Abstrak
Kata kunci: kurikulum 2013, place-based education, literasi sains SD, sikap ilmiah
105
ISBN 978-602-70471-2-9
106
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
dengan lingkungan dan masyarakat sebagai sama seperti apa yang tersurat dalam
pemilik lingkungan ekologis. Interaksi Kurikulum 2013 Pada periode KBK dan
dengan sumber belajar ini dapat dikemas KTSP, kita telah diperkenalkan atau bahkan
dengan mudah dengan pendekatan ilmiah kebanjiran dengan aneka konsep
sebagaimana disyaratkan dalam pelaksanaan pembelajaran mutakhir, sebut saja:
kurikulum 2013. Pembelajaran Konstruktivisme, PAKEM,
Tulisan ini bertujuan untuk: 1) Pembelajaran Kontekstual, Quantum
menelaah konsep pembelajaran dalam Learning, Pembelajaran Aktif,
place-based education (PBE) dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah,
kaitannya dengan pendekatan ilmiah dalam Pembelajaran Inkuiri, Pembelajaran
kurikulum 2013; 2) mendeskripsikan Kooperatif dengan aneka tipenya, dan
berbagai aktivitas yang dapat dilakukan sebagainya.
dalam PBE berbasis konteks yang dapat Pertimbangan untuk pemilihan
meningkatkan literasi sains siswa; serta 3) metode dan model pembelajaran yang sesuai
mengeksplorasi sikap ilmiah yang dapat dengan kurikulum 2013, adalah sebagai
dikembangkan melalui berbagai aktifitas berikut:
dalam PBE. a. Model pembelajaran Kurikulum 2013
berbasis saintifik dengan lima langkah
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN pembelajaran yaitu mengamati,
DALAM KURIKULUM 2013 bertanya, menalar, mencoba, dan
Strategi pembelajaran yang mengomunikasikan.
digunakan pada kurikulum 2013 adalah b. Model pembelajaran berbasis proyek
pendekatan ilmiah (scientific approach), (Project Based Learning) merupakan
yang meliputi dari kegiatan mengamati, salah satu model pembelajaran yang
bertanya, mengelompokan, memperkirakan, dapat digunakan oleh guru dalam
menginferensi, dan menyimpulkan. kurikulum 2013 sehingga secara
Sebenarnya konseptual proses pembelajaran otomatis guru berarti juga menggunakan
yang ditawarkan dalam Kurikulum 2013 ini pendekatan saintifik (scientific
bukanlah hal baru. Jika kita approach) dalam pembelajarannya. Hal
cermati kurikulum 2004 (KBK) dan ini tentunya bukan tanpa alasan, karena
Kurikulum 2006 (KTSP), pada dasarnya mengingat karakteristik-karakteristik
menghendaki proses pembelajaran yang unggul dari model pembelajaran ini
107
ISBN 978-602-70471-2-9
108
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
109
ISBN 978-602-70471-2-9
aspek umum kurikulum nasional tiap negara dan merasa dalam menghadapi obyek, ide,
yang mencakup bidang-bidang aplikasi situasi atau nilai; 2) sikap mempunyai daya
sains dalam seting personal, sosial dan pendorong; 3) sikap relatif lebih menetap; 4)
global seperti kesehatan, sumber daya alam, sikap timbul melalui pengalaman, tidak
mutu lingkungan, dan perkembangan dibawa sejak lahir, sehingga sikap dapat
mutakhir sains dan teknologi; 2) Aspek diperteguh atau diubah melalui proses
konten, konten sains berisi konsep-konsep belajar (Rahmat, 1998). Sikap berkembang
kunci dari sains yang diperlukan untuk dari interaksi antara individu dengan
memahami fenomena alam dan perubahan lingkungan masa lalu dan masa kini, melalui
yang dilakukan terhadap alam melalui proses kognisi dari integrasi dan konsistensi
aktivitas manusia; 3) Aspek sikap dibentuk menjadi komponen kognisi,
Kompetensi/Proses, PISA memandang emosi, dan kecenderungan bertindak.
