Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang Pemanfaatan
Hasil Tes Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran.
Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Aulia Ajijah
selaku Tutor mata kuliah Pembelajaran Matematika SD.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.
Demikian makalah ini dibuat. Semoga makalah “Bilangan Bulat” ini bisa memberikan
manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menanamkan bilangan bulat secara tepat?
2. Bagaimana memilih media yang sesuai dengan tahap pengenalan konsep?
3. Bagaimana menggunakan media atau peragaan yang tepat untuk menyampaikan
konsep-konsep operasi hitung pada bilangan bulat ?
4. Bagaimana melakukan abstraksi terhadap konsep-konsep bilangan bulat?
5. Bagaimana menentukan sifat-sifat dasar operasi hitung bilangan bulat?
6. Bagaimana melakukan proses pembelajaran bilangan bulat yang sesuai dengan
tahap perkembangan mental berpikir anak dengan strategi yang tepat?
7. Apa saja ragam masalah yang mungkin dialami guru siswa dalam pembelajaran
bilangan bulat?
8. Bagaimana menyelesaikan sistem persamaan dan pertidaksamaan dengan satu
peubah yang merupakan himpunan bilangan bulat?
1
BAB II
PEMBAHASAN
KEGIATAN BELAJAR 1
Pembelajaran Materi Bilangan Bulat di SD serta Ragam Permasalahannya
Pembahasan bilangan bulat (integers) tidak bias dipisahkan dari uraian tentang
bilangan asli (natural/Counting Numbers). Jadi sebelum membahas bilangan bulat, akan di
disinggung terlebih dahulu tentang pembentukan bilangan bulat dari proses operasi hitung
pada bilangan asli. Seperti kita ketahui bahwa bilangan asli terjadi dengan sendirinya atau
alamiah. Karena sejak kecil secara tidak langsung kita sudah di ajarkan oleh orang tua kita
tentang bilangan asli yaitu pada saat belajar mengenal bilangan. Kita dikenalkan dengan
bilangan 1 , 2 , 3 , 4 ,… menggunakan jari kita bilangan – bilangan yang dikenalkan tersebut
adalah merupakan anggota bilangan asli.
Soal 1
1 + 2 = 3
Kita tahu bilangan 1 , 2 , dan 3 adalah bilangan asli
Kesimpulannya :
hasil dari penjumlahan 2 bilangan asli akan menghasilkan bilangan asli
Soal 2
5 + ...=2
Bagaimana cara penyelesaian pada soal di atas ? Apakah kalimat di atas selalu dapat
dilengkapi dengan bilangan asli ?
2
Bandingkan 2 soal di bawah ini !
“ a + . . . = b” 1 + ...= 3 “ a + . . . = b” 5 + ...=2
penyelesaiannya : penyelesaiannya :
3
bilangan 2, karena arah anak panah adalah
mundur maka bilangan yang dicari bernilai
negatif kemudian hitung berapa langkah anak
panah mundur dari posisi awalnya, setelah
dihitung di dapat 3 langkah mundur maka
bilangan yang dicari adalah bilangan ( – 3 ).
Maka 5 + ( – 3 ) = 2
Maka kesimpulan dari dua soal diatas adalah hasil dari operasi penjumlahan atau
pengurangan tidak selalu hasil akhirnya bilangan asli terbukti pada
soal 1 soal 2
1 + 2 = 3 5 + ( -3 ) = 2
Bilangan asli Bilangan Bulat Negatif
Untuk mengenalkan konsep operasi hitung pada bilangan bulat dapat dilakukan dengan 3
tahap, yaitu :
4
Bilangan bulat mulai dikenalkan pada siswa sekolah dasar kelas 5, dalam
kaitan mengenalkan bilangan bulat pada siswa harus disesuaikan dengan
perkembangan mental anak yaitu pada tahap pengenalan awal siswa di berikan
penjelasan dan penanaman konsep operasi hitung dalam hal ini penjumlahan dan
pengurangan secara konkret yang kemudian dikembangkan menuju pemahaman yang
abstrak.
Contoh :
Soal 1
5 + ( -3 ) = ….
5
Langkah
1. Ambil 5 bagian koin sisi
positif 5 Koin positif
Selain alat peraga manik-manik di atas, terdapat alat peraga lain yang dapat
dijadikan media untuk menjelaskan operasi hitung pada bilangan bulat, yaitu: tangga
garis bilangan, pita garis bilangan, dan balok garis bilangan. Ketiga alat tersebut
merupakan alat yang biasa digunakan untuk mengenalkan atau melakukan operasi
hitung dasar pada sistem bilangan bulat. Penerapannya dapat disesuaikan dengan
kondisi kelas. Dapat diperankan oleh siswa dengan melakukan lomcatan-loncatan
maju atau mundur, mengahadp ke kiri atau ke kanan sesuai dengan bilangan yang
akan dioperasikan.
