Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS DUNGALIYO
Jl. Moerad Kakoe Desa Botubulowe Kec. Dungaliyo Kode Pos 96271
Email : Pkmdungaliyo@yahoo.co.id

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS DUNGALIYO


NOMOR : 114 TAHUN 2018

TENTANG
TRIASE DI PUSKESMAS DUNGALIYO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA PUSKESMAS DUNGALIYO,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja di


Puskesmas Dungaliyo dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu khususnya Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP);
b. bahwa untuk menjamin terselenggaranya mutu pelayanan klinis
di Puskesmas Dungaliyo khususnya pelayanan kegawat
daruratan, maka perlu diatur dalam Keputusan Kepala
Puskesmas Dungaliyo Tahun 2018.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 1999


tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144);
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 296
Tahun 2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama dan Tempat Praktek
Mandiri.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS DUNGALIYO TENTANG
TRIASE;
Kedua : Pedoman Triase yang dilampirkan ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan surat keputusan ini;
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Dungaliyo
Pada tanggal : 31 Maret 2018
KEPALA PUSKESMAS DUNGALIYO,

HAYS N. KUENGO
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS DUNGALIYO
NOMOR : 107 Tahun 2018
TANGGAL : 31 Maret 2018
TENTANG : TRIASE

PEDOMAN TRIASE

BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang

Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan
serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau
menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan
prioritas penanganannya. Triase merupakan usaha pemilahan korban sebelum
ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma atau penyakit dengan
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada.

Triase adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan


berat ringannya kondisi klien/kegawatannya yang memerlukan tindakan segera.
Dalam triase, perawat dan dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu (respon
time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5 menit.

B. Tujuan

Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan
tingkat kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan
penanganan dan sumber daya yang ada.

C. Sasaran

Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas


Dungaliyo baik dokter, perawat, ataupun bidan.
BAB II

RUANG LINGKUP

Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang harus


didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang
timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :

a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.

b. Dapat mati dalam hitungan jam.

c. Trauma ringan.

d. Sudah meninggal.

Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas Dungaliyo dapat


dilakukan dengan :

a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban.

b. Menilai kebutuhan medis.

c. Menilai kemungkinan bertahan hidup.

d. Menilai bantuan yang memungkinkan.

e. Memprioritaskan penanganan definitive.

f. Tag warna.
BAB III

TATA LAKSANA

Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang Tindakan/UGD Puskesmas


Dungaliyo, perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan
riwayat singkat dan melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital,
misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di brankar sebelum mengarahkan
ke ruang perawatan yang tepat. Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan
cepat, tidak lebih dari 5 menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian
perawat penanggung jawab pasien. Perawat dan dokter bertanggung jawab untuk
menempatkan pasien di area pengobatan yang tepat. Tanpa memikirkan dimana
pasien pertamakali ditempatkan setelah triase, setiap pasien tersebut harus dikaji
ulang oleh perawat sedikitnya setiap 30 menit. Untuk pasien yang dikategorikan
sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat, pengkajian dilakukan setiap 1
menit. Setiap pengkajian ulang harus didokumentasikan dalam rekam medis.
Informasi baru akan mengubah kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di area
pengobatan. Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif
bahwa pasien mengalami gangguan pada airway, breathing dan circulation, maka
pasien ditangani dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan
data subyektif sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data
pengkajian kemudian dilengkapi dengan data subyektif yang berasal langsung dari
pasien.

Kategori triase Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :

a. Segera - Immediate (Warna Merah).

b. Tunda - Delayed (Warna Kuning).

c. Minimal (Warna Hijau).

d. Expectant (Warna Hitam).

Segera - Immediate

Pasien mengalami cedera mengancam kiwa yang kemungkinanbesar dapat hidup


bila ditolong segera.

Tunda - Delayed

Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.

Minimal

Pasien mendapat edera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan.
Expectant

Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun mendapat


pertolongan.

Alur proses triase.

a. Pasien datang diterima petugas Ruang Tindakan/UGD.

b. Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas)
untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat dan mencatat waktu datang
pasien.

c. Bila jumlah penderita/korban melebihi kapasitas ruangan Ruang Tindakan/UGD,


maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan Ruang Tindakan/UGD).

d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan prioritas pelayanan

dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam.

e. Pasien kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan di Ruang


Tindakan/UGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien dapat
dirujuk ke Rumah Sakit setelah dilakukan stabilisasi.

f. Pasien kategori triage kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut hingga
dapat diobservasi dan menunggu giliran setelah pasien kategori triage merah selesai
ditangani.

g. Pasien kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila
memungkinkan dapat dipulangkan.

h. Pasien kategori triage hitam jika sudah dinyatakan meninggal dikembalikan


keluarga.
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan pemantauan


dengan tepat dan mengkomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan. Pada
tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi :

a. Waktu dan datangnya pasien.

b. Keluhan utama.

c. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan.

d. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat.

e. Penempatan di area penanganan yang tepat.

f. Permulaan intervensi.

Petugas Ruang Tindakan/UGD harus mengevaluasi secara kontinu perawatan


pasien berdasarkan hasil yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan
pasien ke arah hasil dan tujuan serta harus mendokumentasikan respon pasien
terhadap intervensi pengobatan dan perkembangannya. Proses dokumentasi triase
menggunakan Form Rekam Medis.

KEPALA PUSKESMAS DUNGALIYO,

HAYS N. KUENGO

Anda mungkin juga menyukai