perlunya pendidikan sains untuk Setelah sikap terbentk akan mempengaruhi
mengembangkan kemampuan siswa perilaku secara langsung, perilaku akan
memahami hakekat sains, prosedur sains, mempengaruhi perubahan lingkungan yang
serta kekuatan dan kelemahan sains. Siswa ada, dan perubahan-perubahan yang terjadi
perlu memahami bagaimana ilmuwan akan menuntun pada perubahan sikap yang
menemukan ilmu yang kemudian dapat dimiliki (Bundu, 2006: 138). Beberapa sikap
diadopsi dalam pembelajaran sains ilmiah yang disarikan oleh Bundu dari
Sikap didefinisikan oleh Thurstone beberapa tokoh ada pada tabel 1.
sebagai seluruh kecenderungan dan
perasaanm kecurigaan dan prasangka, Tabel 1
Pengelompokkan Sikap Ilmiah SD (Bundu, 1996:
prapemahaman yang mendetail, ide-ide, rasa 140)
takut, ancaman, dan keyakinan tentang suatu Gega (1977) Harlen (1996) AAAS
(1993)
hal. Ada empat dimensi sikap menurut
Sikap ingin Sikap ingin tahu Jujur
Thurstone, yaitu: pengaruh atau penolakan, tahu Respek tehadap Sikap
Sikap data ingin tahu
penilaian, suka atau tidak suka, dan penemuan Refleksi kritis Berpikira
kepositifan atau kenegatifan terhadap objek Sikap Ketekunan n terbuka
berpikir Kreatif dan Keragu-
psikologis (Kartawijaya, 1999). kritis penemuan raguan
Karakteristik sikap seseorang Sikap Berpikiran terbuka
teguh Bekerjasama
menurut beberapa ahli adalah: 1) sikap pendirian Keinginan
adalah kecenderungan bertindak, berpikir menerima
ketidakpastian
110
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
111
ISBN 978-602-70471-2-9
112
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
113
ISBN 978-602-70471-2-9
114
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
Mengintegrasikan isu lingkungan dan sekitar sekolah, dan komunitas yang lebih
konsep pembelajaran melibatkan siswa luas. Beberapa faktor yang mempengaruhi
dalam pembelajaran multidisipliner, outdoor learning dan ketentuan dalam
pengalaman, dan intergenerasional yang pelaksanaannya juga dapat digunakan dalam
tidak hanya relevan tetapi mempunyai pelaksanaan PBE dengan konteks luar
kontribusi potensial untuk kehidupan ruang. Beberapa hal yang dapat menjadi
masyarakat yang sejahtera (Gruenewald, rintangan dalam outdoor lerning adalah 1)
2003:7). Hungerford (1998) berargumen ketakutan dan kepedulian tentang kesehatan
dalam mengintegrasikan pendidikan dan keselamatan; 2) kurangnya kepercayaan
lingkungan dengan mata pelajaran lain diri guru dalam melaksanakan pembelajaran
“Environmental education is outdoor; 3) kurikulum sekolah; 4)
multidisciplinary and, where personnel can perubahan yang mendalam pada sektor
plan and work cooperatively, a team pendidikan (Dillon et al., 2006)
approach would more appropriately reflect Konsep PBE yang telah diuraikan
its true nature than any other strategy” dimuka sejalan dengan pendekatan ilmiah
(hlm. 53). Place-based educators dapat pada kurikulum 2013 dalah hal: 1) interaksi
menanyakan kepada siswa tentang peran langsung dengan alam sehingga siswa dapat
lingkungan dan apa yang dimaksud dengan melakukan eksperimen terhadap sumber
menjadi warga negara yang teliti/hati-hati di belajar di alam; 2) dengan menghadapi alam
US, atau dengan kata lain apa tanggung di masyarakat secara langsung, akan muncul
jawab kita pada tempat dimana kita tinggal berbagai pertanyaan nyata untuk dijadikan
(Strife, 2010). Dalam hal ini terdapat sumber permasalahan yagn harus
integrasi antara lebih dari satu materi (sains dipecahkan; 3) PBE memungkinkan
