TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku
1. Definisi
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,
yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
6
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
sebagainya.
sebagainya.
B. Pengetahuan
1. Definisi
(knowledge) adalah hasil tahu dari manusia terdiri dari sejumlah fakta dan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek
2. Manfaat Pengetahuan
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah
proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap
3. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
b. Memahami (comprehension)
c. Analisis (analysis)
d. Sintesis (synthesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
4. Pengukuran Pengetahuan
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
a. Tingkat Pendidikan
1) Pendidikan Dasar :
a) SD / MI
b) SMP / MTS
2) Pendidikan Menengah :
b) Madrasah Aliyah
3) Pendidikan Tinggi :
a) Akademi
b) Institut
c) Sekolah Tinggi
d) Universitas
b. Sosial Ekonomi
c. Pekerjaan
berguna bukan saja sebagai dasar demografi, tetapi juga sebagai suatu
d. Pengalaman
e. Umur
Suyani, 2003).
C. Pengertian Gizi
mempelajari hubungan antara makanan dan kesehatan tubuh. Ilmu gizi tidak
banyak hal-hal lain yang dipelajari dalam ilmu gizi, yaitu : keadaan-keadaan
yang ditimbulkan oleh masuknya makanan ke dalam tubuh, cara untuk
Zat gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam
makanan; kecuali bayi umur 0-6 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu
Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-6 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal
yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya.
Dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan
sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat
kebutuhan tubuh (nutrient out put) akan gizi tersebut (Supariasa IDN,
nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan
Dalam menentukan status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut
TABEL 2.1
atas:
Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap umur dalam
Status gizi ini diukur sesuai dengan tinggi badan terhadap umur dalam
Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap tinggi badan
yaitu gizi kurang dan gizi baik dengan batasan indeks sebesar 11,5
cm/tahun.
tinggi dan makanan dari gula murni (Djaeini Ahcmad, 2000 : 27).
E. Dampak Gizi
remaja dan dewasa, hal ini akan berdampak tingginya kejadian berbagai
p.308).
faktor keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan
2009, p.198 obesitas yang sering ditemui pada anak-anak adalah sebagai
berikut:
d. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat
daya tahan anak menurun sehingga anak mudah terserang penyakit infeksi
(Depkes RI, 2002, p.8). Akibatnya balita mengalami Kekurangan Energi
yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika
tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting.
Stunting, yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan
a. Marasmus
Marasmus adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang paling sering
Marasmus sering dijumpai pada anak berusia 0-2 tahun dengan ciri-ciri
sebagai berikut: berat badan kurang dari 60% dari berat badan sesuai
lebih jelas atau tulang rusuk tampak lebih menonjol, anak menjadi
berwajah lonjong dan tampak lebih tua (old man face), otot-otot
perut cekung sering disertai diare kronik (terus menerus) atau susah
b. Kwashiorkor
sela- sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot
c. Marasmus-kwashiorkor
Gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan sistem organ yang akan
atau olah raga serta menghindari tekanan hidup atau stres (Almatsier S,
2005, p.308).
sistem rujukan dimulai dari tingkat posyandu hingga puskemas dan rumah
G. Anak Balita
1. Pengertian Balita
balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia
lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “ batita “
dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal
pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pada usia ini, anak masih
rohani. Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang
daripada orang dewasa. Disisi lain, alat pencernakan usia ini belum
berkembang sempurna.
2. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah
perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya
lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil
Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah
dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal
terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika
hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi
sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga
merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak
agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada
lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi
1) Zat tenaga
Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif
2) Zat Pembangun
3) Zat pengatur
kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan,
dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita
a. Kebutuhan Energi
bertambahnya usia.
kebutuhannya relatif lebih besar dari pada orang dewasa. Namun, jika
dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun,
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
yang pesat. Pada masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai
stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar. Balita memiliki
lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat. Menu seimbang untuk balita
adalah:
Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum
b. Porsi Makanan
d. Susu Pertumbuhan
Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi
2009, p.136).
a. Karbohidrat
Seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie. Selain sebagai menu
atau donat.
beragam mengandung zat gizi yang berbeda. Berikan setiap hari baik
susunya.
d. Protein
pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein lain.
Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti, dan
dan kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur
makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai
umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan
sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu
hamil. Pertumbuhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.
makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah
diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai
makanan keluarga.
makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan
karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di
dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak
seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi
balita.
8. Makanan Untuk Balita Yang Sedang Sakit
supaya lekas ditangani dengan obat yang tepat, sehingga cepat sembuh.
pengaturan makanannya.
menurun.
sering.
3) Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe,
4) Kebutuhan air diberikan lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari
dingin.
Diare diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja
encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Penyebab diare ada
1) Infeksi
2) Malabsorpsi
3) Makanan
4) Faktor psikologis
normal.
Pengaturan makanannya secara umum adalah:
melalui muntah maupun diare. Setiap kali buang air besar beri
dan mineral.
diantaranya:
dihindari.
utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Zat gizi
tersebut dapat kita peroleh dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, makan makanan
a. Beragam jenisnya
c. Higienis dan aman (bersih dari kotoran dan bibit penyakit serta tidak
12. Cara pemberian makanan yang baik menurut Juwono L, 2003 meliputi :
diperlukan.
makan lagi.
e. Memberikan beberapa makanan yang dapat dipegang atau diambil oleh
anak.
makan anak).
a. Usahakan sebelum makan anak berada dalam keadaan lapar. Hal ini
makanan kesukaannya.
e. Anak yang sedang malas makan, jangan dipaksa makan. Simpan saja
g. Kembangkan sikap tegas, terbuka dan logis ketika orang tua menolak
permintaan jajan dari anak yang tidak baik dan sehat. Berikan kepada
disenangi anak.
orang tua.
14. Menjaga makanan tetap bersih dan aman menurut Juwono L, 2003 antara
lain :
2 jam jika tidak ada di lemari es. Jika dibiarkan lebih lama panaskan
bersih.
a. Menyusun menu
yaitu setiap pagi, siang, dan malam dan makan selingan hendaknya
yaitu:
1) Warna
2) Bau
berkualitas baik akan memberi bau yang sedap, segar, enak dan
itu juga perlu diperhatikan cara mengolah yang baik. Misalnya makanan
d. Menyajikan makanan
bersih maka akan menggugah selera bagi semua yang melihatnya. Hal
penting yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah penyusunan dan
sempurna.
1. Ketersediaan pangan
ditingkat keluarga, hal ini sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan
yang dikonsumsi oleh setiap anggota keluarga untuk mencapai gizi baik
dan hidup sehat (Depkes RI, 2004, p.19). Jika tidak cukup bisa
RI, 2002, p.13). Padahal makanan untuk anak harus mengandung kualitas
(http://www.okezone.com).
2. Pola asuh keluarga
pola asuh yang tepat akan memberi pengaruh yang besar dalam
3. Kesehatan lingkungan
penyediaan air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat akan
5. Budaya keluarga
bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu (FKM UI, 2007,
p.277).
terutama pada golongan rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui,
6. Sosial ekonomi
Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk di sejumlah
(http://www.kompas.com).
Predisposing Factor
(Faktor Budaya
Predisposisi): Keluarga
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Kepercayaan Pola Asuh
d. Tradisi Keluarga
e. Nilai
f. Umur
g. Pendidikan Sosial
Ekonomi
Enabling Factor
(Faktor
Pemungkin): Status Gizi Kesehatan
Perilaku
Ketersediaan Balita Lingkungan
sumber-sumber
atau fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Dasar
Reinforcing Factor
(Faktor Penguat):
a. Sikap Ketersediaan
b. Perilaku petugas Pangan
c. Peraturan
Undang-undang