Anda di halaman 1dari 4

SENJANGAN ANGGARAN (BUDGETARY SLACK)

Penelitian mengenai senjangan anggaran belum banyak dilakukan di Indonesia. Senjangan

anggaran merupakan terjemahan dari bahasa asing yakni budgetary slack. Berikut diberikan

beberapa definisi senjangan anggaran (budgetary slack) berdasarkan referensi yang berhasil

dikumpulkan. Siegel (1989) mendefinisikan senjangan anggaran sesuai penggalan kata slack

dan budgetary sebagai berikut (lihat Samad, 2009:31):

“Slack is difference between recources that aree actually necessary to efficiently complete a

tosk and the larger amount of resources that are earmarked for the task”

“Budgetary slack axist whenever amanager deliberately under estimates revenues or over

estimate scosts. Either approach increases the likehood of the budget being achieved by the

manager, and consequently reduce the risk that manager also faces”

Pendapat yang lain dikemukakan oleh Nouri & Parker (1996:76) yang menyatakan:

“Budgetary slack is defined as intentional submission of estimates that, if incorporated into

the organizational submission of estimates that make it easier for subordinates to achieve the

budged”

Artinya:

"Slack adalah perbedaan antara sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk

menyelesaikan tok secara efisien dan jumlah sumber daya yang lebih besar yang

diperuntukkan untuk tugas tersebut"


“Axis senjangan anggaran setiap kali amanager dengan sengaja di bawah taksiran pendapatan

atau atas taksiran perkiraan. Salah satu pendekatan meningkatkan kesamaan anggaran yang

dicapai oleh manajer, dan akibatnya mengurangi risiko yang dihadapi manajer juga ”

Pendapat yang dikemukakan oleh Nouri & Parker (1996: 76) yang menyatakan:

"Senjangan anggaran didefinisikan sebagai penyampaian estimasi yang disengaja, jika

dimasukkan ke dalam penyampaian estimasi organisasi yang membuatnya lebih mudah bagi

bawahan untuk mencapai anggaran"

Dari dua definisi senjangan anggaran yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa senjangan anggaran adalah suatu kesenjangan yang dilakukan oleh

manajer bawahan ketika ia turut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, dengan

memberikan usulan dan estimasi anggaran yang tidak sesuai dengan kapasitas sesungguhnya

yang dimiliki, atau tidak sesuai dengan sumberdaya yang sebenarnya dibutuhkan, dengan

maksud agar anggaran tersebut mudah direalisasikan. Manajer melakukan senjangan ini

dengan cara meninggikan jumlah biaya yang dibutuhkan atau merendahkan pendapatan yang

sesunguhnya bisa dicapai.

Motif manajer bawahan melakukan senjangan ini adalah memuat margin of safety dalam

mewujudkan target yang telah ditetapkan. Dengan cara tersebut, manajer bawahan berharap

dapat menghilangkan tekanan dan rasa frustasi dalam upaya mewujudkan target anggaran

akibat anggaran yang terlalu ketat (tight budget). Tekanan dan rasa frustasi itu muncul karena

bersarnya ketidakpastian yang harus mereka hadapi guna mencapai tujuan organisasi.

Senjangan anggaran dapat terjadi oleh beberapa alasan. Ada tiga alasan manajer melakukan

senjangan anggaran yaitu.


1. Senjangan anggaran akan membuat kinerja seolah terlihat lebih baik di mata pimpinan jika

mereka dapat mencapai target anggaran.

2. Senjangan anggaran sering digunakan untuk mengatasi ketidakpastian memprediksi masa

yang akan datang.

3. Pengalokasian sumberdaya akan dilakukan berdasarkan proyeksi anggaran biaya, sehingga

senjangan membuatnya fleksibel.

Whitton (1988) memberikan pendapat bahwa ada tiga alasan pokok manajer melakukan

senjangan anggaran (lihat Samad, 2009), yaitu.

First, people often perceive that their performance will look better in their superior’s eyes

if they can beat the budget.

Second, budgetary slack is often used to cope with uncertainty. A departemental supervisor

may feel confident in the cost projection for 10 cost item. However, the supervisor may also

feel that some onforeseen event during the budgetary period could result in unanticipated

costs. If some negative event does occur, the supervisor can use the budgetary slack to

absorb the impact of the event and still meet the cost budget.

Third, budgetary cost projection are often cut in the resource allocation process, thus, we

have a vicious circle. Budgetary projection are padded because they will likely be cut, and

they are cut because they are likely to have been padded.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut tentang penyebab timbulnya senjangan anggaran,

dapat dirumuskan bahwa penyebab terjadinya senjangan anggaran adalah karena fungsi

anggaran sebagai indikator mengukur kinerja, ketidakpastian yang tinggi dan kesulitan

memproyeksikan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dalam konteks penyusunan

anggaran, manajer bawahan (sub ordinat) mempunyai informasi yang lebih lengkap dan
relevan dibandingkan dengan atasannya (ordinat). Hal ini karena bawahan telah terbiasa

terlibat langsung dalam kegiatan operasional sehari-hari sehingga merekalah yang lebih

mengetahui apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan dihadapi di lingkup tanggung jawabnya.

Adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh atasan (ordinat) dan bawahan (sub

ordinat) atau yang lazim disebut asimetri informasi akan mempengaruhi perilaku bawahan

dalam proses penganggaran. Sub ordinat akan menyimpan informasi aktual yang dimilikinya

dan mencoba mengarahkan kinerja pada ukuran yang lebih rendah dengan maksud kinerjanya

dipandang baik oleh atasan dan mengurangi perasaan frustasi dalam menghadapi

ketidakpastian dan kesulitan mencapai target anggaran.

Pada dasarnya belum ada indikator yang objektif untuk mengukur senjangan anggaran.

Secara kuantitatif indikasi adanya senjangan baru dapat dinilai pada saat anggaran tersebut

direalisasikan. Organisasi yang manajernya melakukan senjangan, pencapaian pendapatannya

cenderung melebihi target yang telah ditetapkan dari anggaran. Sebaliknya pencapaian biaya

cenderung di bawah target yang telah ditetapkan dari anggaran.

Oleh karena senjangan anggaran berkaitan dengan sikap dan perilaku manusia, maka Dunk

(1993:401) mengungkapkan beberapa ciri terjadinya senjangan anggaran, yaitu.

1. Standar dalam anggaran tidak mendorong peningkatan produktivitas.

2. Anggaran secara mudah untuk diwujudkan.

3. Tidak terdapatnya batasan-batasan yang harus di perhatikan terutama batasan yang

ditetapkan untuk biaya.

Sumber: http://harternelwan.blogspot.com/2013/02/senjangan-anggaran-budgetary-slack.html

Anda mungkin juga menyukai