Anda di halaman 1dari 7

PENGEBORAN TANAH MEKANIK DENGAN METOE PENGEBORAN

ROTARY DRILLING

MATA KULIAH:

PEMINDAHAN TANAH & INSTUMENTASI

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD RIFAL FAN PUTRA 1607112181

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2019
I. PENDAHULUAN

Pengeboran adalah salah satu metode yang digunakan dalam suatu proses
eksplorasi pertambangan. Memberikan informasi data mengenai keadaan bawah-
tanah melalui garis lubang pengeboran. Dari setiap pemboran biasanya dibuat
sebuah laporan pemboran. Di dalamnya dicatat dengan cermat material-material
apa saja yang telah ditemukan, dan selain itu juga kecepatan penetrasi dan
perilaku material terhadap alat pemboran.
Rotary Drilling adalah metode pemboran yang menggunakan aksi putaran
untuk melakukan penetrasi terhadap batuan. Pada metode ini ada dua jenis mata
bor, yaitu tricone bit dengan hasil penetrasinya berupa gerusan dan drag bit
dengan hasil penetrasinya berupa potongan (cutting).

II. PEMBAHASAN
1. Medote Pemboran
Teknik pemboran dengan metode rotary drilling dapat dikelompokkan
menjadi 4 metode, yaitu:
a. Metode putar dengan sistem sirkulasi langsung (Direct Circulation Rotary
Methods)
Prinsip kerja dari teknik pemboran ini adalah memanfaatkan
momen putar yang berasal dari drill string (stang bor) yang dihubungkan
dengan prime over melalui gear reduction system.
Pada Down Hole system yang ujungnya dipasang mata bor
(drilling bit) akan berputar di dalam lubang bor dan mendapat tekanan
dari drill rod. Akibat gesekan dan tumbukan mata bor dengan batuan,
akan terbentuk potongan-potongan batuan yang berukuran kecil yang
disebut dengan serbuk pemboran atau cutting.
Lumpur bor yang terdiri dari materials bentonite water base atau oil
base, keluar melalui mata bor dan selanjutnya ke permukaan melalui
annulus lubang bor sambil membawa partikel hasil pemboran (cutting) ke
permukaan. Sesampainya di Mud DrillingTank, partikel yang di bawa dari
dasar sumur akan diendapkan, dan selanjutnya lumpur bor dimasukkan
lagi melalui pompa Lumpur (mud pump).
b. Metode Putar Dengan Udara (Air Rotary Methods)
Prinsip kerja dari Air Rotary Methods hampir sama dengan metode
Direct Rotary Methods. Bedanya hanya terletak pada fungsi lumpur
pemborannya. Pada metode Direct Rotary Methods lumpur bor diganti
dengan angin dari kompresor. Metode ini biasanya dilakukan untuk
pengeboran pada batuan keras atau pada pekerjaan pemboran untuk proses
peledakan dinamit atau pada pekerjaan pertambangan.

c. Metode Tumbuk Dengan Putaran Udara (Air Rotary Percussion Methods)


Metode ini merupakan kombinasi dari Air Rotary Methods dengan
teknik percussion. Untuk mengangkat drill cutting dari dalam lubang bor
ke permukaan mengunakan tekanan angin dari kompresor. Sedangkan
untuk menumbuk batuan pada saat pemboran menggunakan pneumatic
hammer yang berputar dengan jumlah impact antara 10 – 15 tumbukan
per detik.

d. Metode Putar Dengan Sirkulasi Terbalik (Reverse Circulation Rotary


Methods)
Metode ini sama dengan metode direct rotary. Metode ini khusus
digunakan untuk pengeboran dengan diameter besar minimum 40– 1,8
meter dengan kondisi batuan yang unconsolidated. Degan metoda ini,
Lumpur dari annulus lubang bor dipompa keluar dengan bantuan pompa
lain sehingga permukaan lumpur selalu berada di level permukaan tanah.
Dengan demikian, kemungkinan terjadi runtuhan pada dinding sumur bor
pada saat pemboran dilakukan akan dapat diperkecil. Kapasitas
pemompaan (kecepatan aliran di dalam pipa stang bor harus sekitar 2
m/sec.).

