140310190039
[Document title]
ABSTRAK
1
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
BAB II
METODE PERCOBAAN
Jangka sorong merupakan alat yang digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan,
dan diameter benda yang diamati dengan ketelitian sampai dengan 0,1mm. Cara
kerja jangka sorong adalah dengan mengapit benda dengan kedua rahang jangka.
Mikrometer sekrup merupakan alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan atau
diameter benda yang diamati dengan ketelitian atau skala 0,1mm. Cara kerja
micrometer sekrup adalah dengan mengapit benda dengan kedua rahangnya.
2.1.3 Mistar
Mistar atau penggaris merupakan alat ukur yang paling sering digunaan dan
berfungsi untuk mengukur ketebalan, panjang, dan lebar benda yang akan diamati.
Mistar memiliki ketelitian sampai dengan 0,5mm
Neraca Ohauss merupakan alat timbangan untuk mengukur massa bedna yang
diamati dengan ketelitian sampai dengan 0,1 gram. Cara kerja neraca Ohauss adalah
dengan menggeserkan anak beban yang berada di lengan neraca hingga mencapai
suatu kesetimbangan antara massa anak beban dan benda yang diamati.
Balok besi merupakan salah satu benda yang akan diamati ukuran panjang, lebar,
tinggi, dan massanya pada percobaan ini.
Pelat aluminium merupakan salah satu benda yang akan diamati ukuran panjang,
tinggi, lebar, diameter,dan massanya pada percobaan kali ini.
3
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
4
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
BAB III
3.1 Data
5
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
Massa (gram)
No
Balok Pelat
1 68,61 ± 0,005 6,61± 0,005
2 69 ± 0,005 6,5± 0,005
3 68,615± 0,005 6,395± 0,005
𝑋̅ 68,74± 0,005 6,50± 0,005
6
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
Keterangan
P : Panjang
L : Lebar
T : Tinggi
Tb : Tebal
D : Diameter lubang
𝑥̅ : Nilai panjang rata-rata
𝑚
̅ : Nilai massa rata-rata
X ±ΔX = ….
Menggunakan mistar
ΔX =
1. 3,9 ± 0,05 cm
2. 3,9 ± 0,05 cm
3. 3,9 ± 0,05 cm
4. 4,0 ± 0,05 cm
5. 3,9 ± 0,05 cm
Menggunakan jangka sorong
1. 3,98 ± 0,005 cm
2. 3,98 ± 0,005 cm
3. 3,99 ± 0,005 cm
4. 3,98 ± 0,005 cm
5. 3,97 ± 0,005 cm
3.2.1.2 Lebar Balok
