Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ananda Fitrian Anshary

NIM : 1610716210001

TUGAS METODE PENELITIAN KELATUAN

Bahan Diskusi:

Sintesa penelitian dari landasan teori yang berkaitan dengan topik rencana
penelitian

Variabel apa saja yang digunakan dalam penelitian anda dan bagaimana
keterkaitan antara variabel tersebut

Susunlah kerangka berpikir.pemikiran dari rencana penelitian anda

Landasan teori yang muncul dari topik rencana penelitian ini berawal dari
ekosistem hutan mangrove yang multifungsi. Ekosistem hutan mangrove memiliki
banyak fungsi, baik itu fungsi dari segi bioekologi, fisik maupun dari segi kimia
(Nursalam, 2016). Secara bioekologi, ekosistem hutan mangrove dapat berperan
sebagai tempat memijah (spawning ground) biota perairan seperti ikan, udang dan
kerang-kerangan. Hutan mangrove juga berfungsi sebagai tempat pengasuhan
(nursery ground) bagi biota-biota muda yang akan berkembang menjadi biota-
biota dewasa, maupun sebagai tempat mencari makan (feeding ground) bagi
biota-biota yang hidup di ekosistem hutan mangrove (Krisnawati, 2017). Secara
fisik, ekosistem hutan mangrove dapat menjadi penahan lumpur dan penahan
sedimen (sediment trap) yang berasal dari run off aliran sungai. Secara kimia,
ekosistem hutan mangrove dapat menjadi penyerap dan penyimpanan karbon
(carbon sink) yang berguna untuk mengurangi kadar karbon dioksida (CO2) di
atmosfer (Kusen et al, 2016).
Variabel yang digunakan dalam topik rencana penelitian yaitu variabel
berdasarkan variasi nilai. Variabel berdasarkan variasi nilai yang akan digunakan
dalam rencana penelitian yaitu bersifat kategoris. Contoh variabel kategoris
seperti tingkat kerapatan mangrove, tutupan kanopi mangrove, kandungan
biomassa dan lain sebagainya.. Tingkat kerapatan mangrove secara umum dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu: rapat, sedang dan jarang.
Variabel yang sudah dijelaskan pada paragraf diatas memenuhi ciri-ciri
variabel penelitian. Pertama, variabel tersebut memiliki nilai, contohnya kerapatan
mangrove sebesar 1000 ind/ha atau 50 ind/100m2. Kedua, dengan variabel
tersebut dapat membedakan satu objek dengan objek yang lain, dalam hal ini
objek bisa kita anggap sebagai lokasi mangrove. Contohnya, lokasi A dengan
kerapatan 1000 ind/ha dengan lokasi B yang memiliki kerapatan 500 ind/ha.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dibedakan lokasi mana yang memiliki kerapatan
yang lebih tinggi. Ketiga, variabel tersebut dapat diukur dengan menggunakan
metode-metode yang ilmiah.
Variabel tingkat kerapatan mangrove merupakan variabel dependen.
Variabel dependen adalah variabel yang memiliki pengaruh terhadap variabel
lainnya. Variabel ini berpengaruh terhadap variabel lain seperti variabel
kandungan stok karbon. Semakin tinggi kerapatan suatu ekosistem mangrove
maka kandungan stok karbon di lokasi tersebut juga semakin tinggi. Variabel
tersebut juga memiliki pengaruh variabel lain seperti tutupan kanopi, biomassa
dan lainnya.
Gambaran kerangka pemikiran:

Ekosistem Mangrove

Carbon Sink

Pengumpulan Data dan


Analisis

Above Ground Biomass Below Ground Biomass Karbon Serasah

Pengumpulan sampel
Pengukuran DBH Pengukuran DBH
serasah

Biomassa x 0,46

Total Stok Karbon


Kerangka pemikiran dari rencana penelitian yaitu mengenai hubungan
antara diameter mangrove dengan biomassa dan kandungan stok karbon di
ekosistem mangrove. Penyimpanan karbon pada ekosistem hutan mangrove
berhubungan erat dengan jumlah biomassa atas (above ground biomass),
biomassa akar (below ground biomass) dan jumlah karbon yang tersimpan pada
serasah. Perhitungan biomassa tersebut berkaitan dengan pengukuran keliling,
diameter, berat jenis dan kepadatan ekosistem mangrove. Jumlah cadangan
karbon tersimpan pada sebuah ekosistem hutan mangrove menunjukkan fungsi
kawasan tersebut yang dapat menjadi mitigasi perubahan iklim.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling
dengan memperhatikan lokasi penelitian. Sampling dilakukan pada beberapa
stasiun dengan kondisi yang berbeda seperti, dekat pemukiman, di hulu sungai
dan muara sungai. Masing masing lokasi memiliki 3 plot yang tegak lurus dengan
sungai dengan ukuran 10 x 10m (100 m2) (Jati,2017).
Kandungan karbon yang tersimpan pada vegetasi mangrove yaitu 0,46 dari
total biomassa. Total biomassa berkaitan erat dengan diameter mangrove (DBH =
diameter at breast height / diameter setinggi dada), massa jenis mangrove dan
persamaan allometrik (Suryono et al, 2018). Sedangkan kandungan karbon yang
tersimpan pada serasah berkaitan dengan perbandingan berat kering serasah
dengan berat basah serasah.
Hasil yang didapatkan yaitu total biomassa, yang mana hasil tersebut akan
dikalikan dengan 46% atau 0,46 untuk mengetahui stok karbon. Stok karbon
tersebut kemudian diubah satuannya menjadi ton C/ha, dengan memperhatikan
luas plot sampling. Hasil tersebut juga bisa dihubungkan dengan kerapatan
mangrove dengan analisis statistik.
DAFTAR PUSTAKA

Jati, I.W., Pribadi, R. 2017. Penanaman Mangrove Tersistem sebagai Solusi


Penambahan Luas Tutupan Lahan Hutan Mangrove di Pesisir Selatan
Kabupaten Bantul. Proceeding Biology Education Conference, 14 (1),
148 – 153.

Krisnawati, H. 2017. Hutan Mangrove untuk Mitigasi Perubahan Iklim. Pusat


Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian, Pengembangan
dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Bogor.

Kusen, D.J., Lumingas, L.J.L, Rondo, M. 2016. Ekologi Laut Tropis Ekosistem
Hutan Mangrove. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam
Ratulangi. Manado.

Nursalam. 2016. Korelasi Nilai Stok Karbon Biru (Blue Carbon) dengan Struktur
Komunitas Biota Perairan pada Ekosistem Mangrove. Tesis. Program
Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Program
Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Suryono, Soenardho, N., Wibowo, E., Ario, R., Rozy, E.F. 2018. Estimasi
Kandungan Biomassa dan Karbon di Hutan Mangrove Perancak
Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Buletin Oseanografi Marina, 7 (1) 1
– 8.

Anda mungkin juga menyukai