Pita garis bilangan adalah alat bantu yang terbuat dari karton yang dalam
penggunaannya memiliki prinsip kerja yang sama dengan tangga garis bilangan. Jika
pada tangga garis bilangan model peraga berupa siswa sendiri, maka dalam pita garis
bilangan peran siswa dapat digantikan oleh orang-orangan atau mobil-mobilan yang
terbuat dari karton juga atau miniatur orang-orangan dan mobil-mobilan.
6
Balok garis bilangan merupakan bentuk modifikasi dari tangga garis bilangan
maupun pita garis bilangan dengan pertimbangan bahwa alat ini lebih memenuhi
kriteria atau syarat pengadaan alat peraga (lebih kuat dan tahan lama). Model yang
digunakan untuk melakukan peragaan berupa wayang-wayangan (orang-orangan
ataupun mobilmobilan) Ketiga alat peraga tersebut prinsip kerjanya berpedoman pada
hukum kekekalan panjang, bahwa panjang keseluruhan sama dengan panjang masing-
masing bagian-bagiannya.
Seperti halnya alat peraga manik-manik, pada saat menggunakan alat peraga
balok garis bilangan harus pula memperhatikan prinsip kerja alat ini. Prinsip kerja
adalah sebagai berikut: 1). Posisi awal model harus berada pada skala nol. 2). Jika
bilangan pertama bertanda positif, maka sisi muka model menghadap ke bilangan
positif, kemudian melangkahkan model tersebut ke arah yang sesuai dengan besarnya
bilangan pertama tersebut. Proses yang sama dilakukan apabila bilangan pertamanya
bertanda negatif. 3). Jika model dilangkahkan maju, dalam prinsip operasi hitung
istilah maju diartikan sebagai tambah (+), sedangkan jika model dilangkahkan
mundur, istilah mundur diartikan sebagai kurang (-). 4). Gerakan maju atau
mundurnya model tergantung dari bilangan penambah dan pengurangnya. Untuk
gerakan maju, jika bilangan penambahnya merupakan bilangan positif, dan sebaliknya
jika bilangan penambahnya merupakan bilangan negatif, maka model bergerak maju
ke arah bilangan negatif. Untuk gerakan mundur, apabila bilangan pengurangnya
merupakan bilangan positif maka model bergerak mundur dengan sisimuka model
menghadap ke bilangan positif, dan sebaliknya apabila bilangan pengurangnya
merupakan bilangan negatif, maka model bergerak mundur dengan sisi muka model
menghadap ke bilangan negatif.
Pada tahap ini, pengerjaan operasi hitung pada bilangan bulat diarahkan
kepada bagaimana “menggunakan garis bilangan”. Cara kerja pada garis bilangan
pada prinsipnya sama dengan cara kerja pada balok, tangga, atau pita garis bilangan.
Untuk lebih jelasnya, dapat diperhatikan prinsip-prinsip kerja penggunaan garis
bilangan berikut ini agar tidak mengalami kesulitan dalam memperagakan di hadapan
siswa.
7
a. Setiap akan melakukan peragaan, posisi awal model harus selalu dimulai dari
bilangan atau skala 0 (nol).
b. Jika bilangan pertama bertanda positif, maka ujung anak panah di arahkan ke
bilangan positif dan bergerak maju dengan skala yang besarnya sama dengan bilangan
pertama, sedangkan pangkal anak panahnya mengarah pada bilangan negatif.
Sebaliknya, jika bilangan pertama bertanda negatif, maka ujung anak panah diarahkan
ke bilangan negatif dan gerakkan dengan skala besarnya sama dengan bilangan
pertama. Sedangkan pangkal anak panah mengarah ke bilangan positif.
c. Jika anak panah dilangkahkan maju, maka dalam prinsip operasi hitung, diartikan
sebagai penjumlahan. Sebaliknya, jika anak panah dilangkahkan mundur diartikan
sebagai pengurangan. Namun demikian, gerakan maju atau mundurnya anak panah
tergantung pada bilangan penambah atau pengurangnya. Untuk gerakan maju: apabila
bilangan penambahnya merupakan bilangan positif, maka gerakan maju anak panah
harus ke arah bilangan positif.sebaliknya, apabila bilangan penabahnya merupakan
bilangan negatif, maka gerakkan maju anak panah juga harus ke arah bilangan negatif.