Menggunakan mistar
1. 1,9 ± 0,05 cm
7
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
2. 2,0 ± 0,05 cm
3. 1,9 ± 0,05 cm
4. 2,0 ± 0,05 cm
5. 2,1 ± 0,05 cm
Menggunakan jangka sorong
1. 2,01 ± 0,005 cm
2. 2,02 ± 0,005 cm
3. 2,04 ± 0,005 cm
4. 2,03 ± 0,005 cm
5. 2,02 ± 0,005 cm
8
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
2. 4,5 ± 0,05 cm
3. 4,5 ± 0,05 cm
4. 4,4 ± 0,05 cm
5. 4,5 ± 0,05 cm
Menggunakan jangka sorong
1. 4,61 ± 0,005 cm
2. 4,61 ± 0,005 cm
3. 4,62 ± 0,005 cm
4. 4,61 ± 0,005 cm
5. 4,61 ± 0,005 cm
9
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
∑𝑋 ∑(𝑋̅ −𝑋)2
ΔX = , Δ X =√
𝑁 𝑁(𝑁−1)
𝛴𝑋
𝑝
̅̅̅𝑏 =
𝑁
3,9+3,9+3,9+4,0+4,0
𝑝
̅̅̅𝑏 = 5
19,7
𝑝
̅̅̅𝑏 =
5
𝑝
̅̅̅𝑏 = 3,94 𝑐𝑚
0,005
=√ 20
10
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
= √0.00025
= 0,016 𝑐𝑚
⸫ 3,94 ± 0,016 cm
𝛴𝑋
𝑝
̅̅̅𝑏 =
𝑁
3,98 𝑐𝑚+3,98 𝑐𝑚+3,99 𝑐𝑚+3,98 𝑐𝑚+3,97 𝑐𝑚
𝑝
̅̅̅𝑏 = 5
19,9 𝑐𝑚
𝑝
̅̅̅𝑏 =
5
𝑝
̅̅̅𝑏 = 3,98 𝑐𝑚
0+0+0,0001+0+0,0004
=√ 20
= √0,000025
= 0,005
⸫ 3,98 ± 0,005 cm
𝛴𝑋
𝑙̅𝑏 =
𝑁
2,01 𝑐𝑚 + 2,02 𝑐𝑚 + 2,04 𝑐𝑚 + 2,03 𝑐𝑚 + 2,02 𝑐𝑚
𝑙̅𝑏 =
5
10,12
𝑙̅𝑏 = 𝑐𝑚
5
11
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
𝑙̅𝑏 = 2,024 𝑐𝑚
0,000196+0,000016+0,000256+0,000036+0,000016
=√ 20
= √0,00052
= 0,022804 cm
⸫ 2,024 ± 0,023 cm
𝛴𝑋
𝑙̅𝑏 =
𝑁
1,9 𝑐𝑚 + 2,0 𝑐𝑚 + 1,9 𝑐𝑚 + 2,0 𝑐𝑚 + 2,1 𝑐𝑚
𝑙̅𝑏 =
5
9,9
𝑙̅𝑏 = 𝑐𝑚
5
𝑙̅𝑏 = 1,98 𝑐𝑚
0.0137
=√ 20
= √0.000685
= 0,026 cm
⸫ 1,98 ± 0,026 cm
12
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
̅̅̅̅ 𝛴𝑋
𝑇 =
𝑏
𝑁
̅̅̅̅ 5
𝑇 = 𝑐𝑚
𝑏
5
̅̅̅̅
𝑇 = 1 𝑐𝑚
𝑏
= 0 cm
⸫ 1 ± 0 cm
̅̅̅̅ 𝛴𝑋
𝑇 =
𝑏
𝑁
̅̅̅̅ 4,8
𝑇 =
𝑏 𝑐𝑚
5
̅̅̅̅
𝑇 = 0,96 𝑐𝑚
𝑏
0,008
=√ 20
= √0.0004
= 0,02 cm
13
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
⸫ 0,96 ± 0,02 cm
̅̅̅̅̅
3.2.2.4 Massa balok rata-rata (𝒎 𝒎𝒃 )
𝒃 ) dan ketidakpastiannya (∆̅̅̅̅̅
𝛴𝑋
𝑚𝑏 =
̅̅̅̅̅
𝑁
206,225
𝑚𝑏 =
̅̅̅̅̅
3
𝑚𝑏 = 68,74 𝑔𝑟
̅̅̅̅̅
0,0169+0,0676+0.015625
=√ 6
= √0.166875
= 0,13 gr
⸫ 68,74 ± 0,13 gr
4,61+4,61+4,62+4,61+4,61
𝑝
̅̅̅𝑝 = 5
23,06
𝑝
̅̅̅𝑝 = 5
𝑝
̅̅̅𝑝 = 4,61 cm
(4,612−4,61)2 +(4,612−4,61)2 +(4,612−4,62)2 +(4,612−4,61)2 +(4,612−4,61)2
∆𝑝
̅̅̅
𝑝 =√ 5(5−1)
0,00008
=√ 20
= √0.000004
= 0,002 cm
14
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
⸫ 4,61 ± 0,002 cm
4,5+4,5+4,5+4,4+4,5
𝑝