dengan pendidikan kewarganegaraan integrasi antar mata pelajaran yagn sangat
/sosial). sesuai dengan konsep pendekatan tematik
PBE dalam konteks luar ruang kelas dalam pembelajaran di SD; 4) tujuan utama
sangat erat kaitannya dengan pembelajaran PBE adalah menjadikan mereka menjadi
outdoor. Dalam lima konteks PBE seperti warga negara yagn berguna nantinya dengan
yang disampaikan Buxton dan Provenzo, memahami onteks nyata dalam lingkungan
disebutkan bahwa PBE dapat dilakukan di dimana siswa tinggal. Ini sejalan dengan
ruang kelas, gedung sekitar sekolah, maksud dari kurikulum 2013 yang
halaman sekolah, lingkungan tetangga mengangkat konsep literasi sebagai tujuan
115
ISBN 978-602-70471-2-9
akhir dari pembelajara nyaitu mencari lima contoh daun dikotil monokotil
mengaplikasikan konsep keilmuwan yagn di kebun sekolah; Menumbuhkan benih dari
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. biji. Berkelompok mengamati bibit
Buxton dan Provenzo (2012) tumbuhan dari kebun sekolah dengan mata
mengusulkan lima bagian sebagai porsi telanjang dan dengan kaca pembesar.
utama dalam PBE, sebagai sebuah seri Mendiskusikannya. Mengamati
lingkaran terpusat atau nested contexts. pertumbuhan bibit dalam plastik per 2 hari.
Lingkaran paling dalam adalah ruang kelas Siswa dapat mengamati video tentang
sedangkan paling luar adalah komunitas global warming. Membuat kenampakan
yang lebih luas atau kota. Tiga lingkaran alam dengan tanah liat lengkap dengan
tengah mewakili gedung sekolah, halaman dataran, pantai, dan laut. Menambahkan air
sekolah atau lapangan sekolah, dan dan mengukur kedalaman air serta
lingkungan tetangga yang dapat terjangkau prosentase bagian dataran yang tersisa;
dengan jalan kaki dari sekolah. Buxton dan Menginvestigasi berapa air yang digunakan
Provenzo, menyampaikan serangkaian di kamar mandi rumah setiap harinya,
aktifitas model yang dapat dilakukan pada membandingkan pemakaian air antar
masing-masing konteks, khususnya untuk negara; Membuat press kit untuk advokasi
pembelajaran sains. lingkungan. Berdiskusi tentang kasus-
menyelidiki kasus- membuat konferensi
press;
Selain itu siswa juga dapat
melakukan wawancara dengan institusi
lokal tentang bagaimana pekerjaan mereka
dapat memberi kontribusi terhadap sains
Gambar 1. The nested Contexts of Place-based pada masyarakat (dapat dilakukan dengan
Learning (Buxton and Provenzo, 2012)
mendatangkan pembicara ahli ke ruang
PBE di ruang kelas. Meskipun di kelas, atau melalui video converence.
ruang kelas, aktifitas dapat melibatkan Mereka juga dapat menganalisis data
lokal konten dengan cara yang unik. (meteorology, ekologi, kualitas air) yang
Aktifitas di ruang kelas dapat berupa: diperoleh dari organisasi lokal, atau
Mengobservasi daun dengan mata telanjang membandingkan data tersebut dengan data
dan dengan kaca pembesar. Sebelumnya yang diperoleh di kelas.
116
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
117
ISBN 978-602-70471-2-9
118
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
dan korelatif tren dan hubungan (Cox et al, yang berbeda dari apa yang telah
2010: 30). Penyelidikan deskriptif yang dipelajarinya.
terlibat menggambarkan bagian dari sistem Karakteristik PBE adalah melibatkan
alam. Para siswa mengeksplorasi dengan komunitas dan lingkungan lokal dimana
menggunakan pertanyaan deskriptif. siswa tinggal, mulai dari lingkungan
Pekerjaan mereka memberikan wawasan terdekat maupun komunitas yang agak jauh.