2. Prinsip Kerja
Secara umum prinsip kerja operasi mesin bor putar dijabarkan sebagai
berikut;
1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk
mengeruk batuan dan menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang
berlobang (pipa).
2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan
berbagai macam alat transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck
ataupun langsung.
3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan
perantaraan kompresor/motor listrik.
4. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat
pipa, keluar lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing)
atau sebaliknya.
5. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.
6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada
suatu menara/derrick dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak
(rack) untuk keperluan menyambungnya atau mencabut serta
melepaskannya dari rangkaian.
7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik
atau mekanik maupun karena bebannya sendiri.
8. Conto batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai Serbuk bor (drill-
cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur bor atau air. Serbuk
penggerusan batuan dibawa oleh air ke permukaan sambil mendinginkan
mata bor dan juga inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung
pengambil inti (core barrel).
9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah
sehingga batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh
core barrel. Mata bor ini biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja
tungsten.
10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan dicabut dengan
mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke permukaan setiap kali
seluruh bumbung terisi dan dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui
lubang pipa dengan kabel).
11. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang
setiap kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan
matabor yang berukuran kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk
mengatasi adanya masalah seperti masuknya air formasi secara berlebihan
(water influks), kehilangan sirkulasi lumpur pemboran karena adanya
kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya lapisan yang ditembus.
Bor putar memberaikan batuan dengan memutar mata bor dan selain itu
juga harus memberikan tekanan pada mata bor. Untuk operasi pengeboran vertikal
ke bawah (downward) maka berat dari rangkaian bor secara otomatis akan
memberikan tekanan kepada mata bor. Pada kondisi tertentu juga sering
digunakan pipa khusus sebagai pemberat (drill collar) tepat di atas mata bor.
Disamping itu tekanan juga bisa dihasilkan dari unit transmisi hidrolik mesin bor.
Terdapat tiga metode dalam memutar rangkaian bor yaitu:
 Dengan memutar meja putar (rotary table) yang berhubungan langsung
dengan pipa (stang bor), dalam hal ini unit pemutar bersifat statis. Putaran
vertikal yang dihasilkan oleh mesin penggerak diubah menjadi putaran
horisontal oleh sebuah meja putar yang pada bagian bawahnya terdapat
alur-alur berpola konsentris.
 Dengan memutar pipa (stang bor) langsung oleh unit pemutar (mesin bor)
yang juga ikut bergerak ke bawah (top drive) sehingga unit pemutar
bersifat dinamis.
 Memutar mata bor dengan unit turbin pemutar di dalam lubang bor
(downhole turbine).
Disamping tenaga putaran, kemajuan pengeboran juga sangat dipengaruhi
oleh tekanan yang berasal dari beban rangkaian bor itu sendiri atau ditambah
dengan tekanan hidrolik dari pompa mesin bor. Pengeboran putar hidrolik
mengkombinasikan tekanan hidrolik, beban rangkaian bor, dan tenaga putaran ke
mata bor untuk memberaikan formasi. Top drive adalah salah satu jenis
pengeboran yang menggunakan tekanan hidrolik pada unit pemutar dinamis.
Sementara pada unit pemutar statis, tekanan hidrolik dari pompa ditransmisikan
ke rangkaian bor melalui spindle.
3. Alat yang digunakan

1. Alat-alat pemboran dan alat-alat umum


a. Deerick (menara bor) dan substructure
b. Prime mover (mesin penggerak/pembangkit tenaga)
c. Rngkaian pipa bor (drill pipe, drill collar, pahat)
2. Alat pengangkat (Hoisting equipment)
a. Hoist (Draw work)
b. Drilling line(kabel baja)
c. Crown block
d. Traveling block
3. Peralatan pemutar
a. Rotary Table
b. Kelly bushing
c. Cat Head
4. Peralatan Sirkulasi
a. Pompa Lumpur
b. Stand pipe
c. Selang Lumpur
d. Swivel
e. Talang Lumpur (mud pit)
f. Ayakan Lumpur (shale screen)
g. Tangki lumpur (mud tank)
5. Alat-alat lain
a. Blow Out Prefenter (BOP)
b. Pipa Selubung
c. Weight indicator
d. Alat-alat penera

Anda mungkin juga menyukai