̅̅̅𝑝 = 5
22,4
𝑝
̅̅̅𝑝 = 5
𝑝
̅̅̅𝑝 = 4,48 cm
(4,48−4,5)2 +(4,48−4,5)2 +(4,48−4,5)2 +(4,48−4,4)2 +(4,48−4,5)2
Δ𝑝
̅̅̅𝑝 =√ 5(5−1)
0,008
=√ 20
= √0.0004
= 0,002 cm
4,48 ± 0,02 cm
1,85+1,9+1,89+1,89+1,89
𝑙̅𝑝 = 5
9,42
𝑙̅𝑝 = 5
𝑙̅𝑝 = 1,88 𝑐𝑚
(1,88−1,85) 2 +(1,88−1,9)2 +(1,88−1,89)2 +(1,88−1,89)2 +(1,88−1,89)2
∆𝑙̅𝑝 =√ 5(5−1)
0,0016
=√ 20
= √0.00008
= 0,0089 cm
⸫ 1,88 ± 0,0089 cm
15
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
1,8+1,8+1,8+1,8+1,9
𝑙̅𝑝 = 5
9,1
𝑙̅𝑝 = 5
𝑙̅𝑝 = 1,82 𝑐𝑚
(1,82−1,8) 2 +(1,82−1,8)2 +(1,82−1,8)2 +(1,82−1,7)2 +(1,82−1,8)2
∆𝑙̅𝑝 =√ 5(5−1)
0,016
=√ 20
= √0.0008
= 0,028𝑐𝑚
⸫ 1,82 ± 0,028 cm
̅̅̅̅ = 1,702
𝑇𝑏 5
̅̅̅̅ = 0,340 𝑐𝑚
𝑇𝑏
2 +(0,340−0,341)2 +(0,340−0,340)2 +(0,340−0,339)2 +(0,340−0,338)2
̅̅̅̅=√(0,340−0,344)
∆𝑇𝑏 5(5−1)
0,000022
=√ 20
= √0.0000011
= 0,001 𝑐𝑚
⸫ 0,340 ± 0,001 cm
̅ = 3,29
𝐷 5
̅ = 0,658 cm
𝐷
16
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
0,00188
=√ 20
= √0.000094
= 0,0097 cm
⸫ 0,658 ± 0,0097 cm
̅̅̅̅̅
3.2.2.9 Massa pelat rata-rata (𝒎 𝒎𝒃 )
𝒃 ) dan ketidakpastiannya (∆̅̅̅̅̅
6,61+6,5+6,395
𝑚
̅̅̅̅𝑝 = 3
19,505
𝑚
̅̅̅̅𝑝 = 3
𝑚
̅̅̅̅𝑝 = 6,50 𝑔𝑟𝑎𝑚
(6,50−6,61)2 +(6,50−6,61)2 +(6,50−6,39)2
Δ𝑚
̅̅̅̅𝑝 =√ 3(3−1)
0,0363
=√ 6
= √0.00605
= 0,078 𝑔𝑟𝑎𝑚
Rumus Balok :
2
𝛥𝑝̅ 2 𝛥𝑙 ̅ 𝛥𝑡̅ 2
∴ 𝑉 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 = 𝑝̅ 𝑙 𝑡̅ ̅ 𝛥𝑉 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [| 𝑝̅ | + | 𝑙 ̅ | + | 𝑡̅ | ] 𝑣 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
∴ 𝑉 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘 ± 𝛥𝑉 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Rumus Pelat :
17
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
2 2 2
𝛥𝑝̅ 2 𝛥𝑙 ̅ 𝛥𝑡̅ 𝛥𝑟̅ 2 𝛥𝑇̅
√
𝛥𝑉𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 = [ (| | + | | + | | ) − (2 | | + | | ) ] 𝑣 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
𝑝̅ 𝑙̅ 𝑡̅ 𝑟̅ 𝑇̅
̅̅̅𝑏 ∙ 𝑙̅𝑏 ∙ 𝑇̅
𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 𝑝
𝑉𝑏 = 3,94 ∙ 1,98 ∙ 0,96
𝑉𝑏 = 7,49 𝑐𝑚3
2 2
Δ𝑝̅̅̅𝑏 2 Δ𝑙̅𝑏 Δ𝑇̅
∆𝑉𝑏 = [√| | + | | + | | ] ∙ 𝑉𝑏
𝑝𝑏 𝑙̅𝑏 𝑇̅
0,005 2 0,023 2 0 2
∆𝑉𝑏 = [√| 3,98 | + |2,024| + |1| ] ∙ 8,05
18
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
1 2
̅̅̅𝑝 ∙ 𝑙̅𝑝 ∙ 𝑇𝑏
𝑉𝑝 = (𝑝 ̅̅̅̅) − (𝜋 ∙ 𝐷 ̅̅̅̅)