deskriptif baru bagaimana kehidupan PBE juga menekankan pada aktivitas hands-
berperilaku selama pergantian musim. on dan pembelajaran langsung. Dengan
Sedangkan penyelidikan komparatif mirip melakukan kegiatan hands-on, anak adalah
dengan penyelidikan yang dikendalikan. ilmuwan yang menggunakan berbagai
Mereka mungkin melibatkan pengumpulan keterampilan proses sains untuk
dan membandingkan data untuk kelompok memperoleh pemahaman tentang fakta,
yang berbeda, organisme, lokasi, atau konsep, prinsip, hukum, dan teori dalam
sungai. Sementara penyelidikan korelatif sains. Dalam pelaksanaan kegiatan dengan
melibatkan pengukuran atau pengamatan keterampilan proses untuk mencapai
dua variabel dan mencari pola (Widayanti, pemahaman produ ksains, anak harus
2016). memiliki sikap ilmiah agar hasil yang
Pembelajaran berbasis konteks diperoleh benar-benar dapat
ekologi ini sangat mendukung pencapaian dipertanggungjawabkan.
literasi sains yang meliputi: aspek konteks, Sikap ilmiah yang dimiliki siswa
konten, dan keterampilan. Kegiatan dalam dapat dikatakan sebagai syarat dan hasil dari
PBE memungkinkan siswa melakukan proses pembelajran sains. Sebagai syarat
berbagai kegiatan dalam pencapaian literasi adalah ketika sikap ilmiah dibutuhkan
sains, yaitu: 1). mengenal pertanyaan secara beriringan dengan keterampilan
ilmiah; 2). mengidentifikasi bukti yang proses untuk mencapai pemahaman konsep.
diperlukan dalam penyelidikan ilmiah; 3). Sikap ilmiah sebagai hasil adalah ketika
menarik kesimpulan; 4). sikap ilmiah diperoleh sebagai efek dari
mengkomunikasikan kesimpulan; 5). proses melaksanakan keterampilan proses.
mendemonstrasikan pemahaman terhadap Dua bentuk sikap ilmiah ini seringkali
konsep-konsep sains, yakni kemampuan merupakan satu sikap yang terjadi
menggunakan konsep-konsep dalam situasi bersamaan dan tidak dapat dipisahkan.
Misalnya dalam melakukan penyelidikan,
119
ISBN 978-602-70471-2-9
siswa diminta untuk memiliki sikap hati-hati terhadap perilaku individu siswa, baik yang
sehingga tidak terjadi kesalahan sengaja maupun tidak sengaja. (hlm. 17).
pengukuran. Setelah melaksanakan Berdasarkan gambaran yang
pembelajaran, siswa akan terbiasa memiliki diberikan oleh Buxton dan Provenzo, dapat
sikap hati-hati dalam aktifitas lainnya disimpulkan beberapa sikap ilmiah yang
karena terbiasa dengan melakukan dapat dikembangkan melalui berbagai
penyelidikan yang hati-hati. aktifitas yang dapat dilakukan. Ragam sikap
Pada artikelnya yang berjudul “The ilmiah yang dapat digunakan sebagai
value of outdoor learning: evidence from patokan misalnya adalah jenis sikap ilmiah
research in the UK and elsewhere”, Justin yang dikategorikan oleh Gega, Harlen, dan
Dillon menyampaikan hal terkait nilai dalam AAAS (Bundu, 2006).
outdoor learning seperti dalam uraian Pada PBE dengan konteks ruang
berikut: dalam kaitan pengaruh outdoor kelas siswa melakukan observasi, menonton
learning terhadap sikap siswa, Mittelstaedt, video, mendengarkan narasumber,
Sanker and Vanderveer (1999) melihat melakukan wawancara. Mereka juga
adanya pengaruh dalam satu minggu berdiskusi dan melakukan kerja kelompok.
eksperimen program terhadap 46 anak di Dalam kegiatan-kegiatan ini siswa diajak
US. Anak-anak tersebut mengikuti program untuk selalu ingin tahu, berani, percaya diri
summer-school selama 5 hari tentang respek terhadap fakta (hasil observasi).