Untuk gerakan mundur: apabila bilangan pengurangnya merupakan bilangan positif,
maka anak panah akan mundur dengan unung anak panahnya menghadap ke bilangan
positif. Sebaliknya apabila bilangan pengurangnya merupakan bilangan negatif, maka
anak panah akan mundur dengan ujung anak panahnya menghadap ke bilangan
negatif. Dalam penjumlahan, hasil akhir dilihat dari posisi akhir ujung anak panah,
sedangkan pada pengurangan, hasil akhir dilihat dari posisi akhir pangkal anak panah.
8
Tahapan – tahapan :
1. Mengenalkan bahwa hasil
dari operasi hitung bilangan
bulat positif dengan positif ( + ) + ( + ) = ( + ) 2 + 5 = 7
akan menghasilkan
bilangan positif
1. Jumlah bilangan bulat
positif dengan bilangan
bulat negatif hasilnya dapat
( + ) + ( – ) = ( + )2 + ( -5 ) = – 3-
berupa bulat positif atau
/ ( – ) 2 + 5 = 3
bilangan bulat negatif
tergantung dari bilangan –
bilangan yang dijumlahkan
1. Jumlah dua bilangan bulat
negatif dengan bilangan
( – ) + ( – ) = ( – ) -2 + ( – 2 ) = – 4
bulat negatif hasilnya
adalah negative
1. Sifat Tertutup
Maksud dari sifat tertutup adalah apabila kita menjumlahkan dua bilangan
bulat maka hasilnya adalah bilangan bulat atau himpunan dari bilangan bulat.
Contoh :
1 + 3 = 4 menghasilkan bilangan bulat yaitu 4 dan – 2
1 + ( -3 ) = -2
9
3. Sifat Pengelompokan ( Asosiatif )
Pada sifat asosiatif berlaku ketentuan ( a + b ) + c = a + (b + c )
Contoh :
(1 + 2 )+3 = 1 + ( 2 + 3)
3 + 3= 1 + 5
6= 6
1. Sifat Tertutup
Maksud dari sifat tertutup adalah apabila kita mengurangkan dua bilangan
bulat maka hasilnya adalah bilangan bulat atau himpunan dari bilangan bulat.
Contoh :
4– 2 = 2 hasilnya adalah bilangan bulat 2 dan – 2
1 – 4 = -2
10
Contoh :
-3 – 0 = -3
0 –5 =–5
KEGIATAN BELAJAR 2
Perkalian dan Pembagian Pada Bilangan Bulat serta Sistem Persamaan Linear
Pada Kegiatan belajar 2 akan dibahas tentang materi pengayaan tentang operasi
hitung bilangan bulat dengan tujuan pada saat mengajarkan ke siswa guru lebih mempunyai
bekal wawasan yang cukup dalam penyampaian konsep.
Sebelum membahas tentang operasi perkalian bilangan bulat mari terlebih dahulu
memahami konsep perkalian.
Contoh:
3x4 diartikan dengan 4+4+4 = 12
4x3 diartikan dengan 3 + 3 +3 + 3 = 12
11
Maka dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa operasi perkalian pada suatu
bilangan dapat diartikan dengan penjumlahan berulang.
a x b = b + b + b + …sebanyak a kali
Dengan konsep tersebut guru dapat menjelaskan konsep perkalian bilangan bulat kepada
siswa dengan peraga perkalian bilangan bulat berupa balok garis.
Contoh :
1) a x b dengan a > 0 dan b > 0
3x2=
Cara :
12
4) a x b dengan a < 0 dan b < 0
-3 x -2 =
Cara :
Secara umum pada operasi perkalian dalam himpunan bilangan bulat memenuhi sifat :
1. Tertutup;
2. Komutatif (Pertukaran);
3. Asosiatif ( Pengelompokkan);
4. Memiliki unsur identitas perkalian yaitu 1;
5. Distributif perkalian terhadap penjumlahan dan distributif perkalian terhadap
pengurangan
13
Contoh :
-6 : 2 =
-6 : -2 =
14
Contoh :
x+3 =9
ó x + 3 + ( -3 ) = 9 + ( -3 ) kedua ruas ditambah ( -3 )
óx+0=6 sifat identitas penjumlahan
óx=6
HP : { 6 }
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17