̅ ∙ 𝑇𝑏
4
𝑉𝑝 = (4,48 ∙ 1,82 ∙ 0,340) − (3,14 ∙ 0,10 ∙ 0,340)
𝑉𝑝 = (2,77) − (0,11)
𝑉𝑝 = 2,66𝑐𝑚3
2
Δ𝑝̅̅̅𝑝
2
Δ𝑙̅𝑝 ̅̅̅̅ 2
Δ𝑇𝑏 Δ𝑟̅ ̅̅̅̅ 2
Δ𝑇𝑏
∆𝑉𝑝 = [√(| | +| | +| | ) − (2 | | + | | ) ] ∙ 𝑉𝑝
𝑝𝑝
̅̅̅ 𝑙̅𝑝 ̅̅̅̅
𝑇𝑏 𝑟̅ ̅̅̅̅
𝑇𝑏
1 2
̅̅̅𝑝 ∙ 𝑙̅𝑝 ∙ 𝑇𝑏
𝑉𝑝 = (𝑝 ̅̅̅̅) − (𝜋 ∙ 𝐷 ̅̅̅̅)
̅ ∙ 𝑇𝑏
4
𝑉𝑝 = (4,612 ∙ 1,88 ∙ 0,340) − (3,14 ∙ 0,1082 ∙ 0,340)
𝑉𝑝 = (2,95) − (0,11)
𝑉𝑝 = 2,84 𝑐𝑚3
2
Δ𝑝̅̅̅𝑝
2
Δ𝑙̅𝑝 ̅̅̅̅ 2
Δ𝑇𝑏 Δ𝑟̅ ̅̅̅̅ 2
Δ𝑇𝑏
∆𝑉𝑝 = [√(| | +| | +| | ) − (2 | | + | | ) ] ∙ 𝑉𝑝
𝑝𝑝
̅̅̅ 𝑙̅𝑝 ̅̅̅̅
𝑇𝑏 𝑟̅ ̅̅̅̅
𝑇𝑏
19
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
̅̅̅̅𝑏
𝑚
𝜌𝑏 =
𝑉𝑏
68,74
𝜌𝑏 = 7,49
𝜌𝑏 = 9.18 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
∆𝑚 ̅ 2 ∆𝑉 2
∆𝜌𝑏 = [√| 𝑚̅ | + | 𝑉 | ] ∙ 𝜌
0,13 2
0,19 2
∆𝜌𝑏 = [√|68,74| + | 7,4 | ] ∙ 9,18
𝜌𝑝 = 2,44 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
∆𝑚 ̅ 2 ∆𝑉 2
∆𝜌𝑝 = [√| 𝑚̅ | + | 𝑉 | ] ∙ 𝜌
0,078 20 2
∆𝜌𝑝 = [√| 6,50 | + |2,66| ] ∙ 2,44
20
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
̅̅̅̅𝑏
𝑚
𝜌𝑏 =
𝑉𝑏
68,74
𝜌𝑏 = 8,05
𝜌𝑏 = 8,54 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
∆𝑚 ̅ ∆𝑉 2 2
∆𝜌𝑏 = [√| 𝑚̅ | + | 𝑉 | ] ∙ 𝜌
0,13 0,092 2 2
∆𝜌𝑏 = [√|68,74| + | 8,05 | ] ∙ 8,54
𝜌𝑝 = 2,30 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
̅ 2
∆𝑚 ∆𝑉 2
∆𝜌 = [√| 𝑚̅ | + | 𝑉 | ] ∙ 𝜌
0,078 2 0 2
∆𝜌 = [√| 6,50 | + |2,98| ] ∙ 2,30
∆𝜌 = 0,03 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
𝜌 − 𝜌𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
𝐾𝑆𝑅 = | | 100%
𝜌𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅
21
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
Catatan :
a.Balok
1.Menggunakan mistar
9,18−8,7
=| | ∙ 100% = 5,5%
8,7
8,54−8,7
=| | ∙ 100% = 1,84%
8,7
1.Menggunakan mistar
b.Pelat
1. Menggunakan mistar
22
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
2,44−2,8
=| | ∙ 100% = 12,85%
2,8
2,3−2,8
=| | ∙ 100% = 17,85%
2,8
1. Menggunakan mistar
Pada percobaan mengenai pengukuran pada kali ini, kami menggunakan alat
alat ukur sederhana yang berupa jangka sorong, mistar, neraca, dan mikrometer
sekrup. Bahan yang digunakan untuk pengukuran pada kali ini adalah balok besi
dan pelat aluminium. Dimensi dimensi yang akan diukur adalah panjang, lebar,