aktifitas biodiversity. Ditemukan bahwa Dalam mendengarkan pamaparan dari
meskipun siswa telah datang dengan sikap narasumber, siswa diajak untuk dapat
yang positif terhadap lingkungan, mereka berpikir kritis serta berpikiran terbuka dan
meninggalkan program dengan sikap positif dan dapat bekerja sama.
yang lebih kuat (p. 147). Dalam hal Saat melakukan aktifitas di tempat-
merubah perilaku siswa, Bogner (1998) tempat yang ada di sekolah (school
melakukan tes satu hari dan lim hari building) misalnya saat menyelidiki
terhadap program ekologi outdoor jangka efisiensi penggunaan energi listrik di
panjang dengan 700 siswa usia 11-13 tahun sekolah, siswa diharapkan memiliki sikap
di German national park. Bogner ingin tahu, respek terhadap fakta, berpikir
melaporkan bahwa program 5 hari kritis terhadap hasil penggunaan energy
menyebabkan penigkatkan yang eksplisit yang mungkin berlebih. Mereka dapat
secara kreatif mencari cara mengurangi
120
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
121
ISBN 978-602-70471-2-9
taman menjadikan anak terbiasa berinteraksi seorang ahli gizi, penemu alat hemat energi,
dengan warga negara dengan berbagai latar atau sebagai pakar lingkungan hidup yang
belakang pekerjaan yang berbeda. Dalam ilmunya sangat berguna di masyarakat.
konteks sikap yang lebih umum (bukan
sikap ilmiah) siswa dapat melatih sikap SIMPULAN
respek terhadap orang yang lebih tua, Konsep PBE sejalan dengan
menghormati dalam kata dan sikap, pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013
berbicara dengan sopan, serta dalah hal: 1) interaksi langsung dengan alam
mendengarkan dengan baik. Siswa juga sehingga siswa dapat melakukan
dilatih untuk dapat menyampaikan pendapat eksperimen terhadap sumber belajar di
secara percaya diri dan lantang. alam; 2) dengan menghadapi alam di
Sikap ilmiah diperlukan dalam masyarakat secara langsung, akan muncul
proses kegiatan dan pastinya akan berbagai pertanyaan nyata untuk dijadikan
membentuk sikap dalam karakter siswa sumber permasalahan yagn harus
secara umum. Jika tingkatan paling tinggi dipecahkan; 3) PBE memungkinkan
dalam karakter seseorang adalah melakukan integrasi antar mata pelajaran yagn sangat
sebuah sikap sebagai habit/kebiasaan, maka sesuai dengan konsep pendekatan tematik
aktifitas dalam PBE adalah sebagai upaya dalam pembelajaran di SD; 4) tujuan utama
membiasakan siswa. Jika kegiatan ini PBE adalah menjadikan mereka menjadi
dilakukan secara berulang, maka berbagai warga negara yagn berguna nantinya dengan
sikap ilmiah tersebut akan menjadi memahami onteks nyata dalam lingkungan
kebiasaan siswa dalam menjalankan dimana siswa tinggal. Ini sejalan dengan
aktifitas kehidupan sehari-hari. Misalnya maksud dari kurikulum 2013 yang
jika ketika melihat berita di televisi tentang mengangkat konsep literasi sebagai tujuan
banjir, maka anak akan terbiasa berpikir akhir dari pembelajara nyaitu
kritis tentang penyebab terjadinya bencana mengaplikasikan konsep keilmuwan yagn
tersebut. Anak-anak juga akan terbiasa diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
berlaku kreatif untuk memecahkan masalah, Kegiatan dalam PBE dapat
misalnya terjadinya erosi, konsumsi listrik digolongkan menjadi lima konteks tempat,
berlebih, kurangnya nutrisi balita, dan yaitu di ruang kelas, di gedung sekolah,
sebagainya. Suatu saat nanti mereka akan halaman sekolah, lingkungan tetangga
menjadi ilmuwan sebenarnya sebagai sekolah, dan masyarakat yang lebih luas.
122
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
123