faktor pembatas atau ancaman bila digunakan untuk pertanian. Pada kemampuan
lahan di Kecamatan Pakis dapat terlihat bahwa di kelas I-IV cocok untuk lahan pertanian,
rumput, kelas V sebaiknya cocok untuk budidaya seperti sayuran, kelas VI-VII tidak cocok
G. KESIMPULAN
H. DAFTAR PUSTAKA
Ananta Kusumaseta. 1987. Konservasu Sumberdaya Tanah dan Air. Jakarta : Kalam Mulia.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.
Barlowe. 1986. Land Resources Economic. Prentice Hall Inc. New Jersey
Suparmoko. 1995. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. BFEF
Worosuprojo, S. 1990. Kemampuan Lahan di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo
Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian. Fakultas Geografi Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta
I. LAMPIRAN
1. Peta Kemampuan Lahan
2. Tabel klasifikasi kemampuan lahan Kecamatan Pakis
NO KELAS KEMAMPUAN LAHAN
FAKTOR I II III IV V VI VII
PENGHAMBAT
1 Lereng A B C D A E F
2 Kepekaan erosi KE1, KE2 KE4, KE6 (1) (1) (1)
KE 2 KE5
3 Tingkat erosi e0 e1 e2 e3 (2) e4 e5
4 Kedalaman tanah K0 K1 K2 K1 (1) (1) (1)
5 Tekstur tanah t1,t2,t3 t1,t2,t3 t1,t2,t3,t4 t1,t2,t3,t4 (1) t1,t2,t3,t4 t1,t2,t3,t4
atas
6 Tekstur tanah sda sda sda sda (1) sda sda
bawah
7 Permeabilitas P2, P3 P2, P3 P2, P3 P2, P3 P1 (1) (1)
8 Drainase d1 d2 d3 d4 d5 (1) (1)
9 Kerikil/batuan b0 b0 b1 b2 b3 (1) (1)
10 Ancaman banjir O0 O1 O2 O3 O4 (2) (2)
11 salinitas g0 g1 g2 g3 (2) g3 (1)