tinggi. Untuk dimensi tebal dan diameter hanya pelat aluminium yang di ukur.
Untuk mengukur tinggi, lebar, dan panjang, alat yang digunakan sebagai
pengukur adalah mistar dan jangka sorong. Sedangkan untuk diameter
menggunakan alat mikrometer sekrup.
Dari hasil pengelola data, didapat data KSR dan KP sebesar untuk. Dapat
dilihat bahwa data KSR balok yang berdasarkan pengukuran menggunakan mistar
memiliki nilai 5,5%, nilai tersebut lebih besar disbanding nilai KSR balok yang
berdasarkan pengukuran Jangka Sorong yang hanya memiliki nilai 1,84%. Hal ini
terbukti bahwa jangka sorong memiliki nilai ketelitian lebih besar disbanding
mistar. Sedangkan pada pengukuran pelat, nilai KSR yang menggunakan
pengukuran mistar yang memiliki nilai 12,85% lebih kecil disbanding nilai KSR
yang menggunakan pengukuran jangka sorong yang memiliki nilai 17,85%. Hal
23
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
tidak sesuai dengan teori dasar bahwa jangka sorong memiliki nilai akurasi lebih
tinggi dibanding mistar.
24
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Pengukuran yang baik merupakan pengukuran dimana alat ukur dikalibrasikan
terlebih dahulu.dan menulis hasil pengukuran dengan nilai ketidakpastiannya.
4.2 Pengukuran dengan mistar dilakukan dengan melihat skala yang sejajar dengan
ujung benda yang akan diukur. Pengukuran dengan menggunaan jangka sorong
dilakukan dengan melihat hskala yang ditunjuk di skala utama dan
nonius.Pengukuran dengan neraca Ohauss dilakukan dengan menyeimbangkan
benda yang berada di piringan dengan anak timbangan. Pengukuran dengan
menggunaan mikrometer skrup dilakukan dengan melihat skala utama dan skala
nonius yang sejajar dengan garis.
4.3 Terdapat dua jenis ketidakpastian, yaitu ketidakpastian tunggal yang nilainya
setengah dari nilai skala terkecil alat ukur, dan ketidakpastian majemuk yang
nilainya ditentukan oleh rumus :
∑(𝑋̅−𝑋)2
Δ X =√
𝑁(𝑁−1)
4.4 Penulisan pengukuran ditulis dengan cara menuliska hasil pengukuran dengan
nilai sesatannya.
25
SYIFA ISFANDIARI FIRDAUS
140310190039
[Document title]
DAFTAR PUSTAKA
2. Halliday, D., & Robert. (n.d.). Fisika Jidil 1 Edisi ke-5. Erlangga.
26